Anda di halaman 1dari 2

KPK Kembali Periksa Wali Kota Madiun Sebagai Tersangka Korupsi

Oleh Oscar Ferri pada 23 Nov 2016, 13:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nama Wali Kota Madiun, Jawa Timur Bambang Irianto kembali masuk
dalam agenda pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua DPC Partai Demokrat
Madiun itu diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Pasar Besar
Kota Madiun tahun 2009-2012.

"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai tersangka," ujar Kepala Biro Humas KPK Yuyuk
Andriati saat dikonfirmasi, Rabu (23/11/2016).

Ini bukan kali pertama Bambang diperiksa KPK. Pada 8 November 2016, dia juga sudah
diperiksa perdana sebagai tersangka. Namun, usai diperiksa selama tujuh jam, Bambang tak
ditahan KPK.

Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menyebut, penahanan seorang
tersangka merupakan kewenangan penyidik. Karenanya dia belum tahu, apakah pada
pemeriksaan hari ini, Bambang akan ditahan atau tidak.

"Penahanan itu tergantung subjektivitas dan kewenangan penyidik," kata Priharsa.

KPK resmi menetapkan Wali Kota Madiun Bambang Irianto sebagai tersangka dugaan korupsi
terkait pembangunan Pasar Besar Kota Madiun, Jawa Timur tahun 2009-2012.

Bambang selaku Wali Kota Madiun periode 2009-2014 dan 2014-2019 itu diduga baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, dan
persewaan terkait pembangunan Pasar Besar Kota Madiun. Padahal tugasnya selaku Wali Kota
Madiun seharusnya melakukan pengawasan dalam pembangunan pasar yang menelan biaya Rp
76,5 miliar itu.

Bambang diduga menerima gratifikasi atau suap yang berlawanan dengan kewenangan dan
kewajiban yang jadi tugasnya sebagai Wali Kota Madiun. Meski begitu, belum diketahui berapa
kerugian negara akibat kasus ini.

Atas perbuatannya, Bambang disangka dengan Pasal 12 huruf i atau Pasal 12B atau Pasal 11
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).
Tugas Kelompok Mata Kuliah Dasar-dasar Jurnalistik
Nama anggota:
Ai Fitri Yuliani 142121203
Dini Fazriyah Nur Ahyar 142121182
Fitria Nur Hasanah 142121180
Irvina Priyanti 142121192
Niknik Nurul Hotimah 142121193
Trisni Ratnasari 142121190

HASIL ANALISIS

Berita dengan judul ”KPK Kembali Periksa Wali Kota Madiun Sebagai Tersangka
Korupsi” dalam penulisannya sudah etis karena ditulis menggunakan kalimat positif dan netral
dalam artian tidak memihak manapun. Judul juga sesuai dengan isi berita. Value berupa impact.
Isinya membahas mengenai dugaan korupsi yang dilakukan Walikota Madiun, Jawa timur
Bambang Irianto dalam pembangunan pasar besar kota Madiun Tahun 2009-2012. Dalam berita
tersebut kata-katanya ekonomis dan efektif. Penulisan beritanya pun berimbang karena penulis
tidak memihak pada salah satu pihak dan menulis berita sesuai dengan fakta-fakta yang ada di
lapangan. Tidak terdapat kata maupun kalimat klise dan pengulangan kata yang membuat jenuh
dalam berita tersebut. Penulis berita juga tidak berlebihan dalam menggunakan kata sehingga
tidak terdapat kata jenuh dalam berita tersebut. Kelayakan berita sangat layak karena sudah
sesuai dengan dasar-dasar jurnalistik. Berita ini memberi kontrol sosial dan pilihan agar
masyarakat lebih pintar memilih seorang pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai