Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terdapat
beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang kemudian
dilakukan intervensi.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Bayi Baru Lahir.............................................................. 3
1. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir............................................................ 4
2. Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir............................................... 12
B. Rencana Asuhan Bayi Usia 2 – 6 Hari........................................................... 24
1. Perawatan Tali Pusat................................................................................ 24
2. Pemberian Nutrisi yang Adekuat............................................................. 25
3. Personal Hygiene..................................................................................... 26
4. Mempertahankan Kehangatan Bayi......................................................... 27
5. Kebutuhan Tidur...................................................................................... 27
6. Keamanan................................................................................................ 29
7. Tanda-tanda bahaya................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap
bayi setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam
keadaan normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau
tidaknya refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6
jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang
adekuat, sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada
pemeriksaan fisik yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak mengalami
hipotermi dan trauma dari tindakan yang bidan lakukan dan melakukan inform consent
terlebih dahulu kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama
ibunya.
Apa yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu
pengkajian, pemahaman dasar mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
adalah dengan menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta
prilaku bayi, hal ini di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi jika tidak
dilakukan suatu pemeriksaan untuk menrencanakan asuhan yang akan diberikan pada bayi,
karena bayi belum bisa berkomunikasi seperti orang dewasa maka penampilan dan
prilakunya lah yang akan kita nilai.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi
terdapat beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang
kemudian dilakukan intervensi.
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan, penilaian adaptasi
neonatal (skor APGAR, refleks), penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak
kelainan morfologi/fisiologi, pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan,
panjang badan, serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir
(neonatus), dibedakan menurut tiga kategori,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengumpulan data bayi baru lahir ditinjau dari pengkajian fisik bayi baru
lahir serta penampilan dan perilaku bayi baru lahir?
2. Bagaimana rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali pusat, pemberian
nutrisi yang adekuat, personal hygiene, mempertahankan kehangatan bayi, kebutuhan tidur,
keamanan dan tanda-tanda bahaya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses pengumpulan data bayi baru lahir ditinjau dari pengkajian fisik
bayi baru lahir serta penampilan dan perilaku bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali pusat,
pemberian nutrisi yang adekuat, personal hygiene, mempertahankan kehangatan bayi,
kebutuhan tidur, keamanan dan tanda-tanda bahaya
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel
Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Istirahat Istirahat Aktif/ demam
(bangun) (tidur)
BBL 100-180 80-160 Sampai 220
1 minggu-3 bulan 100-220 80-200 Sampai 220
4 bulan-2 tahun 80-150 70-120 Sampai 200
2 tahun-10 tahun 70-110 60-90 Sampai 200
> 10 tahun 55-90 50-90 Sampai 200
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
3) Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalamannya, kecepatan dan iramanya
serta bervariasi dari 30 – 60 x/menit.
Tabel
Frekuensi Pernapasan Normal Pada Bayi dan Anak
Umur Range/ rata-rata Waktu tidur
Neonatus 30-60 35
1 bulan-1 tahun 30-60 30
1-2 tahun 25-50 25
3-4 tahun 20-30 22
5-9 tahun 15-30 18
10 tahun/ lebih 15-30 15
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
4) Tekanan darah
Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan menggunakan
sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan
sistolik rata-rata adalah 80 – 60 / 45 – 40 mmHg pada saat lahir 100 / 50 mmHg sampai hari
ke sepuluh (Doenges, M, E, 2001).
d. Berat badan dan panjang badan
Letakkan handuk langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang.
Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000 kg
(Chapman, 2006).
Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45 – 53 cm (Pusdiknakes, 2003). Jokinen
(2002) menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the joint working party on child health
(Hall & Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran panjang badan masih penting untuk
pengajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat
bahwa pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling
umum, dengan pita mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit
ekstensi, terbukti jauh dari variabel (Wilshin, 1999).
e. Kepala dan muka
1) Ubun-ubun
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat tulang tengkorak yang
belum sepenuhnya bertemu.
2) Sutura / molase / molding
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) dengan penilaian :
0 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) terpisah
1 : sutura bersesuaian atau tepat
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu pada usia 2 tahun.
3) Penonjolan atau cekungan
Penilaian : tidak terdapat kelainan baik karena trauma persalinan (caput succedaneum /
edema kulit kepala dan cephal hematoma / efusi darah dibawah periosteum tulang kranial)
atau adanya kelainan kongenital (hydrocephalus, anencephalus, dll) (Chapman, 2006).
4) Lingkar kepala
Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-
frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran normal
untuk bayi aterm adalah 32 – 37 cm (Baston & Durward, 2001).
Pada muka atau wajah dilihat penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukkan
berbagai sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau Turner.
f. Telinga, mata, hidung dan mulut
Penilaian telinga jumlah, bentuk, kesimetrisan antara telinga satu dengan telinga yang
lain dengan cara menarik garis melintasi kedua mata bayi, normalnya telinga berada di atas
garis tersebut. Penilaian mata meliputi simetris, pergerakan mata, refleks pupil, jarak antar
mata 3 cm, tidak ada tanda-tanda infeksi. Selain itu perlu diperhatikan adanya perlengketan,
katarak, perdarahan sub konjungtiva dan lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan
peradangan, yang bila terjadi dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat
disebabkan oleh infeksi gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penilaian hidung dan mulut meliputi ada / tidaknya sumbing bibir, sumbing langitan,
gigi kongenital dan lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat
menyusu. Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan,
bersih, baru dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba adanya
sumbing palatum.
g. Leher dan dada
Penilaian leher dengan meraba apakah terdapat pembengkakan dan benjolan. Penilaian
dada meliputi bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop), dan ukuran lingkar dada dengan cara diukur
dari dada ke daerah punggung kembali ke dada melalui puting susu, nilai 32-34 cm.
h. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari pada bayi. Lingkar Lengan Atas, nilai 10 – 11 cm.
i. Sistem saraf
Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan
bertepuk tangan (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003). Pada saat lahir otot bayi lembut
dan lentur. Otot-otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika
dirangsang. Sistem persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna (Doenges, M, E, 2001).
j. Perut / abdomen
Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi, lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pust pada saat bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding
perut lembek (pada saat tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
k. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus
sama, serta jumlah jari.
l. Genitalia
Penilaian pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis berada
dalam scrotum, scrotum sudah turun ke bawah, kemudian pada ujung penis terdapat lubang.
Penilaian pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora
menutupi labia minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan
mempunyai klitoris, hymen dan klitoris tampak membesar (Pusdiknakes – WHO –
JHPIEGO, 2003).
m. Kulit dan punggung
Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan,
kekuning-kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar tidak
tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan atau
bercak bercak hitam, dan tanda tanda lahir.
Sedangkan pada punggung yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan
pada punggung bayi dengan cara membalikan badan bayi dan meraba punggung bayi untuk
merasakan benjolan pada tulang punggungnya.
n. Anus
Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah mengeluarkan
mekonium / cairan.
Tabel
Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Komposisi / 100 ml ASI Matur Susu Sapi Susu Formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Laktalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
As (gr) 0,21 0,72 0,34
Mineral Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trance 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Vitamin A (iµ) 182 140 210
C (mg) 5 1 5,3
D (iµ) 2,2 42 42
E (iµ) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niasin (mg) 0,2 0,17 0,7
pH Alkali (basa) Acid (asam) Acid (asam)
Bacteria Iontent Steril Nonsteril Steril
3. Personal Hygiene
a. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari-hari pertama disebut mekonium.
Mekonium adalah aksresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa
janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. warna mekonium adalah hijau kehitaman,
lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan,
asam lemak dan pigmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir.
Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau emas dan terlihat
seperti bibit. Bayi akan diberi susu formula memiliki feses berwarna coklat gelap, seperti
pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5 – 6 kali tiap hari dan akan berkurang pada minggu
ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari 2 hari segera hubungi tenaga kesehatan.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi berkemih sebanyak 4 – 8 kali perhari. Pada awalnya volume urine sebanyak 20 – 30
ml/hari, meningkatt menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama. Warna urine
keruh / merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intak cairan meningkat.
Tabel
Pola Buang Air Kecil (BAK) dan Karakteristik Tinja
Pada Bayi Baru Lahir
Usia Bayi Jumlah Bentuk & Warna BAB
Minimum BAK
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat 5-6 Kuning kehijauan
ASI dibuat
banyak)
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
5. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun
samapai malam hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan
ruangannya yang hangat, serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu diingin.
Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola tidur bayi masih belum tertur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan-lahan kan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan
dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya dating dari orang tuany yang sulit
menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya
hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap
malamnya. Sehingga orang tuapun perlu menyiasati waktu tdurnya sesuai pola tidur bayi.
Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan
jumlah tidurpun semakin berkurang, kiraa-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2 kali pada
usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang 1 kali saja dengan
total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari
adalah waktu untuk banguun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya
disiang hari saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah
tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari
membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya
dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup.
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan
dengan kata-kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika
menanagis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis
tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5
menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam.
Jika gagal hentikan dulu prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini diperkenalkan
oleh Richard Ferber, Boston’s Children Hospital. Pastikan bayi tidur dengan aman:
a. Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika tidur
d. Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat
bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat bayi tidur terlentang.
6. Keamanan
Pencegahan infeksi adalah satu aspek penting dalam perlindungan dan keamanan pada
bayi baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk
mencegah infeksi.
b. Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
c. Menyediakan linen atau kain yang cukup
d. Mencegah anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi.
Stafilokokos merupakan penyebab tersering infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah
sakit menggunakan cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan
untuk mencegah kemungkinan infeksi tersebut.
e. Memandikan bayi tidk boleh sering-sering dilakukan karena akan berdampak pada kulit
yang belum sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat
dibersihkan 1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada daerah tersebut..
f. Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
g. Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong
Pencegahan Hipotermia :
a. Tidak sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
b. Menjaga suhu ruangan sekitar 18-210 C
c. Bayi menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
d. Segera menggantikan kain yang basah.
e. Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
f. Bedong/ selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan
tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu
dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan
jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi. Selain itu untuk menjaga
keamanan bayi adalah menjaga bayi agar tidak gumoh dengan cara:
a. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak
sekitar 30 menit setelah menyusu.
b. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
d. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi
sering.
e. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan
bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
f. Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga
membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
g. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
h. Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun
lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya,
miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
i. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru
karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari
mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan
punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan
sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar
dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
j. Hindari bayi tersedak.
Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut
aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke
lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah
kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih
baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera
dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
7. Tanda-tanda bahaya
k. Pernapasan sulit / > 60 x/menit
l. Suhu terlalu panas (> 38 0C) atau terlalu dingin (< 36 0C)
m. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan
n. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah
o. Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna
hijau tua dan terdapat lendir atau darah
p. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus
q. Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139)
yaitu :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Merintih
e. Perdarahan
f. Sangat kuning
g. Berat badan lahir < 1500 kg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif.
Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan
pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga, Bibir,
Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir
seperti Caput succedaneum, Molase, Hemangioma, Psendomenarrhe, Akriosianosis.
Penilaian Perilaku bayi baru lahir meliputi : Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya
Perawatan Tali Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab
daerah ini mudah sekali terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan
yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam
(paling sedikit 4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium yang
dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi sebanyak 4 – 8
kali perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari, meningkat menjadi 100 – 200
ml/ hari pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam lingkungan
yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan, sementara Suhu ruangan
persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat
air ketuban menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan Masalah
Pernafasan, Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan menjaga bayi agar tidak
gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas atau
terlalu dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan,
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah, Tidak BAB dalam 2
hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat
lendir atau darah, Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan
menangs terus menerus, Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning,
coklat atau persik
B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia 2 – 6
hari sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan mahasiswa lebih banyak
mempelajarinya agar semakin mahir.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul Hidayat. 2008. Keterempilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV Sagung seto.
Jakarta
Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik
kebidanan.fitramaya.Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5
asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone,
Edinburgh
DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI