Anda di halaman 1dari 5

Semadela Solichin Putri I Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu Mengontrol

Healthcare-associated Infection (HCAI)

Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu


Mengontrol Healthcare-associated Infection (HCAI)

Semadela Solichin Putri1


1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Healthcare-associated Infections (HCAI) terus menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang signifikan.
Diperkirakan sekitar 80% dari infeksi penyakit ditularkan melalui sentuhan. Sebuah studi menyebutkan mengurangi
kontaminasi permukaan yang sering disentuh dan transfer mikroba melalui tangan dapat mengurangi resiko HCAI..
Mengganti permukaan yang sering disentuh dengan paduan tembaga yang diyakini memiliki sifat antimikrobial menjadi
langkah pengendalian infeksi yang penting selain mencuci tangan, screening dan mengisolasi pasien, dan meningkatkan
pembersihan lingkungan rumah sakit. Penelitian ilmiah telah mengkonfirmasi bahwa tembaga dapat menekan patogen
serius yang berbahaya bagi kesehatan, seperti Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Clostridium difficile,
Escherichia coli, dan Legionella pneumophia.

Kata kunci: Antimikroba, Healthcare-associated infection (HCAI), Tembaga

Antimicrobial Properties of Copper and its Alloys to Help Controlling


Healthcare-associated Infection (HCAI)

Abstract
Healthcare-associated infections (HAIs) continue to cause a significant increase of morbidity and mortality. It is estimated
that about 80% of the infectious diseases are transmitted by touch contact. A study said reducing surface contamination
that is often touched and transfer of microorganism by hand can reduce the risk of HCAI. Replacing frequently touched
surface with copper alloys such as brasses and bronzes, copper-nickel and beryllium copper, and others which are believed
to be naturally anti-microbial could be an important infection control measure and compliment other measures such as
hand washing, patient screening and isolation, and improved cleaning. Scientific research has confirmed that copper may
suppress the serious pathogens which are the imminent danger to health or even lives of people. These are, first of all, the
methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Clostridium difficile, Escherichia coli, and also legionella pneumophia.

Keywords: Antimicrobial, Copper, Healthcare-associated infection (HCAI)

Korespondensi: Semadela Solichin Putri, Alamat Jl. Renang no. 23 Perum. Arcamanik Endah Bandung, Telepon
081222270597, E-mail semadela08@gmail.com

Pendahuluan lingkungan bertanggung jawab atas HCAI


Healthcare-associated Infections (HCAI) masih kurang, tetapi terdapat peningkatan
terus menyebabkan peningkatan morbiditas bukti yang menunjukkan bahwa lingkungan
dan mortalitas yang signifikan. Selain itu, HCAI dapat bertindak sebagai reservoir untuk
dapat mengakibatkan pemanjangan masa setidaknya beberapa patogen penyebab HCAI.
perawatan pasien di rumah sakit serta Hal ini menjadi perhatian karena menyentuh
menambah beban biaya kesehatan negara2. permukaan yang terkontaminasi dapat
Infeksi dapat muncul melalui tiga hal penting menyebabkan akuisisi pada tangan dan
yaitu, tempat-tempat yang menjadi tempat selanjutnya dapat ditransmisikan ke benda
tinggal berbagai mikroba infeksius, individu mati lainnya atau ke pasien3. Peralatan yang
yang rentan, dan cara transmisi mikroba biasa digunakan di rumah sakit (furniture dan
infeksius memasuki tubuh individu yang peralatan medis) yang terbuat dari aluminium
rentan6. Diperkirakan sekitar 80% dari infeksi dan stainless steel tampak memberi kesan
penyakit ditularkan melalui sentuhan. Sebuah bersih, namun sebenarnya dapat menjadi
studi menyebutkan mengurangi kontaminasi sumber bakteri dan virus patogen yang
permukaan yang sering disentuh dan transfer mematikan4. Permukaan lingkungan rumah
mikroba melalui tangan dapat mengurangi sakit yang telah terkontaminasi merupakan
resiko HCAI1. Meskipun bukti langsung yang jaringan potensial yang penting dalam hal jalur
dapat membuktikan bahwa kontaminan transmisi patogen dari individu ke individu2.

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Januari 2019 | 1


Semadela Solichin Putri I Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu Mengontrol
Healthcare-associated Infection (HCAI)

Mikroba yang menyebabkan infeksi dapat potensial berbagai mikroba patogen yang
bertahan hidup di permukaan lingkungan nantinya dapat ditransmisikan kepada pasien
rumah sakit, seperti gagang pintu, troli, rentan baik secara langsung maupun melalui
tempat tidur, meja, lemari tempat tidur, tangan para petugas medis, pasien lainnya,
pegangan tangan, tangga selama beberapa dan pengunjung8. Mikroba yang menyebabkan
hari bahkan berbulan-bulan, di mana hal infeksi dapat bertahan hidup di permukaan
tersebut memungkinkan petugas medis, lingkungan rumah sakit, seperti gagang pintu,
pasien, dan juga pengunjung untuk troli, tempat tidur, meja, lemari tempat tidur,
menyentuhnya4. pegangan tangan, tangga selama beberapa
Mengganti permukaan yang sering hari bahkan berbulan-bulan4. Penerapan
disentuh dengan paduan tembaga, seperti material antimikrobial pada permukaan yang
kuningan dan perunggu, tembaga-nikel dan sering disentuh dapat mengurangi
tembaga berilium, dan lainnya yang diyakini kontaminasi mikroba sehingga kontaminasi
memiliki sifat antimikrobial menjadi langkah silang juga nantinya dapat berkurang3.
pengendalian infeksi yang penting selain Hubungan sebab dan akibat antara bakteri
mencuci tangan, screening dan mengisolasi dan perkembangan penyakit ditemukan pada
pasien, dan meningkatkan pembersihan abad XVIII. Namun, potensi antibakterial
lingkungan rumah sakit7. Penelitian ilmiah tembaga disadari oleh para ilmuwan
telah mengkonfirmasi bahwa tembaga dapat setelahnya. Dahulu tembaga dan senyawanya
menekan patogen serius yang berbahaya bagi direkomendasikan sebagai obat epilepsi,
kesehatan seperti, Methicillin-resistant pengobatan luka bakar, penyakit kulit (gatal),
Staphylococcus aureus (MRSA), Clostridium dan skin tags. Saat ini, tembaga digunakan
difficile, Escherichia coli, dan Legionella sebagai bahan untuk produksi bakterisida4.
pneumophia4. Selain itu, uji laboratorium telah Karakteristik antimikrobial tembaga telah
menunjukkan bahwa ketika dibersihkan secara dimanfaatkan selama berabad-abad.
teratur, permukaan tembaga yang bersifat Pengujian laboratorium independen baru-baru
antimikrobial secara terus-menerus akan ini mengarahkan U.S. Environmental
mengurangi kontaminasi dari bakteri seperti, Protection Agency (EPA) untuk mendaftarkan
Staphylococcus aureus, Enterobacter paduan tembaga karena terbukti dalam waktu
aerogenes, Methicillin-Resistant dua jam dapat membunuh 99,9% bakteri yang
Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia dikenal dapat menjadi patogen bagi tubuh,
coli, Pseudomonas aeruginosa serta yaitu: 4,5,9
mengurangi dapat daya tahan hidup bakteri 1. Vancomycin-resistant Enterococci (VRE)
terhadap oksigen5,13. Hal tersebut dikarenakan 2. Enterobacter aerogenes
adanya proses potensial elektromia antara ion 3. Escherichia coli
Cu2+ dan protein pada bakteri yang akan 4. Pseudomonas aeruginosa
menekan aktivitas bakteri tersebut sehingga 5. Staphylococcus aureus
tembaga disebutkan memiliki sifat 6. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
antibakterial4. (MRSA)
7. Clostridium difficile
Isi 8. Legionella pneumophia
Pencegahan Healthcare-associated
Infection (HCAI) telah disadari sebagai sebuah Tidak ada permukaan logam padat lainnya
elemen penting dalam pemberian pelayanan yang diregistrasi oleh EPA karena tidak seperti
kesehatan yang aman. Strategi pencegahan tembaga yang diklaim memiliki manfaat bagi
yang dimiliki terdiri dari berbagai macam kesehatan. Oleh karena itu, barang-barang
pendekatan yang berbeda mulai dari yang sering bersentuhan dengan manusia di
pengembangan dan pengauditan berbagai rumah sakit, seperti gagang pintu, troli,
kebijakan kontrol infeksi sampai upaya tempat tidur, meja, lemari samping tempat
peningkatkan praktik kebersihan. Kebersihan tidur, pegangan tangan, tangga, dan lainnya
lingkungan merupakan kunci dalam dapat dibuat dengan memanfaatkan sifat
pencegahan HCAI di rumah sakit sebab antibakterial tembaga dan paduannya9.
lingkungan merupakan reservoir dan sumber Terdapat beberapa macam jenis material

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Januari 2019 | 2


Semadela Solichin Putri I Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu Mengontrol
Healthcare-associated Infection (HCAI)

logam yang biasa digunakan untuk membuat terbuat dari stainless steel diketahui tidak
alat serta benda di lingkungan rumah sakit menurunkan angka mikroba saat 90 menit
yang dibedakan berdasarkan kandungan awal dan mulai mengalami sedikit
tembaga yang dimilikinya, yaitu sebagai penurunan setelah 90 menit berikutnya,
berikut:7,9,10,12 penurunan jumlah bakteri pada stainless
1. Tembaga steel terus berlanjut sampai berhari-hari
Biasanya memiliki kandungan tembaga berikutnya walaupun tidak terlalu
murni atau 99,95% terbuat dari tembaga. signifikan.
Tembaga dalam keadaan murni ataupun
sedikit tidak murni, memberikan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
konduktivitas listrik dan termal yang tinggi oleh Fatoba, et al. tahun 2014 terhadap
serta ketahanan korosi yang sangat baik. beberapa material didapatkan bahwa plastik,
Berdasarkan penelitian diketahui keramik, dan stainless steel tidak
permukaan benda yang memiliki menunjukkan pengaruh pada jumlah bakteri
kandungan tembaga 99,95% dalam suhu pada suhu kamar dan suhu dingin karena
20oC berhasil mengurangi jumlah bakteri jumlah bakteri hampir konstan sepanjang
sampai ke angka nol dalam waktu 60 waktu uji7.
menit.
2. Kuningan
Material logam ini terdiri dari 85%
tembaga dan 15% zinc. Kuningan dikenal
karena kemudahan fabrikasi dan efek
resisten terhadap korosi. Dalam sebuah
penelitian pengurangan efek antibakterial
pada kuningan dalam suhu 20oC sampai ke
angka nol dalam waktu 120 menit.
3. Tembaga Nikel Gambar 1. Uji jenis material terhadap
Paduan Tembaga Nikel mengandung pertumbuhan bakteri E. coli7
antara 2% hingga 30% nikel kemudian
sisanya tembaga, sifatnya sangat tahan Berdasarkan gambar 1. tampak grafik
korosi dan stabil secara termal. Penelitian jumlah koloni bakteri berbanding waktu yang
yang sama menunjukkan bahwa efek menurun secara signifikan pada material jenis
antibakterial tembaga nikel sangat lambat tembaga dan paduan tembaga yaitu,
dan mencapai angka 0 jumlah bakteri kuningan7. Hal tersebut sama dengan
setelah waktu 120 menit pernyataan Michels, et al. bahwa kemampuan
4. Tembaga Timah antibakterial stainless steel jika dibandingkan
Material ini terdiri dari 95% tembaga, 5% dengan paduan tembaga hanya memiliki
timah, dan 0,2% fosfor. Tembaga timah sedikit atau tidak ada efek penghambatan
memberikan peningkatan ketahanan terhadap mikroba yang dapat menjadi
korosi, sensitivitas yang lebih rendah patogen padahal stainless steel merupakan
untuk desinsifikasi dan kekuatan yang bahan material yang paling umum ditemukan
lebih tinggi dibandingkan dengan pada lingkungan rumah sakit10.
kuningan pada biasanya. Jumlah bakteri Kemampuan antibakterial dari tiap
yang terdapat pada permukaan yang paduan tembaga berbeda bergantung pada
terbuat dari bahan ini mengalami besarnya tembaga yang terkandung pada
pengurangan dengan agak sedikit lambat material benda tersebut. Jika ditinjau dari
dan sampai pada angka nol dalam waktu beberapa penelitian yang meneliti efek
105 menit. antimikrobial tembaga dengan waktu hambat
5. Stainless steel pertumbuhan mikroba patogen, seperti
Terdiri dari besi 74%, kromium 18% dan Eschericia coli, Methicillin-resistan
nikel 8% dan banyak digunakan dalam Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas
aplikasi pengolahan makanan dan aeruginosa, menunjukkan bahwa semakin
perawatan kesehatan. Material yang besar persentase kandungan tembaga yang

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Januari 2019 | 3


Semadela Solichin Putri I Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu Mengontrol
Healthcare-associated Infection (HCAI)

dimiliki oleh suatu bahan material maka kerusakan sel lebih lanjut, (D) Degradasi genom
semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk dan DNA plasmid.
membunuh mikroba yang menempel pada
benda tersebut4,7,10. Sifat antimikrobial yang Hasil uji berbagai penelitian jelas
dimiliki tembaga dikarenakan adanya menunjukkan permukaan benda yang
mekanisme potensial elektrokimia dari ion mengandung tembaga memberikan potensi
tembaga yang mengganggu beberapa aktivitas yang signifikan dalam hal mengurangi jumlah
metabolisme mikroba, integritas DNA sel, mikroorganisme dalam lingkungan pelayanan
membran sitoplasma, dan dinding sel kesehatan. Namun, penggunaan benda
mikroba8. dengan permukaan antimikroba tidak boleh
Terdapat beberapa alasan yang dapat bertindak sebagai pengganti dari praktik
menjelaskan sifat antimikrobial dari tembaga, pembersihan di tempat-tempat perawatan
yaitu:4 klinis tetapi hanya sebagai salah satu tindakan
1. Adanya perubahan protein pada sel yang dapat membantu memerangi HCAI8.
mikroba sehingga fungsinya tidak dapat Simpulan
berjalan dengan normal. Paduan tembaga yang memiliki sifat
2. Logam seperti tembaga mengganggu antimikroba dapat digunakan untuk
struktur enzim sel.
permukaan benda di lingkungan pelayanan
3. Ion Cu2+ dapat membentuk protein
kesehatan yang sering bersentuhan dengan
chelate melalui karboksilat dan gugus
tangan manusia atau yang berkontak dengan
amino protein yang nantinya akan
makanan serta dapat pula berkontribusi
menonaktifkan protein sel.
dalam mengurangi transmisi mikroba patogen
4. Kation divalen, seperti Cu2+, dapat
yang berpotensi menular.
menyaring struktur protein yang
menyebabkan ikatan hidrogen di dalam
Ringkasan
DNA pecah sehingga membuka rantai
Tembaga dan paduannya merupakan
double helix DNA.
logam material yang telah diklaim sejak
5. Helix asam nukleat yang distabilkan oleh
dahulu memiliki manfaat bagi kesehatan
chelation dengan ion Cu2+, replikasi atau
karena memiliki sifat antimikrobial. Sifat
transkripsi diubah, maka mikroorganisme
antimikrobial yang ada pada paduan tembaga
menjadi tidak aktif.
bervariasi tergantung dari besarnya
6. Tembaga dapat berinteraksi dengan lipid
persentase tembaga yang terkandung.
yang menyebabkan peroksidasi dan
Semakin besar persentase kandungan
membuka celah di membran sel.
tembaga yang dimiliki oleh suatu bahan
7. Logam transisi (termasuk tembaga) material maka semakin singkat waktu yang
memfasilitasi aktivitas berbahaya pada dibutuhkan untuk membunuh mikroba yang
mekanisme radikal superoksida. menempel pada benda tersebut. Paduan
tembaga dapat memainkan peran penting
dalam pengendalian infeksi berbahaya
termasuk Healthcare-associated Infection
(HAI). Namun, harus dicatat bahwa
penggunaan paduan tembaga tidak dianjurkan
sebagai pengganti praktik kebersihan tetapi
Gambar 2. Skema penjelasan mekanisme hanya sebagai pelengkap.
penghancuran bakteri: (A) Tembaga yang larut di
permukaan akan menimbulkan kerusakan
Daftar Pustaka
menembus bakteri, (B) Kerusakan membran sel, 1. Casey A, Adams D, Karpanen T, Lambert
karena tekanan yang disebabkan oleh ion tembaga P, Cookson B, Nightingale P, Dkk. Role of
dan fenomena lainnya yang menyebabkan Copper In Reducing Hospital
hilangnya potensial membran dan konten Environment Contamination. Jour of
sitoplasma , (C) Ion tembaga memicu Hosp Infect. 2010; 74:72-77
pembentukan oksigen reaktif yang menyebabkan

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Januari 2019 | 4


Semadela Solichin Putri I Penggunaan Antimikroba dari Tembaga dan Paduannya Dalam Membantu Mengontrol
Healthcare-associated Infection (HCAI)

2. CDC. Infection Control. USA: Centers for Healthcare-Associated Infections?.


Disease Control and Prevention. 2017. United States of America: Health Care
3. Copper Development Association. Without Harm Organization. 2016.
Antimicrobial Copper Alloys - group II.
EPA reg. no. 82012-2. Washington D.C.:
U.S. Environmental Protection Agency.
2008. hlm. 12
4. Copper Development Association.
Antimicrobial Copper Touch Surfaces.
New York (NY): Copper Development
Association Inc. 2014. hlm. 24.
5. Copper Development Association. The
Copper Advantage: A Guide To Working
With Copper And Copper Alloys. New
York: Antimicrobial Copper Cu+. 2010.
hlm. 4–6 .
6. Fatoba OS, Esezobor DE, Akanji OL,
Fatoba AJ, Macgregor D, Etubor J. The
Study of the Antimicrobial Properties of
Selected Engineering Materials’ Surfaces.
JMMCE. 2014; 2:78–87.
7. Grass G, Rensing C, Solioz M. Metallic
Copper as an Antimicrobial Surface.
Applied Environmental Microbiology.
2011; 77(5):1541–1547 .
8. International Copper Association, Ltd.
Antimicrobial Copper Products &
Services: Directory of Cu+ Approved
Companies. New York: CDA publication
211. 2014. hlm. 100 [disitasi tanggal 9
Januari 2019]. Tersedia dari:
http://www.antimicrobialcopper.com/m
edia/339585/amc-prod-dir.pdf.
9. Karpanen T, Casey A, Lambert P, Cookson
B, Nightingale P, Miruszenko L, Dkk. The
Antimicrobial Efficacy of Copper Alloy
Furnishing in the Clinical Environment: A
Crossover Study. Jour Infect Control Hosp
Epidemiol. 2012; 33(1):3–9.
10. Konieczny J, Rdzawski Z. Antibacterial
Properties of Copper and Its Alloys.
International Scientific Journal. 2012;
56(2):53–60.
11. Michels H, Wilks S, Noyce J, Keevil C.
Copper Alloys for Human Infectious
Disease Control. USA: Copper
Development Association Inc. 2005.
12. Muirhead E, Dancer S, King M-F, Graham
I. Novel Technology for Door Handle
Design. Jour of Hosp Infect. 2017;
97(4):43 –434.
13. Schettler T. Antimicrobials in Hospital
Furnishings: Do They Help Reduce

Majority | Volume 8 | Nomor 1 | Januari 2019 | 5

Anda mungkin juga menyukai