1)
A. Nurul Qalbi BM, 2) Jasri Djangi, 3) Muhaedah
1, 2, 3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email: nurulqalbi06@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi yang bertujuan
untukmengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam
ekstrak kloroform daun Coleus scutellarioides, Linn, Benth yang berasal
dari wilayah Kecamatan Tallo, Jl.Andi Tonro, dan Minasa Upa,
Kecamatan Tamalate Makassar, Sulawesi Selatan. Isolasi dilakukan
dalam beberapa tahap yaitu maserasi, partisi dengan kloroform, fraksinasi,
uji kemurnian dan identifikasi. Hasil penelitian diperoleh isolat murni
berupa kristal jarum berwarna putih bening. Hasil uji dengan pereaksi
Liebermann-Buchard membentuk cincin hijau menunjukkan positif
steroid. Isolat diidentifikasi dengan menganalisis spektrum infra merah
yang menunjukkan bilangan gelombang (cm-1) yakni: 1056,99 (C-O);
1462,04 dan 1377,17 (CH2 dan CH3), 1645,28 (C=C); 2956,87 (C-H);
3441,01 (OH alkohol).
Kata kunci: Isolasi, C.scutellarioides, Linn, Benth., steroid
ABSTRACT
This study is exploratory research aim to isolate and the
secondary metabolite compound contained in the kloroform extract of
stam of Coleus scutellarioides, Linn, Benth from districts Tallo, Andi
Tonro streets, and Minasa Upa, districts Tamalate Makassar, South
Sulawesi. Isolation is done in several stages; maceration, partitioning with
kloroform, fractionation, purity testing and identification. The result is
obtained pure isolate white needle crystal. The test result with the
Liebermann-Buchard reagent to from a green ring indicated a positive
steroid. Isolate is identified by analyzing the infra red spectrum which
showed the wave number (cm-1) are: 1056,99 (C-O); 1462,04 and 1377,17
(CH2 and CH3), 1645,28 (C=C); 2956,87 (C-H); 3441,01 (OH alcohol).
Keyword: Isolation, C.scutellarioides, Linn, Benth., Steroid
PENDAHULUAN
Alam memiliki banyak Lamiaceae, juga disebut
keanekaragaman hayati, khususnya Labiatae, keluarga mint dari tanaman
pada dunia tumbuhan. Hampir semua berbunga,dengan 236 genus dan lebih
spesies tumbuhan tersebar di seluruh dari 7.000 spesies. Digunakan oleh
kepulauan Nusantara mulai dari manusia sebagai tanaman herbal dan
Sumatera, Kalimantan, Jawa, berguna untuk rasa, aroma, atau obat.
Sulawesi, dan Irian. Tumbuhan di Spesies dari Lamiaceae terutama
Indonesia bukan hanya secara merupakan herba atau semak-semak
fungsional dimanfaatkan sebagai dalam berbagai ukuran, jarang berupa
bahan pangan, tanaman hias, tetapi pohon. Siklus hidup dari anggota
dapat juga digunakan sebagai Lamiaceae mungkin tahunan atau
tumbuhan obat yang banyak fungsinya. abadi (Rissa. 2000).
Senyawa kimia alami yang terkandung Tumbuhan iler memiliki
dalam tumbuhan berupa senyawa batang bersegi empat dengan alur yang
metabolit primer dan sekunder yang agak dalam pada masing-masing
diperoleh melalui proses metabolisme. sisinya, berambut, percabangan
Senyawa metabolit sekunder terdiri banyak, daun tunggal, helaian daun
dari alkaloid, terpenoid, steroid, berbentuk bulat telur, ujung
flavonoid dan poliketida. Keberadaan meruncing, tepi beringgit, tulang daun
senyawa metabolit sekunder sangat menyirip jelas (berupa alur),
tergantung pada jenis tumbuhan. Hal permukaan daun agak mengkilap,
inilah yang menyebabkan tumbuhan berambut halus, berwarna ungu
telah digunakan sebagai obat-obatan kecoklatan sampai ungu kehitaman
sejak ratusan bahkan ribuan tahun (Dian dan Rissa, 2000). Tumbuhan iler
yang lalu. batangnya tegak atau berbaring pada
Salah satu tanaman yang pangkal dan ditempat itu
secara liar tumbuh diladang atau berakar banyak, menahun, harum;
dikebun yang digunakan sebagai tinggi 0,5 - 1,5 m. Batang berambut,
tanaman hias ini berasal dari famili tangkai daun 2 - 9 cm; helaian daun
Lamiaceae, yaitu tumbuhan iler bulat telur, dengan pangkal yang
(Coleus antropurpureus, Linn, Benth). membulat atau bentuk baji dan ujung
Spesies tumbuhan ini tumbuh secara yang menyempit, di atas pangkal yang
liar diladang atau dikebun-kebun dapat bertepi rata beringgit kasar
digunakan sebagai tanaman hias. Pada (Dalimartha, Setiawan, 2003).
ketinggian 1300 m diatas permukaan Tumbuhan iler memiliki aroma bau
laut, berbatang basah yang tingginya yang khas dan rasa yang agak pahit,
mencapai 1-1,5 m. Daunnya yang sifatnya dingin. Jika seluruh bagian
berwarna merah kehitaman diremas akan mengeluarkan bau yang
Sebenarnya nama tumbuhan ini adalah harum (Yuniarti, 2008).
“iler” atau biasa juga disebut daun Tumbuhan iler ini juga
batik atau daun iler (Dalimartha, dikenal dengan nama Si gresing
2003). (Batak), Miana (Sumbar), Jawer kotok
2. Fraksinasi 4. Identifikasi
Sebelum difraksinasi, ekstrak Kristal diuji menggunakan
kental dianalisis dengan kromatografi pereaksi Liebermann-Burchard, FeCl3,
lapis tipis (KLT) dengan menggunakan Wagner dan Mayer untuk mengetahui
eluen n-heksan : etil asetat, n-heksan : golongan senyawa metabolit sekunder
kloroform, dan etil asetat : kloroform yang diperoleh dan identifikasi lebih
pada berbagai perbandingan untuk lanjut dilakukan uji spektroskopi
mengetahui jenis pelarut dan dengan menggunakan
perbandingan yang sesuai pada spektrofotometer inframerah untuk
kromatografi kolom cair vakum. mengetahui gugus fungsi yang terdapat
Ekstrak kental yang terdiri dari dalam senyawa tersebut.
beberapa komponen tersebut
difraksinasi dengan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
kromatografi kolom cair vakum A. Hasil Penelitian
menggunakan silika gel 60 H Merck 1. Preparasi sampel dan ekstraksi
dan silika gel G 60 (230 – 400 mesh) Daun tumbuhan iler yang
sebagai fasa diam, sedangkan eluennya telah dibersihkan dikeringkan dalam
menggunakan eluen dari hasil KLT. suhu ruangan. Sampel kering digiling
Hasil fraksinasi di KLT dengan eluen menggunakan blender hingga
yang sama, kemudian yang sama nilai diperoleh serbuk halus sebanyak 2,3
Rfnya digabungkan. kg.
Selanjutnya fraksi gabungan Maserasi dilakukan selama
difraksinasi dengan kromatografi 3x24 jam selanjutnya diuapkan
kolom flash. Tujuan dari kromatografi menggunakan rotary evaporator
kolom flash adalah untuk memisahkan menghasilkan ekstrak metanol kental
senyawa yang diperoleh yang berasal sebanyak ±1,3 L berwarna coklat
dari fraksinasi kromatografi kolom cair pekat. Partisi dengan kloroform
vakum sehingga lebih murni. Fraksi- diperoleh ekstrak kloroform berwarna
fraksi yang diperoleh dianalisis hijau pekat sebanyak ±3 L. Ekstrak
menggunakan KLT. Fraksi-fraksi yang kloroform hasil partisi diuapkan
mempunyai nilai Rf yang sama sehingga diperoleh ekstrak kental
digabung kemudian diuapkan hingga kloroform berwarna hijau pekat
diperoleh padatan. dengan berat ±21,7923 g.
B. Pembahasan
1. Uji Kemurnian 3. Uji Spektroskopi FTIR
Kemurnian isolat diuji dengan Identifikasi isolat dilakukan
KLT tiga macam eluen dengan pelarut dengan analisis spektroskopi infra
dan perbandingan yang berbeda untuk merah (IR) Shimadzu Prestige-21
memastikan kemurnian dari isolat dengan pellet KBr. Analisis spektrum
dengan munculnya satu noda pada tiap IR isolat E7 memberikan serapan pada
KLT. Analisis KLT pada tiga macam daerah bilangan gelombang (
eluen yaitu eluen kloroform:etil asetat 3441,01 cm-1 yaitu pita yang agak
(3:7), n-heksana: etil asetat (7,5:2,5) lebar dengan intensitas sedang yang
dan n-heksana:kloroform (5:5). Pada diidentifikasi sebagai vibrasi ulur O-H.
eluen kloroform:etil asetat (3:7) Vibrasi ikatan ini diduga merupakan
menunjukkan satu noda. Deteksi vibrasi dari gugus O-H sehingga
dengan lampu UV 254 dan UV 366 terjadi ikatan hidrogen antarmolekul
tidak menunjukkan adanya noda yang didukung dengan adanya serapan
berpendar, ini menunjukkan bahwa tajam dengan intensitas sedang pada
struktur kimia isolat tidak memiliki daerah 1056,99 cm-1 yang
ikatan rangkap terkonjugasi. Noda diidentifikasi sebagai vibrasi ulur C–O
hasil elusi yang tidak tampak di bawah alkohol sekunder siklik. Senyawa
lampu UV disemprot dengan reagen hidroksilat memperlihatkan pita
penampak noda CeSO4 2% dan rentangan O-H pada 3650-3200 cm-1
dipanaskan di atas hotplate sehingga dan pita deformasi ke dalam bidang
diperoleh noda yang berwarna biru dan pada 1450-1250 cm-1 serta keluar
dapat disimpulkan bahwa isolat fraksi bidang pada 750-650 cm-1 ditambah
E7 relatif murni secara KLT. pita vibrasi rentangan C-O pada daerah
1210-1000 cm-1. Kedudukan O-H
2. Uji golongan dalam molekul berada pada posisi 3
Identifikasi menggunakan
pereaksi Liebermann-Buchard (ekuatorial) Tabel 2 dan Gambar 1
menunjukkan bahwa isolat E7 positif berikut.
steroid yang ditandai dengan adanya
perubahan warna dari bening menjadi
hijau yang berasal dari reaksi antara
sterol tidak jenuh dengan asam.