Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA TERINTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN

DISCOVERY LEARNING ( MODEL PEMBELAJARANPENEMUAN) DAN PROJECT


BASED LEARNING(BERBASIS PROYEK)PADA MATERI KESETIMBANGAN
KIMIA DI SMA KELAS XI

Muhammad Isa Siregar1), Iis Siti Jahro2), Mahmud3)


1)
AlumniMahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan
2,3)
Dosen Jurusan Kimia Universitas Negeri Medan
Korespondensi: misasiregar@gmail.com

ABSTRACT

The objective of these research are a decent practical guiding used, to improve the student
learning outcomes effectively and efficiently in chemistry learning. The type of the research are
descriptive and quasy experiment research. The selection ofthe sample was using purposive random
sampling technique, consists of two classes is a the experimental class and control class. Practical
guiding chemical which is used in school and Practical guiding chemical an integrated model of
discovery and project-based learning the of each validator validated by experts consist of 2 lecturers
and 13 teachers. The average results of the validity of practical guiding that are used in schools was
3.60 with the valid criteria, but the development of some aspects, are still needed. While the average
results of the validation guiding chemistry lab integrated model of discovery and project-based
learning is 4.40 with the criteria very valid and did not needed to be revised. The value of each aspect
of quality practical guiding chemical an integrated model of discovery and project-based learning to
be reviewed of various aspects eachare : the material scope 4.43, systematic of presentation 4.31,
productivity concept 4.51, curiosity 4.35, life skills 4.33, design 4.40 and language 4.50 that classified
is very valid criteria, it means that the development result of chemistry lab guiding was valid and did
not needed to be revised, so it deserves to be used in learning outcomes. The test result showed an
increase learning outcomes by using guiding which is used in schools by 38% while using chemistry
lab guiding integrated model of discovery and project-based learning the by 73%. It can be concluded
that Practical guiding chemical an integrated model of discovery and project-based learning very
effective and efficiently way to improve student learning out comes in learning chemistry.

Key Word : Practical guiding of chemical, practicum,discovery learning model, project based Learning,
learning outcomes

Pendahuluan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan


Pendidikan merupakan hal yang Negara(pasal 1: 1; 3).
sangat penting bagi kehidupan. Berdasarkan Pembelajaran yang tepat dalam
kebijaksanaan dan akal sehat, pendidikan proses pendidikan harus diarahkan untuk
merupakan tonggak dalam pengembangan mencapai tujuan utama dari pendidikan.
kepribadian dan penanaman nilai-nilai sosial, Untuk mencapai tujuan tersebut, telah banyak
moral, etika dan spiritual. Menurut UU No. 20 model pembelajaran inovatif yang
/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikembangkan dengan tujuan untuk
pendidikan harus dapat mengembangkan meningkatkan proses pendidikan itu sendiri.
keterampilan dan pengembangan karakter Model pembelajaran seperti model
serta martabat dalam konteks kehidupan pembelajaran penemuan (Discovery Learning),
bangsa (Pasal 3) ; dan secara aktif pembelajaran berbasis masalah (Problem
mengembangkan kapasitas siswa untuk Based Learning), pembelajaran berbasis
memiliki kekuatan spiritual, agama, proyek (Project Based Learning), dan lain-lain
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, merupakan contoh dari model pembelajaran
akhlak mulia, serta keterampilan yang yang berkembang saat ini.
Ilmu kimia merupakan experimental semester ganjil, pada bulan Oktober 2015 s/d
science atau ilmu berbasis eksperimen, yang Desember 2015.
tidak dapat dipelajari hanyamelalui proses Populasi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran membaca, menulis atau keseluruhan siswa SMA peminatan IPA kelas
mendengarkan saja. Sebagian besar siswa XI di Medan. Dikarenakan keterbatasan
menganggap pelajaran kimia merupakan suatu peneliti, maka sampel dipilih secara random
pelajaran yang sangat sulit meskipun siswa telah purposively. Sampel dipilih dari SMA yang
berusaha untuk mempelajarinya. memiliki fasilitas laboratorium yang memadai.
Dalam pembelajaran ilmu kimia ada dua Sekolah yang dijadikan sampel dalam
hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kimia penelitian ini adalah SMAN 11 sebagai kelas
sebagai produk temuan para ilmuwan berupa takta, uji coba, AN-Nizam dan SMAN 5 Medan.
konsep, prinsip, hukum, teori dan kimia sebagai Sampel dipilih dari SMA yang memiliki fasilitas
proses berupa kerja ilmiah (Jahro, 2009). Kegiatan laboratorium yang memadai. Sekolah yang
praktikum tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
kimia. Hal ini senada dengan yang dikemukakan SMAN 11 sebagai kelas uji coba, AN-Nizam
Lunetta dan Hofstein (dalam Silawati, 2006) yang dan SMAN 5 Medan. Sampel dibagi kedalam 2
mengadopsi teori Bloom bahwa di dalam kelas yang di bagi menjadi kelas kontrol yang
pembelajaran ada tiga domain yang tidak boleh menerapkan kegiatan laboratorium dengan
ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, menggunakan buku penuntun praktikum yang
intelectual), keterampilan (psychomotor) dan afektif digunakan di sekolah tersebut dan kelas
(attitudinal). eksperimen yang menerapkan kegiatan
Praktikum pada pelajaran kimia tanpa laboratorium dengan menggunakan buku
disertai pengetahuan dan pemahaman siswa penuntun praktikum terintegrasi model
tentang apa yang akan dilakukan di dalam pembelajaran penemuan dan berbasis proyek.
praktikum juga merupakan hal yang tidak Penelitian ini merupakan jenis
mempunyai manfaat dan guna. Setelah selesai penelitian pengembangan. Penelitian
melaksanakan praktikum siswa seharusnya pengembangan merupakan kegiatan
sudah dapat memahami apa yang dilakukan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan
didalam praktikum dan juga tujuan dari penyajian data yang dilakukan secara
pelaksanaan praktikum tersebut. Oleh sebab sistematis dan objektif yang disertai dengan
itu maka sebaiknya dilakukan pendekatan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk
pembelajaran yang tepat sangat perlu untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi
dilakukan. Dalam hal ini pendekatan yang (Sugiyono, 2011).
sesuai dalam ilmu kimia diantaranya yaitu
Project Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Proyek) dan Discovery Learning
(Penemuan)
Berdasarkan uraian di atas maka
diajukan penelitian dengan judul

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
Terintegrasi Model Pembelajaran Discovery
Learning (Penemuan) Dan Project Based
Learning (Berbasis Proyek)” Pada Materi
Kesetimbangan Kimia di SMA Kelas XI”.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Medan
pada sekolah yang memiliki fasilitas
laboratorium yang memadai. Penelitian ini
dilaksanakan pada tahun ajaran 2015-2016
Penentuan penuntun praktikumyang dianalisis

Analisis penuntun praktikum yang digunakan disekolah

Hasil analisis

Analisis SintaksModel Pembelajaran Penemuan


dan Berbasis Proyek

Penyusunan penuntun praktikum terintegrasi Populasi


model pembelajran penemuan dan berbasis
proyek
Sampel
Standarisasi dan uji kelayakan penuntun
praktikum terintegrasi model pembelajran
Pretest
penemuan dan berbasis proyek

Kelas kontrol Kelas Experimen


Implementasi penuntun
praktikum terintegrasi model Penuntun praktikum yang Penuntun praktikum
pembelajran penemuan dan digunakan di sekolah terintegrasi model penemuan
berbasis proyek dan berbasis proyek

Posttest

Evaluasi penuntun praktikum Data Analysis


terintegrasi model pembelajran
penemuan dan berbasis proyek
kesimpulan

Produk penuntun penuntun Teknik analisis data yang digunakan untuk


praktikum terintegrasi model menguji hipotesis, sebelum menguji hipotesis
pembelajran penemuan dan dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat, yaitu
berbasis proyek (1) uji validitas angket, (2) uji normalitas, dan
Gambar 3.3. Bagan Alir Pelaksanaan (3) uji homogenitas data.
Penelitian (modifikasi Borg & Gall) Data yang digunakan untuk uji
hipotesis adalah data pretes, postes, dan
peningkatan hasil belajar pembelajaran yang
menggunakan penuntun praktikum
terintegrasi model penemuan dan berbasis
proyek. Uji hipotesis yang dilakukan
menggunakan SPSS Versi 21.0. Dimana untuk
menunjukkan peningkatan prestasi belajar
siswa setelah menggunakan penuntun 4.50 4.00 4.00
praktikum kesetimbangan kimia terintegrasi 4.00
model pembelajaran penemuan danmodel 3.50 3.00
pembelajaran berbasis proyek dilakukan uji 3.00
gain ternormalisasi (N – Gain). Sesuai tabel 2.50
kriteia. 2.00
Rata – rata N-Gain 1.50
ternormalisasi Klasifikasi 1.00
0,7 < N – gain Tinggi 0.50
0,30 ≤ N – gain < 0,70 Sedang 0.00
N – gain < 0,30 Rendah Kelayakan Isi kelayakan kelayakan
penyajian bahasa
Hake1998
Hasil dan Pembahasan
Data yang dideskripsikan pada Gambar 4.1.Grafik Tingkat
penelitian ini adalah analisis kelayakan kelayakan penuntun
penuntun yang ada disekolah dan analisis praktikum yang digunakan
penuntun praktikum terintegrasi model disekolah
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek
serta peningkatan hasil belajar siswa. 2. Pengembangan Penuntun Praktikum
Adapun karakteristik dari buku yang
1.Analisis Tingkat Kelayakan Penuntun
dikembangkan adalah sebagai berikut : 48
Praktikum Kimia Yang Digunakan Di Sekolah
halaman, ukuran kertas 10,5 cm x 15 cm, tebal
Sebelum melakukan pengembangan
kertas 70 gram, jenis tulisan bagian isi Times
terhadap penuntun praktikum, terlebih
New Roman, gambar berwarna (full colour).
dahulu dilakukan analisis terhadap penuntun
praktikum yang digunakan sekolah, dimana
3. Analisis Tingkat Kelayakan Penuntun
peneliti hanya melakukan analisis terhadap
Praktikum Kimia Terintegrasi Model
materi kesetimbangan kimia untuk melihat
Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut
Proyek
sehingga dapat mengembangkan penuntun
Adapun hasil analisis penuntun praktikum
praktikum kimia yang lebih baik lagi. Hasil
kimia yang telah di validasi oleh guru dan
analisis ini akan digunakan menjadi dasar
dosen yang terdiri dari beberapa aspek
pengembangan penuntun praktikum kimia.
sebagai berikut:
Dengan menjumlahkan penilaian
a) Cakupan Materi
berupa skor dan merata –ratakannya maka
diperoleh hasil analisis penuntun praktikum 4.56
4.60
kimia yang ada di sekolah pada materi 4.55 4.50
kesetimbangan kimia berdasarkan angket 4.50
4.45 4.38
kelayakan yang meliputi kelayakan isi memiliki 4.40
4.35 4.31
rata-rata : 3,00 (cukup), kelayakan bahasa 4.30
rata-rata : 4,00 (baik) dan kelayakan penyajian 4.25
dengan nilai rata-rata : 4,00 (baik). yang 4.20
4.15
dimana ketika ketiga aspek tersebut dirata-
ratakan akan memperoleh hasil 3,60 dimana
dikategori kan valid dan tidak perlu direvisi,
seperti terlihat pada gambar 4.1

Gambar 4.2.Uji kelayakan Penuntun


Praktikum Kimia Berdasarkan
Cakupan Materi
Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan bahwa Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan
hasil uji kelayakan penuntun praktikum kimia bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum
terintegrasi model pembelajaran penemuan kimia terintegrasi model pembelajaran
dan berbasis proyek dari cakupan materi penemuan dan berbasis proyek pada aspek
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,43 yang wawasan produktivitas menunjukkan nilai
memiliki arti sesuai dengan tabel kelayakan rata-rata sebesar 4,51 yang memiliki arti
adalah sangat baik dan tidak perlu direvisi lagi. sesuai dengan tabel kelayakan adalah sangat
b) Aspek Sistematika Penyajian valid dan tidak perlu direvisi lagi.
d) Aspek Merangsang Keingintahuan
4.40 4.38
4.42 4.40
4.35
4.31 4.40
4.30 4.38
4.25 4.36
4.25 4.34
4.32 4.31
4.20
4.30
4.15 4.28
Kerunutan tabel, gambar Sistematis 4.26
susunan dan lampiran dan kejelasan Menumbuhkan rasa Memberi tantangan
Penyajian prosedur ingin untuk lebih jauh

Gambar 4.3.Uji kelayakan Penuntun Gambar 4.5.Uji kelayakan Penuntun


Praktikum Kimia Berdasarkan Praktikum Kimia Berdasarkan
Sistematika Penyajian Merangsang Keingintahuan

Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan


bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum
kimia terintegrasi model pembelajaran kimia terintegrasi model pembelajaran
penemuan dan berbasis proyek pada aspek penemuan dan berbasis proyek pada aspek
sistematika penyajian menunjukkan nilai rata- merangsang keingintahuan menunjukkan nilai
rata sebesar 4,31 yang memiliki arti sesuai rata-rata sebesar 4,35 yang memiliki arti
dengan tabel kelayakan adalah sangat valid sesuai dengan tabel kelayakan adalah sangat
dan tidak perlu direvisi lagi. valid dan tidak perlu direvisi lagi
c) Aspek Wawasan Produktivitas e) Aspek Kecakapan Hidup

4.60 4.56 4.45


4.40
4.55 4.40
4.50 4.35
4.44 4.31 4.31
4.45 4.30
4.40 4.25
4.35 kecakapan kemampuan kecakapan
Menumbuhkan inovasi, kreatif dan personal psikomotor akademik
etos kerja berpikir kritis siswa
Gambar 4.6.Uji kelayakan Penuntun
Gambar 4.4.Uji kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan
Praktikum Kimia Berdasarkan Mengembangkan Kecakapan
Wawasan Produktivitas Hidup
Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan
bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum
kimia terintegrasi model pembelajaran kimia terintegrasi model pembelajaran
penemuan dan berbasis proyek pada aspek penemuan dan berbasis proyek pada aspek
mengembangkan kecakapan hidup bahasa menunjukkan desain rata-rata sebesar
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,33 yang 4,50 yang memiliki arti sesuai dengan tabel
memiliki arti sesuai dengan tabel kelayakan kelayakan adalah sangat valid dan tidak perlu
adalah sangat valid dan tidak perlu direvisi direvisi lagi.
lagi. 4. Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan
f) Aspek Desain Penuntun Praktikum Terintegrasi Model
Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
4.55 4.50
Proyek
4.50 . Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata gain
4.45 ternormalisasi yang tertinggi terdapat pada
4.40 kelas eksperimen yaitu yang diajar
4.35 4.31 menggunakan penuntun pratikum terintegrasi
4.30 model pembelajaran penemuan dan berbasis
4.25 proyek sebesar 0,73 atau 73% sedangkan pada
4.20 kelas kontrol yang diajar dengan
Penyajian gambar, interaktif menggunakan penuntun pratikum di sekolah
tabel dan lambang
nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,38
Gambar 4.7.Uji kelayakan Penuntun atau 38%.
Praktikum Kimia Berdasarkan Kesimpulan
Desain
Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan 1. Tingkat kelayakan penuntun praktikum
bahwa hasil uji kelayakan penuntun praktikum yang digunakan di sekolah memiliki
kimia terintegrasi model pembelajaran kriteriakelayakan valid dan tidak perlu
penemuan dan berbasis proyek pada aspek direvisi tetapi masih perlu ada perbaikan
desain menunjukkan desain rata-rata sebesar dan pengembangan dari beberapa aspek.
4,40 yang memiliki arti sesuai dengan tabel 2. Tingkat kelayakanpenuntun praktikum
kelayakan adalah sangat valid dan tidak perlu terintegrasi model pembelajaran
direvisi lagi. penemuan dan berbasis proyek memiliki
g) Aspek Bahasa kriteria kelayakan sangat valid dan tidak
perlu direvisi.
4.65 4.6 3. Penuntun praktikum terintegrasi model
4.60 pembelajaran penemuan dan berbasis
4.55 4.50 proyek sudah layak untuk digunakan dalam
4.50 pembelajaran dan sangat efektif serta
4.45 4.4 efisien untuk meningkatkan hasil belajar
4.40 siswa.
4.35
4.30
Sesuai Komunikatif Konsistensi Daftar pustaka
perkembangan penggunaan Arends, R. I., (2007), Learning to Teach Buku 2
siswa istilah dan Edisi Ketujuh, Yogyakarta, Pustaka
symbol
Pelajar,
Gambar 4.8.Uji kelayakan Penuntun Bagci, N., &Simsek, S., (1999), The influence of
Praktikum Kimia Berdasarkan different teaching methods in
Bahasa teaching physics subjects on student’s
success, TheJournal of Gazi Education
Faculty 19 (3), 79-88 Situmorang Zeolite From Calcined Kaolins
(2009) Silicate For Use in Deterjen, Ind. Eng.
Bryant, R. J., &Edmunt, A. M., (1987), They Chem. Res., 31, 2134 – 2140.
like lab-centered science. The Science
Teacher, 54 (8), 42-45. Eddy, H. R., 2007. Potensi dan Pemanfaatan
Daniel L. Schacter, Daniel T. Gilbert., dan Zeolit di Provinsi Jawa Barat dan
Daniel M.Wegner., (2009, 2011), Banten,
http:/www.dim.esdm.go.id/indeks.php?
Psychology, 2nd edition. Worth
view=article&catid=32%3Amakal.
Publishers.p. 264.ISBN 978-1-4292-
Ganj, Darya., (2004),Methods of Teaching
3719-2
Physics; Discovery Publishing House,
Departemen Pendidikan Nasional, (2004),
New Delhi.
Pengembangan Model Pendidikan
Hake,R., (1998), AnalyzingChage/GainScores,
Kecakapan Hidup, Puskur Balitbang
http://www.Physics.indiana.edu/~sdi/
Depdiknas, Jakarta
AnalyzingChange-Gain.pdf (Maret
Derlina., (2013), Pengembangan Perangkat
2015)
Pembelajaran Fisika Berbasis Model
Jahro,I.S., (2009), Desain Praktikum
Pembelajaran Konstruktivis Untuk
Alternatif sederhana (PAS) Wujud
meningkatkan Kemampuan Berpikir
Logis Siswa SMA,ProsidingSeminar
Kreativitas Guru Dalam
Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
Unimed Tahun 2013 Bidang Pada Pembelajaran Kimia. Jurnal
Pendidikan. Pendidikan Kimia 1 (2): 44-47
Dick, W dan Carey., (2005), The Systemic Kirk,M., Matthews,C.E., dan Kurtts,S. ,(2001),
Design Of Intructional (6 th ed). New The Trouble With Textbooks, Academic
York : Omegatype Typography, Inc.. Research Library: North Carolina
Faturohman, P., and Sobry,S., (2007), Strategi Grensboro.
Belajar Mengajar, Refika Aditama,
Bandung.
Fauzi, Ahmad., (2015), Pengembangan
Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas
XI Pada Materi hidrolisis Garam Sesuai
model Pembelajaran Penemuan Dan
Berbasis Proyek., Medan, Tesis,
Unimed Press.
Fitriani, S., (2014), Pengembangan Prodesur
Praktikum Katalis terhadap Laju reaksi
Berbasis Green Chemistry. Lampung.
Digilib UNILA.
Gagne.R,M., dan Briggs,L.J., (1979) ,Principles
ot instructional Design, Second
Edition, New York: United States of
America

Dawolo, Januari, 2009, Sintesis Zeolit 4A Dari


Abu Layang Non Magnetik Fraksi
Sedang Dengan Penambahan Al2O3,
Skripsi, FMIPA UNIMED Medan

De Lucas, A., Uguina, M.A., Covian, I., and


Rodrigues, I., 1992. Synthesis of

Anda mungkin juga menyukai