Anda di halaman 1dari 31

Frequently Ask Question

for e-filing
1. Apa yang dimaksud dengan e-filing?

Jawaban:

e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara on-
line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak
(www.djponline.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau
Application Service Provider (ASP). (dalam PMK 243/PMK.03/2014 e-
filing berubah menjadi saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak sesuai dengan perkembangan teknologi informasi)
2. Apa keuntungan dari penyampaian SPT Tahunan secara e-filing
melalui Situs DJP?

Jawaban:

Keuntungan dari penyampaian SPT Tahunan secara e-filing melalui


www.djponline.pajak.go.id adalah:
 dapat dilakukan dimana saja sehingga tidak perlu antri di KPP;
 pengisian SPT lebih mudah;
 biaya relatif lebih murah; dan
 proses penyampaian SPT lebih cepat.
3. Siapa yang dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing
melalui Situs DJP?

Jawaban:

Yang dapat menyampaikan SPT tahunan melalui e-filing pada situs


www.pajak.go.id adalah Wajib Pajak yang telah :
 memiliki EFIN (Pasal 2 ayat (2) Per-41/PJ/2015) ;
 melakukan aktivasi EFIN (Pasal 4 ayat (1) Per-41/PJ/2015) ; dan
 mendaftarkan diri pada laman DJP online . (Pasal 3 ayat (1) Per-
41/PJ/2015)
4. Apa kriteria WP yang dapat menyampaikan SPT Tahunan
menggunakan Formulir 1770S?

Jawaban:

WP yang dapat menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Formulir


1770S adalah WP Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
 dari satu atau lebih pemberi kerja;
 dari dalam negeri lainnya; dan/atau
 yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final.
(Pasal 2 ayat 1 Per-19/PJ/2014)
5. Apa kriteria WP yang dapat menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Formulir 1770SS?

Jawaban:

WP yang dapat menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Formulir 1770S adalah WP Orang Pribadi
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
 mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas, dan
 jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000 (enam puluh juta rupiah) dalam 1 tahun pajak.
Catatan :
yang dimaksud dengan jumlah penghasilan bruto adalah seluruh penghasilan selain penghasilan dari
usaha dan/atau pekerjaan bebas.
Suami-isteri yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan
jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun ,
namun memiliki status perpajakan PH atau MT wajib melaporkan penghasilan dan penghitungan
Pajak Penghasilan dengan menggunakan Fomulir SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi 1770 S, bukan menggunakan Formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 SS ini.

Dasar Hukum :
1. Lampiran Per 36/PJ/2015
2. Petujuk Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Sangat sederhana (Formulir SPT 1770 SS)
6. Apa yang harus dilakukan agar Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi (OP)
dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing melalui
www.djponline.pajak.go.id?

Jawaban:

Langkah-langkah yang dilakukan WP agar dapat menyampaikan SPT Tahunan


secara e-filing melalui www.djponline.pajak.go.id adalah sebagai berikut:
 Mengajukan permohonan aktivasi e-FIN ke KPP terdekat (bagi yang
melaporkan melalui ASP, juga harus mengaktifkan e-FIN, untuk WP badan,
harus di KPP terdaftar, tidak bisa dikuasakan/ diwakilkan,
 Setelah e-FIN aktif, WP mendaftarkan diri melalui www.djponline.pajak.go.id,
 Setelah mendaftarkan diri melalui www.djponline.pajak.go.id, WP mengisi dan
menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing.
7. Apakah yang dimaksud dengan e-FIN?

Jawaban:

e-FIN (Electronic Filing Identification Number) adalah nomor identitas yang


diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang melakukan
transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal Pajak.
(Pasal 1 angka 9 Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-01/PJ/2017)
8. Apa yang harus dilakukan WP untuk memperoleh e-FIN?

Jawaban:

Seluruh WP sudah memiliki e-FIN, hanya saja e-FIN tersebut perlu diaktivasi sebelum digunakan oleh
WP.
Tata Cara aktivasi e-FIN :
 permohonan aktivasi e-FIN dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri tidak diperkenankan untuk dikuasakan
kepada pihak lain;
 Wajib Pajak mengisi, menandatangani dan menyampaikan Formulir Permohonan Aktivasi e-FIN
dengan mendatangi secara langsung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) terdekat dan lokasi lain yang ditentukan oleh KPP
atau KP2KP;
 Wajib Pajak menunjukan asli dan menyerahkan fotokopi dokumen berupa:
1. identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dalam hal Wajib Pajak merupakan warga
Negara Indonesia atau Paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP) dalam hal Wajib Pajak merupakan warga negara asing; dan
2. kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Surat Keterangan terdaftar (SKT)
 menyampaikan alamat e-mail aktif yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam rangka
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan.
(Pasal 4 ayat (3) Per-41/PJ/2014)
9. Apakah WP OP dapat mengajukan permohonan aktivasi e-FIN ke
KP2KP?

Jawaban:

Ya, Wajib Pajak dapat melakukan permohonan aktivasi e-FIN ke KP2KP.


10. Apa saja yang harus dicantumkan pada saat mendaftar e-filing
melalui Situs DJP harus dilakukan oleh WP?

Jawaban:

WP yang sudah melakukan aktivasi e-FIN harus mendaftarkan diri


melalui www.djponline.pajak.go.id dengan mencantumkan:
 alamat surat elektronik (e-mail address); dan
 nomor telepon genggam (handphone),
untuk pengiriman kode verifikasi, notifikasi dan Bukti Penerimaan
Elektronik.
(Per-1/PJ/2017)
11. Apakah yang dimaksud dengan Kode Verifikasi?

Jawaban:

Kode verifikasi adalah sekumpulan angka atau huruf atau kombinasi


angka dan huruf yang dihasilkan oleh sistem informasi Direktorat
Jenderal Pajak atau dari perangkat yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak yang digunakan untuk keamanan dalam proses
penyampaian SPT Elektronik.
(Pasal 1 angka 11 Per-01/PJ/2017)
12. Apakah yang dimaksud dengan notifikasi?

Jawaban:

Notifikasi adalah pemberitahuan kepada Wajib Pajak mengenai status


SPT Elektronik yang disampaikan melalui saluran tertentu seperti DJP
Online.
(Pasal 1 angka 12 Per-01/PJ/2017)
13. Apakah yang dimaksud dengan Bukti Penerimaan Elektronik?

Jawaban:

Bukti Penerimaan Elektronik adalah informasi yang meliputi nama,


Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, dan Nomor Tanda Terima
Elektronik yang tertera pada hasil cetakan bukti penerimaan, dalam hal
penyampaian SPT Elektronik dilakukan melalui laman Direktorat
Jenderal Pajak, atau informasi yang meliputi nama, Nomor Pokok Wajib
Pajak, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik dan Nomor
Transaksi Pengiriman serta nama Penyalur SPT Elektronik, yang tertera
pada hasil cetakan bukti penerimaan, dalam hal penyampaian SPT
Elektronik dilakukan melalui Penyalur SPT Elektronik, yang berfungsi
sebagai tanda terima penyampaian SPT Elektronik.
14. Bagaimana jika WP lupa password e-filing dan/atau lupa email
yang digunakan ?

Jawaban:

Klik lupa password kemudian masukkan nomor e-FIN pada aplikasi


efiling dan ikuti langkah selanjutnya.
15. Data e-filing apabila sudah diisi namun belum selesai apakah
memang langsung hilang dan tidak bisa disimpan dalam bentuk
draft?

Jawaban:

Pengisian melalui e-filing harus diselesaikan sampai halaman terakhir


sampai langkah sebelum “kirim SPT”, apabila belum sampai tahap
tersebut, maka data isian belum tersimpan.
16. Apakah bisa untuk melaporkan SPT Tahunan OP tahun 2010 ke
bawah melalui djponline ?

Jawaban:

tidak bisa, Saat ini aplikasi e-filing (djponline.pajak.go.id) tidak bisa


melaporkan SPT Tahunan OP tahun 2012 ke bawah, secara sistem
sudah diblok.
17. Bagaimana cara melaporkan SPT Tahunan dengan e-Form ?

Jawaban:

Alur dan Tata Cara lapor SPT Online dengan e-Form DJP Online:
a. Masuk ke djponline.pajak.go.id dengan akun DJP Online
b. Tambah hak akses e-Form pada bagian profil (jika belum ada)
c. pilih layanan e-Form
d. masuk ke Dashboard atau klik menu Buat SPT pada bagian atas halaman
e. Pilih jenis SPT, Tahun Pajak dan Kode Pembetulan
f. Download e-Form dan aplikasi viewer, sedangkan token dikirim ke email WP
g. isi SPT di aplikasi e-Form secara offline
h. masukkan token dan klik tombol submit setelah anda terhubung dengan jaringan
internet
i. kirim SPT
j. Bukti pemerimaan Elektronik dikirim ke email WP
18. Ketika akan mensubmit e-Form selalu gagal, ada notifikasi "pastikan
anda mengisi field dengan benar dan tersambung dengan internet, jika
kesalahan ini masih muncul ada kesalahan koneksi internet anda ke server,
itu kenapa?

Jawaban:

Untuk mensubmit e-Form pastikan semua kolom terisi, jika ada kolom yang tidak
terisi maka tidak akan bisa mensubmit e-Form tersebut. Apabila sudah dipastikan
terisi semua tetapi masih muncul notifikasi tersebut ada kemungkinan koneksi
internetnya terganggu. (seluruh kolom yang wajib diisi disarankan tetap diisi
menggunakan karakter tertentu misalnya tanda “-“)
19. Bagaimana cara penyampaian SPT Tahunan 1770S dan 1770 SS melalui Laman DJP?
Jawaban:
Tata Cara dan Prosedur Pelaporan SPT Elektronik dengan mengisi Aplikasi SPT Elektronik melalui
laman Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
a. Wajib Pajak mengakses laman DJP Online (djponline.pajak.go.id) atau laman yang ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
b. Wajib Pajak melakukan pengisian SPT sesuai petunjuk yang tertera dalam aplikasi dan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. Dalam hal pengisian Aplikasi SPT Elektronik menunjukkan status kurang bayar, Wajib Pajak harus
mencantumkan NTPN atas pembayaran pajak yang kurang bayar tersebut sebagai bukti
pembayaran.
d. Dalam hal Wajib Pajak telah meyakini kebenaran data yang diisikan, Wajib Pajak melanjutkan pada
proses penyimpanan SPT Elektronik.
e. Wajib Pajak yang telah mengisi Aplikasi SPT Elektronik meminta kode verifikasi pada laman
Direktorat Jenderal Pajak atau menggunakan kode verifikasi dari perangkat yang ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
f. Penyampaian SPT Elektronik dibubuhi tanda tangan elektronik dengan memasukkan kode verifikasi
sebagaimana dimaksud pada huruf e.
g. Wajib Pajak melanjutkan dengan proses pengiriman SPT Elektronik pada laman Direktorat Jenderal
Pajak.
(Lampiran IV Per-01/PJ/2017)
20. Bagaimana cara WP menyampaikan dokumen yang menjadi lampiran SPT
Tahunan PPh yang SPT Tahunan PPh-nya disampaikan dengan cara e-filing melalui
Situs DJP?
Jawaban:
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan 1770 S
atau 1770 SS dengan status nihil atau kurang bayar melalui saluran tertentu (e-filing DJP
online) tidak diharuskan untuk menyampaikan atau mengunggah keterangan dan/atau
dokumen yang disyaratkan sebagai berikut:
a. fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong Pajak Penghasilan;
b. bukti pembayaran;
c. Surat Kuasa Khusus;
d. surat keterangan kematian;
e. penghitungan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun berikutnya;
f. perhitungan Pajak Penghasilan terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau
mempunyai NPWP sendiri; dan/atau
g. fotokopi bukti pembayaran zakat atau sumbangan keagamaan yang bersifat wajib.
(Pasal 3 ayat (2) Per-01/PJ/2017)
21. Bagaimana cara pengisian daftar harta pada SPT 1770 dan 1770 S ?

Jawaban:

Pengisian daftar harta pada SPT 1770 dan SPT 1770 S:


 Kode harta di isi sesuai dengan PER 36/PJ/2015. Daftar kode harta ada di
bagian lampiran.
 Nama harta di isi sesuai dengan nama harta yang dimiliki.
 Tahun perolehan adalah tahun pembelian atau tahun memperoleh harta.
 Harga perolehan adalah harga perolehan dari masing-masing harta. Untuk
tabungan adalah nilai pada akhir tahun pajak bersangkutan.
 Keterangan diisi dengan keterangan lain yang dianggap perlu seperti NOP
atau BPKB.
22. Tata Cara Pengisian harta/aset di SPT Tahunan, apakah diisi
ulang dari harta-harta sebelumnya juga? Karena sudah pernah di
laporkan di SPT Tahunan tahun pajak sebelumnya.

Jawaban:

Berdasarkan petunjuk pengisian SPT Tahunan PPh OP (Per-


36/PJ/2015) harta diisi dengan harta yang dimiliki/dikuasai pada akhir
tahun pajak.Jadi kalau ada harta dari tahun lalu, tapi sampai dengan
akhir tahun pajak bersangkutan harta tersebut masih ada, maka tetap
dilaporkan di SPT Tahunan Tahun Pajak bersangkutan.
23. Bagaimana tata Cara pengisian pada lampiran harta terkait Wajib Pajak
yang mengikuti Tax Amnesty?
Jawaban: No SPH Jenis
Tahun Perolehan/ Tahun Harga Perolehan/ Jumlah
Pinjaman Pinjaman

1. Harta pada Lampiran Kas/Setara Tahun Perolehan Sebenarnya Nilai Nominal Akhir Tahun Pajak
A1 Kas

Selain Tahun Perolehan Sebenarnya Harga Perolehan


Kas/Setara
Kas

2. Utang Pada Lampiran Utang Tahun Pinjaman Sebenarnya Sisa Utang pada Akhir Tahun Pajak
A2 yang Masih Harus Dilunasi

3. Harta pada Lampiran Kas/Setara Tahun Surat Keterangan Nilai Nominal Akhir Tahun Pajak
B1, C1, dan D1 Kas Diterbitkan

Dalam hal mata uang selain Rupiah,


ditranslasi dengan menggunakan
kurs Akhir Tahun Pajak

Selain Tahun Surat Keterangan Nilai Wajar pada SPH


Kas/Setara Diterbitkan
Kas

Harta pada lampiran C1 SPH yang dilakukan pengalihan ke dalam wilayah NKRI diisi dengan
harta yang diperoleh setelah pengalihan

4. Harta pada Lampiran Utang Tahun Surat Keterangan Sisa Utang pada Akhir Tahun Pajak
B2, C2, dan D2 Diterbitkan yang Masih Harus Dilunasi
24. Suami-istri dengan NPWP yang berbeda masing-masing mendapatkan
penghasilan sebagai pegawai, bagaimana cara pelaporan SPT Tahunan?

Jawaban:

Konsekuensi dari memiliki NPWP yang berbeda antara suami dan istri adalah masing-
masing harus melaporkan SPT tahunan PPh. Walaupun melaporkan SPT secara sendiri-
sendiri namun pengenaan PPhnya didasarkan pada penghasilan neto gabungan suami dan
istri tersebut dan besarnya PPh yang harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri
dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto mereka. (Pasal 8 ayat (2) dan
ayat (3) UU PPh).Contoh penghitungan dapat dilihat pada lampiran PER-36/PJ/2015.
Pelaporan SPT Tahunannya tidak boleh menggunakan formulir 1770 SS walaupun jumlah
penghasilan bruto gabungannya tidak melebihi Rp 60.000.000 (petunjuk pengisian SPT
tahunan PPh WP OP Sangat Sederhana formulir 1770 SS dalam Lampiran V Per-
36/PJ/2015).
Mekanisme ini berlaku untuk status PH/MT (Pisah Harta/Memilih Terpisah).
25. Bagaimana pengisian SPT bagi istri yang gabung NPWP dengan suami ?

Jawaban:

Bagi istri yang NPWPnya bergabung dengan suami maka penghasilannya dilaporkan dalam
SPT suami. Dalam hal istri bekerja pada satu pemberi kerja dan penghasilan tersebut telah
dipotong PPh Pasal 21, maka penghasilan istri tersebut dilaporkan dalam SPT suami pada
formulir 1770 III bagian A angka 15 atau pada formulir 1770S II bagian A angka 13.

Dalam hal istri bekerja pada lebih dari satu pemberi kerja, maka penghasilan istri tersebut
dilaporkan dalam SPT suami pada formulir 1770 I bagian C atau formulir Induk 1770S bagian
A angka 1, dan PPh Pasal 21 yang dipotong dilaporkan pada formulir 1770 II Bagian A atau
formulir 1770S I bagian C.

Dalam hal penghasilan istri berasal dari usaha atau pekerjaan bebas, maka penghasilan
tersebut dilaporkan dalam SPT suami dengan menggunakan formulir 1770 I bagian A atau
1770 I bagian B.
26. Tahun 2016 bekerja sebagai pegawai tetap, tapi di bulan februari berhenti bekerja
dan mendapatkan bukti potong PPh Pasal 21 hanya untuk bulan januari-februari.
Setelah berhenti bekerja, mendapatkan penghasilan serabutan dan tidak
mendapatkan bukti potong, bagaimana cara pelaporan SPT Tahunan?
Jawaban:
Jika yang dimaksud dengan penghasilan serabutan disini adalah penghasilan dari usaha
atau pekerjaan bebas, maka Wajib Pajak melaporkan SPT tahunan PPh dengan
menggunakan form 1770 (Pasal 1 Per-34/PJ/2010 stdtd Per-36/PJ/2015) dengan cara
melaporkan penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas tersebut pada form 1770 I
bagian A atau bagian B dan penghasilan sebagai pegawai dilaporkan pada formulir 1770 I
bagian C.

Jika yang dimaksud dengan penghasilan serabutan disini adalah penghasilan sebagai
pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas (berupa upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan), maka Wajib Pajak
melaporkan SPT tahunan PPh dengan menggunakan formulir 1770 S (jika jumlah
penghasilan bruto melebihi Rp 60 juta) atau formulir 1770 SS jika jumlah penghasilan bruto
tidak melebihi Rp 60 juta. (Pasal 2 dan Pasal 3 Per-34/PJ/2010 stdtd Per-36/PJ/2015).
27. Formulir apa yang digunakan jika Suami-isteri yang mempunyai
penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan
jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 setahun (
Status PH dan MT ) ?

Jawaban:

Formulir yang harus digunakan oleh masing-masing suami-istri adalah


formulir 1770 S walaupun jumlah penghasilan bruto gabungannya tidak
melebihi Rp 60.000.000 (petunjuk pengisian SPT tahunan PPh WP OP
Sangat Sederhana formulir 1770 SS dalam Lampiran V Per-36/PJ/2015).
28. Bagaimana mekanisme pengisian bukti potong baik A1 dan A2
di SPT Tahunan PPh OP ?

Jawaban:

Pengisian yang dilakukan oleh Wajib Pajak jika mendapatkan bukti


potong A1 dan/atau A2 di masing-masing SPT adalah sebagai berikut :
 SPT 1770 , bukti potong dilaporkan pada form 1770 II bagian A.
 SPT 1770 S, bukti potong dilaporkan pada form 1770 S – I bagian C.
 SPT 1770 SS, pemotongan PPh dilaporkan pada bagian A angka 7
yaitu sebesar jumlah PPh pasal 21 dari bukti potong 1721 A1 atau
1721 A2 dan / atau bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang tidak
bersifat final.
29. Apakah perbedaan pengguna SPT 1770, 1770 S dan 1770 SS ?

Jawaban:

SPT 1770 digunakan oleh wajib pajak yang mempunyai penghasilan :


a) Dari usaha/pekerjaan bebas;
b) Dari satu atau lebih pemberi kerja;
c) Yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final; dan/atau
d) Dalam negeri lainnya/luar negeri.
SPT 1770 S digunakan oleh wajib pajak yang mempunyai penghasilan :
a) Dari satu atau lebih pemberi kerja;
b) Dalam negeri lainnya; dan/atau
c) Yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final.
SPT 1770 SS digunakan oleh wajib pajak yang mempunyai penghasilan :
a) Selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas;
b) Jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah) setahun
30. WP orang pribadi yang merupakan pensiunan yang tidak ada
penghasilan lagi selain dari pensiunan apakah wajib lapor SPT Tahunan
PPh ?

Jawaban:

Sesuai pasal 18 PMK 243 Tahun 2014 disebutkan bahwa Wajib Pajak orang
pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan
neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak
Orang Pribadi.

Dengan demikian , seorang pensiunan atau WP OP lainnya tidak wajib


melaporkan SPT tahunan PPh jika penghasilan nettonya tidak melebihi ptkp.
Namun apabila penghasilan nettonya melebihi ptkp maka WP wajib melaporkan
SPT tahunan PPh walaupun hanya seorang pensiunan.

Anda mungkin juga menyukai