Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
1. Hokti Susilawati 17.10.0.068
2. Nanditta Maharani Putri 17.10.0.093
3. Raja Julian 17.10.0.102
4. Sila 17.10.0.103
5. Yanti Febrian 17.10.0.069
6. Yulvia Asliana Bulu Dihe 17.10.0.093
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2018//2019
KATAPENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem
Informasi Akuntansi I bertema “Pencatatan Utang pada PT. Amtek Engineering
Batam”.
Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas dan
ditujukan sebagai informasi berdasarkan dengan judul yang telah diberikan. Makalah
ini dapat terselesaikan tepat waktu atas bimbingan dari Bapak, selaku dosen mata kuliah
Sistem Informasi Akuntansi I.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini dengan baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Batam merupakan salah satu pusat industri yang berada di Indonesia.Hal ini
disebabkan letak Batam yang sangat strategis yaitu berdekatan dengan Negara
Singapura dan Negara Malaysia sehingga banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan yang berada di Batam.Untuk melakukan
transaksi antar perusahaan, kebanyakan perusahaan di Batam melakukan transaksi
secara kredit (utang).Tujuan dilakukan transaksi secara kredit ini adalah untuk
pemasok yaitu semakin menarik perusahaan untuk menjadi pelanggannya, karena
perusahaan bisa membeli barang tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih
dahulu. selain bisa membeli barang tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih
dahulu, perusahaan tersebut juga bisa menggunakan dana yang seharusnya dipakai
untuk membeli barang dagangan atau barang produksi ke transaksi yang lebih
penting lagi.
Utang menurut jangka waktunya dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu utang
lancar (utang yang jangka pelunasannya satu tahun atau kurang dari satu tahun)
dan utang jangka panjang (utang yang jangka pelunasannya lebih dari satu tahun).
Salah satu contoh utang jangka pendek adalah utang yang timbulnya disebabkan
oleh transaksi pembelian barang maupun jasa secara kredit kepada pemasok yang
dilakukan oleh perusahaan. Supaya lebih menarik pemasok juga menyediakan
termin pembayaran atas transaksi yang dilakukan secara kredit.Untuk setiap
termin pembayaran yang diberikan pemasok berbeda-beda.Ada utang yang harus
dilunasi dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, 60 (enam puluh) hari dan ada
jugayang harus dilunasi dalam jangka waktu 90 (Sembilan puluh) hari. Dengan
adanya termin-termin tersebut perusahaan dapat memperkirakan utang mana yang
harus dibayar dalam jangka waktu dekat dan utang mana yang jangka
pelunasannya masih lama sehingga utang-utang yang beredar terkontrol dengan
baik.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolahan utang adalah pengakuan
dan pencatatan utang tersebut. Pencatatan utang dagang harus dilakukan dengan
prosedur yang efektif, efisien, dan tepat agar pengelolahan utang dagang tidak
merugikan perusahaan demikian juga jika ada retur dan potongan pembelian.
Untuk menjalankan usahanya, PT Amtek Engineering Batam melakukan sebagian
transaksi pembelian barang maupun jasa secara kredit kepada pemasoknya untuk
mendukung kelangsungan usahanya.
Transaksi secara kredit ini seperti pembelian peralatan dan perlengkapan
kantor, pembelian barang produksi maupun pemakaian jasa untuk perbaikan
peralatan kantor dan produksi kepada pemasoknya. PT Amtek Engineering
Batam memiliki banyak pemasok di dalam Negeri maupun diluar Negeri. Untuk
pengelolaan utang dagang PT Amtek Engineering Batam memiliki department
yang menangani utang dagang, seperti pencatatan dan pelunasannya ditangani
oleh finance department yaitu bagian Account Payable. Hal ini dilakukan supaya
penanganan utang dagang menjadi efektif dan efisien. Walaupun demikian masih
ada berbagai masalah yang timbul, seperti perbedaan kuantitas yang terdapat pada
invoice dari vendor dengan purchase order yang diterbitkan oleh perusahaan.
Selain itu masih ada ketidakcocokan lain antara invoice dan purchase order seperti
kesalahan pengetikan kata.
Untuk menangani kasus-kasus yang terjadi maka bagian Account Payable
pada finance department akan melaporkan kepada buyer pada purchasing
department atau langsung mengubungi pemasok yang bersangkutan untuk
mendapat data yang benar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
PENCATATAN UTANG PADA PT AMTEK ENGINEERING BATAM”.
Agar penelitian ini dapat lebih terfokus, maka Penulis memberikan batasan
1. Batasan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang terkait dengan
pencatatan utang dagang oleh bagian account payable selama bulan Februari
2012 sampai dengan bulan April 2012.
2. Batasan Lapangan
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di PT Amtek Engineering
Batam pada Finance Department bagian Account Payable.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
antara lain:
1. Bagi perusahaan
Untuk memberi masukan terkait dengan prosedur pencatatan utang dagang
yang efektif.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi jika jika
dilakukan pencatatan sejenis dimasa yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prosedur pencatatan
utang dagang.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis akan membagi menjadi 5 (lima)
bab yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumasan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan landasan teori atau konsep yang
berhubungan dengan pencatatan utang dagang.
BAB III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai metodologi
penelitian yang terdiri dari objek penelitian, teknik pengumpulan
data, dan metode analisis data. Pada bab ini penulis juga akan
menguraikan gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah
perusahaan, visi dan misi, kegiatan usaha, serta struktur organisasi
perusahaan.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan jawaban atas rumusan.
BAB V Penutup
Pada bab ini penulis akan menguraikan penutup dari tugas akhir ini
berupa kesimpulan yang merupakan rangkuman dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan kepada
perusahaan berupa saran yang positif atas dilakukannya penelitian
ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Giri (1997), utang dagang adalah utang yang timbul karena
pembelian barang dagangan, jasa atau aktiva lainnya yang dilakukan secara
kredit atau angsuran yang sudah harus dilakukan penyelesaiannya dalam
jangka waktu 12 bulan setelah tanggal neraca dibuat atau dalam satu masa
perputaran usaha.
2.4 Prosedur Pencatatan Utang Dagang
Menurut Krismiaji (2005), salah satu cara mencatat data utang dagang
adalah menggunakan dokumen sumber, yaitu sebuah formulir tercetak untuk
merekam data transaksi.
Menurut Bodnar (2006), dokumen-dokumen yang terkait dengan utang
dagang adalah permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur dari pemasok.
1. Permintaan Pembelian
Dokumen ini diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakaian
barang.Dokumen ini bertujuan untuk meminta fungsi pembelian
melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu yang
tersebut dalam dokumen permintaan pembelian.
2. Pesanan Pembelian
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembelian ketika barang yang tercantum
dalam permintaan pembelian akan dipesan kemudian mengirimkannya ke
pemasok.
3. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan atau gudang untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi
jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam order
pembelian.
4. Faktur dari Pemasok
Dokumen ini dibuat oleh pemasok yang berisi tagihan atas barang yang
telah diterima.Atas dasar ke empat dokumen tersebutlah maka fungsi
akuntansi melakukan pencatatan atas transaksi yang telah dilakukan.
Apabila terjadi retur, terdapat dokumen yang berhubungan dengan
pencatatan utang dagang yaitu:
5. Memo Debit/Kredit
Dokumen ini diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan otorisasi bagi
fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang dibeli oleh
perusahaan.
Adapun objek yang diteliti adalah prosedur pencatatan utang dagang pada
PT Amtek Engineering Batam bulan Februari 2012 sampai dengan April 2012.
Batam sebagai kota industri membuat para investor dari luar negeri
memandang sebagai lahan bisnis yang berpotensial untuk dikembangkan sehingga
dapat memberikan keuntungan yang sangat besar terhadap investor. Para investor
bahkan datang dari berbagai negara seperti Malaysia dan Singapura.Banyak
industri manufaktur yang didirikan di Batam, salah satunya adalah PT Amtek.PT
Amtek tersebar di lebih dari 10 negara di dunia. Perusahaan ini berpusat di
Singapura dan membawahi seluruh anak cabang perusahaan yang berjumlah lebih
dari 18 perusahaan manufaktur dan 6 perusahaan sales dan technical support
offices antara lain:
1. Benua Asia terdapat beberapa Negara yaitu Singapura (Central), Malaysia
(Johor, Selangor, Perak), Thailand (Bangkok, Changmai), China (Hongkong,
Shenzen, Zhongshan, Huizhou, Shangai, Suzhou). Japan (Tokyo), Indonesia
(Batam dan Jakarta), India (Cochin).
2. Benua Amerika terdapat negara USA (Austin, San Jose), Mexico (Mexicali).
3. Benua Eropa terdapat Negara Prancis (Paris, Montlucon), Czech Republic
(Pisek), Hungaria (Sarvar), Polandia (Grudziadz).
Amtek Seluruh Dunia menghasilkan pendapatan sekitar US 786 juta per
tahun dan pada tahun 2012 telah mencatat lebih dari 12 ribu manpower.
Amtek yang berada di Batam memiliki tiga cabang anak perusahaan yaitu:
PT Amtek Engineering Batam, PT Amtek Plastic Batam, dan PT Amtek
PrecisionBatam. Pada awalnya PT Amtek di Batam berlokasi di kawasan
Batamindo Industrial Park namun seiring bertambahnya consumsi masyarakat
akan produk elektronik, maka pada tahun 1997 lokasi pabrik bertambah yaitu PT
Amtek Egineering Batam yang berlokasi di kawasan Cammo Industrial Park Blok
E No. Luas dari bangunan PT Amtek Batam sekitar 41.500 HA dan telah mencatat
lebih dari 2.000 total manpower sampai tahun 2011.
3.2.3 Visi dan Misi Perusahaan
3. Operation Manager
Bertanggung jawab mengelola dan mengatur tentang operasional harian
perusahaan, dengan lebih berfokus pada pengelolaan produksi Operation
Manager bekerjasama dengan General Manager dalam mewujudkan tujuan
perusahaan.
4. Customer Service Departement
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, baik yang berkaitan
dengan pemesanan barang maupun memberikan kepastian dalam pengiriman
barang.
5. Planner Departement
a. Membuat planning atau jadwal rencana produksi berdasarkan pesanan
yang diberikan oleh Costumer Service.
b. Memeriksa keadaan kapasitas mesin dan kemampuan atau jumlah
operator.
6. Purchasing Departement
Melakukan order atau pesanan terhadap bahan baku produksi berdasarkan
spesifikasi planning atau rencana dari departement planning.
7. Produktion Departement
a. Membuat atau memproduksi barang dari bahan baku menjadi barang jadi.
b. Mengerjakan job berdasarkan jadwal yang diberikan dari departement
planning.
c. Berusaha mencapai output dan keluaran yang ditragetkan perusahaan.
8. HRD (Human Resources Departement)
a. Melakukan perekrutan karyawan baru.
b. Melakukan pembayaran gaji karyawan.
c. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan karyawan.
d. Berwewenang untuk melakukan pemutusan hubungan kerja bagi karyawan
yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang ditetapkan oleh
perusahaan.
9. Sales Departement
a. Bertanggung jawab untuk melakukan promosi terhadap pelanggan.
b. Menarik dan meyakinkan pelanggan sebanyak-banyaknya untuk memesan
produk.
c. Memberikan support apabila ada complain atau keluhan dari pelanggan.
PEMBAHASAN
Batam
utang.
2. Bagian Account Payable (AP), bertugas untuk:
a. Melakukan pencatatan utang pada sistem SAP sesuai dengan invoice, DO,
dan PO yang telah dicocokkan.
b. Memeriksa tanggal jatuh tempo invoice lokal dalam sistem.
c. Melakukan pencatatan pelunasan pada utang lokal yang telah jatuh tempo.
d. Menyiapkan Payment Voucher (PV) untuk dokumen yang berisi detail
pembayaran per pemasok lokal atas barang yang telah diterima oleh
perusahaan.
e. Menyiapkan cek untuk setiap nominal utang pada PV sesuai dengan
pemasoknya.
f. Menyerahkan cek ke pemasok dan menerima kuitansi pelunasan utang dari
pemasok.
2. Invoice
Invoice yaitu dokumen sebagai faktur dari pemasok yang diterbitkan oleh
pemasok kepada perusahaan sebagai bukti penagihan atas barang yang
dipesan. Berisi informasi mengenai kuantias barang yang dipesan dan total
harga yang ditagih.
3. Delivery Order (DO)
Laporan penerimaan barang atau yang dikenal dengan DO. Dokumen ini
diterbitkan oleh pemasok kepada perusahaan sebagai bukti pengiriman atas
barang yang dipesan.Dokumen ini diberikan kepada Department Store untuk
memeriksa kebenaran barang yang dikirim oleh pemasok. Apabila barang
yang diterima telah sesuai dengan DO, selanjutnya dokumen ini diserahkan
ke bagian AP agar dilakukan pencatatan. Dokumen ini berisi informasi
mengenai kuantitas barang yang diterima oleh perusahaan.
4. ZPO1
ZPO1 yaitu dokumen yang dipakai untuk membuktikan bahwa invoice dan
DO telah dicatat ke dalam sistem.
6. Statement of Account
Statement of Account yaitu dokumen yang diterbitkan oleh pemasok yang
berisi semua utang dagang yang belum dibayar oleh perusahaan.
7. Rekonsilasi
Rekonsilasi yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh bagian AP sebagai
penyesuaian antara utang yang telah jatuh tempo yang diakui oleh perusahaan
sesuai dengan yang diakui oleh pemasok.
8. Cek
Cek yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh bagian AP sebagai media
pembayaran utang ke pemasok.
9. Kwitansi
Kwitansi yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh pemasok sebagai bukti bahwa
utang telah dilunasi oleh perusahaan.
PO DO Invoice
Entry invoice
sebagai utang pada
Pemisahan sistem SAP
dokumen
Membubuhkan nama,
Utang lokal Utang oversea
kode posting, no akun
pada stempel posting
Mencocokkan
Invoice, DO,
dan PO
2
TIDAK
Sesuai? N
YA
Membubuhkan
stempel psoting pd
invoice
1
Lanjutan flowchart prosedur pencatatan utang dagang PT Amtek Engineering
Batam
2 Invoice
3
DO
PO
ZPO1
Membuat ZPO1
pada sistem SAP
Mencek utang
yang telah jauh AP Aging
tempo pada
sistem SAP
ZPO1 Menyiapkan
utang yang
telah jatuh
tempo
Menyiapkan
3 semua dokumen
utang yang telah
jatuh tempo
Meminta SOA
pada setiap SOA
pemasok yang
bersangkutan
Melakukan
penyesuaian utang
yang diakui pmasok
dan perusahaan
4
Lanjutan flowchart prosedur pencatatan utang dagang PT Amtek Engineering
Batam
Rekonsilasi
YA
Melakukan
OVERSEA pencatatan
Menyiapkan Melakukan transfer pelunasan pada
pembayaran langsung ke rekening sistem SAP
utang pemasok
N Selesai
CEK
5
Berdasarkan dari gambar flowchart 4.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Setiap terjadinya pembelian secara kredit maka bagian clerk akan menerima
dokumen Purchase Order (PO) dari Department Purchasing yang telah
diotorisasi oleh Manager dan Assistem Manager Department Purchasing.
2. Setelah barang yang dipesan diterima, barang akan dihitung kuantitasnya dan
disesuaikan dengan DO dan PO yang selanjutnya akan di-posting ke sistem
SAP sebagai total persediaan barang oleh Department Store maka bagian
clerk akan menerima DO yang telah diotorisasi oleh kepala Department Store
sebagai bukti barang yang dipesan telah diterima oleh Department Store
sesuai dengan kuantitas yang ada di dalam DO.
3. Bagian Clerk akan menerima invoice yang dikirim oleh pemasok ke
perusahaan.
4. Selanjutnya bagian Clerk akan melakukan pemisahan dokumen berdasarkan
utang lokal (pembelian yang dilakukan di dalam negari) dan utang oversea
(pembelian yang dilakukan di luar negeri) serta melakukan pencocokan PO,
invoice, dan DO yang telah diterima. Apabila terdapat invoice maupun DO
yang belum cocok maka akan dilakukan pengarsipan sesuai dengan nomor,
nama pemasok, utang lokal, dan utang luar negeri. Apabila tedapat kesalahan
antara PO, invoice, dan DO yang telah dicocokkan maka bagian clerk akan
memberitahukan hal ini ke Department Purchasing untuk dilakukan
penanganan terhadap kesalahan yang terjadi. Setelah direvisi invoice maupun
PO dicocokkan kembali.
5. Bagian clerk akan memberikan stempel posting pada invoice yang nantinya
akan diisi oleh bagian AP sebagai tanda telah dilakukan pencatatan terhadap
invoice tersebut. Kemudian semua dokumen diserahkan ke bagian AP.
6. Bagian AP harus memeriksa semua dokumen yang diterima mengenai
penyesuaian harga, jangka waktu pembayaran, pajak (jika ada), nama
pemasok, total harga dan memastikan bahwa semua dokumen telah
diotorisasi oleh setiap Department yang bersangkutan.
7. Kemudian akan melakukan pencatatan utang terhadap invoice. Hal ini
dilakukan dengan cara mengentri invoice ke sistem SAP yaitu dengan
memasukkan tanggal invoice, tanggal posting, mata uang yang digunakan,
total harga ke sistem SAP. Invoice yang telah di-posting ditandai dengan
membubuhkan nama karyawan yang bersangkutan, no PO, kode posting,
kode akun, dan nominal yang di-posting.
8. Apabila terjadi kesalahan lebih atau kurang tagih, maka bagian AP akan
meminta pemasok untuk menerbitkan debit note untuk utang yang kurang
tagih dan credit note untuk utang yang lebih tagih. Debit note dalam
pencatatan utang ke dalam sistem akan mengurangi jumlah tagian pemasok
terhadap utang perusahaan, sebaliknya credit note akan langsung menambah
jumlah tagihan utang. Selanjutnya prosedur yang dikakukan sama seperti
ketika penerimaan invoice.
9. Bagian AP memeriksa semua utang yang telah jatuh tempo dengan cara
menyiapkan daftar utang yang telah masuk ke dalam sistem SAP yang
disebut AP aging dan menandai pemasok dan nomor invoice yang akan
dilakukan pelunasannya.
10. Meminta SOA (Statement Of Account) pada pemasok dan melakukan
rekonsilasi utang yang diakui pemasok dengan utang yang diakui oleh
perusahaan. Proses ini akan menghasilkan dokumen rekonsilasi per
pemasok dan akan diotorisasi oleh karyawan yang bersangkutan,
Executive Finance, dan Assisten Manager Finance.
11. Melakukan pembayaran untuk semua utang yang telah jatuh tempo. Untuk
utang oversea perusahaan akan langsung men-transfer kas pada rekening
pemasok yang sesuai. Kemudian melakukan penulisan cek utang
pembayaran utang lokal, selanjutanya cek tersebut diotorisasi oleh assisten
manager Singapura dan General Manager Singapura.
12. Apabila otorisasi semua dokumen telah lengkap maka cek dapat
diserahkan ke pemasok, selanjutnya bagian AP akan menerima kuitansi
sebagai bukti pelunasan utang dari pemasok.
13. Selanjutnya bagian AP melakukan pencatatan pelunasan utang dalam
sistem SAP menghasilkan payment voucher (PV) untuk masing-masing
pemasok sebagai bukti bahwa utang telah dilakukan pencatatan
pelunasannya dalam sistem SAP. Dokumen ini harus diotorisasi oleh
karyawan bagian AP yang telah memposting, Executive Finance, Assisten
Manager Finance dan General Manager Accounting Singapura.
14. Kemudian semua dokumen diarsip berdasarkan nomor PV (Payment
Voucher).
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Dilihat dari kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perusahaan membuat prosedur tercatat untuk menghindari kesalahan
pelaksanaan prosedur pencatatan utang dagang.
2. Pencatatan pelunasan utang dagang dilakukan pada saat utang telah dilunasi
oleh perusahaan.
3. Dalam prosedur utang dagang harus dicantumkan waktu maksimal
perlengkapan dokumen dari Department lain maupun dari pemasok agar
pembayaran utang dagang tidak tertunda dari waktu yang telah ditentukan.
4. Pada sistem pemisahan fungsi sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan
fungsi antara fungsi pencatatan dan fungsi pembayaran. Karena fungsi
pencatatan terpisah dengan fungsi pembayaran yang pada perusahaan ini
kedua fungsi tersebut dilakukan oleh fungsi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA