Abstract
Lempuyang emprit (Zingiber amaricans Bl) is one of the plants species that contain secondary
metabolites that are important in diseases treatment. This study was conducted to determine the
secondary metabolites contained in the ethanol extract of lempuyang emprit from two regions
(Semarang and Yogyakarta) after derivatized and determine its zerumbone level. Metabolite
profile analysis performed by gas chromatography with mass spectroscopy detector, split
injection system, and helium as the mobile phase at a constant rate of 3.0 mL/min and
derivatized with BSTFA (N,O-bis-(trimetilsilil)-trifluoroasetamid). While zerumbone levels
determined by the same method but without derivatization. The results showed that there were
differences in secondary metabolite profiles of ethanol extract of lempuyang emprit from
Semarang and Yogyakarta, and the zerumbone levels also differ in the two extracts were
24.04% w/w (Semarang) and 30.32% w/w (Yogyakarta).
46
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
tumbuhan yang langka, dan berdasarkan Oleh karena itu, sangat terbuka
penelusuran pustaka yang telah dilakukan, peluang untuk menemukan dan
masih sedikit penelitian dan data tentang menghasilkan produk OHT atau fitofarmaka,
kandungan kimia dan kajian khususnya dari bahan obat tumbuhan asli
farmakologisnya. Padahal berdasarkan Indonesia yang langka, belum banyak diteliti,
pengalaman empiris, ekstrak air (godogan) dan secara empiris terbukti dimanfaatkan
dari daun dan ranting tumbuhan Sala dapat dalam pengobatan masyarakat. Salah satu
digunakan untuk membantu penyembuhan tumbuhan obat asli Indonesia, yang
berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, memenuhi persyaratan langka, belum banyak
asam urat dan kolesterol. Oleh karena itu, diteliti, dan secara empiris terbukti berkhasiat
penting untuk dilakukan kajian tentang adalah Tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora
penyelidikan kandungan kimia, efek Linn). Hasil keseluruhan dari penelitian
farmakologi, tokisisitas dan formulasinya tentang ekstrak tumbuhan Sala ini,
untuk dimanfaatkan menjadi obat herbal diharapkan akan diperoleh informasi dan
terstandar atau ramuan jamu yang memiliki landasan ilmiah yang kuat dan lengkap yang
landasan ilmiah yang kuat (scientific based). dapat dipublikasikan dalam jurnal nasional
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi terakreditasi atau internasional, serta potensi
sumbangan pengembangan potensi herbal pengembangan produk herbal terstandar yang
medicine dari ekstrak tumbuhan Sala telah teruji dari tumbuhan Sala untuk
(Cynometra ramiflora Linn) yang diperoleh diproduksi oleh mitra industri jamu herbal di
menjadi obat herbal terstandar. Hasil wilayah karesidenan Solo, dipasarkan dan
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dimanfaatkan dalam pelayanan pengobatan
tumbuhan Cynometra ramiflora Linn dari penyakit di masyarakat.
beberapa Negara berpotensi sebagai Berdasarkan latar belakang yang
antibakteri (Khan et al., 2006), antioksidan telah dituliskan maka rumusan masalah pada
(Bunyapraphatsara et al., 2003), antidiabetes penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
(Tiwari, dkk, 2008), aktif terhadap beberapa 1. Bagiamana standardisasi ekstrak dan
sel uji kanker, seperti human gastric, colon profil metabolit untuk kontrol kualitas dan
dan breast cancer cell lines (Uddin, dkk, jaminan mutu ekstrak?
2009). 2. Bagaimana toksisitas akut dan subkronis
Pengobatan tradisional yang dari ektrak yang terpilih dan formulasi
berlandaskan sumber alam hayati, terutama ekstrak OHT?
tumbuh-tumbuhan, telah digunakan sejak Berdasarkan latar belakang dan
lama di Indonesia karena memiliki rumusan masalah tersebut, maka tujuan pada
keunggulan bahan mudah didapat, murah, penelitian ini adalah sebagi berikut:
hampir tidak memiliki efek samping, 1. Mendapatkan data toksisitas subkronis
merupakan keahlian nenek moyang yang dan gambaran histopatologi organ.
diwariskan secara turun temurun, serta dapat 2. Mendapatkan formula sediaan obat herbal
dimanfaatkan jika obat sintetis tidak yang optimal dan stabil.
memberikan hasil yang diharapkan. Pada saat
ini, obat tradisional atau disebut dengan obat 2. KAJIAN LITERATUR
herbal sangat banyak digunakan oleh Penelitian Fitokimia Tumbuhan Sala
sebagian besar masyarakat Indonesia untuk (Cynometra ramiflora Linn). Tumbuhan Sala
mengobati berbagai penyakit. Akan tetapi, (Cynometra ramiflora Linn) belum banyak
kualitas obat herbal yang beredar secara diteliti oleh para ahli mengenai kandungan
umum masih dalam kategori jamu, tidak metabolit sekundernya. Penelitian yang telah
banyak yang dapat dikategorikan obat herbal dilakukan oleh beberapa ahli tentang
terstandar (OHT) ataupun fitofarmaka. kandungan kimia baru uji screening
Menurut literatur terkini, hingga tahun 2012 fitokimia seperti yang disajikan secara
baru ada 31 produk OHT, dan 6 produk lengkap pada Tabel 1. Tumbuhan Cynometra
fitofarmaka (Candra, 2012). ramiflora Linn yang diteliti berasal dari
47
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
berbagai wilayah geografis yang berbeda, di sebagai bahan obat herbal yang berkualitas
Bangladesh dan Thailand. Tumbuhan akan meningkatkan kapasitas bahan obat
Cynometra ramiflora Linn, terindikasi herbal asli Indonesia dan pemanfaatannya
adanya berbagai macam kelompok senyawa sebagai obat herbal alternative dalam
kimia antara lain: polisakarid, tanin, gum, pengobatan pasien.
dan saponin. Dari kelompok senyawa-
senyawa kimia tersebut semuanya dilaporkan
3. METODE PENELITIAN
berasal dari ekstraknya, sedangkan fraksi-
a. Determinasi tanaman
fraksi dari ekstrak belum pernah dilakukan
Determinasi tanaman dilakukan di
penelitian, sehingga masih sangat terbuka
Laboratorium Biologi LIPI Bogor.
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
b. Ekstraksi
kandungan utama senyawa murni (chemical
Ektraksi dilakukan dengan
marker) dan pemanfaatannya secara
menggunakan metode maserasi dengan
farmakologis sebagai obat herbal.
pelarut methanol. Perbandingan simplisia
Kajian Farmakologi dari Tumbuhan
daun, ranting dan buah. Maserat dipekatkan
Sala (Cynometra ramiflora Linn). Ekstrak
dengan menggunakan rotary evaporator.
dari tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora
c. Uji Screening Farmakologi
Linn) telah ditentukan efek farmakologisnya
1). Uji antibakteri
terhadap berbagai sistem uji, yang meliputi
Prinsip terapi antibakteri adalah harus
antibakteri dan antioksidan. Hasil kajian
dapat menghambat pertumbuhan atau
farmakologi dari ekstrak tumbuhan Sala
membunuh bakteri patogen tetapi tanpa
(Cynometra ramiflora Linn). Sebanyak
membahayakan manusia (Batubara, 2008).
delapan jenis bakteri pada gram negatif
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada
dengan berbagai macam konsentrasi
antibakteri yang bersifat toksisitas selektif,
pengujian anti bakteri, sedangkan pada gram
ada antibakteri yang bersifat menghambat
positif ada dua bakteri yang telah diujikan.
pertumbuhan bakteri yang dikenal sebagai
Dapat diketahui bahwa yang berpotensi
bakteriostatik, dan ada yang bersifat
terhadap aktivitas antibakteri pada dosis 250
membunuh bakteri dikenal sebagai
μg/disk dan 500 μg/disk berturut-turut
bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan
adalah Escherichia coli (zona
untuk menghambat dan membunuh bakteri,
penghambatan pada 9 dan 12 mm),
masing-masing dikenal sebagai Kadar
Staphylococcus epidermis (10 dan 12 mm),
Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh
Shigella dysenteriae (8 dan 14), Enterococci
Minimal (KBM). Antibakteri tertentu
(7 dan 14), Shigella sonnei (8 dan 14),
aktivitasnya dapat meningkat menjadi
Staphylococcus aureus (10 dan 15),
bakterisid bila kadar antimikrobanya
Salmonella typhi (8 dan 15), Shigella flexneri
ditingkatkan melebihi KHM (Setiabudy dan
(7 dan 13) , Shigella boydii(8 dan 14) dan
Gan, 2007).
Vibrio cholera ( 9 dan 16) (Khan et al.,
2006).
2). Uji antioksidan dengan metode DPPH
Bagian tumbuhan mangrove yang telah
Pada uji antioksidan pertama kali
dikaji secara fitokimia, yaitu meliputi daun,
dilakukan persiapan adalah pembuatan
bunga, dan ranting. Hasil kajian terhadap
pereaksi larutan DPPH dengan konsentrasi
aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa
yang diinginkan. Kemudian menentukan
buah dan daun berpotensi sebagai
waktu inkubasi sampel dan diukur panjang
antioksidan (Bunyapraphatsara et al., 2003).
gelombang maksimum. Selanjutnya
Peluang dan keberlanjutan dari hasil
Penentuan aktivitas penangkapan radikal
penelitian ini adalah akan dihasilkan produk
dilakukan melalui perhitungan nilai
yang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan
inhibitory concentration (IC50). Nilai IC50
penggunaan obat herbal yang terstandar dan
adalah konsentrasi substrat yang
berkualitas. Pengembangan potensi
memberikan persentase aktivitas
tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora Linn)
penangkapan radikal (% APR) sebesar 50 %
48
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
dibanding kontrol melalui suatu persamaan kimia dari ekstrak dengan metode analisis
garis regresi linier antara konsentrasi TLC scanner dengan berbagai variasi
terhadap persentase aktivitas penangkapan pelarut.
radikal (Rohman dan Riyanto, 2006).
49
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
50
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
sehingga dapat disimpulkan bahwa kalium oksonat dapat meningkatkan kadar asam urat.
Tabel 1. Data Kadar Asam Urat Kontrol Hiperurisemia Dan CMC Na 0,5%
Kadar asam urat (mg/dL)
Kelompok perlakuan
Baseline Setelah perlakuan
K.oksonat 250 mg/KgBB 1,1 ± 0, 4,4 ± 0,6
CMC Na 0,5% 1,4 ± 0,1 1,7 ± 0,2
A. Hasil Uji Ekstrak Tumbuhan Sala bahwa kelompok perlakuan ekstrak daun sala
Dan Kombinasinya dosis 1000 mg/Kg BB tidak berbeda
Pengujian aktivitas bermakna dengan kelompok alopurinol. Hal
antihiperurisemia didasarkan pada tersebut menandakan bahwa aktivitas
pengalaman empiris masyarakat sekitar penurunan kadar asam urat ekstrak daun sala
kraton Surakarta. Diharapkan penelitian ini dosis 1000 mg/KgBB setara dengan
menjadi data ilmiah yang memperkuat alopurinol dosis 10 mg/KgBB. Kemampuan
khazanah kearifan lokal khususnya di penurunan kadar asam urat dari kombinasi
Surakarta. ekstrak daun dan kulit batang tumbuhan sala
Hasil pengujian aktivitas yang efektif adalah pada perbandingan 375
antihiperurisemia baik ekstrak tunggal mg/KgBB ekstrak daun dan 125 mg/KgBB
maupun kombinasinya menunjukkan ekstrak kulit batang tumbuhan sala.
penurunan kadar asam urat dibandingkan Kelompok kombinasi ekstrak daun tumbuhan
kelompok kontrol negatif (Tabel 2). sala dosis 125 mg/KgBB dan ekstrak daun
Kemampuan penurunan kadar asam urat salam pada dosis 210 mg/KgBB
kelompok perlakuan ekstrak daun dan kulit menunjukkan penurunan kadar asam urat
batang tumbuhan sala dosis 1000 mg/KgBB yang efektif. Kemampuan penurunan
melebihi kemampuan alopurinol dosis 10 kelompok kombinasi pada dosis tersebut
mg/KgBB. Hasil uji dengan one way Anova menunjukkan nilai yang tidak berbeda
post hoc with bonferroni test menunjukkan bermakna dengan kellompok kontrol positif.
51
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
EEDS = ekstrak etanol daun tumbuhan sala, EKBS = ekstrak kulit batang
tumbuhan sala, EDS = ekstrak daun salam * =berbeda bermakna dengan
kontrol negatif dan positif, ± =berbeda bermakna dengan kontrol positif
Hasil uji statistik kadar asam urat Daun salam pada penelitian
kelompok perlakuan menunjukan semua sebelumnya sudah terbukti memiliki aktivitas
kelompok mempunyai perbedaan yang penurunan asam urat. Kombinasi ekstrak
bermakna dengan kontrol negatif. Kelompok daun salam dengan ekstrak daun tumbuhan
perlakuan EEDS dosis 500 mg/KgBB tidak sala memberikan efek yang tidak berbeda
berbeda bermakna dengan kontrol psoitif, signifikan dengan kelompok kontrol positif,
artinya EEDS dosis ini memiliki potensi sehingga dapat dikatakan bahwa potensi
yang saman dengan allopurinol. Kelompok penurunan asam urat allopurinol dengan
EEDS dosis 100 mg/KgBB mempunyai ekstrak kombinasi adalah sama.
aktivitas lebi baik dari allopurinol. Kelompok Berdasarkan data persentase
perlakuan EEDS yang dikombinasi dengan penurunan kadar asam urat (gambar 1),
EKBS pada semua perbandingan (1:1; 3:1 kelompok kontrol positif (allupurinol
dan 1:3) aktivitas penurunan kadar asam 10mg/kgBB), kelompok perlakuan dosis I, II
uratnya tidak berbeda signifikan dengan dan III mampu menurunkan kadar asam urat
allopurinol, artinya potensi kelompok berturut-turut sebesar 77,01% ; 57,76%;
perlakuan kombinasi tersebut sama dengan 71,42%; dan 87,57%. Berdasarkan penelitian
kontrol positif. Kombinasi ekstrak daun dan ini maka ekstrak etanol daun tumbuhan Sala
kulit batang tumbuhan sala yang memiliki mampu menurunkan kadar asam urat.
potensi paling baik adalah 3:1. Profil ini Kemampuan penurunan kadar asam urat
menunjukkan adanya efek sinergisme karena kelompok perlakuan dengan kontrol positif
keberadaan kulit batang tumbuhan sala dapat relatif tidak jauh berbeda, bahkan dosis
meningkatkan penurunan kadar asam urat. ketiga kelompok perlakuan memiliki
kemampuan lebih baik.
Persentase Penurunan Kadar Asam
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
Urat
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Kelompok I Kelompok II Kelompok Kelompok
EEDS 77.01% 57.76% III
71.42% IV
87.57%
EEDS:EKBS 77.01% 69.60% 78.30% 68.00%
EEDS:EDS 77.01% 52.17% 60.87% 63.98%
52
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
53
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
Tabel 3. Data hasil pengukuran kadar glukosa darah kelompok kontrol dan
perlakuan
Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Hari ke:
Kelpk Perlakuan (Hari ke-0) (Hari ke-3) (Hari ke-11) Post
Baseline Post aloksan perlakuan
I Kontrol Negatif CMC Na 102,20 ± 14,11 233,20 ± 27,67 225,40 ± 11,74
Kontrol positif
II 107,20 ± 26,38 218,00 ± 18,69 82,80 ± 14,46
Glibenklamid
Ekstrak Kulit Batang
III Tumbuhan Sala 125 95,80 ± 18,34 242,20 ± 18,53 121,80 ± 33,24
mg/KgBB
Ekstrak Kulit Batang
IV Tumbuhan Sala 250 111,60 ± 16,20 225,20 ± 16,28 107,00 ± 14,87
mg/KgBB
Ekstrak Kulit Batang
V Tumbuhan Sala 500 98,40 ± 23,30 230,80 ± 10,47 94,60 ± 17,08
mg/KgBB
Ekstrak Daun Tumbuhan
VI 94,80 ± 10,96 222,40 ± 13,32 78,20 ± 18,53
Sala 250 mg/KgBB
Ekstrak Daun Tumbuhan
VII 96,80 ± 17,51 224,60 ± 4,83 82,00 ± 20,27
Sala 500 mg/KgBB
Ekstrak Daun Tumbuhan
VIII 95,20 ± 17,25 217,80 ± 12,28 75,60 ± 26,08
Sala 1000 mg/KgBB
Kombinasi Glibenklamid
IX 0,9 mg/KgBB-Ekstrak Daun
Sala 250 mg/KgBB 100,80 ± 23,15 217,20 ± 14,20 93,60 ± 32,99
Kombinasi Glibenklamid
X 0,9 mg/KgBB-Ekstrak Daun
Sala 125 mg/KgBB 104,20 ± 18,30 233,80 ± 20,95 102,20 ± 11,32
Kombinasi Glibenklamid
XI 0,9 mg/KgBB-Ekstrak Daun
Sala 62,5 mg/KgBB 83,60 ± 10,28 207,60 ± 7,27 164,00 ± 88,68
Berdasarkan hasil pengukuran kadar 242,20±18,53 mg/dL. Hal yang sama juga
glukosa darah setiap kelompok pada hari ke- terjadi pada kelompok perlakuan dosis 250
11 (tabel 3) diketahui bahwa kelompok mg/kgBB dan 500 mg/kgBB selama 11 hari.
kontrol negatif kadar glukosanya tidak Berdasarkan hasil pengukuran kadar
mengalami penurunan yaitu 225,40±11,74 glukosa darah (Tabel 3) kelompok perlakuan
mg/dL, sedangkan kelompok kontrol positif tiga seri dosis ekstrak etanol daun tumbuhan
terjadi penurunan yang bermakna Sala menunjukkan bahwa semakin besar
dibandingkan dengan kadar glukosa pada dosis ekstrak yang diberikan maka efek
hari ke-3 yaitu sebesar 82,80±14,46 mg/dL. penurunan glukosanya semakin besar. Hasil
Hal ini membuktikan pemberian uji statistik menunjukkan kelompok ekstrak
glibenklamid dapat merangsang sekresi daun tumbuhan sala dosis 250 mg/kgBB, 500
insulin pada sel beta pankreas yang telah mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB berbeda
rusak oleh aloksan. Kelompok perlakuan bermakna dengan dengan kontrol negatif.
ektrak etanol kulit batang tumbuhan Sala Jika hasil kelompok-kelompok tersebut
dosis 125 mg/kgBB juga menunjukkan dibandingkan dengan kontrol positif maka
adanya penurunan kadar glukosa darah diperoleh hasil berbeda tidak bermakna
sebesar 121,80±33,24 mg/dL dimana kadar (P>0,05), artinya efek penurunan glukosa
sebelum pemberian ekstrak sebesar darah pada tiga seri dosis ekstrak tersebut
54
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
tidak berbeda secara nyata dengan Kelompok perlakuan ekstrak daun tumbuhan
glibenklamid. Hal ini juga dapat diartikan sala dosis 125 mg/KgBB dengan
bahwa dosis 125 mg/kgBB, 500 mg/kgBB glibenklamid 0,9 mg/KgBB juga
dan 1000 mg/kgBB ekstrak etanol kulit menunjukkan hasil perbedaan yang tidak
batang Sala memiliki efek yang sebanding signifikan.
dengan glibenklamid dosis 0,9 mg/kgBB.
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa
terjadi penurunan kadar glukosa darah pada C. Hasil Penelitian Toksisitas Akut
kelompok perlakuan kombinasi ekstrak daun Ekstrak Daun Sala
dengan glibenklamid. Penurunan kelompok Uji toksisitas akut ditujukan untuk
kombinasi ekstrak daun tumbuhan sala dosis mengetahui potensi ketoksikan yang dinilai
250 mg/KgBB dan 125 mg/KgBB dengan dari harga Lethal Dose 50 (LD50) selama 24
glibenklamid menunjukkan potensi jam, menilai berbagai gejala klinis yang
penurunan kadar glukosa lebih besar dari timbul serta mekanisme yang memerantarai
pada kelompok glibenklamidnya saja. terjadinya kematian hewan uji. LD50 adalah
Kelompok kombinasi ekstrak daun tumbuhan dosis yang menyebabkan kematian pada 50%
sala dosis 250 mg/KgBB dengan populasi. Apabila selama 24 jam tidak ada
glibenklamid 0,9 mg/KgBB hasil analisis hewan uji yang mati, maka pengamatan
statistiknya menunjukkan perbedaaan yang dilakukan selama 14 hari, hal ini untuk
tidak signifikan, sehingga dapat dikatakan melihat kemungkinan efek toksik yang
aktivitas kelompok ini dengan kontrol tertunda yang dapat diamati dari perilaku dan
positifnya memiliki aktivitas setara. histopatologi organ.
Tabel 4. Data pengamatan gejala klinik selama 3 jam setelah pemberian ekstrak daun
Sala dosis tunggal 4000 dan 16000 mg/kgBB
HU hiper pasif lemah gelisah bradip Disp bradikardi takikardi Diare Warna
aktif nea nea tinja
1 - v - - - - - - - Coklat
2 - v - - - - v - - Coklat
3 - v - v - - v - - Coklat
4 - v - - - - v - - Coklat
5 - v - v - - v - - coklat
Tikus pada kelompok dosis ekstrak daun Sala setelah perlakuan tikus cenderung menjadi
dosis 4000 dan 16000 mg/kgBB tidak pasif (tidur).
menunjukkan gejala toksik pada hewan uji,
Tabel 5. Persentase kematian hewan uji setelah pemberian ekstrak daun Sala selama 24
jam
Kelompok Jumlah Hewan uji % hewan uji
Dosis (mg/kgBB)
Perlakuan Hidup Mati Hidup Mati
I 250 5 - 100 -
II 1.000 5 - 100 -
III 4.000 5 - 100 -
IV 16.000 5 - 100 -
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa mati, sehingga LD50 semu ekstrak daun Sala
sampai dosis tertinggi tepat pada batas adalah 16.000 mg/KgBB. Potensi ketoksikan
volume maksimum yang boleh diberikan akutnya dalam kategori praktis tidak toksik.
pada hewan uji, tidak ada hewan uji yang
55
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
Tabel 6. Data penimbangan berat badan tikus pada hari ke-0 (sebelum perlakuan) dan
jam ke-24 , serta hari ke-14 setelah pemberian ekstrak daun Sala
Hewan Penimbangan berat badan (g) tikus
Dosis
uji ke: Hari ke-0 Jam ke-24 Hari ke-14
1 193 189,5 220,5
2 176,5 175 206
250 mg/kgBB 3 171,5 176 188
4 145,5 150 172
5 144,5 143,5 204
1 167,5 168 191
2 195,5 192,5 203
1000 mg/kgBB 3 215,5 216 171,5
4 158,5 169 231,5
5 198,7 194,2 218,5
1 128,5 156,5 173,5
2 143 163,5 171
4000 mg/kgBB 3 132 126 141,5
4 137.5 136 195,8
5 193 177,5 175,2
1 158 152,1 167
2 129,5 146,5 180
16000 mg/kgBB 3 153 152 178
4 178 192,5 210
5 143 141,5 149
35 31.3
30
Kenaikan berat badan (g)
25
19.5 19.8
20
15.2
15 jam ke-24
10 hari ke-14
5.1 4.6
5
0.6 0.8
0
250 mg/kgBB 1000 mg/kgBB 4000 mg/kgBB 16000
mg/kgBB
Gambar 2. Kenaikan berat badan tikus setelah perlakuan dengan ekstrak daun Sala
56
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
D. Hasil Penelitian Toksisitas Akut LD50 semu ekstrak kulit batang Sala
Ekstrak Kulit Batang Sala adalah 16.000 mg/KgBB. Potensi ketoksikan
akutnya dalam kategori praktis tidak toksik.
Tabel 7. Persentase kematian hewan uji setelah pemberian ekstrak kulit batang Sala
selama 24 jam
Tabel 8. Data penimbangan berat badan tikus pada hari ke-0 (sebelum perlakuan) dan
jam ke-24 , serta hari ke-14 setelah pemberian ekstrak daun Sala
57
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
10.0 9.0
0.0
250 mg/kgBB 1000 mg/kgBB 4000 mg/kgBB 16000
-2.0 mg/kgBB
-2.6
-4.0
Gambar 3. Kenaikan berat badan tikus setelah perlakuan dengan ekstrak kulit batang
Sala
Gambaran histologi hati pada semua kelompok ditampilkan pada gambar berikut;
58
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
KP KN
DS 1 BS 1
KS 1 KS 2
Gamabaran histologi ginjal pada semua perlakuan ditampilkan pada gambar di bawah ini;
KP KN
59
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
DS 1 BS 1
KS 1 KS 2
Gambar 2. Gambaran histologi ginjal kelompok Perlakuan
Berdasarkan gambaran di atas maka jelas 60:40. Sediaan yang paling banyak di
bahwa ekstrak kulit dan daun tumbuhan sala pasaran adalah kapsul. Dosis yang dibuat
tidak memberikan efek yang tidak aman bagi adalah 300 mg ekstrak daun tumbuhan sala
organ hati dan ginjal. Gambaran dan 200 mg ekstrak daun insulin. Jenis
histopatologi ginjal dan hati tidak kapsul yang digunakan adalah kapsul keras
menunjukkan tanda kerusakan akibat transparan dengan ukuran nomor 1, karena
toksisitas selama penelitian. jumlah ekstrak masih sedikit untuk masuk
kedalam kapsul maka perlu bahan tambahan
2. Gambaran formula produk antidiabetes dimana sebagai bahan tambahan adalah
berbasis ekstrak tumbuhan sala laktosa sesuai standar pembuatan obat.
Hasil penelitian tahu kedua Proses pembuatan produk ini kami bekerja
penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak sama dengan CV. Arafat Sukses Mulia,
daun tumbuhan sala memberikan efek yang karena IKOT tersebut sudah memiliki ijin
sangat baik terhadap tikus yang dibuat produksi dari Badan POM RI.
diabetes sehingga pengembangan produk
salah satunya diarahkan pada produk Desain produk, nama dan produk dapat
antidiabetes. Pada pembuatan formula dilihat gambar 3.
produk berbasis tumbuhan sala dibuat Nama produk : Insulabet
kombinasi antara ekstrak daun tumbuhan sala No. POM TR : --
dengan daun insulin dengan perbandingan Sediaan : Kapsul
60
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
61
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015
62
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
Sains & Teknologi Vol. 10, No 2. 26. Uddin, Shaikh J., Grice Darren .I.,
24. ---------------.2010. Pengaruh Lama and Tiralongo.E., 2009, Cytotoxic
Praperlakuan Flavonoid Rutin Effects of Bangladeshi Medicinal
terhadap Efek Hipoglikemik Plant Extracts. Original Article.
Tolbutamid pada Tikus Jantan yang eCAM Advance Access published
Diinduksi Aloksan. Jurnal Sains & August 25, P.1-6.
Teknologi Vol. 11, No 1.
25. Tiwari.P., Rahuja.N,, Kumar, R.,
Lakshmi.V., Srivastava,N.M.,
Agarwal. C.S.,Raghubir.R., and
Srivastava. K.A., 2008, Search for
antihyperglycemic activity in few
marine flora and fauna. Indian
Journal of Science and Technology.
1 (5), p.1-5.
63