Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


Puji dan syukur kehadirat TUHAN YME, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan Makalah
“Komunikasi Terapeutik di Setiap Tahap Perkembangan Pada Bayi, Toddler,
Prasekolah dan Sekolah” yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan II.
Kami mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin banyak sekali
terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kata kesempurnaan. Kami sangat
berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat diambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
“Tidak ada gading yang tak retak”, dengan ini kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya karena masih begitu banyak kekurangan disana-sini dalam
penyusunan makalah ini.

Terima Kasih

Makassar , 10 September 2018

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................1

Daftar Isi .................................................................................................................2

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang ................................................................................................3


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................4

Bab II : Pembahasan

A. Pentingnya teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada bayi,


toddler, prasekolah dan usia sekolah ............................................................5
B. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan bayi............6
C. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan toddler ......7
D. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan prasekolah 8
E. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan sekolah ......9

Bab III : Penutup

A. Kesimpulan ....................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11

Daftar Pustaka ......................................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari keperawatan.


Komunikasi merupakan unsur penting dalam keperawatan karena dengan
berkomunikasi perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi verbal maupun nonverbal yang dapat
menghasilkan efek terapi atau mempercepat proses penyembuhan. Berkomunikasi
dengan kelompok usia yang berbeda memerlukan teknik khusus dan pemahaman
mengenai perkembangan manusia. Perawat seringkali memiliki pasien dengan
usia yang berbeda-beda yang memerlukan pendekatan yang berbeda untuk
perawatannya. Perawat tidak hanya merawat pasien yang dewasa saja, tetapi
perawat juga merawat pasien bayi, toddler, prasekolah, dan sekolah. Cara
pemahaman bayi dan anak-anak berbeda dengan dewasa, karena hal itulah
perawat harus memiliki teknik atau strategi dalam berkomunikasi dengan
kelompok usia yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perawat perlu mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi
terapeutik pada bayi, toddler, prasekolah dan usia sekolah ?
2. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan bayi ?
3. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan toddler ?
4. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan prasekolah ?
5. Bagaimana teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada tahap
perkembangan sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bahwa perawat perlu mengetahui teknik atau strategi
berkomunikasi terapeutik pada bayi, toddler, prasekolah dan usia sekolah.
2. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan bayi.
3. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan toddler.
4. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan prasekolah.
5. Untuk mengetahui teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada
tahap perkembangan sekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya teknik atau strategi berkomunikasi terapeutik pada bayi,


toddler, prasekolah dan usia sekolah

Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak.


Sebaliknya, anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa
dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus
memahami apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan anak
dan berusaha memahami anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting dalam
komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi sebagai berikut. a. Orang dewasa
harus menggunakan bentuk bahasa yang dapat dimengerti bagi anak yang diajak
berbicara, maksudnya sebagai berikut: 1) Menggunakan isyarat seperti menunjuk
objek secara jelas jika objek tersebut ingin dilihat anak. 2) Memilih kata-kata
secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak. b. Anak berusaha
agar komunikasinya juga dipahami orang lain, maksudnya sebagai berikut. 1)
Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan atau
mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan apa yang dia
inginkan. 2) Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin
kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

Perawat perlu mengetahui teknik-teknik ataupun strategi berkomunikasi


pada anak. Hal ini dikarenakan, perawat tidak hanya memiliki pasien dewasa saja,
tetapi memiliki pasien anak-anak juga. Dalam berkomunikasi anak memiliki
respons yang berbeda-beda untuk kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya
mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk
berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau teknik khusus agar
hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh
kembang anak. Secara umum ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada
anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan nonverbal. Teknik komunikasi
nonverbal yang sering digunakan antara lain adalah bercerita, bibliotheraphy,
mimpi, menyebutkan permintaan, bemain dan permainan, melengkapi kalimat,
serta teknik pro dan kontra. Teknik komunikasi verbal dapat berupa menulis,
menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam
keluarga, dan teknik bermain. (Mundakir, 2006).

B. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan bayi (lahir


sampai 12 bulan)

Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya
melalui pancaindranya. Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan
cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui
komunikasi nonverbal. Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman dan aman
jika ada kontak fisik yang dekat, terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak
enak ia rasakan, misalnya lapar, popok basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain.
Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak
fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-
gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan
kegembiraannya, serta menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak
nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman
atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air
besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedinginan.
Teknik atau strategi dalam berkomunikasi dengan bayi adalah sebagai berikut :
 Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin
 Gunakan komunikasi non-verbal : mengelus, menyentuh, menggengam,
dan gerakan (seperti mengayun-ayun) untuk memberikan kenyamanan dan
menenangkan bayi
 Berbicaralah dengan lembut dan sering tersenyum karena bayi member
respon terbaik pada suara nada tinggi, yang lembut
 Usahakan mempertahankan rutinitas bayi, seperti jam makan dan jadwal
tidur.
 Pertahankan agar orang tua berada dekat dengan bayi sehingga bayi dapat
melihat mereka, terutama bagi bayi berusia 9 sampai 18 bulan saat
“kecemasan terhadap orang asing” seringkali menjadi masalah.
 Libatkan orang tua dalam menenangkan bayi, serta saat memberi makan,
mengganti baju, dan memandikan.
 Berkomunikasilah dengan bermain (cilukba, mainan berbunyi) jika bayi
menerima.
 Hindari stimulasi berlebihan saat bayi dalam distress fisik atau menarik
diri.
C. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan toddler (1
sampai 3 tahun)

Anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal, anak bersifat


egosentris dan hanya memahami hal-hal yang hnya berhubungan dengan
dirinya.Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
perkembangan bahas anak dengan kemapuan anak sudah mampu memahami
kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan
masih terdengar kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun
anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang
digunkan seperti mengapa, apa, kapan, dan sebagainya.
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka
untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada
suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktifitas saat komunikasi, memberi mainan
saat komunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri
dimana kita harus menghindarkan konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat
dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak,
bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
menggambar, menulis atau berceriita dalam menggali perasaan dan fikiran anak di
saat melakukan komunikasi.
Teknik atau strategi berkomunikasi pada toddler :

 Panggil anak sesuai dengan namanya


 Pelajari dan gunakan kata-kata yang dipakai anak untuk ke kamar mandi,
makan, dan mandi.
 Tawarkan pilihan untuk mengizinkan anak memiliki control dan
kemandirian.
 Gunakan kata-kata yang pendek dan jelas.
 Izinkan anak untuk menggunakan benda yang dikenalnya, seperti selimut
atau boneka, untuk membuatanya merasa aman terutama selama situasi
yang menekan.
D. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan prasekolah
(usia 3 sampai 5 tahun)

Anak tidak dapat memahami/membedakan fantasi dan kenyataan, anak juga


hanya memahami kalimat yang pendek, sederhana, kata-kata yang dipahami
penjelasan yang konkrit.
Pada masa ini anak mulai mandiri dan mengembangkan keterampilan dirinya
untuk berinteraksi dengan orang lain, anak yang lebih kecil belum fasih berbicara
(ucapan dan perbendaharaan kata belum memadai sepenuhnya). Anak masih
egosentris percakapan tentang dirinya, berpikir kongkrit: bicara apa adanya
(jujur), bila perlu ijinkan untuk menyentuh, memegang, memeriksa barang yg
akan berhubungan dengan mereka. Bahasa sederhana belum lancar
mengungkapkan perasaan / keinginan komunikasi non verbal. Takut kesakitan
karena ketidaktahuannya jelaskan apa yang akan dilakukan dan jelaskan
bagaimana rasanya dengan penjelasan yang sederhana. Sebagian anak mengalami
stranger anxiety yang menjadi barier/penghambat dalam komunikasi.
Teknik atau strategi dalam berkomunikasi dengan anak prasekolah :
 Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok, duduk di
kursi kecil, atau berlutut pandangan mata sejajar dengan anak
 Gunakan kata-kata yang sederhana dan kalimat pendek karena anak
prasekolah memiliki rentang perhatian yang pendek
 Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya
 Berbicaralah dalam suara yang lembut dan bernada rendah
 Pertahankan sejumlah kontak mata jika dapat diterima oleh anak tersebut.
 Izinkan anak menggambarkan apa yang ada di pikirannya
 Berikan pilihan kepada anak, misalnya “kamu mau sereal atau telur orak-
arik untuk sarapan ?”
E. Teknik atau strategi komunikasi pada tahap perkembangan usia sekolah
(6 sampai 12 tahun)

Pada usia ini anak sudah mulai mencari alasan dan meminta penjelasan. Pada
tahap usia ini juga anak mulai memahami penjelasan yang sederhana dan mulai
dapat mendemonstrasikan sesuatu.

Teknik atau strategi dalam berkomunikasi dengan anak usia sekolah :

 Gunakan beberapa kosa kata anak, dalam pejelasan.


 Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan sesuatu
 Libatkan anak dalam diskusi mengenai asuhannya.
 Hargai privasi anak. Mungkin ada topik yang tidak ingin ia diskusikan.
 Gunakan percakapan orang ketiga untuk mempercepat komunikasi.
 Nilailah persepsi anak mengenai situasi sebelum memulai penjelasan.
 Mengembangkan pemahaman sesuai dengan usia anak
 Menyampaikan rasa hormat dan keaslian(fakta)
 Menilai dan menggunakan kosakata yang mudah atau akrab pada tingkat
usia
 Menilai kebutuhan anak dalam hubungan untuk situasi mendadak
 Menilai kapasitas anak untuk berhasil menghadapi perubahan
 Menggunakan komunikasi nonformal dan alternative untuk verbalisasi
 Mengembangkan kegiatan melalui pemikiran yang jujur dan konsisten
 Menginterpretasikan, syarat-syarat, nonforbal, dan kembali kepada anak
secara lisan
 Menggunakan humor dan aktif mendengar untuk menjalankan hubungan
yang baik
 Menggunakan kalimat tidak langsung dalam teknik komunikasi
 Menggunakan perangkat komunikasi tambahan alternative bagi anak
dengan keahlian khusus (missal: bahasa isyarat).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap hari manusia berkomunikasi dengan orang-orang yang di sekitarnya


dengan mendengarkan, berbicara, berbagi, tertawa, menenangkan dan
memperhatikan. Keperawatan juga tidak bisa terpisahkan dari komunikasi.
Berkomunikasi dengan kelompok usia yang berbeda memerlukan teknik khusus
dan pemahaman mengenai perkembangan manusia Perawat tidak hanya memiliki
pasisen dewasa saja, tetapi perawat juga memiliki pasien bayi, balita, usia
prasekolah dan usia sekolah. Karena hal inilah perawat harus memiliki teknik atau
strategi dalam berkomunikasi dengan kelompok usia yang berbeda.

B. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami Komunikasi Terapeutik di Setiap


Tahap Perkembangan Pada Bayi, Toddler, Prasekolah dan Sekolah. mahasiswa
menerapkan ilmu tersebut dalam praktek keperawatan. Bagi para pembaca
diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini sebagai penambah ilmu
pengetahuan.
Daftar Pustaka

Sheldon Lisa, Kennedy. 2011. Komunikasi untuk Keperawatan: Berbicara


dengan Pasien. Jakarta : Erlangga

Potter, P.A, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC. Alih Bahasa: Renata,
dkk.

Anjaswani, Tri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Komunikasi dalam Keperawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
“Komunikasi Terapeutik di Setiap Tahap Perkembangan
Pada Bayi, Toddler, Prasekolah dan Sekolah”

Oleh :

Kelompok 6 (Kelas A)

 ATALYA ANGELA TANDUNGAN C051171307


 IKA ALFIONITA C051171037

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017

Anda mungkin juga menyukai