Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di negara-negara maju yang kian hari kian meningkat
hingga memaksa kita untuk terus aktif dalam mencari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan kita. Seiring dengan itu persaingan untuk mendapatkan kerja dibidang
industripun semankin ketat, hal ini dikarenakan minimnya lapangan kerja dibanding
dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Agar kelak nantinya kita mampu
bersaing dengan orang lain untuk memasuki dunia kerja, maka kita harus memiliki
kemampuan dibidang kita masing-masing.
Untuk itulah mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin dibekali ilmu pengetahuan dan
keterampilan dibidang teknik, agar nantinya mampu bersaing didunia kerja. Dalam hal
ini kita dibekali ilmu pengetahuan pada Pompa baik secara teori maupun praktik.
Pompa adalah salah satu pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan
fluida dengan perbedaan tekanan yang ditimbulkan pompa untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang dialami oleh fluida sewaktu pemindahannya.
Pompa memberikan energy mekanik poros pada fluida selanjutnya dirubah
menjadi energy gerak dan energy tekanan fluida. Di dalam kehidupan sehari-hari pompa
banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga, industry, dan irigasi. Pompa dapat
dipasang secara tunggal, secara seri maupun secara parallel.
1.2 Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui prestasi kerja pompa yang dipasang secara tunggal maupun ganda
(seri dan paralel).
2. Untuk mengetahui hubungan antara parameter-parameter pompa:
- Pada variable kapasitas (putaran konstan)
- Head terhadap kapasitas (H vs Q)
- Daya terhadap kapasitas (N vs Q)
- Efisiensi terhadap kapasitas (ƞ vs Q)
- Pada variable putaran (kapasitas konstan)
- Head terhadap putaran (H vs n)
-Daya terhadap putaran (N vs n)
- Efisiensi terhadap putaran (ƞ vs n)
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,
pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi
tekanan pada fluida.
Pompa memiliki dua kegunaan utama:
- Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air)
- Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas
yangmelewati mesin-mesin dan peralatan)
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan
hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat.
Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang
besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa
maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi
pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang
diinginkan.
( https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jtm-unesa/article/view/11600 )
2.2 Klasifikasi dan Jenis Pompa
Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena fluida
ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk,
langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi
buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih berbanding lurus dengan
jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros atau
engkol yang menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan
kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi:
a. Reciprocating Pump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari elemen-
elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya. Pompa
jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur aliran
fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis
dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan
yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah
yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan sangat berat.
Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia untuk
memompa cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU.
b. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari elemen-
elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa jenis ini
adalah :
- rumah pompa yang stasioner
- rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam rumah
pompa.
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang
memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena
tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai
pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi
sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa ini
banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power transmission.
Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
1). Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan
yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan fluida yang
dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi buang. Akibat
diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari
pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head
yang tinggi dan debit yang rendah.
2). Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar menyebabkan
piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring dakian. Fluida
terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran buang akibat gerakan naik
turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan head
tingi dan kapasitas rendah.
2. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja. Untuk
merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida. Dalam pompa
ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi energi kinetik, kemudian
menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu
impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa
ini adalah pompa aksial dan pompa sentrifugal.
a. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap fluida
yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa ini
cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi,
seperti pada sistem pengairan.
b. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui
volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head
medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya,
pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan
pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling
box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing
wear ring dan discharge nozzle.
(Sumber:Sularso dan Haruo Tahara,2000. Pompa dan Kompresor:Pemilihan,
Pemakaian dan Pemeliharaan. hal.7-8)

2.3 Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal adalah pompa yang memperbesar energi fluida melalui prinsip
gaya sentrifugal. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk
kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan
head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida yang mengalir
kontinyu. Bentuk dari pompa sentrifugal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
ini :
Gambar 2.1 Sudu Pompa Sentrifugal

Aliran fluida masuk ke sudu yang berputar memiliki percepatan, sehingga aliran
fluida tercampak keluar dari sudu-sudu dan berubah menjadi energi tekanan di sudu
penyearah (di rumah spiral pompa) dihubungkan ke katup hisap dan katup buang.
Proses tercampaknya fluida keluar dari sudu-sudu, mengakibatkan bergeraknya
fluida di katup kempa melalui katup hisap dengan arah aliran terus-menerus (tidak
terputus-putus).

(http://catatanpediaku.blogspot.co.id/2016/06/laporan-praktikum-pompa-
sentrifugal.html )

2.4 Karakteristik Pompa Seri dan Paralel


2.4.1 Susuna Seri
Susunan Pompa Seri Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani
oleh satu pompa, maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara
seri. Penyusunan pompa secara seri dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini

Gambar 2.2 Susuna Pompa Seri


2.4.2 Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang
tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan
yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Penyusunan pompa secara
paralel dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini

Gambar 2.3 Susuna Pompa Paralel

2.4.3 SusunanTunggal
Pompayangdigunakanhanyasatupompa karenaheaddankapasitasyang
diperlukan sudahterpenuhi. Susunan Tunggal dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut
ini:

Gambar 2.4 Susunan Tunggal


2.5 Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal

Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel dapat dilihat pada gambar 2.5
berikut ini.
Gambar2.5 Operasi Tunggal,Seri dan Paralel dari pompa‐pompa dengan
karakteristik yang sama
(Sumber:Sularso dan Haruo Tahara,2000. Pompa dan
Kompresor:Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan. hal.94)
Gambar2.5 menunjukan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri.Dalam gambar ini kurva
untuk pompa tunggal diberi tanda (1)dan untuk susunan seriyang terdiri dari dua buah
pompa diberi tanda(2).Harga head kurva(2) diper oleh dari harga head kurva(1)
dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri
dari dua buah pompa,diberi tanda (3). Harga kapasitas (Q) kurva(3) ini diperoleh dari
harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan (2)untuk head yang sama.Dalam gambar
ditunjukkan tiga buah kurva head-kapasitas sistem,yaituR1,R2,dan R3.Kurva R3
menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1.Jika sistem
mempunyai kurvahead- kapasitasR3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D).Jika
pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan pindah
ke (E).Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head(D),
karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas.Sekarang jika sistem mempunyai
kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan terletak di (A). Jika pompa ini
disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) maka titik kerjanya akan berpindah ke
(B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak sama dengan dua kali lipat
kapasitas dititik(A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem. Jika sistem
mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama untuk susunan
serimaupun paralel.Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R1 dan R3maka akan
diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri.Susunan paralel pada umumnya
untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi.Untuk
susunan seri,karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama,maka
perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap
kebocoran dari rumah pompa.

2.6 Pengertian Parameter Pompa


2.6.1 Head tekanan
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head tekanan)
fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 ) (mka)
Dimana:
Ps = Tekanan pada sisi hisap (mka)
Pd = tekanan pada sisi tekan (mka)
Q = kapasitas pompa (m3/s)

2.5.2 Kapasitas (Q)


Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam pengujian
ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter. Satuan dari
kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini adalah m3/s.

𝟏 𝟓
𝟖
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐 (m3/s)
𝟏𝟓

Dimana:
Ce = 0,576
He = Kh + h
Kh = 0,00085
h = ketinggian ukur air pada V noch (m)

2.5.3 Daya Pompa


Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari motor
listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah KW.
𝝆𝑸𝑯
 Water Horse Power (WHP) = (KW)
𝟏𝟎𝟐
Diamana:
𝜌 = masa jenis air (kg/m3)
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
 Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 ) (KW)

Diman:
F = beban timbangan (kg)
L = lengan torsi (m)
n = putaran mesin (rpm)
 𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷 (KW)
Dimana:
FHP = Friction House Power = 0,1 KW

2.5.4 Effisiensi Pompa


𝑾𝑯𝑷
 Effisiensi Pompa Tunggal =
𝑩𝑯𝑷
Dimana:
WHP = Daya Fluida (KW)
BHP = Daya Motor (KW)
𝑯𝟏+𝑯𝟐
 Effisiensi Pompa Ganda Seri = 𝑯𝟏 𝑯𝟐
+
𝜼𝟏 𝜼𝟐

Dimana:
H1 = Head Pompa 1 (mka)
H2 = Head Pompa 2 (mka)
𝜂1 = Effisiensi pompa 1
𝜂2 = Effisiensi pompa 2
𝑸𝟏+𝑸𝟐
 Effisiensi Pompa Ganda Seri = 𝑸𝟏 𝑸𝟐
+
𝜼𝟏 𝜼𝟐

Dimana:
Q1 = Kapasitas pompa 1 (mka)
Q2 = Kapasitas pompa 2 (mka)
𝜂1 = Effisiensi pompa 1
𝜂2 = Effisiensi pompa 2
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1 Data Teknis Peralatan


Type Pompa : Open Impeller Centrifugal
Diameter Impeller : 120mm
Type Motor : Variabel Speed = 0 s/d 2900 rpm
Motor Ratting : 2.2 KW/1 Phase/50 Hz
Lengan Torsi : 0.25m
Notch Weir : ‘V’ 90˚

3.2 Skema Instalasi


9 10 11
8

6
5

12
22
7 3 13
2 33
4
1 3

Gambar 3.1 Skema Instalasi

Keterangan Gambar :
1. Motor Listrik 8. Mano meter tekanan hisap 1
2. Pompa 1 9. Manometer tekanan buang 1
3. Pompa 2 10. Manometer tekanan buang 2
4. Katup kerja paralel 11. Manometer tekanan hisap 2
5. Katup kerja Seri 12. Katup saluran buang
6. Katup isap pompa 2 13. Alat Pengatur Kecepatan
7. Katup isap pompa 1
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Percobaan untuk pengujian Variabel Load
A. Pengujian variable load Pompa Tunggal 1
 Langkah Pertama Menyalakan Mesin motor pada pompa
 Dilanjutkan Setting kecepatan pada alat pengatur kecepatan, dengan
kecepatan 1900 Rpm.
 membuka katup 7 dan 4
 Selanjutnya Putar Katup 12 sebesar 3600/1putaran untuk sampel
pertama, untuk sampel kedua membuka 2 putaran, sampel ketiga
membuka 3 putaran, sampel k3 empat membuka 4 putaran, sampel
kelima membuka 5 putaran.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps = Tekanan pada sisi isap
c. Pd = Tekanan pada sisi tekan
d. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2-5 percobaan 3-7.

B. Pengujian variable load Pompa Tunggal II


 Langkah pertama menyalakan mesin motor pada pompa
 Mengatur kecepatan putaran pompa pada kecepatan 1900 rpm.
 Membuka katup 6
 Selanjutnya Putar Katup 12 sebesar 3600/1putaran untuk sampel
pertama, untuk sampel kedua membuka 2 putaran, sampel ketiga
membuka 3 putaran, sampel k3 empat membuka 4 putaran, sampel
kelima membuka 5 putaran.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
e. h = Ketinggian air
f. Ps = Tekanan pada sisi isap
g. Pd = Tekanan pada sisi tekan
h. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2-5 percobaan 3-7.

C. Pengujian variable load Pompa Ganda Seri


 Langkah Pertama Buka Katup Terlebih Dahulu Katup (5) , (7) , dan
(12).
 Dilanjutkan Setting kecepatan pada alat pengatur kecepatan, dengan
kecepatan 1900 Rpm.
 Selanjutnya Putar Katup Saluran Buang sebanyak 1x Putaran, dan
bertambah 1x putran untuk pengambilan data selanjutnya.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps1 = Tekanan pada sisi isap 1
c. Ps2 = Tekanan pada sisi isap 2
d. Pd1 = Tekanan pada sisi tekan 1
e. Pd2 = Tekanan pada sisi tekan 2
f. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2, 3, 4, 5, Mengulangi dengan cara yang sama pada
percobaan di atas.

D. Pengujian variable load Pompa Paralel


 Langkah pertama buka katup terlebih dahulu katup (4) , (6) , (7) , dan
(12).
 Dilanjutkan Setting kecepatan pada alat pengatur kecepatan, dengan
kecepatan 1900 Rpm.
 Selanjutnya Putar Katup Saluran Buang sebanyak 1x Putaran, dan
bertambah 1x putran untuk pengambilan data selanjutnya.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps1 = Tekanan pada sisi isap 1
c. Ps2 = Tekanan pada sisi isap 2
d. Pd1 = Tekanan pada sisi tekan 1
e. Pd2 = Tekanan pada sisi tekan 2
f. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2, 3, 4, 5, Mengulangi dengan cara yang sama pada
percobaan di atas.

3.3.2 Prosedur percobaan untuk pengujian Variabel Speed


A. Pengujian variable speed Pompa Tunggal 1
 Langkah Pertama Buka katup (4) , (7) , dan (12).
 Dilanjutkan dengan setting kecepatan secara bertahap, dimulai
dengan 1800 s/d 2200.
 Selanjutnya Putar Katup Saluran Buang sebanyak 1x Putaran, dan
bertambah 1x putran untuk pengambilan data selanjutnya.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
i. h = Ketinggian air
j. Ps = Tekanan pada sisi isap
k. Pd =Tekanan pada sisi tekan
l. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2, 3, 4, 5, Mengulangi dengan cara yang sama pada
percobaan di atas.
B. Pengujian variable speed Pompa Seri
 Langka pertama buka katup (5) , (7) , dan (12).
 Dilanjutkan dengan setting kecepatan secara bertahap, dimulai
dengan 1800 s/d 2200.
 Selanjutnya Putar Katup Saluran Buang sebanyak 1x Putaran, dan
bertambah 1x putran untuk pengambilan data selanjutnya.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps1 = Tekanan pada sisi isap 1
c. Ps2 = Tekanan pada sisi isap 2
d. Pd1 = Tekanan pada sisi tekan 1
e. Pd2 = Tekanan pada sisi tekan 2
f. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2, 3, 4, 5, Mengulangi dengan cara yang sama pada
percobaan di atas.

C. Data Pompa Paralel


 Langka pertama buka katup (4) , (6) , (7) dan (12).
 Dilanjutkan dengan setting kecepatan secara bertahap, dimulai
dengan 1800 s/d 2200.
 Selanjutnya Putar Katup Saluran Buang sebanyak 1x Putaran, dan
bertambah 1x putran untuk pengambilan data selanjutnya.
 Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
 Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps1 = Tekanan pada sisi isap 1
c. Ps2 = Tekanan pada sisi isap 2
d. Pd1 = Tekanan pada sisi tekan 1
e. Pd2 = Tekanan pada sisi tekan 2
f. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
 Untuk Data ke 2, 3, 4, 5, Mengulangi dengan cara yang sama pada
percobaan di atas.
3.4 Data Hasil Pengujian
A. Variable Load
Pompa Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 H (cm) Ventury
Tunggal I (g) (rpm) (mka) (mka) (1/menit)
1 800 2000 0.1 3.8 7,4 320
2 850 2000 0.3 2.9 7,78 250
3 850 2000 0.5 2.5 8 230
4 900 2000 0.5 2.2 8,2 200
5 900 2000 0.5 2.2 8,1 200

Pompa Beban Torsi Putaran Ps2 Pd2 H Ventury


Tunggal II (g) (rpm) (cmhg) (mka) (cm) (1/menit)
1 900 2000 1,10 4 8 370
2 950 2000 1,4 3 8,2 310
3 950 2000 1,5 2 8,4 280
4 1000 2000 1,54 2 8,5 270
5 950 2000 1,54 2 8,5 270

Pompa Beban Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 H Ventury


Ganda Torsi (rpm) (mka) (mka) (cmhg) (mka) (cm) (1/menit)
Seri (g)
1 850 2000 0.1 4 1,7 4.5 7,4 320
2 900 2000 0.5 3 2,5 3 7,8 250
3 900 2000 0.6 2.5 2,8 3 8 230
4 900 2000 0.7 2.3 2,8 3 8,2 200
5 900 2000 0.6 2.3 2,8 3 8,1 200
Pompa Beban Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 H Ventury
Ganda Torsi (rpm) (mka) (mka) (cmhg) (mka (cm) (1/menit)
Pararel (g) )
1 900 2000 0.1 6 0.73 6.1 7,4 388
2 1000 2000 0.1 5 0.7 6 7,8 360
3 1000 2000 0.1 5 0.7 5 8 330
4 1000 2000 0.1 5 0.7 5 8,2 325
5 1000 2000 0.1 4.5 0.7 5 8,1 328
B. Variabl;e Speed
Pompa Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 H Ventury
Tunggal I (g) (rpm) (mka) (mka) (cm) (1/menit)
1 800 1800 0.5 2 8,2 360
2 820 1900 0.5 2 8,2 368
3 900 2000 0.7 2.5 8,5 378
4 1000 2100 0.8 3 8,6 388
5 1100 2200 1 3.2 8,6 398

Pompa Beban Torsi Putaran Ps2 Pd2 H Ventury


Tunggal II (g) (rpm) (cmhg) (mka) (cm) (1/menit)
1 650 1800 0.7 4 8,2 370
2 650 1900 0.7 1 8,5 390
3 750 2000 0.7 1 8,5 398
4 800 2100 0.7 0.5 8,6 400
5 950 2200 0.7 0.5 8,6 400

Pompa Beban Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 H Ventury


Ganda Torsi (g) (rpm) (mka) (mka) (cmhg) (mka) (cm) (1/menit)
Seri
1 1100 1800 0.1 0.1 1.3 2 8,6 370
2 1250 1900 1.5 0.2 1.25 2 8,6 390
3 1350 2000 1.5 0.2 1.2 2.2 8,8 398
4 1450 2100 1.6 0.2 1.25 2.3 9,1 400
5 1650 2200 2 1 1,3 2.5 9,2 400
Pompa Beban Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 H Ventury
Ganda Torsi (g) (rpm) (mka) (mka) (cmhg) (mka) (cm) (1/menit)
Pararel
1 900 1800 0.1 4 1,2 4 9,1 400
2 950 1900 0.1 4.1 1,25 4.1 9,2 400
3 1050 2000 0.1 4.8 1,25 4.8 9,3 400
4 1100 2100 0.1 5.5 1,3 5.8 9,4 400
5 1200 2200 0.1 6 1,3 6 9,6 400
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Perhitungan Data
4.1.1 Variable Load
A. Pompa Tunggal 1 dan 2
 Kapasitas Pompa Tunggal I
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 x 0,5765 x (2x9,81)0,5(0,00085+0,074)2,5

Q = 0,00208 m3/s
 Head Pompa Tunggal I
HPump = Ps1 + Pd1 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,1 + 3,8 + (1,17x105x0,002082)
Hpump = 4,4098 mka
 Daya Pompa Tunggal I
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00208𝑋4,4098
WHP = = 0,08998 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.8𝑋0.25 2𝜋𝑋2000
MHP = ( ) = 0,410458 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,410458 - 0,1 = 0,3104575 kw
 Efisiensi Pompa Tunggal I
𝑊𝐻𝑃
 = 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,08998
 = 0,3104575 𝑋100% = 28,983 %

 Kapasitas Pompa Tunggal II


Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 x 0,5765 x (2x9,81)0,5(0,00085+0,08)2,5

Q = 0,002531 m3/s
 Head Pompa Tunggal II
HPump = Ps2 + Pd2 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,15 + 4 + (1,17x105x0,0025312)
Hpump = 4,8997 mka
 Daya Pompa Tunggal II
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,002531𝑋4,8997
WHP = = 0,12123 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.9𝑋0.25 2𝜋𝑋2000
MHP = ( ) = 0,461765 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,461765 - 0,1 = 0,3617647 kw
 Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑊𝐻𝑃
 = 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,12123
 = 0,3617647 𝑋100% = 33,51081 %

B. Pompa Ganda Seri


 Kapasitas
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 𝑥 0,5765𝑥(2𝑥9,81)0,5(0,00085+0,074)2,5

Q = 0,002088 m3/S
 Head Pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 4 +(1,17x105x 0,0020882) = 4,609847 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,23 + 4,5 + (1,17x105x 0,0020882) = 5,239847 mka
 Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,094061 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,002088𝑥5,239847
WHP2 = = 0,1069155 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,85𝑥0,25 2𝜋𝑥2000
MHP = ( ) = 0,436111 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,436111 – 0,1 = 0,336111 kw
 Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,094061
 1 = 0,436111 𝑥100% = 27,98502 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,1069155
2= 0,436111
𝑥100% = 31,80957 %
𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1+𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
 total = 𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1 Hpump2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2

4,609847 +5,239847
 total = 4,609847 5,239847 𝑥100% = 59,959319%
( )+( )
27,98502 31,80957

C. Pompa Ganda Pararel


 Kapasitas
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 𝑥 0,5765 (2𝑥9,81)0,5(0,00085+0,074)2,5

Q = 0,002088 m3/S
 Head pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 6 +(1,17x105x 0,0020882) = 6,609847 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,1 + 6,1 + (1,17x105x 0,0020882) = 6,709847 mka
 Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,134869 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,002088𝑥6,709847
WHP2 = = 0,1369098 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,9𝑥0,25 2𝜋𝑥2000
MHP = ( ) = 0,461765 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,461765 – 0,1 = 0,361765 kw
 Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,134869
 1 = 0,361765 𝑥100% = 37,28097 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,1369098
2= 0,361765
𝑥100% = 37,845 %
𝑄1+𝑄2
 total = 𝑄1 Q2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2

0,002088+0,002088
 total = 0,002088 0,002088 𝑥100% = 74,562005 %
( )+( )
37,28097 37,845

Tabel 4.1 Perhitungan hasil pengujian variable load pompa tunggal 1


Perhitungan hasil pengujian Pompa Tunggal I
No Q(M3/S) H(mka) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) EFIS(%)
1 0.002088 4.409847 0.08998 0.410458 0.3104575 28.983
2 0.002363 3.853092 0.088981 0.436111 0.3361111 26.47378
3 0.002531 3.749689 0.092776 0.436111 0.3361111 27.60292
4 0.002691 3.547117 0.093293 0.461765 0.3617647 25.78833
5 0.00261 3.497213 0.08923 0.461765 0.3617647 24.66523

Tabel 4.2 Perhitungan hasil pengujiam variable load pompa tunggal 2


Perhitungan hasil pengujian Pompa Tunggal II
No Q(M3/S) H(mka) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) EFIS(%)
1 0.002531 4.899689 0.12123 0.461765 0.3617647 33.51081
2 0.002691 4.037117 0.106181 0.487418 0.3874183 27.40722
3 0.002856 3.154421 0.088063 0.487418 0.3874183 22.73064
4 0.002941 3.222004 0.092623 0.513072 0.4130719 22.423
5 0.002941 3.222004 0.092623 0.487418 0.3874183 23.90778

Tabel 4.3 Perhitungan hasil pengujiam variable load pompa ganda seri
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Seri
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.002088 4.609847 5.239847 0.094061 0.1069155
2 0.002378 4.161438 4.001438 0.096714 0.0929957
3 0.002531 3.849689 4.129689 0.095251 0.1021786
4 0.002691 3.847117 4.227117 0.101183 0.1111778
5 0.00261 3.697213 4.177213 0.094333 0.10658
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.436111 0.336111 27.98502 31.80957 59.959319
2 0.461765 0.361765 26.73401 25.70613 52.595799
3 0.461765 0.361765 26.32946 28.24449 54.720166
4 0.461765 0.361765 27.96939 30.73208 58.839016
5 0.461765 0.361765 26.07579 29.46115 55.678727

Tabel 4.4 Perhitungan hasil pengujian variable load pompa ganda pararel
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Pararel
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.002088 6.609847 6.709847 0.134869 0.1369098
2 0.002378 5.761438 6.781438 0.133899 0.1576045
3 0.002531 5.849689 5.859689 0.144736 0.144983
4 0.002691 5.947117 5.967117 0.156416 0.1569417
5 0.00261 5.397213 5.917213 0.137708 0.1509755
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.461765 0.361765 37.28097 37.845 74.562005
2 0.513072 0.413072 32.41545 38.15425 64.830962
3 0.513072 0.413072 35.03884 35.09874 70.07775
4 0.513072 0.413072 37.86646 37.9938 75.732983
5 0.513072 0.413072 33.33751 36.54945 66.675089
4.1.2 Variable Speed
A. Pompa Tunggal 1 dan 2
 Kapasitas Pompa Tunggal I
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 x 0,5765 x (2x9,81)0,5(0,00085+0,082)2,5

Q = 0,00269078 m3/s
 Head Pompa Tunggal I
HPump = Ps1 + Pd1 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,5 + 2 + (1,17x105x0,002690782)
Hpump = 3,347117 mka
 Daya Pompa Tunggal I
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00269078𝑥3,347117
WHP = = 0,088033 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.8𝑋0.25 2𝜋𝑋1800
MHP = ( ) = 0,36941176 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,36941176 - 0,1 = 0,269411765 kw
 Efisiensi Pompa Tunggal I
𝑊𝐻𝑃
 = 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,088033
 = 0,269411765 𝑋100% =32,67595 %

 Kapasitas Pompa Tunggal II


Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 x 0,5765 x (2x9,81)0,5(0,00085+0,082)2,5

Q = 0,00269078 m3/s
 Head Pompa Tunggal II
HPump = Ps2 + Pd2 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0.1 + 4 + (1,17x105x0,00269078 2)
Hpump = 4,947117 mka
 Daya Pompa Tunggal II
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00269078𝑋4,947117
WHP = = 0,130115 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.65𝑋0.25 2𝜋𝑋1800
MHP = ( ) = 0,30014706 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,30014706 - 0,1 = 0,200147059 kw
 Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑊𝐻𝑃
 = 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,130115
 = 0,200147059 𝑋100% =65,0095 %

B. Pompa Ganda Seri


 Kapasitas
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 𝑥 0,5765𝑥(2𝑥9,81)0,5(0,00085+0,086)2,5

Q = 0,00302742 m3/S
 Head Pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 0,1 +(1,17x105x0,003027422) = 1,272334 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,18 + 2 + (1,17x105x 0,003027422) = 3,252334 mka
 Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102

WHP1 = 0,03765028 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,00302742𝑥3,252334
WHP2 = = 0,096241463 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
1,1𝑥0,25 2𝜋𝑥1800
MHP = ( ) = 0,50794118 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,50794118 – 0,1 = 0,407941 kw
 Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,03765028
1= 0,407941
𝑥100% = 29,22934 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,096241463
2= 0,407941
𝑥100% = 23,5919953 %
𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1+𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
 total = 𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1 Hpump2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2

1,272334 +3,252334
 total = 1,272334 3,252334 𝑥100% =32,95919313 %
( )+( )
29,22934 23,5919953

C. Pompa Ganda Pararel


 Kapasitas
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 𝑥 0,5765 (2𝑥9,81)0,5(0,00085+0,091)2,5

Q = 0,00348213 m3/S
 Head pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 4 +(1,17x105x 0,003482132) = 5,518655 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,16 + 4 + (1,17x105x 0,003482132) =5,578655 mka
 Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102

WHP1 = 0,18783376 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,00348213𝑥5,578655
WHP2 = = 0,189875933 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,9𝑥0,25 2𝜋𝑥1800
MHP = ( ) = 0,41558824 kw
102 60

BHP = MHP-FHP
BHP = 0,41558824 – 0,1 = 0,315588 kw
 Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,18783376
 1 = 0,41558824 𝑥100% = 59,51862 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,189875933
2= 0,315588
𝑥100% = 60,1657198 %
𝑄1+𝑄2
 total = 𝑄1 Q2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2

0,00348213 +0,00348213
 total = 00,00348213 0,00348213 𝑥100% = 119,0372991 %
( )+( )
59,51862 60,1657198

Tabel 4.5 perhitungan hasil pengujian variable speed pompa tunggal 1


Perhitungan hasil pengujian Pompa Tunggal I
No. Q(M3/S) H(mka) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) EFIS(%)
1 0.00269078 3.347117 0.088033 0.36941176 0.269411765 32.67595
2 0.00269078 3.347117 0.088033 0.39968301 0.299683007 29.37532
3 0.00294102 4.212004 0.121083 0.46176471 0.361764706 33.47002
4 0.00302742 4.872334 0.14418 0.53872549 0.43872549 32.86331
5 0.00302742 5.272334 0.156016 0.62081699 0.520816993 29.95607

Tabel 4.6 Perhitungan hasil pengujian variable speed pompa ganda 2


Perhitungan hasil pengujian Pompa Tunggal II
No. Q(M3/S) H(mka) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) EFIS(%)
1 0.00269078 4.947117 0.130115 0.30014706 0.200147059 65.0095
2 0.00294102 2.112004 0.060714 0.3168219 0.216821895 28.00174
3 0.00294102 2.112004 0.060714 0.38480392 0.284803922 21.31779
4 0.00302742 1.672334 0.049487 0.43098039 0.330980392 14.95161
5 0.00302742 1.672334 0.049487 0.53616013 0.436160131 11.34604
Tabel 4.7 Perhitungan hasil pengujian variable speed pompa ganda seri
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Seri
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.00302742 1.272334 3.252334 0.03765028 0.096241463
2 0.00320473 2.901623 3.371623 0.09089229 0.10561487
3 0.00348213 3.118655 3.778655 0.106147 0.128610863
4 0.00357769 3.297582 3.967582 0.11531687 0.138746859
5 2.8688E-08 3 2.68 8.4122E-07 7.51492E-07
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.50794118 0.407941 9.22934 23.5919953 32.95919313
2 0.60927288 0.509273 17.84746 20.7383655 38.74840765
3 0.69264706 0.592647 17.91066 21.7010886 39.78587221
4 0.78115196 0.681152 16.92968 20.3694428 37.49390715
5 0.93122549 0.831225 0.000101 9.0408E-05 29643.46821

Tabel 4.8 Perhitungan hasil pengujian variable speed pompa ganda pararel
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Pararel
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.00348213 5.518655 5.578655 0.18783376 0.189875933
2 0.00357769 5.697582 5.767582 0.19924519 0.201693101
3 0.0036748 6.479983 6.549983 0.23275663 0.235270986
4 0.00377347 7.265972 7.645972 0.26799677 0.282012626
5 0.00397554 7.949179 8.029179 0.30889714 0.312005864
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.41558824 0.315588 59.51862 60.1657198 119.0372991
2 0.46304739 0.363047 54.88132 55.5555855 109.762701
3 0.53872549 0.438725 53.05291 53.6260124 106.1058855
4 0.59259804 0.492598 54.40476 57.2500504 108.8095835
5 0.6772549 0.577255 53.51139 54.049929 107.0228615
4.2 Pembahasan dan Grafik Hubungan Parameter
4.2.1 Variabel Load Head terhadap kapasitas
A. Pompa Tunggal 1

Head Terhadap Kapasitas Tunggal 1


5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5
H(mka) 4.409847116 3.853092323 3.749688873 3.547117215 3.497212983
Q(M3/S) 0.002087503 0.002362623 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(M3/S) H(mka)

B. Pompa Tunggal 2

Head terhadap kapasitas Tunggal 2


6

0
1 2 3 4 5
H(mka) 4.899688873 4.037117215 3.154421419 3.222004495 3.222004495
Q(M3/S) 0.002531323 0.002690784 0.002856125 0.002941022 0.002941022

Q(M3/S) H(mka)
C. Pompa Ganda Seri

Head Terhadap Kapasitas Ganda Seri


12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5
H2(mka) 5.239847116 4.001438442 4.129688873 4.227117215 4.177212983
H1(mka) 4.609847116 4.161438442 3.849688873 3.847117215 3.697212983
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) H1(mka) H2(mka)

D. Pompa Ganda Pararel

Head Terhadap Kapasitas Ganda Pararel


14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5
H2(mka) 6.709847116 6.781438442 5.859688873 5.967117215 5.917212983
H1(mka) 6.609847116 5.761438442 5.849688873 5.947117215 5.397212983
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) H1(mka) H2(mka)


4.2.2 Variabel load Daya Terhadap Kapasitas
A. Pompa Tunggal 1

Daya Terhadap Kapasitas Tunggal 1


1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5
Bhp(kw) 0.310457516 0.336111111 0.336111111 0.361764706 0.361764706
Mhp(kw) 0.410457516 0.436111111 0.436111111 0.461764706 0.461764706
WHP(kw) 0.089979914 0.088981303 0.092776465 0.093293062 0.089230088
Q(M3/S) 0.002087503 0.002362623 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(M3/S) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw)

B. Pompa Tunggal 2

Daya Terhadap Kapasitas Pompa Tunggal 2


1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5
Bhp(kw) 0.361764706 0.387418301 0.387418301 0.413071895 0.387418301
Mhp(kw) 0.461764706 0.487418301 0.487418301 0.513071895 0.487418301
WHP(kw) 0.121230275 0.106180598 0.088062672 0.092623123 0.092623123
Q(M3/S) 0.002531323 0.002690784 0.002856125 0.002941022 0.002941022

Q(M3/S) WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw)


C. Pompa Ganda Seri

Daya Terhadap Kapasitas Ganda Seri


1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5
BHP(kw) 0.336111111 0.361764706 0.361764706 0.361764706 0.361764706
MHP(kw) 0.436111111 0.461764706 0.461764706 0.461764706 0.461764706
WHP2(mka) 0.106915496 0.092995709 0.102178594 0.111177806 0.106580034
WHP1(kw) 0.094060777 0.096714201 0.09525071 0.101183391 0.094333013
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) WHP1(kw) WHP2(mka) MHP(kw) BHP(kw)

D. Pompa Ganda Pararel

Daya Terhadap Kapasitas Ganda Pararel


1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5
BHP(kw) 0.361764706 0.413071895 0.413071895 0.413071895 0.413071895
MHP(kw) 0.461764706 0.513071895 0.513071895 0.513071895 0.513071895
WHP2(mka) 0.13690984 0.157604494 0.144983021 0.156941709 0.150975487
WHP1(kw) 0.134869409 0.133899112 0.144735597 0.156415688 0.13770788
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) WHP1(kw) WHP2(mka) MHP(kw) BHP(kw)


4.2.3 Variabel Load Efisiensi Terhadap Kapasitas
A. Pompa Tunggal 1

Efisiensi Terhadap Kapasitas Tunggal 1


0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5
EFIS(%) 0.289830038 0.26473776 0.276029153 0.257883262 0.246652274
Q(M3/S) 0.002087503 0.002362623 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(M3/S) EFIS(%)

B. Pompa Tunggal 2

Efisiensi Terhadap Kapasitas Tunggal 2


0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5
EFIS(%) 0.335108078 0.274072232 0.227306432 0.224230028 0.23907782
Q(M3/S) 0.002531323 0.002690784 0.002856125 0.002941022 0.002941022

Q(M3/S) EFIS(%)
C. Pompa Ganda Seri

Efisiensi Terhadap Kapasitas Ganda Seri


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5
EFISTOT(%) 17.07049578 16.09048727 15.16695935 14.34175467 14.73408715
EFIS2(%) 0.318095691 0.257061311 0.282444894 0.307320765 0.294611477
EFIS1(%) 0.279850245 0.267340067 0.263294645 0.279693925 0.260757922
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)

D. Pompa Ganda Pararel

Efisiensi Terhadap Kapasitas Ganda Pararel


1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5
EFISTOT(%) 0.751135424 0.654540726 0.707988788 0.764411286 0.673892075
EFIS2(%) 0.378449965 0.381542524 0.350987377 0.379937999 0.365494454
EFIS1(%) 0.372809748 0.324154497 0.350388391 0.37866456 0.33337509
Q(m3/s) 0.002087503 0.002377671 0.002531323 0.002690784 0.002610323

Q(m3/s) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)


4.2.4 Variabel Speed Head Terhadap Putaran
A. Pompa Tunggal

Head Terhadap Putaran Tunggal 1


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H(mka) 3.347117215 3.347117215 4.212004495 4.872333955 5.272333955

H(mka) Putaran (rpm)

B. Pompa Tunggal 2

Head Terhadap Putaran Tunggal 2


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H(mka) 4.947117215 2.112004495 2.112004495 1.672333955 1.672333955

H(mka) Putaran (rpm)


C. Pompa Ganda Seri

Head Terhadap Putaran Ganda Seri


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H2(mka) 3.252333955 3.371622646 3.77865485 3.967581561 2.68
H1(mka) 1.272333955 2.901622646 3.11865485 3.297581561 3

H1(mka) H2(mka) Putaran (rpm)

D. Pompa Ganda Pararel

Head Terhadap Puataran Ganda Pararel


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H2(mka) 5.57865485 5.767581561 6.549982689 7.645971701 8.029179496
H1(mka) 5.51865485 5.697581561 6.479982689 7.265971701 7.949179496

H1(mka) H2(mka) Putaran (rpm)


4.2.5 Variable Speed Daya Terhadap Putaran
A. Pompa Tunggal 1

Daya Terhadap Putaran Tunggal 1


2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
Bhp(kw) 0.269411765 0.299683007 0.361764706 0.43872549 0.520816993
Mhp(kw) 0.369411765 0.399683007 0.461764706 0.53872549 0.620816993
WHP(kw) 0.088032844 0.088032844 0.121082702 0.144179705 0.156016308

WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) Putaran (rpm)

B. Pompa Tunggal 2

Daya Terhadap Putaran Tunggal 2


2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
Bhp(kw) 0.200147059 0.216821895 0.284803922 0.330980392 0.436160131
Mhp(kw) 0.300147059 0.316821895 0.384803922 0.430980392 0.536160131
WHP(kw) 0.130114594 0.060713898 0.060713898 0.049486882 0.049486882

WHP(kw) Mhp(kw) Bhp(kw) Putaran (rpm)


C. Pompa Ganda Seri

Daya Terhadap Putaran Ganda Seri


2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
BHP(kw) 0.407941176 0.509272876 0.592647059 0.681151961 0.83122549
MHP(kw) 0.507941176 0.609272876 0.692647059 0.781151961 0.93122549
WHP2(mka) 0.096241463 0.10561487 0.128610863 0.138746859 7.51492E-07
WHP1(kw) 0.037650279 0.090892289 0.106147004 0.115316869 8.41223E-07

WHP1(kw) WHP2(mka) MHP(kw) BHP(kw) Putaran (rpm)

D. Pompa Ganda Pararel

Daya Terhadap Putaran Ganda Pararel


2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
BHP(kw) 0.315588235 0.363047386 0.43872549 0.492598039 0.577254902
MHP(kw) 0.415588235 0.463047386 0.53872549 0.592598039 0.677254902
WHP2(mka) 0.189875933 0.201693101 0.235270986 0.282012626 0.312005864
WHP1(kw) 0.187833764 0.199245191 0.232756633 0.267996775 0.308897145

WHP1(kw) WHP2(mka) MHP(kw) BHP(kw) Putaran (rpm)


4.2.6 Variabel Speed Efisiensi Terhadap Putaran
A. Pompa Tunggal 1

Efisiensi Terhadap Putaran Tunggal 1


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFIS(%) 0.326759464 0.293753205 0.334700151 0.32863307 0.299560709

EFIS(%) Putaran (rpm)

B. Pompa Tunggal 2

Efisiensi Terhadap Tunggal 2


2500

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFIS(%) 0.650094958 0.280017374 0.213177885 0.149516054 0.113460352

EFIS(%) Putaran (rpm)


C. Pompa Ganda Seri

Efisiensi Terhadap Putaran Ganda Seri


3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFISTOT(%) 14.11396529 16.64375791 17.80839998 19.85109674 2964346.802
EFIS2(%) 0.235919953 0.207383655 0.217010886 0.203694428 9.04078E-07
EFIS1(%) 0.092293403 0.178474632 0.179106608 0.169296833 1.01203E-06

EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%) Putaran (rpm)

D. Pompa Ganda Pararel

Efisiensi Terhadap Putaran Ganda Pararel


2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFISTOT(%) 1.196159983 1.104066199 1.067910806 1.094686383 1.077583197
EFIS2(%) 0.601657198 0.555555855 0.536260124 0.572500504 0.54049929
EFIS1(%) 0.595186206 0.548813183 0.530529085 0.544047588 0.53511394

EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%) Putaran (rpm)


BAB V

PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari pengerjaan laporan pratikum
dan juga ketika pratikum berlangsung, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pada variable load
 Pada pompa tunggal 1 dan 2
- Semakin besar nilai head nya maka kapasitas akan semakin menurun.
- Bhp nya semakin rendah berbanding lurus dengan kapasitas yang semakin
rendah
- WHP pada pompa tunggal 1 naik dan turun, pada percobaan ke tiga dan ke .
berbeda dengan pompa tunggal 2 yang semakin turun tiap percobaaan
berbanding lurus dengan kapasitas.
- Pada percobaan pompa tunggal 1 dan pompa tunggal 2 efisiensi tertinggi
terletak pada percobaan pertama dengan kapasitas yang paling rendah
 Pada pompa ganda seri
- Semakin tinggi niali head maka semakin rendah kapasitasnya
- WHP 1 dan WHP 2 dengan nilai tertinggi adalah pada percobaan ke empat
- Semakin rendah kapasitas maka semakin rendah pula BHP yang akan
didapatkan
- Semakin tinggi efisiensi total maka semakin rendah kapasitas
 Pada Pompa Ganda Pararel
- Semakin rendah nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai head 1 dan head 2
- Semakin rendah kapasitas maka semakin rendah nilai dari BHP itu sendiri
- Pada WHP 1 nilai tertinggi terletak pada percobaan ke empat tetapi berbeda
dengan WHP 2 dengan nilai tertinggi pada percobaan ke dua.
- Untuk efisiensi total tertinggi terletak pada percobaan ke empat dan yang
terendah terendah pada percobaan ke lima.
2. Pada Variable Speed
 Pada Pompa Tunggal 1 dan 2
- Semakin tinggi nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai head 1 yang didapat
tetapi semakin rendah nilai head 2.
- Semakin tinggi nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai BHP nya juga
- Pada pompa tunggal satu nilai WHP paling tinggi terletak pada percobaan
terakhir dengan kapasitas paling tinggi berbeda dengan pompa tunggal dua
yang nilai WHP paling tinggi terletak pada percobaan pertama dengan
kapasitas paling kecil.
- Pada kapasitas terendah maka efisiensi paling tinggi terdapat.
 Pada Pompa Ganda Seri
- Pada head 1 nilai tertinggi terletak pada percobaan ke tiga dan head 2 nilai
tertinggi terletak pada percobaan ke empat
- pada kapasitas teringgi maka akan ada nilai WHP yang tertinggi juga
- Bhp tertinggi terletak pada perbaan terakhir dengan kapasitas yang paling
rendah
- Efisiensi pompa tertinggi terletak pada percobaan ke terakhir
 Pada Pompa Ganda Pararel
- Semakin tinggi nilai head maka semakin tinggi pula nilai kapasitas.
- Semakin tinggi nilai BHP maka semakin tinggi nilai kapasitas.
- Semakin tinggi kapasitas maka semakin tinggi nilai WHP 1 dan WHP 2.
- Efisensi total tertinggi terletak pada percobaan pertama dengan kapasitas
paling rendah.

5.2 Saran
Pada praktikum pompa ini, saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam pengambilan data
2. Praktikan sebaiknya lebih memahami struktur pompa beserta cara kerjanya
sehingga pada saat praktikum tidak mengalami kesulitan
3. Praktikan sebaiknya memahami terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan tentang
fluida dan pompa maupun hal yang berhubungan dengan mata kuliah mesin-
mesin fluida sebelum melaksanakan praktikum
4. Praktikan hendaknya menjaga kerja sama yang baik pada saat praktikum dan
penyelesaian laporan agar selesai dengan baik dan tepat pada waktunya
5. Untuk laboratorium agar lebih menjaga alat-alat dengan baik agar saat praktikum
tidak ada kesalahan data yang diakibatkan oleh alat yang rusak dan tidak
mendukun
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim, 2014. Modul Praktikum Prestasi Mesin. Universitas Muhammadiyah


Malang
 Sularso dan Haruo Tahara, 2000. Pompa dan Kompresor : Pemilihan, Pemakaian
dan Pemeliharaan. Jakarta
 Sugeng, 2016 . Laporan Praktikum Pompa Sentrifugal. Jakarta
(http://catatanpediaku.blogspot.cp.id/2016/06/laporan-praktikum-pompa-
sentrifugal.html)
 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jtm-unesa/article/view/11600

Anda mungkin juga menyukai