Terima Kasih
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
A. Kesimpulan ....................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perawat perlu mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi
terapeutik pada bayi, toddler, prasekolah dan usia sekolah ?
2. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan bayi ?
3. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan toddler ?
4. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan prasekolah ?
5. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bahwa perawat perlu mengetahui teknik atau strategi
berkomunikasi terapeutik pada bayi, toddler, prasekolah dan usia sekolah.
2. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan bayi.
3. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan toddler.
4. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan prasekolah.
5. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya
melalui pancaindranya. Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan
cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui
komunikasi nonverbal. Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman dan aman
jika ada kontak fisik yang dekat, terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak
enak ia rasakan, misalnya lapar, popok basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain.
Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak
fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-
gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan
kegembiraannya, serta menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak
nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman
atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air
besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedinginan.
Teknik atau strategi dalam berkomunikasi dengan bayi adalah sebagai berikut :
Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin
Gunakan komunikasi non-verbal : mengelus, menyentuh, menggengam,
dan gerakan (seperti mengayun-ayun) untuk memberikan kenyamanan dan
menenangkan bayi
Berbicaralah dengan lembut dan sering tersenyum karena bayi member
respon terbaik pada suara nada tinggi, yang lembut
Usahakan mempertahankan rutinitas bayi, seperti jam makan dan jadwal
tidur.
Pertahankan agar orang tua berada dekat dengan bayi sehingga bayi dapat
melihat mereka, terutama bagi bayi berusia 9 sampai 18 bulan saat
“kecemasan terhadap orang asing” seringkali menjadi masalah.
Libatkan orang tua dalam menenangkan bayi, serta saat memberi makan,
mengganti baju, dan memandikan.
Berkomunikasilah dengan bermain (cilukba, mainan berbunyi) jika bayi
menerima.
Hindari stimulasi berlebihan saat bayi dalam distress fisik atau menarik
diri.
C. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan toddler (1
sampai 3 tahun)
Pada usia ini anak sudah mulai mencari alasan dan meminta penjelasan. Pada
tahap usia ini juga anak mulai memahami penjelasan yang sederhana dan mulai
dapat mendemonstrasikan sesuatu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Potter, P.A, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC. Alih Bahasa: Renata,
dkk.
Anjaswani, Tri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Komunikasi dalam Keperawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
“Komunikasi Terapeutik di Setiap Tahap Perkembangan
Pada Bayi, Toddler, Prasekolah dan Sekolah”
Oleh :
Kelompok 6 (Kelas A)