Anda di halaman 1dari 8

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Great Man


Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bakat atau bawaan sejak
seseorang lahir. Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui
proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan
memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin.
- Kaitannya dalam bidang akuntansi: Jika saya sebagai accounting, dan kepala
keuangan kantor saya adalah anak dari pemilik perusahaan, yang belum
sarjana, namun dipilih karena diyakini anak tersebut dapat mengelola
keuangan karena bapaknya mempunyai basic dibidang keuangan. Orang
tersebut tidak dapat kita jadikan panutan karena jika saja saya mendapatkan
kesusahan, dan saya menanyakan kepada dia, kemungkinan besar dia tidak
akan paham karena dia belum mempelajari bidang accounting secara
mendalam.
2. Teori Big Bang
Teori ini mengatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakan seseorang
menjadi pemimpin.
- Kaitannya dalam bidang akuntansi: Orang yang berperan sebagai accounting
tidak dapat sembarang dalam memilih pemimpin, karena accounting harus
memiliki ilmu yang pasti dalam menjalankan segala tugasnya.

3. Teori Sifat
Teori ini mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila
memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang
bukan hanya bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
- Kaitannya dalam bidang akuntansi: Orang yang memiliki sifat yang tenang
dapat lebih baik untuk menjadi pemimpin dibandingkan dengan orang yang
kurang dapat mengontrol emosinya (mudah stres). Karena ketenangan akan
mendapatkan hasil perhitungan yang lebih akurat dibandingkan dengan
orang yang kurang dapat mengontrol emosinya.

4. Teori Karakteristik Kepribadian


a. Menurut Cheser: Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih
subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan,
ketekunan, daya tahan, keberanian dll. Sifat-sifat Pribadi : Fisik,
kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perpection),
pengetahuan (knowledge), daya ingat (memory), imajinasi (imagination).
a) Karakteristik kepribadian ( Davis )
Ada 4 sifat umum yang efektif
i. Kecerdasan
ii. Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
iii. Motivasi diri dan dorongan
iv. Sikap-sikap hubungan sosial
b) Karakteristik kepribadian, Collons dalam A Dale Tempe (1993)
Sifat yang harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan
organisasi adalah
i. Kelancaran berbicaraKemampuan memecahkan masalah
ii. Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi)
iii. Keluwesan
iv. Kecerdasan
v. Kesediaan menerima tanggung jawab
vi. Keterampilan sosial
vii. Kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya
c) Karakteristik kepribadian, Yulk dalam Hersey dan Blanchard (1998)
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
i. Cerdas
ii. Terampil secara konseptual
iii. Kreatif
iv. Diplomatis dan taktis
v. Lancar berbicara
vi. Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
vii. Persuasive
viii. Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang
mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang
membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin
d) Karakteristik kepribadian, Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998)
i. Management of Attention
(kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yg dpt
menarik perhatian anggota)
ii. Management of Meaning
(kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan
secara jelas)
iii. Management of Trust
(kemampuan untuk dipercaya dan konsisten)
iv. Management of Self
(kemampuan mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan
kelemahan)

- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Kepribadian yang harus dimiliki dalam


sebagai akuntan adalah:
1. Jujur
2. Disiplin
3. Bertanggungjawab
4. Ramah
5. Sopan
6. Cepat Beradaptasi
7. Hardworker
8. Teliti
9. Cerdas
10. Peka
11. Empati
12. Perhatian
13. Teamwork
14. Loyalitas
15. Komunikasi
16. Problem solving

5. Teori Perilaku
Menurut teori ini, Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada
perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau
perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan,
cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan
sanksi
- Kaitannya dengan Akuntansi: Perilaku yang harus dimiliki oleh pemimpin
organisasi dalam bidang akuntan adalah sebagai berikut.
1. Integritas
2. Inovasi
3. Kerjasama
4. Simplisitas

Beberapa Teori Perilaku:

A. Teori X dan Y
Teori X berasumsi : bahwa pada hakikatnya manusia itu memiliki
perilaku pemalas, penakut, dan tidak bertanggung jawab. Sebaliknya teori
Y berasumsi : manusia itu memiliki perilaku bertanggung jawab, motivasi
kerja, kreativitas dan inisiatif serta mampu mengawasi pekerjaan dan
hidupnya sendiri.
B. Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
Studi yang dilakukan di universitas IOWA. Menurut Lippit dan white
dalam sutarto (1991 ) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dibedakan
menjadi tiga yaitu :
 Authoritarian atau dictactorial
Perilaku pemimpin dalam mempengaruhi karyawan menuntut agar
bekerja / bekerja sama dengan semua cara yang diputuskan oleh seorang
pemimpin.
 Democratic
Gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan termasuk juga antara
pimpinan dan anggota organisasi.
 Laisser faire atau free rein
Kemampuan mempengaruhi orang lain dengan menyerahkan semua
wewenang kepada bawahan atau karyawan.
C. Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
Studi Kepemimpinan yang dilakuakan Universitas OHIO (Stephen P
Robbins ) menyimpulkan ada dua dimensi perilaku kepemimpinan yang
efektif yakni :
 Dimensi struktur tugas / prakarsa struktur (initiating struktur).
Mengutamakan tercapainya tujuan, produktifitas yang tinggi, dan
penyelesaian tugas yang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
 Dimensi pertimbangan/tenggang rasa ( consideration)
Perilaku kepemimpinan consideration memiliki ciri – ciri seperti,
memperhatikan kebutuhan bawahan, menciptakan suasana saling
percaya, dan harga menghargai, simpati pada ide dan perasaan
bawahan. Kedua perilaku initiating structure dan consideration
merupakan prilaku kepemimpinan yang tidak saling
mempengaruhi atau tidak saling ketergantungan, tetapi masing –
masing berdiri sendiri.
D. Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
Menurut Stephen P Robbins (1996) Universitas michigan dalam
penelitian perilaku menemukan 2 jenis perilaku yang terdiri dari
 Orientasi kepada bawahan (employee oriented)
 Orientasi produktivitas (production oriente)
Dengan demikian jelas bahwa penelilitian dari tiga universitas yang
berbeda menghasilkan perilaku kepemimpinan yang sama.
E. Managerial Grid
Menurut Blake dan Mounton di dalam fred luthans (1995, p. 373)
mengetengahkan suatu usaha untuk mengidentifikasi gaya atau perilaku
kepemimpinan yang efektif di dalam manajemen. Pendekatan ini
berdasarkan pada perilaku kepemimpinan yang memiliki dua dimensi
yaitu dimensi mengutamakan produksi (concern for production)
ditempatkan pada sumbu horizontal, dan dimensi mengutamakan
karyawan (concern for people) ditempatkan pada sumbu vertical. Tinggi
rendahnya perilaku tersebut dinyatakan dengan angka satu (1) sampai
sembilan (9).
F. Empat Sistem Manajemen Likert
Menurut Rensis Likert di dalam Fred Luthans (1995, p. 377) menyusun
teorinya bertolak dari dua jenis perilaku kepemimpinan sebagaiman telah
diuraikan
terdahulu, yakni perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada anggota
organisasi.
Likert membagi perilaku dan gaya kepemimpinan menjadi empat sistem
yaitu
 sistem I : Exploitative autocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ditunjukan oleh pemimpin sebagai
pihak yang berhak menyelesaikan masalah-masalah organisasi
sebagai satu satunya pengambil keputusan dan memberikan perintah
dan pimpinan tidak menaruh kepercayaan dan karenanya tidak
melimpahkan sedikitpun wewenang pada bawahan
 sistem II : Benovelent autaocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan sudah
memberikan kesempatan kepada bawahan/anggota organisasi untuk
menyampaikan komentar terhadap keputusan dan perintah pimpinan
sebagai atasan. Pendapat kadang kadang diterima dan lebih banyak
ditolak.
 Sistem III : Participative
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan memberikan
kesempatan pada anggota organisasi/bawahan ikut serta dalam
menerapkan tujuan, membuat keputusan dan mendiskusikan perintah
– perintah.
 Sistem IV : Democratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan pemecahan
masalah pekerjaan dan organisasi secara bersama sama antara
pimpinan sebagai atasan dengan anggota organisasi sebagai bawahan.
Sebelum membuat keputusan pimpinan selalu mempertimbangkan
pendapat bawahan.

6. Teori Kontingensi atau Teori Situasional


Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin
setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk
segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah
anggotanya semakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya
kepemimpin yg berbeda – beda pula
- Kaitan dalam bidang Akuntansi:
Seseorang yang menjadi pemimpin dalam bidang akuntan haruslah bersikap
tegas agar disegani oleh bawahannya. Sikap tegas ini diperlukan agar
bawahan tidak melakukan penyelewengan mengenai keuangan, karena
keuangan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Namun, pemimpin tersebut juga harus bersikap humble dan ramah disaat
pekerjaan selesai, jadi harus bersikap tegas dan galak disaat suatu kondisi
tertentu saja.

7. Teori Jalur-Tujuan: Teori ini menyatakan bahwa tugas dari pemimpin untuk
membantu para pengikut dalam memperoleh tujuan-tujuan mereka dan untuk
menyediakan pengarahan dan atau dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-
tujuan mereka sesuai dengan keseluruhan tujuan dari kelompok atau organisasi.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Dalam mengambil suatu keputusan
keuangan maka diperlukan suatu kesepakatan, jadi pemimpin akan
mengarahkan mana keputusan yang lebih baik agar perusahaan
mendapatkan keuntungan yang besar.

8. Model Pemimpin-Partisipasi: suatu teori mengenai kepemimpinan yang


menyediakan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan jumlah
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam situasi yang berbeda.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Sebagai seorang pemimpin dalam organisasi,
akuntan harus menentukan serangkaian aturan dalam mengambil keputusan,
misalnya mengarahkan bawahannya agar biaya apa saja yang harus
didahulukan dan biaya apa saja yang dapat di minimalisir agar besarnya laba
dari perusahaan tersebut.

9. Teori pertukaran pemimpin-anggota: suatu teori yang mendukung penciptaan


para pemimpin di dalam kelompok dan di luar kelompok; para bawahan dengan
status di dalam kelompok yang akan memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi,
tingkat perputaran pekerja yang rendah, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Dengan adanya pertukaran antara pemimpin
dan anggota maka akan meningkatkan semangat akuntan agar dapat menjadi
pemimpin di dalam organisasi. Dengan diputuskannya ia menjadi pemimpin,
maka ia akan mendapatkan tanggungjawab yang lebih tinggi dan kinerja yang
meningkat.

10. Teori Kepemimpinan Karismatik: Suatu teori kepemimpinan yang menyatakan


bahwa para pengikut membuat atribut kepahlawanan atau kemampuan dalam
kepemimpinan yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku
tertentu.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Para akuntan yang memiliki sifat karismatik
maka ia adalah orang yang mempunyai visi, bersedia untuk mengambil
resiko pribadi untuk mencapai visi tersebut, yang peka terhadap kebutuhan
dari pengikut, dan memperlihatkan perilaku-perilaku yang luar biasa. Ia akan
menjadi orang yang bertanggungjawab jika saja terjadi kesalahan mengenai
keuangan dari kelompoknya.

11. Para pemimpin yang transaksional: Para pemimpin yang membimbing atau
memotivasi para pengikut mereka yang diarahkan menuju tujuan yang
ditetapkan dengan menjelaskan peranan dan tugas yang dibutuhkan.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Akuntan memerlukan pemimpin yang dapat
membimbingnya dalam saat menyelesaikan masalah-masalah keuangan di
dalam kantor.

12. Para pemimpin yang transformasional: Para pemimpin yang menginspirasi para
pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan yang
berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar biasa
terhadap para pengikutnya.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Akuntan memerlukan pemimpin yang
transformasional karena pemimpin tersebut akan menaruh perhatian pada
kekhawatiran dan kebutuhan dari para pengikut individual, mengubah
kesadaran dari para pengikut atas permasalahan dengan membantu mereka
melihat pada permasalahan-permasalahan lama dengan cara yang baru, dan
membangkitkan semangat dan menginspirasi para pengikut untuk
menempatkan upaya tambahan untuk seterusnya demi mencapai tujuan-
tujuan perusahaan.

13. Pemimpin yang autentik: Para pemimpin yang mengetahui siapakah mereka,
mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai, serta bertindak dengan nilai
tersebut dan meyakini secara terbuka dan berterus terang. Para pengkut mereka
akan mempertimbangkan mereka menjadi orang-orang yang memiliki etika.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin
yang autentik karena dapat dipercayakan. Karena, para pemimpin autentik
membagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka mengenai
masalah-masalah keuangan, dan melekat pada idealisme mereka.

14. Kepemimpinan karismatik yang bersosialisasi: Suatu gaya kepemimpinan yang


menyatakan bahwa para pemimpin menyampaikan nilai yang terpusat pada
lainnya versus terpusat pada diri sendiri dan yang melakukan teladan yang
beretika.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin
karismatik yang bersosialisasi karena mereka akan menyampaikam
informasi terpusat kepada yang lainnya (bukan terpusat pada dirinya
sendiri). Para pemimpin ini akan membawa nilai dari para pekerja sejajar
dengan nilai yang dimiliki oleh mereka sendiri melalui kata-kata dan
tindakan mereka.
15. Kepemimpinan yang melayani: Suatu gaya kepemimpinan yang ditandai dengan
melampaui kepentingan pemimpin sendiri dan akan menitikberatkan pada
kesempatan untuk membantu para pengikutnya agar bertumbuh dan
berkembang.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang akuntan memerlukan pemimpin
yang melayani karena ia melayani hingga melampaui kepentingan diri
mereka sendiri dan menitikberatkan pada kesempatan untuk membantu
para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang. Jadi informasi mengenai
cara-cara keuangan dapat diketahui secara merata kepada seluruh anggota.

16. Teori Atribut Kepemimpinan: Sebuah teori kepemimpinan yang mengatakan


bahwa kepemimpinan hanyalah sekedar sebuah atribut yang orang-orang akan
ambil mengenai individu lainnya.
- Kaitan dalam bidang Akuntansi: Seorang pemimpin dalam Akuntan
sebenarnya tidak memerlukan atribut untuk pengakuan bahwa dirinya
cerdas, kepribadian yang ramah, keahlian verbal yang kuat, dan lain-lain.
Namun ia harus membentuk dirinya sendiri dengan persepsi bahwa ia
cerdas, menarik, mahir secara lisan, pekerja keras dan konsisten.

Anda mungkin juga menyukai