Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

pengujian verifikasi metode diantaranya uji linieritas, uji presisi, uji limit

deteksi (LOD) dan limit kuantitasi (LOQ), uji akurasi (%Recovery), serta

pemeriksaan kadar mangan (Mn) pada sampel.

1. Verifikasi Metode

Verifikasi metode adalah konfirmasi ulang dengan cara menguji suatu

metode untuk mengetahui kelayakan metode tersebut apakah sesuai

dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Tujuan dari verifikasi metode

uji sebagai jaminan mutu, evaluasi kesesuaian metode, dan kompetensi

laboratorium serta pemenuhan peraturan (sistem manajemen mutu).

Karakteristik verifikasi metode analisis dinyatakan sebagai parameter

analisis, yaitu linieritas, presisi, akurasi, LOD dan LOQ (Sukaryono,

2014).

1.1 Uji Linieritas

Linieritas adalah kemampuan metode analisis memberikan

respon proporsional terhadap analit dan sampel suatu metode untuk

mengukur seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara

konsentrasi (x) dengan absorbansi (y) (Lestari, 2013). Dari hasil uji
linieritas yang dilakukan oleh peneliti didapatkan regresi liniear r =

0.9996. Uji linieritas ini sesuai dengan syarat keberterimaan yang

ditetapkan yaitu r > 0.995 pada kelayakan suatu metode analisis

(ISO/IEC/17025). Menurut EPA (2014) untuk pemeriksaan kadar

mangan (Mn) dengan motede persulfat syarat keberterimaan regresi

liniear yang ditetapkan yaitu r = 0.995. Hal ini menunjukkan bahwa

kinerja metode yang digunakan untuk rentang konsentrasi yang diukur

sangat baik dan memberikan respon yang linieritas (Sukaryono, 2014).

Gambar 4.1 Grafik Kurva Standar Analisis Mangan (Mn)

Berdasarkan grafik 4.1 hasil uji verifikasi diperoleh linieritas r

= 0,9996 dengan persamaan linear y = 0,0509x – 0,0021. Dengan nilai

slope (b) = 0,0509 dan nilai intercept (a) = -0,0021. Batas

keberterimaan regresi yang ditetapkan yaitu r = 0,995 atau mendekati

1 pada kelayakan suatu metode analisis (ISO/IEC/17025).

1.2 Uji Presisi

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian

antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual

dari rata – rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel –

sampel yang diambil dari campuran yang homogeny. Besarnya RSD

menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang


dihasilkan maka akan semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Uji presisi

dilakukan dengan cara mengukur salah satu dari larutan standar

sebanyak 7 kali. Hasil uji presisi dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah

ini :

Tabel 4.1 Hasil Uji Presisi

Sampel Konsentrasi (ppm)


Pengulangan 1 0,5946
Pengulangan 2 0,5946
Pengulangan 3 0,5898
Pengulangan 4 0,5870
Pengulangan 5 0,5911
Pengulangan 6 0,5901
Pengulangan 7 0,5873
∑ 4,1348
Rata-rata 0,59068
Standar Deviasi 0,00314
% RSD 0,53%
Kriteria Keberterimaan %RSD ≤2

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan hasil standar deviasi

sebesar 0,00314 dan pengujian presisi pada salah satu larutan standar

0,6 ppm yang diperiksa sebanyak 7 kali didapatkan hasil simpangan

deviasi relative (%RSD) sebesar 0,53% hasil perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 6. Dengan kriteria keberterimaan %RSD ≤ 2%, maka


metode uji ini mempunyai presisi yang baik dengan tingkat presisi

teliti (ISO/IEC/17025).

1.3 Uji Akurasi

Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat

kedekatan antara hasil analisi dengan analit yang sebenarnya. Akurasi

dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (%recovery) sebagai

rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.

Tabel 4.2 Hasil Uji Akurasi

Kadar Sampel Kadar sampel


Kadar larutan
Sesudah Spike sebelum spike %Recovery
standar (cb)
(Cf) (ca)

0,6235 0,2302 0,4 ppm 98,3%


0,6187 0,2302 0,4 ppm 97,1%
0,6283 0,2302 0,4 ppm 99,5%
0,6245 0,2302 0,4 ppm 98,5%
0,6210 0,2302 0,4 ppm 97,7%
0,6194 0,2302 0,4 ppm 97,3%
0,6229 0,2302 0,4 ppm 98,1%
Rata – rata =
98,07%

Berdasarkan hasil pemeriksaan uji akurasi (%Recovery)

sebanyak 7 kali didapatkan hasil rata –rata % recovery pada sampel

sumur nomor 4 adalah 98,07%. Proses pembuatan spike dilakukan

dengan cara target spike diambil dari rentang kurva kalibrasi (0,4 ppm)

kemudian dilanjutkan dengan rumus pengenceran untuk mendapatkan

standar 0,4 ppm. Masukkan sampel yang sudah diukur (0,2302 ppm)
lalu tambahkan kadar standar 0,4 ppm lalu baca menggunakan

spektrofotometri UV-Vis. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 6. Data hasil % recovery memenuhi syarat keberterimaan

akurasi yang ditetapkan, yaitu rata – rata hasil perolehan kembali

untuk analit yang jumlahnya 0,4 ppm berada pada rentang 80 - 110 %

(ISO/IEC/17025).

1.4 Uji LOD dan LOQ

LOD merupakan batas konsentrasi analit terendah yang masih

dapat dideteksi tidak secara kuantitatif, sedangkan LOQ merupakan

batas konsentrasi analit terendah yang dapat diterapkan secara

kuantitatif dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima

ketika metode yang dimaksud diaplikasikan. Hasil pengujian LOD dan

LOQ dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Uji LOD dan LOQ


Konsentrasi Terendah Konsentrasi Standar Sulfat
Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbansi
(ppm) (ppm)
0,2 0,0075 0,0 -0,0019
0,2 0,0074 0,2 0,0075
0,2 0,0075 0,4 0,0190
0,2 0,0077 0,6 0,0279
0,2 0,0076 0,8 0,0386
0,2 0,0075 1 0,0490
0,2 0,0075
Total 0,0527 Total 0,1401
Mean 0,0075 Mean 0,0233
Standar Deviasi 0,000133 Slope (b) 0,0383
Hasil LOD dan
LOQ Konsentrasi
LOD 0,0058 ppm
LOQ 0,0196 ppm

Nilai LOD dan LOQ ini dihitung secara perhitungan melalui

garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan

diperoleh nilai LOD sebesar 0,0058 ppm dan nilai LOQ sebesar

0,0196 ppm. Nilai LOD atau LOQ memenuhi syarat yang ditetapkan

karena tidak ada kadar sampel yang berada dibawah nilai LOD dan

LOQ hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6. Keduanya

merupakan batas terkecil dari analit yang masih terdeteksi oleh

Spektrofotometer UV-Vis (Riyanto, 2014). Artinya verifikasi metode

yang dilakukan sangat baik dan memenuhi syarat keberterimaan.

2. Kadar Mangan (Mn) Dalam Air Sumur Warga

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengukuran sampel yang telah

dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Kota

Palembang dengan sampel yang diambil dari air sumur warga yang
tinggal di Rt. 68 Jl. Sukawinatan Lrg. Sidodadi II Kel. Sukajaya Kec.

Sukarame Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar

mangan (Mn) dengan menggunakan air sumur pada variasi proses

pemanasan 1 menit, 5 menit, dan 10 menit. Pada penelitian ini sampel

yang akan digunakan dipilih secara total sampling dengan total

keseluruhan terdapat 7 sumur tetapi yang memenuhi kriteria inklusi

terdapat 6 sampel air sumur dikarenakan 1 sumur yang tidak diambil

mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan alat well water sampler kemudian

turunkan alat tersebut kedalam sumur kemudian ambil air pada

kedalaman 20 cm diatas permukaan air sumur. Sampel yang akan

digunakan dimasukkan pada wadah yang terbuat dari plastik polietilen

sebanyak 500 ml. Berdasarkan hasil Uji Kualitatif yang dilakukan

diketahui bahwa keenam sampel air sumur tersebut terdapat logam

mangan hal ini dikarenakan adanya endapan coklat yang menunjukkan

hasil (+) positif mangan pada uji kualitatif. Kemudian hasil tersebut

dilanjutkan dengan uji kuantitatif. Kemudian hasil tersebut dilanjutkan

dengan uji kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar kadar logam

mangan (Mn) dalam air sumur tersebut.


Hasil Tabel 4.4 Uji Kualitatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Sampel Hasil
Sampel 1 Terbentuk endapan
Sampel 2 Terbentuk endapan
Sampel 3 Terbentuk endapan
Sampel 4 Terbentuk endapan
Sampel 5 Terbentuk endapan
Sampel 6 Terbentuk endapan

Setelah dilakukan uji kualitatif kemudian dilanjutkan pada uji kuantitatif.

Hasil Tabel 4.5 tabel rerata kadar pada sumur dapat dilihat dibawah ini :

No Sampel Rerata Sampel Rerata Sampel Rerata


kadar kadar kadar
(ppm) (ppm) (ppm)
1 S1 0,1232 Sampel A 0,2596 Sumur 1 0,1997
2 S2 0,1664 Sampel B 0,3253 Sumur 2 0,2567
3 S3 0,1281 Sampel C 0,2311 Sumur 3 0,1840
4 S4 0,1978 Sampel D 0,3558 Sumur 4 0,3028
5 S5 0,0447 Sampel E 0,2076 Sumur 5 0,1379
6 S6 0,0477 Sampel F 0,2154 Sumur 6 0,1938

0.40
0.35
0.3558
0.30
Konsentrasi (ppm)

0.3253
0.3028
0.25
0.2596 0.2576 1 menit
0.20 0.2311
0.1997 0.2076 0.2154 5 menit
0.15 0.1840.1978 0.1938
0.1648 10 menit
0.10 0.1232 0.1281 0.1379
0.05
0.0447 0.0477
0.00
Sampel Air Sumur

Gambar 4.2 Grafik Pemeriksaan Mn Pada Air Sumur


Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar mangan (Mn) dalam air

sumur, diperoleh hasil rata – rata kadar Mn dengan menggunakan variasi

waktu pemanasan selama 1 menit pada sampel S1 0,1232 ppm, sampel S2

0,1664 ppm, sampel S3 0,1281 ppm, sampel S4 0,1978 ppm, sampel S5

0,0477 ppm dan sampel S6 0,0477 ppm. Hasil rata – rata kadar Mn

dengan menggunakan variasi waktu pemanasan selama 5 menit pada

sampel A 0,2596 ppm, sampel B 0,3253 ppm, sampel C 0,2311 ppm,

sampel D 0,3558 ppm, sampel E 0,2076 ppm, dan sampel F 0,2154 ppm.

Hasil rata – rata kadar Mn dengan menggunakan variasi waktu

pemanasan selama 10 menit pada sumur 1 0,1997 ppm, sumur 2 0,2576

ppm, sumur 3 0,1840 ppm, sumur 4 0,3028 ppm, sumur 5 0,1379 ppm,

dan sumur 6 0,1938 ppm.

Menurut Permenkes No: 429 / MENKES / PER / IV / 2010, kadar

maksimum mangan (Mn) yang diperbolehkan adalah 0,4 mg/L. Penelitian

ini menunjukkan bahwa enam sampel memiliki kadar mangan dibawah

0,4 mg/L sehingga air sumur tersebut memenuhi syarat kimia air untuk

kadar Mangan. Hasil pengukuran sampel yang dilakukan di Balai Riset

dan Standarisasi dapat dilihat pada lampiran 6. Untuk membuktikan

bahwa penelitian ini terdapat perbedaan hasil maka dilakukan uji statistik.
3. Uji Statistik

3.1 Uji Normalitas

Data yang didapatkan dari pemeriksaan laboratorium, dianalisa dan

diolah dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) 22. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji

Shapiro-Wilk karena jumlah data atau sampel < 50 sampel. Hasil yang

didapatkan dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh, didapatkan hasil

sig > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal. Hasil yang

didapatkan terdistribusi normal maka analisis statistik yang dilakukan

yaitu Repeated Annova dimana data yang dimiliki lebih dari 2 variabel,

data terdistribusi normal (Dahlan, 2012). Jika didapatkan data

terdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji

Homogenitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians

dan bertujuan untuk sampel yang sama kemudian diukur secara berbeda.

Berikut hasil uji normalitas dari uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada tabel

4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

Shapiro- Distribusi
waktu statistika Wilk Df Sig Data
Hasil 1 Menit 0,912 6 0,452
Terdistribusi
2 Menit 0,880 6 0,269
Normal
3 Menit 0,947 6 0,720
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji normalitas kadar Mn dengan

proses variasi pemanasan 1 menit adalah p (0,452), 5 menit adalah p

(0,269), dan 10 menit adalah p (0,720) karena nilai p ≥ 0,05 yang

artinya data tersebut terdistribusi normal, selanjutnya dapat dilakukan

uji Repeated Annova (Dahlan, 2012). Kemudian dilanjutkan uji

Homogenitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.7 Tabel Uji Homogenitas


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
0,037 2 15 0,964
Dapat dilihat pada nilai sig uji homogenitas didapat sig 0,964 > 0,05

yang menandakan data tersebut homogen.

3.2 Uji Hipotesis

Uji Repeated Annova merupakan uji yang digunakan untuk menguji

variabel yang berdistribusi normal pada lebih dari dua kelompok yang

berpasangan (Dahlan, 2012). Hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah

ini :

Tabel 4.8 Uji Repeated Annova

Variasi proses pemanasan Rerata ± s.b P value


Pemanasan selama 1 menit 0,1179 ± 0,0618 < 0,001
Pemanasan selama 5 menit 0,2014 ± 0,0613
Pemanasan selama 10 menit 0,2126 ± 0,058
Pada tabel 4.8 nilai signifikansi variasi pemanasan pada pemeriksaan

mangan selama 1 menit, 5 menit, dan 10 menit didapatkan nilai

signifikansi p < 0,05 (p<a) yang berarti secara statistik terdapat perbedaan

hasil pemeriksaan mangan (Mn) dalam air sumur pada suhu 90ºC dengan

variasi proses pemanasan 1 menit, 5 menit, dan 10 menit secara

spektrofotometri UV-Vis.

3.3 Uji Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Probabilitas (Dahlan,

2012)

Taraf signifikan (α) = 0,05 yang artinya bila tingkat signifikasi (Sig <

0,05) maka terdapat perbedaan antara kedua data, bila (Sig > 0,05) maka

tidak terdapat perbedaan antara kedua data tersebut (Dahlan, 2012).

B. Pembahasan

Dalam pemeriksaan mangan secara spektrofotometri UV-Vis harus

menggunakan pengompleks warna. Reagen pengompleks untuk penentuan

mangan (Mn) antara lain TEA, periodat, bismutat dan persulfat (Marbaniang,

2012). Pada penelitian ini untuk melihat adanya kandungan mangan (Mn)

dalam air sumur digunakan pengompleks warna persulfat, karena persulfat

merupakan pengompleks warna yang sangat mudah didapat dan reaksi

pembentukan permanganat (MnO4) juga cepat. Terdapat kelebihan pada

pengompleks ini yaitu jika terjadi reaksi dan akan membentuk warna ungu

(Eaton et al., 2005).


Metode persulfat adalah metode standard an merupakan metode baku.

Menurut SNI 6989.57:2008 pada pemeriksaan sampel hanya dijelaskan

pemanasan saja sedangkan menurut Greenbreg et al., (2014) pada buku

Standar method for the Examination Water and Waste Water 14 th Edition

pemanasan dilakukan selama 5 menit. Untuk membuktikan apakah suatu

metode memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipercaya maka

dilakukan uji verifikasi metode yang meliputi uji linieritas, presisi, akurasi,

LOD dan LOQ.

1. Rata – Rata Kadar Mangan (Mn) Dalam Air Sumur Warga

Berdasarkan hasil pemeriksaan mangan (Mn) dalam air sumur

warga Jl. Sukawinatan Rt. 68 Lr. Sidodadi II Kel. Sukajaya Kec.

Sukarami Palembang, didapatkan rata – rata kadar Mn pada proses

pemanasan 1 menit yaitu 0,1179 ppm dengan rentang 0,0477 ppm sampai

0,1978 ppm. Didapatkan rata – rata kadar Mn pada proses pemanasan 5

menit yaitu 0,2658 ppm dengan rentang 0,2076 ppm sampai 0,3558 ppm.

Didapatkan rata – rata kadar Mn pada proses pemanasan 10 menit yaitu

0,2126 ppm. Pada penelitian sebelumnya tidak dilakukan uji kualitatif

dan pada pemeriksaan secara uji kuantitatif didapatkan hasil yang

dilakukan oleh panjaitan et al.,(2013) mangan yang diperiksa memiliki

kadar 0,8928 ppm. Konsentrasi yang didapatkan tinggi karena disekitar

air sumur ditemukan air lindi yang bercampur dengan kaleng yang
berserakan sedangkan pada penelitian Thuraidah et al., (2015) mangan

yang diperiksa memiliki kadar 0,541 ppm.

Setelah dilakukan uji statistik didapatkan hasil bahwa variasi proses

pemanasan 1 menit, 5 menit, dan 10 menit pada sampel air sumur

didapatkan hasil yang berbeda sesuai dengan variasi pemanasan 1 menit,

5 menit, dan 10 menit.

2. Analisa perbedaan hasil kadar mangan (Mn) pada sampel air sumur

didapatkan hasil yang berbeda sesuai dengan variasi pemanasan 1

menit, 5 menit, dan 10 menit pada suhu 90ºC

Pemeriksaan mangan menggunakan prinsip terbentuknya warna

ungu yang sebelumnya sampel ditambahkan reagen pengompleks yaitu

Ammonium peroxydisulfate yang disebabkan adanya kandungan mangan

dalam air (EPA, 2014). Terjadinya pembentukkan kompleks warna

didasari oleh beberapa faktor yakni dipengaruhi oleh suhu dan lama

pemanasan (Suranina et al., 2016). Pemanasan sendiri bertujuan untuk

mempercepat reaksi pembentukkan kompleks (Hasri, 2002). Jika

pemanasan dilakukan terlalu cepat maka kandungan yang terkandung di

dalam sampel tidak akan terbentuk sempurna (Suranina et al., 2016) dan

jika waktu pemanasan dilakukan terlalu lama dengan suhu yang terlalu

tinggi maka akan menurunkan kadar dalam kandungan sampel tersebut


karena larutan tersebut akan mengalami depolimerisasi (pelepasan

/penguraian senyawa menjadi dua molekul atau lebih) (Rahayu, 2012).

Penelitian ini sejalan dengan Panjaitan, 2013 dan Thuraidah et

al., 2015 dan berdasarkan prosedur yang dilakukan oleh peneliti.

Menurut Public Drinking Water dilakukan pemanasan selama 1 menit

dan didapatkan kadar pada mangan menghasilkan nilai yang belum

terdapat perubahan dan pemeriksaan mangan. Menurut Thuraidah et

al., 2015 dan Panjaitan, 2013 proses pemanasan yang dilakukan

selama 5 menit menghasilkan kadar yang meningkat. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Harris et al., 1978 tidak sejalan dengan

prosedur yang dilakukan oleh peneliti karena proses pemanasan yang

dilakukan selama 15 menit dan menghasilkan kadar mangan yang

mengalami penurunan setelah dilakukan pemanasan selama 10 menit.

Anda mungkin juga menyukai