Oleh :
KELAS A2
KELOMPOK 1
Diana Sister 8176171005
Fatma Erya Santoso 8176171008
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
2017
0
KATA PENGANTAR
Bismillahhirramanirrahim,
Alhamdulillahirobbil`alamin peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT
atas kehendak dan rahmat-Nya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan riset mini
1. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Matematika yang telah memberikan ilmu tetang
metode pembelajaran matematika
2. Bapak Erbinto Sindauli, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 13 Medan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP
Negeri 13 Medan.
3. Bapak Budianto Simaremare, S.pd selaku guru bidang studi matematika
kelas VII-1 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian
4. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Matematika Pasca Sarjana Kelas A2
Universitas Negeri Medan
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT. Amin. Dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kelemahan dan
kekurangan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................v
BAB I PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Batasan Masalah.................................................................................4
1.3 Identifikasi Masalah............................................................................5
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................5
1.5 Tujuan Penulisan.................................................................................5
1.6 Manfaat Penulisan...............................................................................5
ii
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................31
3.5 Variabel Penelitian............................................................................31
3.6 Instrumen Penelitian.........................................................................31
3.7 Prosedur Penelitian...........................................................................34
3.8 Alat Pengumpulan Data....................................................................35
3.9 Teknik Analisis Data.........................................................................36
3.10 Hipotesis Penelitian........................................................................37
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................44
5.2 Saran44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................45
Daftar Lampiran
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran yang ‘populer’ sebagai pelajaran yang kurang
Pandangan negatif ini pun tampaknya berlaku di Indonesia, yang tergambar dalam
matematika dengan obat pahit, sesuatu yang dibenci tetapi harus ditelan
sesuatu yang harus dibenci, ditakuti, dan dihindari (Hanafi, 2011). Matematika
matematika.
siswa untuk berfikir kreatif, inovatif dan pasti. Kemampuan inilah yang
1
seyogianya tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain, karena peserta
yang belajar.
berpikir siswa maka guru dapat melacak letak dan jenis kesalahan yang dilakukan
siswa. Kesalahan yang diperbuat peserta didik dapat dijadikan sumber informasi
belajar dan pemahaman bagi peserta didik. Lebih lanjut Sudarman (2009)
berpikir siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Forsten, Grant, dan Hollas
(Kaufelt, 2008:21) “Bila para siswa tidak belajar dari cara yang kita ajarkan, maka
kita perlu mengajar mereka dengan cara yang mereka pelajari”. Dengan demikian,
mengetahui kemampuan berpikir siswa sangat penting bagi guru, sehingga guru
Nomor 22 Tahun 2006 bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada
semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
2
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan juga menjelaskan bahwa peserta didik
proses atau kegiatan mental yang dilakukan oleh seseorang untuk menemukan
banyak (lebih dari satu) kemungkinan jawaban dan cara penyelesaian terhadap
dan gagasan yang kreatif tersebut akan muncul dan berkembang jika proses
yang tepat.
realistik. Pendekatan ini memberikan banyak manfaat kepada siswa. Siswa dapat
3
Sebagai ilustrasi tentang manfaat Pendekatan Realistik Matematik, materi
aritmatika sosial bisa menjadi contohnya. Materi aritmatika sosial adalah salah
satu materi yang diajarkan pada siswa SMP kelas VII. Dalam pengembangan
berpikir kreatif, ada beberapa hal yang dapat dikaitkan dengan materi ini.
pedagang dan lainnya. Semua dikaitkan dengan materi aritmatika sosial yang akan
siswa pelajari. Masih banyak siswa yang belum mampu menghubungkan antara
sifat-sifat abstrak dalam imajinasi mereka. Oleh karena itu, perlu adanya
berpikir kreatif matematika siswa kelas vii smpn 13 medan tahun pelajaran
2017/2018.
4
1.3 Identifikasi Masalah
kepada guru matematika dan siswa. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Memberi gambaran atau informasi tentang kemampuan berpikir kreatif
5
aktif dalam pembelajaran agar terbiasa berpikir kreatif dalam memecahkan
permasalah-permasalahan matematika.
3. Bagi Guru Matematika dan Sekolah
Memberi alternatif atau variasi pendekatan pembelajaran matematika
matematika siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa
bahwa kreativitas adalah sebagai suatu bentuk karya cipta baru yang dapat
dengan makhluk hidup lainnya, karena dengan krativitas manusia dapat tumbuh
dan hal lain yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ini sesuai
merupakan kemampuan untuk berpikir tentang segala sesuatu dengan cara yang
baru dan tidak umum untuk dapat menemukan pemecahan masalah yang unik.”
7
ketepatgunaan, dan ragam jawaban. Semakin banyak jawaban diberikan
terhadap suatu masalah, maka kreatiflah siswa tersebut. Tetapi ada saja
memiliki kepribadian kreatif bila memiliki beberapa ciri. Pribadi yang kreatif
memilik ciri-ciri, antara lain imajinatif, memiliki prakarsa, memiliki minat yang
energi, percaya diri, bersedia mengambil risiko, berani dalam pendirian dan
7. Berpikir fleksibel,
8
8. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban
lebih banyak,
Dalam tulisan ini berpikir kreatif dipandang sebagai satu kesatuan atau
kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu
yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi dari bepikir
matematika.
berpikir kreatif) sering dianggap terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan
9
gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu
masalah”.
artinya banyaknya jenis respons yang berbeda, dan keaslian artinya kejarangan
membuat soal yang nilainya 5, siswa mungkin memulai dengan 6-1, 7-2, 8-3, dan
mungkin menunjukkan keaslian yang tinggi, tetapi tidak berguna jika tidak sesuai
dalam kriteria matematis umumnya. Contoh, untuk menjawab 32, seorang siswa
salah. Jadi, berdasar beberapa pendapat itu kemampuan berpikir kreatif dapat
10
Psikolog yang terkemuka dalam bidang pengukuran kreativitas adalah
kategori berbeda dari pernyataan yang dihasilkan, dan keaslian dikaitkan dengan
jawaban benar yang berbeda atau langka di antara semua jawaban yang ada.
berhubungan dengan aspek afektif, yaitu; mau mengambila resiko (Risk taking),
11
Keterampilan berpikir lancar (fluency), yaitu kemampuan untuk
orisinil (originality) yaitu kemampuan untuk membangun sesuatu yang baru, yang
tidak biasa, ide-ide cerdas yang berbeda dengan cara-cara yang sudah lumrah.
(curiosity), maksudnya kemauan untuk memiliki rasa ingin tahu dan yang
12
benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana. Untuk aspek afektif
seni. Sesuatu yang “aneh”, misalkan angka 3 disimbolkan dengan tanda “***”
dapat dipandang kreatif dalam seni tetapi tidak dalam matematika. Jika seseorang
dapat menemukan teorema baru atau menciptakan suatu struktur baru dalam
matematika, maka seseorang itu dapat dikatakan kreatif dalam matematika. Selain
masalah dengan beberapa cara atau jawaban, maka seseorang itu dapat juga
jika ia dihadapkan pada suatu situasi yang menantang dan ia dapat memberikan
dipahami bahwa berpikir kreatif merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu
ketat. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar dan luwes
dalam berpikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu
meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era globalisasi ini tak dapat dipungkiri
bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara kita bergantung pada
13
Greenes (Munandar, 2009: 150) mengemukakan bahwa:
menyusun data; (3) ketangkasan mental; (4) penaksiran yang orisinal; (5)
atau masalah.
b. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
c. Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan
dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan
orang.
e. Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau
14
4. Membangkitkan ide-ide
berpikir kreatif antara lain: siswa diperlukan dengan membangkitkan ide-ide baru,
dengan kata lain mencari duduk permasalahan mulai dari awal. Contohnya
15
orang lain ikut mempertanyakan juga. Mempertanyakan asumsi adalah
gagasan kadang kala suatu gagasan datang pada saat yang tak terduga.
16
dalam tindakan-tindakannya, memberi peluang bagi para siswa untuk kreatif.
Mengarahkan dengan contoh adalah salah satu pengaruh lingkungan terkuat yang
Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905 – 1990) bahwa
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata.
Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus
penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata. Di sini dunia nyata diartikan sebagai
lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai dunia
nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Untuk
17
Proses ini digambarkan oleh de Lange (dalam Hadi, 2005) sebagai
lingkaran yang tak berujung (lihat Gambar 1). Selanjutnya, oleh Treffers (dalam
oleh Gravenmeijer (dalam Hadi, 2005) sebagai proses penemuan kembali (lihat
Gambar 2).
Dunia Nyata
Matematisasi Matematisasi
dalam Aplikasi dan Refleksi
Abstraksi dan
Formalisasi
soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa
matematisasi horizontal berarti bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol,
sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan konsep, prinsip, atau model matematika
18
menghasilkan konsep, prinsip, atau model matematika dari matematika sendiri
blok.
Diselesaikan
Diuraikan
Soal-soal Kontekstual
Gambar 2.2 Matematisasi Horisontal dan Vertikal
Dalam matematisasi horizontal, siswa mulai dari soal-soal
konteks.
2001; Sembiring, 2001). Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan yang banyak
sebagai berikut:
19
PMR adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal ’real’ bagi
kelompok.
dan diadaptasi oleh banyak negara maju seperti Inggris, Jerman, Denmark,
Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Brazil, USA dan Jepang. Salah satu hasil positif
yang dipcapai oleh Belanda dan negara-negara tersebut bahwa prestasi siswa
matematika,dan
Secara garis besar PMR atau RME adalah suatu teori pembelajaran yang
20
Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman
RME. Ada tiga prinsip kunci RME(Gravemeijer, 1994: 90), yaitu Guided re-
ditemukan.
matematika selanjutnya.
21
a. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata”
Proses penyarian (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata dinyatakan oleh
Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang
dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models). Peran self developed
models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau
sendiri dalam menyelesaikan masalah. Pertama adalah model situasi yang dekat
dengan dunia nyata siswa. Generalisasi dan formalisasi model tersebut akan
of akan bergeser menjadi model-for masalah yang sejenis. Pada akhirnya, akan
22
Streefland menekankan bahwa dengan pembuatan “produksi bebas” siswa
terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting
d. Menggunakan Interaktif
Interaksi antara siswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam
dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang yang lain, maka
(RME)
23
Meninjau karakteristik interaktif dalam pembelajaran matematika realistik
interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan
kelas. Negosiasi dan evaluasi sesama siswa dan juga dengan guru adalah faktor
Implikasi dari adanya aspek sosial yang cukup tinggi dalam aktivitas
belajar siswa tersebut maka guru perlu menentukan metode mengajar yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Salah satu metode mengajar yang dapat
melancarkan interaksi antara anggota kelas. Menurut Kemp (1994: 169) diskusi
adalah bentuk pengajaran tatap muka yang paling umum digunakan untuk saling
tukar informasi, pikiran dan pendapat. Lebih dari itu dalam sebuah diskusi proses
belajar yang berlangsung tidak hanya kegiatan yang bersifat mengingat informasi
belaka, namun juga memungkinkan proses berfikir secara analisis, sintesis dan
24
Tabel 2.1 Sintaks Pendekatan RME
Education (RME)
25
1. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang
tidak tampak.
2. Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
3. Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah
didapatkan.
4. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
5. Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.
6. Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
yang dilakukan oleh Tarwiyah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP
rata-rata kelas pada siklus I adalah 58.43 kemudian pada siklus II meningkat
menjadi 73.65.
26
Pembelajaran matematika memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai.
Siswa biasanya dapat berpikir mengenai persoalan matematika jika siswa dapat
kata dapat menggambarkan suatu objek kehidupan nyata atau suatu angka dapat
memecahkan masalah. Selain itu, peserta didik juga kurang aktif dalam kegiatan
proses belajar mengajar karena pembelajaran masih berpusat kepada guru bukan
pembelajaran yang tepat dan menarik, dimana peserta didik dapat belajar secara
27
aktif untuk memecahkan permasalahan dengan menggunaka ide-ide imajinatif
dari soal-soal kontekstual, mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol yang
dibuat sendiri, kemudian menyelesaikan soal tersebut. Dalam proses ini setiap
siswa dapat mengerjakan dengan caranya sendiri, sehingga setiap siswa dapat
kontekstual, tetapi dalam jangka panjang kita dapat menyusun prosedur tertentu
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal sejenis secara langsung, tanpa
memahami satu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya baik dalam
penelitian yang relevan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah :
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Medan
28
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Medan
tahun pelajaran 2017/2018, sehingga jenis dari penelitian ini adalah eksperimen.
Dalam penelitian ini, perlakuan yang diberikan adalah tes yang diberikan
kepada siswa. Siswa diberi tes akhir (post test) untuk mengetahui kemampuan
Dalam penelitian ini terdapat satu sampel yang akan diteliti yaitu kelas
30
Keterangan
Education
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Medan pada kelas VII-1 yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
adalah kelas VII –1 SMP Negeri 13 Medan yang berjumlah 36 orang siswa
Variabel dalam penelitisn ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
31
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa
tes hasil belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan
yang dicapai siswa dalam berbagai bidang pengetahuan. Instrumen jenis tes
adalah tes kemampuan berpikir kreatif yang terdiri dari 4 butir soal berbentuk
bruto, neto, tara).”. Tes kemampuan berpikir kreatif ini disusun berdasarkan kisi-
disusun dalam bentuk uraian. Soal uraian dianggap cocok digunakan untuk
aritmatika sosial. Instrumen ini terdiri dari 4 item soal bentuk uraian dengan
alokasi waktu ialah 80 menit. Skor untuk setiap soal kemampuan berpikir kreatif
32
Untuk lebih jelasnya aspek-aspek yang diukur berdasarkan kisi-kisi
33
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No Kompetensi Aspek Yang Materi Tujuan Pembelajaran No Bentuk
Dasar Dinilai Soal Soal
1. 3.11 Fluency Aritmati 1. Siswa mampu 1,2,3,4
Menganalisi ka Sosial membedakan antara
s aritmetika harga jual, harga beli,
sosial untung dan rugi pada
(penjualan, nilai suatu barang.
pembelian, Nilai 2. Siswa mampu 1,2,3
keuntungan, Barang menyelesaikan masalah
kerugian, yang berkaitan dengan
potongan, aritmatika sosial
bunga mengenai nilai suatu
tunggal, barang dengan baik.
presentase, Fleksibility Harga 3. Siswa mampu 1
bruto, neto, jual menyelesaikan masalah
tara). yang berkaitan dengan
aritmatika sosial
mengenai penjualan
dengan baik.
Harga 4. Siswa mampu 1,2,3 Uraian
beli menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
aritmatika sosial
mengenai pembelian
dengan baik.
Orisinality Untung 5. Siswa mampu 2,4
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
aritmatika sosial
mengenai keuntungan
dengan baik.
Rugi 6. Siswa mampu 3
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
aritmatika sosial
mengenai kerugiaan
dengan baik.
34
dahulu sebelum tes diujikan. Teknik pemberian skor untuk soal uraian dapat
bahan ajar yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Lembar Aktivitas
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap
pelaksanaan, (3) tahap analisis data. Ketiga tahap tersebut diuraikan sebagai
berikut :
35
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
di kelas sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pelaksanaan pembelajaran ini
sosial. Kegiatan pembelajaran ini terdiri dari 1 x pertemuan. Pada akhir penelitian
Pada tahap analisis data ini, seluruh data yang telah terkumpul yaitu hasil tes
analisis uji statistik t sehingga akan ditemukan kesimpulan hasil tes kemampuan
mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian, maka dalam penelitian ini
36
3.8.1. Observasi
Pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat
3.8.2. Tes
Tes yang digunakan adalah bentuk uraian (essay test). Tes ini diberikan
untuk memperoleh data serta mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
Education.
Pada tahap analisis data ini, seluruh data yang telah terkumpul yaitu hasil tes
cara tertentu sehingga akan ditemukan kesimpulan terdapat pengaruh dari hasil tes
Mathematic Education.
data penelitian yang telah diperoleh, maka terlebih dahulu dihitung besaran dari
rata-rata skor ( ) dan besar dari standar deviasi (S) dengan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2001:67)
37
Dengan keterangan:
: Mean
: Jumlah aljabar X
: Jumlah responden
Dengan keterangan:
: Standar Deviasi
: Jumlah responden
a. Formulasi hipotesis
38
Taraf nyata yang digunakan adalah 5%, dan nilai t tabel memiliki derajat
Dengan keterangan:
: Jumlah soal
e. Menentukan kesimpulan
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tes kemampuan penalaran dilakukan satu kali yaitu uji akhir (postes). Tes
diikuti oleh 36 orang siswa sehingga dalam analisis data yang menjadi subyek
penelitian ini adalah 36 orang yaitu yang mengikuti tes akhir (postes).
matematika siswa diperoleh nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 80. Nilai rata-rata
56.
40
Grafik 4.1 Nilai Observasi Siswa
4.1.2 Data Hasil Penelitian Pada Post-Test
Hasil pemberian Post-Test pada kelas sampel diperoleh skor terendah 38 dan
skor tertinggi 90, skor rata-rata 70. Data nilai Post-Test kelas sampel dapat dilihat
41
Grafik 4.2 Nilai Post Tes Siswa
Setelah data hasil observasi sikap dan data Post-Test diperoleh yang
pengaruh hasil data observasi dan data Post-Test signifikan atau tidak dengan
lain:
Formulasi Hipotesis:
42
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh thitung sebesar 3,87.
36 – 1 = 25 dan taraf signifikansi 0,05, diperoleh t tabel = 1,690. Karena thitung > ttabel
siswa memiliki antusias yang tinggi untuk belajar karena mereka belajar secara
kelompok, yang membuat mereka nyaman, rileks dan berani serta santai tapi pasti
dengan cara mereka sendiri, sehingga tidak terlalu sulit untuk mereka.
mereka terhadap materi yang telah diajarkan yaitu aritmatika sosial. Berdasarkan
43
hubungan variabel berarti yakni dinyatakan dengan > atau >
mengerjakan permasalahan yang diberikan oleh guru dalam LAS terkait dengan
materi aritmatika sosial dengan cara mereka sendiri, dan tidak terpatok dengan
rumus yang sudah ada, sehingga mereka bisa lebih memahami konsep dalam
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Medan Tahun Pelajaran 2017/2018.
44
BAB V
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Medan
matematika).
2. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan aktivitasnya dalam kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
45
Agus D.W, Supiah. 2009. Modul Matematika: Strategi Pembelajaran Matematika
Sekolah Dasar. Depdiknas: PPPPTK Matematika.
Agus, Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Asikin, M. 2001. Realistic Mathematics Education (RME): Prospek dan Alternatif
Pembelajarannya. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Matematika
di UNNES Semarang. Tanggal: 27 Agustus 2001.
Freudental, H. 1991, Revisiting Mathematics Educational. Dordrecht: Reidel
Publising.
Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht:
Freudental Institute.
Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Penerbit
Tulip.
Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Jaya, Indra. 2013. Penerapan Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Citapustaka
Media
Makmur, Agus.. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kreativitas Siswa SMP dengan Menerapkan Model Pencapaian Konsep.,
Tesis, UNIMED, Medan.
46