Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diagnostik dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnosa penyakit klien atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon
klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah,
kemampuan klien untuk mengatasi masalah.
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau spesimen darah
beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah, antara lain: Albuminum,
asam urat, gula darah, hematocrit, haemoglobin, trombosit, kolestrol, dll.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan persiapan pemeriksaan diagnostik ?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan diagnostik ?
3. Bagaimana persiapan pemeriksaan diagnostik?
4. Apa saja persiapan pengambilan spesimen?
5. Bagaimana proses persiapan pengambilan sepsimen darah?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat lebih memahami masalah persiapan seputar pemeriksaan
diagnostik dan pengambilan sepsimen darah , sehingga mahasiswa dapat mengatasi masalah
dengan tanggung jawab tenaga kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Diagnostik dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnosa penyakit klien atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon
klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah,
kemampuan klien untuk mengatasi masalah.
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
1. Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. karena
tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Memperhatikan apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam
formulir , untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu
persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir
dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis
kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan
yang sedang diberikan
b. Persiapan penderita
a. Puasa
b. Obat
c. Waktu pengambilan
d. Posisi pengambilan
e. Cara pengambilan sampel

2
c. Penanganan awal sampel dan transportasi
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini.
Yang harus dilakukan :
1. Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir.
2. Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
3. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
4. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
5. Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri
2. Interpretasi Data
a. Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan
bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.
b. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk
melawan infeksi tersebut.
d. Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.
Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
kesehatan
e. Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah- masalah
yang akan muncul.
f. Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan
untuk penyelesaian masalah tersebut.
3. Validasi Data
Memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien,
keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.

3
Diagnosis dapat dibedakan menjadi 5 kategori
1. Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data
klinik yang diperoleh.
Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan ubuh
berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal
2. Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi
keperawatan .
3. Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial.
dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang gangguan
konsep diri.
4. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam
transisi dan tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.

2.2 JENIS-JENIS PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik yaitu :
1. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga
tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak,
jantung dan ginjal.
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar
x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)

4
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons
terhadap kemoterapi dan radiasi.
4. Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna.
Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
5. Colonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan
pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
6. CT Scan
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
7. Mamografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk
mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.
8. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada bagian kepala klien.
Indikasi : epilepsy, trauma capitis
9. Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung indikasi :
Miocard Infark (MCI), Angna fektoris, gagal jantung.

2.3 PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Persiapan alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter
sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
2. Pengambilan darah
Yang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket)
semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel.
Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung

5
pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos
atau mengandung antikoagulan.
3. Penampungan urin
Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat
dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira
2 liter dengan memakai pengawet urin.
4. Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain.
Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada
formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

2.4 PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH


1. Darah
A. Pengertian darah
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
B. Komposisi darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral,
oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea,
asam amino, dan glukosa.
Korpuskuler (Bagian Padat Darah) , Sel Darah Merah (Eritrosit) , Sel Darah Putih
(Leukosit) , Keping Darah (Trombosit)
C. Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah).
Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi
utama darah adalah sebagai berikut:
a. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
b. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke
organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 –

6
37oC.
c. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah
putih & Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
D. Pengertian Pemeriksaan Spesimen Darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau spesimen darah
beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah, antara lain: Albuminum,
asam urat, gula darah, hematocrit, haemoglobin, trombosit, kolestrol, dll.

2. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan laboratorium


Pada pemeriksaan specimen darah, darah yang diambil yaitu darah vena,
kapiler, dan arteri.

Darah vena
Pemeriksaan darah vena biasanya diambil dari lipatan siku tangan dan dilakukan
untuk menentukan tes diagnostik.Pada orang dewasa biasanya diambil dari vena
median cubiti.Pada bayi, dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus
sagittalis superior.Memberikan informasi sistem hematologi dan sistem tubuh yang
lain. Berupa CBC (Complete Blood Count), elektrolit serum, dan kimia darah.
Penusukan vena kadang sulit, karena beberapa hal.Kulit pada orang muda kadang
sulit ditusuk karena tebal dan kuat.Pada pasien lansia, vena cendrung ‘lari’ saat
ditusuk dengan jarum atau adanya penebalan dan pengerasan vena oleh adanya
aterosklerosis.Pemeriksaan CBC digunakan tabung EDTA.
Cara pengambilan darah vena:

 Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.


 Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
 Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone iodium 10%, biarkan mengering,
lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
 Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 15° dengan lengan tangan.
 Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
 Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada volume darah yang
dibutuhkan.

7
 Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung mengalir ke
media.(media transport/SPS 0,05%àmikrobiologi, antikoagulanàpatologi klinik,
sediaan hapus darahàparasitologi)
 Pengeluaran darah/punksià1 cc/menit.
 Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah pengambilan darah dengan kapas
beralkohol 70%.
 Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat supaya darah berhenti
mengalir.

Darah kapiler
Digunakan pada pemeriksaan glukosa darah atau saat pengambilan vena gagal.Pada
orang dewasa biasanya diambil pada ujung jari tangan/ kaki atau daun telinga bagian
bawah.Pada tetesan pertama dibuang dengan menggunakan kapas kering, agar tidak
bercampur dengan alcohol.Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan
volume yang sedikit, biasanya untuk screening test.
Cara pengambilan darah kapiler:

 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering,
lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
 Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukkan arah tegak lurus
pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar bila yang akan diambil
spesimennya. Pada anak daun telinga tusukkan pinggirnya dan jangan sampai sisinya
mengeluarkan darah.
 Setelah penusukkan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas beralkohol dan
biarkan sampai darah tidak keluar.

Darah arteri
Dilakukan untuk pemeriksaan AGDA (Analisis Gas Darah Arteri) dan
elektrolit.AGDA dilakukan untuk mengetahui status respirasi atau status asam basa
darah klien.Area yang diambil adalah arteri radialis, brachialis atau femoralis.Berikan
penekanan dan waspadai adanya okulsi pada klien.Tanda okulsi arteri adalah
kesemutan pada tangan, tangan berwarna pucat dan tidak adanya denyut perifer.
Karena digunakan dalam pemeriksaan AGDA, prosedurnya adalah sebagai berikut:

8
 Tentukan daerah yang akan diambil darahnya
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering,
lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Siapkan syringe dengan spuit yang telah dilumuri antikoagulan heparin.
 Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke syringe.
 Kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.

3. Bentuk Pemeriksaan Dengan Spesimen Darah


Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau spesimen darah.
Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah, antara lain:

 Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT) atau alanin amoniotransferase.


Pemeriksaan SGPT dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol
3. Hindari hemolysis
4. Berikan label nama dan tanggal.

 Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang
disintesis oleh hepar.Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya gangguan
hepar seperti sirosis, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam
jumlah yang banyak.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat,2008:192)

 Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, anemia
asam folat, luka bakar, dan kehamilan.Terjadi peningkatan asam urat dapat

9
diindikasikan penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi, dan lain-lain.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-7 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Berikan label nama dan tanggal.

 Bilirubin (total, direct, dan indirect)


Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Pemeriksaan pada
bilirubin direct, dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh karena
batu atau neoplasma, hepatitis, dan sirosis.Pada bilirubin indirect, pemeriksaan dapat
mendeteksi adanya anemia, malaria, dan lain-lain.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Hindari hemolisis.
4. Berikan label nama dan tanggal.

 Estrogen
Pemeriksaan estrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala
menopause dan pasca menopause, serta stres psikogenik.Peningkatan nilai estrogen
dapat menunjukkan indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan, dan lain-lain.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Berikan label nama dan tanggal.

 Gas Darah Arteri (GDA)


Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan
asam basa yang disebabkan oleh karena gangguan respiratorik atau gangguan
metabolik.
Cara:

10
1. Ambil darah ± 1-5 ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan heparin.
2. Berikan label nama dan tanggal.

 Gula Darah Puasa


Pemeriksaan gula darah puasa dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau
reaksi hipoglikemik.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.

 Puasakan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan. Gula Darah Postprandial
Pemeriksaan gula darah postprandial bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes
atau reaksi hipoglikemik.Pemeriksaan dilakukan setelah makan.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena 2 jam setelah makan pagi atau siang.
2. Masukkan ke dalam tabung atau botol.

 Gonadotropin korionik manusia (Human Chorionic Gonadotropin-HCG)


Pemeriksaan HCG dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG
adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Hindari hemolisis.
4. Berikan label nama dan tanggal.

 Hematokrit
Pemeriksaan hematokrit dilakukan untuk mengukur perbandingan (dalam persen)
konsentrasi eritrosit dalam darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya anemia,
kehilangan darah, gagal ginjal kronis, serta defisiensi vitamin B dan C. Apabila terjadi
peningkatan hematokrit dapat diindikasikan adanya dehidrasi, asidosis, trauma,
pembedahan, dan lain-lain.
Cara:

11
1. Ambil darah ± 7 ml dari vena.
2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Berikan label nama dan tanggal.

 Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang dikandung sel darah merah yang mampu
mengikat oksigen.Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya
anemia dan penyakit ginjal.Peningkatan hemoglobin dapat menunjukkan indikasi
adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagl jantung kongestif, dan
lain-lain.
Cara:

1. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Hindari hemolisis.
4. Berikan label nama dan tanggal.

 Trombosit
Trombosit merupakan sel yang membantu penggumpalan darah jika terjadi
pendarahan.Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk mendeteksi adanya
trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan, dan trombositosis yang
menyebabkan peningkatan pembekuan.
Cara:

1. Ambil darah ± 5 ml dari vena


2. Masukkan pada tabung atau botol.
3. Berikan label nama dan tanggal.

 Masa Tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time-PPT), masa tromboplastin


parsial teraktivasi (Activation Partial Tromboplastin Time-APTT)
Pemeriksaan PTT/APTT bertujuan untuk mendeteksi variasi trombosit, memonitor
terapi heparin
Cara:

12
1. Ambil darah ± 7-10 ml dari vena.
2. Lakukan Pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis heparin.
3. Masukkan pada tabung atau botol.
4. Berikan label nama dan tanggal.
5. Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen darah antara lain pemeriksaan kadar
elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum keratinin,
kortisol, kolesterol, T3, T4, dan lain-lain.

4. Persiapan alat

 Lanset darah atau jarum khusus


 Kapas alcohol
 Kapas kering
 Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
 Bengkok
 Hand scoon
 Perlak dan pengalas

5. Prosedur kerja

 Mendekatkan alat
 Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur
 Memasang perlak dan pengalas
 Memakai hand scoon
 Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
 Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol
 Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
 Merapikan alat
 Melepaskan hand scoon

6. Volume darah yang diambil:

 10-20 ml dewasa
 1-5 ml anak-anak
 1-3 ml bayi

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

3.2 Saran
Kepada para pembaca diharapkan agar mencari tau lebih banyak lagi mengenai materi
Pemeriksaan diagnostik & specimen darah dari berbagai sumber sehingga memiliki wawasan
yg lebih luas lagi.

14

Anda mungkin juga menyukai