Anda di halaman 1dari 13

Percobaan V

Analisis Domain Waktu dan Transformasi Z


Nikolas N Sihombing(14S15049)
Tanggal Percobaan : 29-11-2017
ELS3103 Pengolah Sinyal Digital
Lab Dasar Teknik Elektro–Teknik Elektro

Institut Teknologi Del

pada dunia nyata, seperti u(n) dan nu(n), dimana transformasi


Abstrak— In this module students will learn abut analysis Z Fourier tidak bisa digunakan. Kedua, respon transien atas suatu
and Z transformation. Students will discussed an extension or sistem akibat kondisi awal atau akibat perubahan masukan tidak
an extension of the discrete-time Fourier transform to solve two bisa dikomputasi menggunakan pendekatan transformasi
problems that become weaknesses. In this practice students Fourier.
expected to understand bilateral Z transformation, important Oleh karena itu, pada bab ini akan dipelajari dan
figures of the transformation Z, some couples General didiskusikan ekstensi atau perluasan dari transformasi Fourier
transformation of Z, Z transformation, the representation waktu-diskrit untuk mengatasi dua masalah yang menjadi
system in domain Z, and the solutions to the equations of kekurangannya. Ekstensi ini disebut juga dengan transformasi
differences. And students will use several software MATLAB Z. Versi bilateralnya (dua-sisi) menyediakan suatu domain
dimaan lebih banyak kelas dan jenis runtun dan sistem dapat
Keyword: domain Z, Z transformation. dianalisa, sedangkan versi bilateralnya (satu-sisi) dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh respon sistem dengan kondisi
awal atau dengan perubahan masukan.
I. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai mahasiswa yaitu : 1.1. Transformasi Bilateral
✓ Praktikan memahami transformasi Z bilateral. Transformasi Z atas suatu runtun x(n) diberikan oleh
✓ Praktikan memahami watak-watak penting
transformasi Z
✓ Praktikan memahami beberapa pasangan umum
transformasi Z dimana z adalah suatu variabel kompleks. Himpunan nilai-nilai
✓ Praktikan memahami transformasi Z balik z sehingga X(z) ada disebu juga dengan ROC (region of
✓ Praktikan memahami representasi sistem dalam convergence) dan diberikan oleh
domain Z
✓ Praktikan memahami solusi atas persamaan perbedaan
Transformasi Z balik atas suatau fungsi kompleks X(z )
diberikan oleh

II. LANDASAN TEORETIS dimana C adalah suatau kontur dengan arah berlawanan jarum
Pada bab sebelumnya telah dipelajari tentang pendekatan jam yang memutari titik awal dan berada dalam ROC.
transformasi Fourier waktu-diskrit untuk mempresentasikan Komentar :
sinyal-sinyal diskrit menggunakan runtun-runtun eksponensial 1. Variabel kompleks z disebut juga dengan frekuensi
kompleks. Representasi ini secara nyata terbukti memiliki kompleks yang didefinisikan dengan z = |z|ej⍵, dimana
beberapa keuntungan bagi system LTI karena dia dapat z adalah attenuasi dan ⍵ adalah frekuensi riil.
mendeskripsikan sistem tersebut dalam domain frekuensi 2. Karena ROC pada persamaan 5.2 didefinisikan dengan
menggunakan fungsi respon frekuensi H(ej⍵). Komputasi atas suku magnitudo |z|, maka bentuk umum ROC berupa
respon steady-state sinusoidal sangat terbantu dengan adanya suatu cincin terbuka seperti yang ditunjukkan pada
H(ej⍵) . Bahkan, respon terhadap sembarang runtun gambar 5.1. Perlu diketahui bahwa ℛx- bisa saja nol
terjumlahkan secara absolut x(n) secara mudah dapat dan/atau ℛx+ bisa saja ∞.
dikomputasi dalam domain frekuensi dengan mengalikan 3. Jika ℛx+ < ℛx- maka ROC menjado ruang null dan
transformasi H(ej⍵) dan respon frekuensi H(ej⍵). Namun, masih transformasi Z tidak ada
terdapat dua kekurangan dalam pendekatan transformasi 4. Fungsi |z| = 1 (atau z = ej⍵) adalah suatu lingkaran
Fourier. Pertama, terdapat banyak sinyal-sinyal yang penting dengan radius unit (satu) dalam bidang dan disebut
pula dengan lingkaran unit. Jika ROC memuat
lingkaran unit, maka X(z) dapat dievaluasi pada
lingkaran unit

Oleh karena itu, transformasi Fourier waktu-diskrit X(ej⍵) dapat


dipandang sebagai suatu kasus yang spesial dari transformasi Z
X(z).

Dari beberapa observasi terhadap ROC pada ketiga contoh


yang ada, berikut disimpulkan beberapa watak ROC.
• ROC selalu dibatasi oleh suatu lingkaran karena syarat
konvergensi adalah magnitude |z|.
• Runtun x1(n) = an u(n) pada contoh 5.1 merupakan suatu
kasus spesial dari suatu runtun sisi-kanan, yang
didefinisikan sebagai suatu runtun x(n) yang bernilai nol
untuk n < n0. Dari contoh 5.1 dapat diperhatikan bahwa
ROC bagi runtun sisi-kanan selalu berada di luar suatu
lingkaran dengan radius ℛx-. Jika n0 ≥ 0, maka runtun sisi-
kanan disebut pula dengan runtun kasual.
• Runtun x2(n) = -bn u(-n - 1) pada contoh 5.2 merupakan
suatu kasus spesial dari suatu runtun sisi-kiri. Yang
didefinisikan sebagai suatu runtun x(n) yang bernilai nol
untuk n > n0. Jika n0 < 0, maka runtun yang dihasilkan
Dimana B(z) = z polinomial pembilang dan A(z) = z- a disebut dengan runtun antikasual. Dari contoh 5.2 dapat
polinomial penyebut. Akar-akar B(z) disebut dengan Nol dari diperhatikan bahwa ROC bagi runtun sisi-kiri selalu
X(z) dan akar-akar A(z) disebut dengan Kutub X(z). Pada berada di dalam suatu lingkaran dengan radius ℛx+.
contoh ini, X1(z) memiliki satu Nol pada titik awal z = 0 dan • Runtun x3(n) pada contoh 5.3 merupakan suatu runtun
satu Kutub pada z = a. Jadi x1(n) dapat juga direpresentasikan dua-sisi. ROC bagi runtun dua-sisi selalu berupa suatu
oleh suatu diagram Kutub-Nol dalam bidang-z dimana Nol cincin terbuka ℛx- < |z| < ℛx+, jika transformasi X3(z) ada.
dinotasikan dengan ‘o’ dan Kutub dinotasikan dengan ‘x’, • Runtun yang bernilai nol untun n < n1 dan n > n1 disebut
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2. dengan runtun berdurasi
berhingga. ROC bagi runtun seperti itu adalah
keseluruhan bidang-z. Jika n1 < 0, maka z= ∞ tidak
berada dalam ROC. Jika n2 > 0, maka z = 0 tidak berada
dalam ROC.
• ROC tidak bisa menyertakan suatu kutub karena X(z)
konvergen secara seragam di dalamnya.

Dalam pemrosesan sinyal digital, sinyal


diasumsikan kasual karena hampir semua data digital
diakusisi secara waktu-riil.

1.2. Watak-Watak Penting Transformasi Z


Watak transformasi Z adalah generalisasi watak
transformasi Fourier waktu-diskrit yang telah dipelajari pada
Dapat diperhatikan bahwa jika b = a pada contoh ini, maka bab sebelumnya. Akan disajikan watak-watak penting
X1(z) = X2(z) kecuali ROC mereka yang berbeda. Hal ini transformasi Z berikut ini tanpa perlu direpotkan dengan
mengimplikasikan bahwa ROC adalah fitur pembeda yang pembuktian.
menjamin keunikan dari transformasi Z. Oleh karena itu, ROC 1.2.1. Linieritas
berperan sangat penting dalam menganalisa sistem.

1.2.2. Penggeseran Sampel

1.2.3. Pergeseran Frekuensi


1.4. Transformasi Z Balik
Dari definisi pada persamaan 5.3 diketahui bahwa
1.2.4. Pelipatan komputasi transformasi Z balik memerlukan suatu evaluasi atas
suatu integral kontur kompleks yang cukup rumit. Pendekatan
yang paling praktis, yang sering digunakan para insinyur, adalah
menggunakan metode ekspansi fraksi parsial dengan
memberdayakan Tabel 5.1. Transformasi Z harus berupa fungsi
1.2.5. Konjugasi Kompleks
rasional agar lebih mudah diterapkan pada pemrosesan sinyal
digital.
Prosedur transformasi Z balik dapat disimpulkan berikut ini.
1.2.6. Differensiasi dalam domain-z Jika diberikan

1.2.7. Perkalian diekspresikan transformasi Z balik dapat


disimpulkan berikut ini. Jika dierikan

dimana C adalah suatu kontur tertutup yang


mengelilingi titik awal (titik pusat) dan terletak di
dalam ROC. dimana suku pertama pada sisi-kanan persamaan
1.2.8. Konvolusi di atas merupakan bagian rasional layak dan suku
kedua adalah bagian polinomial. Hal ini bisa
dilakukan lewat pembagian polinomial jika M ≥ N
Watak terakhir ini mentransformasikan operasi konvolusi menggunakan fungsi MATLAB deconv.
domain-waktu menjadi suatu perkalian antara dua fungsi. Selanjutnya dilakukan suatu ekspansi fraksi
Watak ini sangat berguna dalam pemrosesan sinyal digital. parsial pada bagian rasional layak dari X(z) untuk
Yaitu, jika X1(z) dan X2(z) adalah polinomial, maka hasilnya mendapatkan
dapat diimplementasikan
menggunakan fungsi MATLAB conv.

1.3. Beberapa Pasangan Umum Transformasi Z dimana ph adalah kutub ke-k dari X(z) dari Rk adalah sisa
pada pk. Diasumsikan bahwa kutubkutub tersebut berbeda satu
Menggunakan definisi transformasi Z dan watak- sama lain untuk masing-masing sisa
watak yang dimilikinya, maka dapat ditentukan
transformasi Z atas runtun-runtun yang umum
dijumpai. Daftar beberapa runtun umum dan
transformasi Z atas runtun tersebut diberikan pada Untuk kutub yang berulang, ekspansi pada persamaan 5.22
memiliki suatu bentuk yang lebih umum. Jika suatu kutub pk
tabel 3. muncul sebanyak r kali, maka ekspansi tersebut bisa
didefinisikan menjadi

dimana Rk.l dikomputasi menggunakan suatu formula yang


lebih umum, yaitu

Dan akhirnya, menggunakan relasi pada Tabel 5.1 didapatkan


Sekarang, dapat diketahui bahwa X(z) memiliki dua kutub:
z1 = 1 dan z2 = 1/3 ; dan karena ROC tidak dispesifikasi, maka sama seperti pada persamaan 5.27. Dengan cara yang
terdapat tiga kemungkinan ROC seperti yang ditunjukkan pada sama, untuk mengkonversi kembali menjadi bentuk fungsi
Gambar 5.5 rasional, diberikan skript MATLAB berikut ini.

sehingga didapatkan kembali

Contoh 5.5 Hitunglah transformasi Z balik atas

Solusi: Polinomial penyebut dapat dievaluasi begitu juga


dengan sisa-sisa menggunakan MATLAB.
1.5. Implementasi Transformasi Z Balik Menggunakan
Matlab
Sesuatu fungsi MATLAB residue tersedia untuk
mengkomputasi bagian sisa dan suku-suku polinomial atas
suatu fungsi rasional dalam z-1. Jika diberikan

yang merupakan suatu fungsi rasional yang di dalamnya


polinomial pembilang dan polynomial penyebut memiliki
pangkat dalam z-1. Kemudian [R,p,C]=residuez(b,a) dipakai Perhatikan bahwa polinomial penyebut dikomputasi
untuk menemukan sisa, kutub, dan suku-suku langsung atas menggunakan fungsi MATLAB poly, yang menghitung
X(z) yang di dalamnya dua polynomial B(z) dan A(z) diberikan koefisien-koefisien polinomial, jika diberikan akar-akarnya.
dalam dua vektor b dan a, secara berturut-turut. Vektor kolom Bisa saja digunakan fungsi MATLAB conv, tetapi fungsi poly
R yang dihasilkan memuat sisa-sisa, vektor kolom p memuat lebih sesuai dengan tujuan ini. Dari kalkulasi sisa dan
lokasi-lokasi kutub, dan vektor baris C memuat suku-suku menggunakan persamaan 5.32, dimiliki
langsung. Jika p(k)=...=p(k+r-1) adalah suatu kutub yang
memiliki kemunculan sebanyak r kali. Kemudian, ekspansi juga
menyertakan bentuk umum seperti
Maka, dari tabel 5.1 dan menggunakan sifat penggeseran waktu
dari transformasi Z, diperoleh

yang berbeda dengan persamaan 6.24. Dengan cara yang dan setelah dilakukan penyederhanaan, didapatkan
sama, [b,a]=residuez(R,p,C), dengan tiga argument masukan
dan dua argument keluaran, mengkonversi ekspansi fraksi
parsial kembali menjadi polinomial-polinomial dengan Berikut ini verifikasi menggunakan MATLAB.
koefisien-koefisien dalam vektor-vektor baris b dan a.
menggambarkan Kutub dan Nol, jika diberikan pembilang
dalam vektor baris b dan penyebut dalam vektor baris a. Seperti
sebelumnya, symbol ′°′ merepresentasikan Nol dan simbol ′x′
merepresentasikan Kutub. Bidang Kutub-Nol menyertakan
lingkaran unit sebagai referensi. Dengan cara yang sama,
1.6. Representasi Sistem Dalam Domain-Z
zplane(z,p) menggambarkan Nol dalam vektor kolom z dan
Sama dengan fungsi respon frekuensi H(ej⍵), fungsi menggambarkan Kutub dalam vektor p.
domain-z H(z) juga dapat didefinisikan, yang disebut dengan
fungsi sistem. Namun, tidak seperti H(ej⍵), H(z) dapat 1.6.3. Representasi fungsi transfer
ditemukan meski pada sistem yang tidak stabil secara BIBO
Jika ROC dari H(z) menyertakan suatu lingkaran unit
(bounded input, bounded output).
( z = ej⍵ ), maka H(z) dapat dievaluasi pada lingkaran unit
1.6.1. Definisi Fungsi sistem
tersebut, yang menghasilkan suatu fungsi respon frekuensi atau
Fungsi sistem H(z) diberikan oleh fungsi transfer H(ej⍵). Dari persamaan 5.41, didapatkan

Menggunakan watak konvolusi transformasi Z pada persamaan


5.16, keluaran Y(z) diberikan oleh Filter (ej⍵ - zl) dapat diinterpretasikan sebagai suatu
vektor dalam bidang-z kompleks
dari suatu nilai zl sampai z = ej⍵, sedangkan faktor (ej⍵ - pk )
jika dan hanya jika ROCh tumpang-tindih dengan ROCx. Oleh dapat diinterpretasikan sebagai suatu vektor dalam bidang-z
karena itu, suatu sistem LTI dapat direpresentasikan dalam kompleks dari suatu Kutub ph sampai z = ej⍵. Hal ini
domain-z dengan ditunjukan pada Gambar 5.6. oleh karena itu, fungsi respon
magnitudo yang didapatkan

1.6.2. Fungsi sistem dari representasi persamaan perbedaan


jika suatu sistem LTI dapat direpresentasikan oleh suatu dapat diinterpretasikan sebagai suatu perkalian antara
persamaan perbedaan panjang-panjang vektor dari Nol ke lingkaran unit dibagi
dengan panjang-panjang vektor dari kutub ke lingkaran unit dan
diskalakan dengan |b0|. Dengan cara yang sama, fungsi respon
fase yang didapatkan
maka fungsi sistem H(z) dapat dengan mudah dihitung. Dengan
melakukan transformasi Z atas kedua sisi, dan menggunakan
watak-watak transformasi Z, didapatkan yang diinterpretasikan sebagai suatu penjumlahan atas
suatu faktor konstanta, suata faktor fase-fase linier, dan suatu
faktor fase non-linier.
Atau

Setelah faktorisasi, didapatkan

dimana zl adalah Nol dari sistem dan pk adalah Kutub dari


sistem. Jadi H(z) (maka suatu sistem LTI dapat juga
direpresentasikan dalam domain-z) menggunakan grafik
Kutub-Nol. Fakta ini mengimplikasikan kegunaan dalam 1.6.4. Implementasi Matlab
mendesain filter melalui penempatan Kutub dan Nol. MATLAB menyediakan suatu fungsi yang dinamakan
Untuk menentukan Nol dan Kutub dari H(z), fungsi MATLAB freqz untuk komputasi ini, yang menggunakan dasar
roots dapat digunakan pada kedua polinomial pembilang dan interpretasi seperti diatas. Pada bentuknya yang paling
polinomial penyebut. (Kebalikannya, dapat digunakan fungsi sederhana, fungsi ini dipanggil dengan
MATLAB poly untuk menentukan koefisien-koefisien
polinomial dari akar-akarnya). Anda bisa juga menggunakan
MATLAB untuk menggambarkan akar-akar tersebut dalam
bidang Kutub-Nol. Fungsi MATLAB zplane(b,a)
lingkaran radius ℛh- . Syarat ini masih belum cukup, karena
sembarang runtun sisi-kanan memiliki ROC yang sama.
Namun, jika suatu sistem stabil, maka kausalitasnya mudah
untuk diperiksa.
1.7.3. Stabilitas LTI kausal domain-z
yang memberikan nilai balik berupa vektor frekuensi
w sejumlah N-titik dan vektor respon frekuensi kompleks H Suatu sistem LTI kausal dikatakan stabil jika dan hanya
berukuran N-titik, jika diberikan koefisien-koefisien pembilang jika fungsi sistem H(z) memiliki semua kutub yang berada di
dan penyebut dalam vektor b dan vektor a. Respon frekuensi dala lingkaran unit.
dievaluasi sebanyak N titik dengan spasi seragam oada
setengah bagian atas dari lingkaran unit. Perhatikan bahwa 1.8. Solusi Persamaan Perbedaan
vektor b dan vektor a adalah vektor-vektor yang sama yang 1.8.1. Transformasi Z satu-sisi
digunakan dalam fungsi filter atau yang diderivasi dari
Trasnformasi Z satu-sisi atas suatu runtun x(n) diberikan oleh
persamaan perbedaan. Bentuk yang kedua adalah

Kemudian dengan memanfaatkan watak penggeseran sampel,


diperoleh

menggunakan sebanyak N titik di keseluruhan


lingkaran unit. Bentuk yang lain diberikan dengan
Atau

Hasil ini dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan


perbedaan dengan kondisi awal atas inisial tak-nol atau dengan
yang memberikan nilai balik berupa respon frekuensi
masukan yang berubah. Persamaan perbedaan yang akan
pada frekuensi-frekuensi yang
diselesaikan memiliki format berikut ini.
dispesfikasi oleh vektor w, normalnya dalam rentang 0 sampai
π.
1.7. Relasi Antara Representasi-Representasi Sistem
dengan kondisi-kondisi inisial :
Gambar 5.9 menampilkan relasi antara representasi-
representasi sistem dalam suatu format grafikal.

1.7.1. Stabilitas dan Kausalitas


Bagi sistem LTI, stabilitas BIBO ekivalen dengan ∑ Akhirnya diperoleh,
|ℎ(k)| < ∞. Dari segi keberadaan transformasi Fourier waktu-
diskrit, stabilitas ini mengimplikasikan bahwa H(ej⍵) ada, dan
selanjutnya mengimplikasikan bahwa lingkaran unit |z| = 1
berada di dalam ROC. Hasil ini disebut pula dengan teorema
stabilitas domain-z. Jalur dengan garis putus-putus pada Menggunakan metode ekspansi fraksi parsial, didapatkan
Gambar 5.9 dapat dilakukan bila sistem stabil

1.7.2. Stabilitas LTI domain-z


Suatu sistem LTI dikatakan stabil jika dan hanya jika
lingkaran unit berada dalam ROC Setelah dilakukan transformasi Z balik, didapatkan
dari H(z). Untuk kausalitas LTI, disyaratkan bahwa ℎ(n) = 0
dan < 0 (disebut dengan suatu runtun sisi-kanan). Ini
mengimplikasikan bahwa ROC dari H(z) harus berada di luar
Solusi di atas merupakan solusi keseluruhan dari persamaan
perbedaan yang diberikan. Solusi di atas dapat juga
diekspresikan dalam format lain. III. HASIL DAN ANALISIS

A. Latihan 1:

Bagian homogen atau seragam adalah dari Kutub sistem dan


bagian khusus adalah dari Kutub masukan. Format solusi yang
lain adalah Melalui matlab:

1.8.2. Implementasi Matlab


Fungsi MATLAB filter telah digunakan untuk menyelesaikan
persamaan perbedaan, jika diberikan koefisien-koefisiennya
dan suatu masukan. Fungsi ini juga dapat dipakai untuk Keterangan:
menemukan respon keseluruhan ketika kondisi-kondisi inisial Line 1 mendeklarasikan variabel z.
diberikan. Pada kasus ini, format pemanggilan fungsi filter Line 2memperkenalkan nilai-nilai si z
adalah Line 3 mendeklarasikan banyak sampel z
Line 4Akan menghasilkan transformasi dari si z yang disimpan
pada xz.
Hasil matlab:
dimana xic adalah suatu array yang memuat kondisi-kondisi
inisial. Untuk mencari respon keseluruhan pada sebelumnya,
digunakan skript MATLAB sebagai berikut.

Secara matlab:

Pada contohini, xic(n) dihitung secara anaitik. Namun, jika


persamaan perbedaan memiliki orde yang tinggi, maka akan
sangat rumit menemukan xic(n). MATLAB menyediakan suatu
Keterangan:
fungsi filtic untuk melakukannya. Fungsi ini dipanggil dengan
format Line 1 mendeklarasikan variabel n dan variabel z
Line 2 code yang berfungsi dalam mendeklarasikan nilai
dari variabel X adalah
Line 3 code untuk menghasilkan transformasi dari si z.
dimana b dan a adalah koefisien-koefisien filter dan Y dan X
Hasil pada matlab:
adalah array-array kondisi inisial
untuk y(n) dan x(n), dengan format

Jika x(n) = 0, n ≤ -1 maka X tidak perlu dispesifikasi dalam


fungsi filtic. Pada contoh dapat digunakan
Secara matlab:

Dengan matlab:

Keterangan:
Line 1 akan memperkenalkan nilai0nnilai dari si variabel a
Keterangan:
dan variabel b.
Line 4 menghasilkan hasil transformazi dari soal 1c Line 1 pendeklarasian nilai-nilai dari variabel b.
Line 2 untuk menyatakan nilai-nilai dari funsi disimpan
Hasil pada matlab: pada variabel a.
Line 3 mencari impulse dari soal yang diberikan.
Line 4 code yang menyataan penyaringan dari nilai pada b dan
a yang telah di impulsekan disimpan pada memori xb1
Line 5 akan menghasilkan jawaban untuk soal yangn
ditentukan.
Line 6 untuk menampilkan nilai eror pada grafik.

Hasil pada matlab:

Secara matlab:

B. Latihan 2

Secara matlab:

Hasil pada matlab:

Keterangan:
Line 1 pendeklarasian nilai-nilai dari variabel b.
Line 2 mendeklarasikan nilai-nilai dari variabel a.
Line 3 akan berfungsi untuk mencari impulse dari soal yang
diberikan.
Line 4 menyataan penyaringan dari nilai pada b dan a yang
telah di impulsekan disimpan pada memori xb1.
Line 5 menghasilkan jawaban untuk soal yangn ditentukan.
Line 6 code yang menampilkan nilai eror pada grafik.
Hasil pada matlab:

Secara matlab:

Keterangan:
Secara matlab:
Keterangan: Hasil pada matlab:
Line 1 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang)
sebagai nilai penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang
diperoleh.
Line 2 berisi pendeklarasian nilai dari ‘a’ (pembilang) sebagai
nilai penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh. Secara matlab:
Line 3 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 4 akan menyatakan nilai ‘xb1’
Line 5 akan melakukan perubahan secara langsung fungsi
x(n)xb2.
Line 6 untuk menentukan error operasiz
Line 7 menghitung nilai error dari ‘xb1’ dan ‘xb2’.
%untuk menggabar grafik
Keterangan:
hasil secara matlab: b = [0, 0.5, -1/(4*sqrt(2))]; a = [1, -
1/sqrt(2), 0.25];
delta = impulsseq(0,0,7); format long
xb1 = filter(b,a,delta)
% check
n = 0:7;
xb2 = ((1/2).^n).*cos(pi*n/4-
pi/4).*stepseq(1,0,7)
%
error = abs(max(xb1-xb2)), format short;
Hasil pada matlab:

Gambar ploting pole-zero

Secara manual:
Lampiran

Secara matlab:
clc
b = [0, 0.5, -1/(4*sqrt(2))]; a = [1, -
1/sqrt(2), 0.25];
delta = impulsseq(0,0,7); format long
xb1 = filter(b,a,delta) Keterangan:
n = 0:7; Line 2-3 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang) dan
xb2 = ((1/2).^n).*cos(pi*n/4- ‘a’ sebagai nilai penyebut sesuai dengan hasil perhitungan
pi/4).*stepseq(1,0,7) yang diperoleh.
error = abs(max(xb1-xb2)), format short; Line 4 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 5 compute value of ‘xb1’ (menggunakan filter function.
Line 6-8proses penggambaran atau plot grafik poles-zeros.
Keterangan:
Hasil pada matlab:
Hasil pada matlab:

C. Tugas 3

Secara matlab:

Keterangan:
Line 1 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang) dan ‘a’
sebagai nilai penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang
diperoleh. Secara matlab:
Line 2 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 4 compute value of ‘xb1’ (menggunakan filter function.
Line 5-7 proses penggambaran atau plot grafik poles-zeros.

Hasil pada matlab:


Line 1 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang) sesuai
dengan hasil perhitungan yang diperoleh.
Line 2 berisi pendeklarasian nilai dari ‘a’ sebagai nilai
penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh.
Line 3 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 3 untuk compute value of ‘xb1’ (menggunakan filter
function)

Hasil pada matlab:

Secara matlab:
Keterangan:
Line 2 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang) dan ‘a’
sebagai nilai penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang
diperoleh.
Line 3 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 4 compute value of ‘xb1’ (menggunakan filter function.
Line 5-7 proses penggambaran atau plot grafik poles-zeros.

Secara matlab: Hasil pada matlab:

Keterangan:
Line 1 berisi pendeklarasian nilai dari ‘b’ (pembilang) sesuai
dengan hasil perhitungan yang diperoleh.
Line 2 berisi pendeklarasian nilai dari ‘a’ sebagai nilai
penyebut sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh.
Line 3 berisi permisalan input delta= 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Line 4 compute value of ‘xb1’ (menggunakan filter
function)
.

Hasil pada matlab: IV. SIMPULAN


o Agar lebih mudah diterapkan pada pemrosesan sinyal
digital transformasi Z harus berupa fungsional
o Suatu fungsi sistem sama seperti fungsi respon
frekuensi akan tetapi yang membedakan fungsi
domain z dapat ditemukan meskipun pada sistem
yang tidak stabil secara BIBO (Boundede Input,
Bounded Output) merupakan Representasi sitem
dalam domain Z

o
Persamaan diatas merupakan denfenisi dari
transformasi satu sisi atau unilateral
o Z-transform bilateral atau dua sisi dari sinyal waktu
diskrit x [n] merupakan rangkaian daya formal X (z)
yang didefinisikan sebagai

Secara matlab:
REFERENSI
1. M05-Pra.PSD_Modul.pdf
Lampiran:
• Latihan1a • Latihan2a

• Latihan1b

• Latihan1c

• Latihan2b
• Latigan2c
• Latihan2d

• Latihan1d

• Latihan2e
• Latihan3a

• Latihan1e
• Latihan3b

• Latihan3c

• Latihan3d

• Latihan3e

Anda mungkin juga menyukai