PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di negara-negara maju yang kian hari kian meningkat
hingga memaksa kita untuk terus aktif dalam mencari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan kita. Seiring dengan itu persaingan untuk mendapatkan kerja dibidang
industripun semankin ketat, hal ini dikarenakan minimnya lapangan kerja dibanding
dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Agar kelak nantinya kita mampu
bersaing dengan orang lain untuk memasuki dunia kerja, maka kita harus memiliki
kemampuan dibidang kita masing-masing.
Untuk itulah mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin dibekali ilmu pengetahuan dan
keterampilan dibidang teknik, agar nantinya mampu bersaing didunia kerja. Dalam hal
ini kita dibekali ilmu pengetahuan pada Pompa baik secara teori maupun praktik.
Pompa adalah salah satu pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan
fluida dengan perbedaan tekanan yang ditimbulkan pompa untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang dialami oleh fluida sewaktu pemindahannya.
Pompa memberikan energy mekanik poros pada fluida selanjutnya dirubah
menjadi energy gerak dan energy tekanan fluida. Di dalam kehidupan sehari-hari pompa
banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga, industry, dan irigasi. Pompa dapat
dipasang secara tunggal, secara seri maupun secara parallel.
1.2 Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui prestasi kerja pompa yang dipasang secara tunggal maupun ganda
(seri dan paralel).
2. Untuk mengetahui hubungan antara parameter-parameter pompa:
- Pada variable kapasitas (putaran konstan)
- Head terhadap kapasitas (H vs Q)
- Daya terhadap kapasitas (N vs Q)
- Efisiensi terhadap kapasitas (ƞ vs Q)
- Pada variable putaran (kapasitas konstan)
- Head terhadap putaran (H vs n)
-Daya terhadap putaran (N vs n)
- Efisiensi terhadap putaran (ƞ vs n)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,
pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi
tekanan pada fluida.
Pompa memiliki dua kegunaan utama:
- Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air)
- Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas
yangmelewati mesin-mesin dan peralatan)
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan
hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat.
Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang
besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa
maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi
pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang
diinginkan.
( https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jtm-unesa/article/view/11600 )
2.2 Klasifikasi dan Jenis Pompa
Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena fluida
ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk,
langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi
buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih berbanding lurus dengan
jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros atau
engkol yang menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan
kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi:
a. Reciprocating Pump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari elemen-
elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya. Pompa
jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur aliran
fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis
dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan
yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah
yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan sangat berat.
Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia untuk
memompa cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU.
b. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari elemen-
elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa jenis ini
adalah :
- rumah pompa yang stasioner
- rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam rumah
pompa.
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang
memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena
tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai
pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi
sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa ini
banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power transmission.
Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
1). Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan
yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan fluida yang
dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi buang. Akibat
diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari
pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head
yang tinggi dan debit yang rendah.
2). Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar menyebabkan
piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring dakian. Fluida
terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran buang akibat gerakan naik
turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan head
tingi dan kapasitas rendah.
2. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja. Untuk
merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida. Dalam pompa
ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi energi kinetik, kemudian
menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu
impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa
ini adalah pompa aksial dan pompa sentrifugal.
a. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap fluida
yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa ini
cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi,
seperti pada sistem pengairan.
b. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui
volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head
medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya,
pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan
pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling
box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing
wear ring dan discharge nozzle.
(Sumber:Sularso dan Haruo Tahara,2000. Pompa dan Kompresor:Pemilihan,
Pemakaian dan Pemeliharaan. hal.7-8)
Aliran fluida masuk ke sudu yang berputar memiliki percepatan, sehingga aliran
fluida tercampak keluar dari sudu-sudu dan berubah menjadi energi tekanan di sudu
penyearah (di rumah spiral pompa) dihubungkan ke katup hisap dan katup buang.
Proses tercampaknya fluida keluar dari sudu-sudu, mengakibatkan bergeraknya
fluida di katup kempa melalui katup hisap dengan arah aliran terus-menerus (tidak
terputus-putus).
(http://catatanpediaku.blogspot.co.id/2016/06/laporan-praktikum-pompa-
sentrifugal.html )
2.4.3 SusunanTunggal
Pompayangdigunakanhanyasatupompa karenaheaddankapasitasyang
diperlukan sudahterpenuhi. Susunan Tunggal dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut
ini:
Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel dapat dilihat pada gambar 2.5
berikut ini.
Gambar2.5 Operasi Tunggal,Seri dan Paralel dari pompa‐pompa dengan
karakteristik yang sama
(Sumber:Sularso dan Haruo Tahara,2000. Pompa dan
Kompresor:Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan. hal.94)
Gambar2.5 menunjukan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri.Dalam gambar ini kurva
untuk pompa tunggal diberi tanda (1)dan untuk susunan seriyang terdiri dari dua buah
pompa diberi tanda(2).Harga head kurva(2) diper oleh dari harga head kurva(1)
dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri
dari dua buah pompa,diberi tanda (3). Harga kapasitas (Q) kurva(3) ini diperoleh dari
harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan (2)untuk head yang sama.Dalam gambar
ditunjukkan tiga buah kurva head-kapasitas sistem,yaituR1,R2,dan R3.Kurva R3
menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1.Jika sistem
mempunyai kurvahead- kapasitasR3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D).Jika
pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan pindah
ke (E).Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head(D),
karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas.Sekarang jika sistem mempunyai
kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan terletak di (A). Jika pompa ini
disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) maka titik kerjanya akan berpindah ke
(B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak sama dengan dua kali lipat
kapasitas dititik(A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem. Jika sistem
mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama untuk susunan
serimaupun paralel.Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R1 dan R3maka akan
diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri.Susunan paralel pada umumnya
untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi.Untuk
susunan seri,karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama,maka
perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap
kebocoran dari rumah pompa.
𝟏 𝟓
𝟖
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐 (m3/s)
𝟏𝟓
Dimana:
Ce = 0,576
He = Kh + h
Kh = 0,00085
h = ketinggian ukur air pada V noch (m)
Diman:
F = beban timbangan (kg)
L = lengan torsi (m)
n = putaran mesin (rpm)
𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷 (KW)
Dimana:
FHP = Friction House Power = 0,1 KW
Dimana:
H1 = Head Pompa 1 (mka)
H2 = Head Pompa 2 (mka)
𝜂1 = Effisiensi pompa 1
𝜂2 = Effisiensi pompa 2
𝑸𝟏+𝑸𝟐
Effisiensi Pompa Ganda Seri = 𝑸𝟏 𝑸𝟐
+
𝜼𝟏 𝜼𝟐
Dimana:
Q1 = Kapasitas pompa 1 (mka)
Q2 = Kapasitas pompa 2 (mka)
𝜂1 = Effisiensi pompa 1
𝜂2 = Effisiensi pompa 2
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
6
5
12
22
7 3 13
2 33
4
1 3
Keterangan Gambar :
1. Motor Listrik 8. Mano meter tekanan hisap 1
2. Pompa 1 9. Manometer tekanan buang 1
3. Pompa 2 10. Manometer tekanan buang 2
4. Katup kerja paralel 11. Manometer tekanan hisap 2
5. Katup kerja Seri 12. Katup saluran buang
6. Katup isap pompa 2 13. Alat Pengatur Kecepatan
7. Katup isap pompa 1
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Percobaan untuk pengujian Variabel Load
A. Pengujian variable load Pompa Tunggal 1
Langkah Pertama Menyalakan Mesin motor pada pompa
Dilanjutkan Setting kecepatan pada alat pengatur kecepatan, dengan
kecepatan 1900 Rpm.
membuka katup 7 dan 4
Selanjutnya Putar Katup 12 sebesar 3600/1putaran untuk sampel
pertama, untuk sampel kedua membuka 2 putaran, sampel ketiga
membuka 3 putaran, sampel k3 empat membuka 4 putaran, sampel
kelima membuka 5 putaran.
Dan Memberikan beban torsi untuk keseimbangan motor.
Lalu Pengambilan Data :
a. h = Ketinggian air
b. Ps = Tekanan pada sisi isap
c. Pd = Tekanan pada sisi tekan
d. Ventury = Beda Ketinggian dengan air raksa
Untuk Data ke 2-5 percobaan 3-7.
Q = 0,00208 m3/s
Head Pompa Tunggal I
HPump = Ps1 + Pd1 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,1 + 3,8 + (1,17x105x0,002082)
Hpump = 4,4098 mka
Daya Pompa Tunggal I
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00208𝑋4,4098
WHP = = 0,08998 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.8𝑋0.25 2𝜋𝑋2000
MHP = ( ) = 0,410458 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,410458 - 0,1 = 0,3104575 kw
Efisiensi Pompa Tunggal I
𝑊𝐻𝑃
= 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,08998
= 0,3104575 𝑋100% = 28,983 %
Q = 0,002531 m3/s
Head Pompa Tunggal II
HPump = Ps2 + Pd2 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,15 + 4 + (1,17x105x0,0025312)
Hpump = 4,8997 mka
Daya Pompa Tunggal II
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,002531𝑋4,8997
WHP = = 0,12123 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.9𝑋0.25 2𝜋𝑋2000
MHP = ( ) = 0,461765 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,461765 - 0,1 = 0,3617647 kw
Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑊𝐻𝑃
= 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,12123
= 0,3617647 𝑋100% = 33,51081 %
Q = 0,002088 m3/S
Head Pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 4 +(1,17x105x 0,0020882) = 4,609847 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,23 + 4,5 + (1,17x105x 0,0020882) = 5,239847 mka
Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,094061 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,002088𝑥5,239847
WHP2 = = 0,1069155 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,85𝑥0,25 2𝜋𝑥2000
MHP = ( ) = 0,436111 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,436111 – 0,1 = 0,336111 kw
Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,094061
1 = 0,436111 𝑥100% = 27,98502 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,1069155
2= 0,436111
𝑥100% = 31,80957 %
𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1+𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
total = 𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1 Hpump2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2
4,609847 +5,239847
total = 4,609847 5,239847 𝑥100% = 59,959319%
( )+( )
27,98502 31,80957
Q = 0,002088 m3/S
Head pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 6 +(1,17x105x 0,0020882) = 6,609847 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,1 + 6,1 + (1,17x105x 0,0020882) = 6,709847 mka
Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,134869 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,002088𝑥6,709847
WHP2 = = 0,1369098 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,9𝑥0,25 2𝜋𝑥2000
MHP = ( ) = 0,461765 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,461765 – 0,1 = 0,361765 kw
Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,134869
1 = 0,361765 𝑥100% = 37,28097 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,1369098
2= 0,361765
𝑥100% = 37,845 %
𝑄1+𝑄2
total = 𝑄1 Q2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2
0,002088+0,002088
total = 0,002088 0,002088 𝑥100% = 74,562005 %
( )+( )
37,28097 37,845
Tabel 4.3 Perhitungan hasil pengujiam variable load pompa ganda seri
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Seri
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.002088 4.609847 5.239847 0.094061 0.1069155
2 0.002378 4.161438 4.001438 0.096714 0.0929957
3 0.002531 3.849689 4.129689 0.095251 0.1021786
4 0.002691 3.847117 4.227117 0.101183 0.1111778
5 0.00261 3.697213 4.177213 0.094333 0.10658
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.436111 0.336111 27.98502 31.80957 59.959319
2 0.461765 0.361765 26.73401 25.70613 52.595799
3 0.461765 0.361765 26.32946 28.24449 54.720166
4 0.461765 0.361765 27.96939 30.73208 58.839016
5 0.461765 0.361765 26.07579 29.46115 55.678727
Tabel 4.4 Perhitungan hasil pengujian variable load pompa ganda pararel
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Pararel
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.002088 6.609847 6.709847 0.134869 0.1369098
2 0.002378 5.761438 6.781438 0.133899 0.1576045
3 0.002531 5.849689 5.859689 0.144736 0.144983
4 0.002691 5.947117 5.967117 0.156416 0.1569417
5 0.00261 5.397213 5.917213 0.137708 0.1509755
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.461765 0.361765 37.28097 37.845 74.562005
2 0.513072 0.413072 32.41545 38.15425 64.830962
3 0.513072 0.413072 35.03884 35.09874 70.07775
4 0.513072 0.413072 37.86646 37.9938 75.732983
5 0.513072 0.413072 33.33751 36.54945 66.675089
4.1.2 Variable Speed
A. Pompa Tunggal 1 dan 2
Kapasitas Pompa Tunggal I
Ce =0,5765, KH =0.00085, He = KH+H
8
Q = 15 x Ce x (2xɡ)0,5(He)2.5
8
Q = 15 x 0,5765 x (2x9,81)0,5(0,00085+0,082)2,5
Q = 0,00269078 m3/s
Head Pompa Tunggal I
HPump = Ps1 + Pd1 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0,5 + 2 + (1,17x105x0,002690782)
Hpump = 3,347117 mka
Daya Pompa Tunggal I
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00269078𝑥3,347117
WHP = = 0,088033 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.8𝑋0.25 2𝜋𝑋1800
MHP = ( ) = 0,36941176 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,36941176 - 0,1 = 0,269411765 kw
Efisiensi Pompa Tunggal I
𝑊𝐻𝑃
= 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,088033
= 0,269411765 𝑋100% =32,67595 %
Q = 0,00269078 m3/s
Head Pompa Tunggal II
HPump = Ps2 + Pd2 + (1,17 x 105 x Q2)
Hpump = 0.1 + 4 + (1,17x105x0,00269078 2)
Hpump = 4,947117 mka
Daya Pompa Tunggal II
𝜌 = 997 kg/m3, L=0,25, FHP= 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝
WHP = 102
997𝑋0,00269078𝑋4,947117
WHP = = 0,130115 kw
102
FxL 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0.65𝑋0.25 2𝜋𝑋1800
MHP = ( ) = 0,30014706 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,30014706 - 0,1 = 0,200147059 kw
Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑊𝐻𝑃
= 𝐵𝐻𝑃
𝑋100%
0,130115
= 0,200147059 𝑋100% =65,0095 %
Q = 0,00302742 m3/S
Head Pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 0,1 +(1,17x105x0,003027422) = 1,272334 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,18 + 2 + (1,17x105x 0,003027422) = 3,252334 mka
Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,03765028 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,00302742𝑥3,252334
WHP2 = = 0,096241463 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
1,1𝑥0,25 2𝜋𝑥1800
MHP = ( ) = 0,50794118 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,50794118 – 0,1 = 0,407941 kw
Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,03765028
1= 0,407941
𝑥100% = 29,22934 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,096241463
2= 0,407941
𝑥100% = 23,5919953 %
𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1+𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
total = 𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1 Hpump2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2
1,272334 +3,252334
total = 1,272334 3,252334 𝑥100% =32,95919313 %
( )+( )
29,22934 23,5919953
Q = 0,00348213 m3/S
Head pompa
Hpump1 = Ps1 + Pd1 + (1,17x105 x Q2)
Hpump1 = 0,1 + 4 +(1,17x105x 0,003482132) = 5,518655 mka
Hpump2 = Ps2 +Pd2 + (1,17x105 x Q2)
Hpump2 = 0,16 + 4 + (1,17x105x 0,003482132) =5,578655 mka
Daya Pompa
𝜌 = 997 kg/m3, L= 0,25, FHP = 0,1
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝1
WHP1 = 102
WHP1 = 0,18783376 kw
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻𝑝𝑢𝑚𝑝2
WHP2 = 102
997𝑥0,00348213𝑥5,578655
WHP2 = = 0,189875933 kw
102
𝐹𝑥𝐿 2𝜋𝑛
MHP = 102 ( 60 )
0,9𝑥0,25 2𝜋𝑥1800
MHP = ( ) = 0,41558824 kw
102 60
BHP = MHP-FHP
BHP = 0,41558824 – 0,1 = 0,315588 kw
Efisiensi
𝑊𝐻𝑃1
1= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,18783376
1 = 0,41558824 𝑥100% = 59,51862 %
𝑊𝐻𝑃2
2= 𝐵𝐻𝑃
𝑥100%
0,189875933
2= 0,315588
𝑥100% = 60,1657198 %
𝑄1+𝑄2
total = 𝑄1 Q2 𝑥100%
( )+( )
Դ1 Դ2
0,00348213 +0,00348213
total = 00,00348213 0,00348213 𝑥100% = 119,0372991 %
( )+( )
59,51862 60,1657198
Tabel 4.8 Perhitungan hasil pengujian variable speed pompa ganda pararel
Perhitungan Hasil Pengujian Pompa Ganda Pararel
No. Q(m3/s) H1(mka) H2(mka) WHP1(kw) WHP2(mka)
1 0.00348213 5.518655 5.578655 0.18783376 0.189875933
2 0.00357769 5.697582 5.767582 0.19924519 0.201693101
3 0.0036748 6.479983 6.549983 0.23275663 0.235270986
4 0.00377347 7.265972 7.645972 0.26799677 0.282012626
5 0.00397554 7.949179 8.029179 0.30889714 0.312005864
No. MHP(kw) BHP(kw) EFIS1(%) EFIS2(%) EFISTOT(%)
1 0.41558824 0.315588 59.51862 60.1657198 119.0372991
2 0.46304739 0.363047 54.88132 55.5555855 109.762701
3 0.53872549 0.438725 53.05291 53.6260124 106.1058855
4 0.59259804 0.492598 54.40476 57.2500504 108.8095835
5 0.6772549 0.577255 53.51139 54.049929 107.0228615
4.2 Pembahasan dan Grafik Hubungan Parameter
4.2.1 Variabel Load Head terhadap kapasitas
A. Pompa Tunggal 1
Q(M3/S) H(mka)
B. Pompa Tunggal 2
0
1 2 3 4 5
H(mka) 4.899688873 4.037117215 3.154421419 3.222004495 3.222004495
Q(M3/S) 0.002531323 0.002690784 0.002856125 0.002941022 0.002941022
Q(M3/S) H(mka)
C. Pompa Ganda Seri
B. Pompa Tunggal 2
Q(M3/S) EFIS(%)
B. Pompa Tunggal 2
Q(M3/S) EFIS(%)
C. Pompa Ganda Seri
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H(mka) 3.347117215 3.347117215 4.212004495 4.872333955 5.272333955
B. Pompa Tunggal 2
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H(mka) 4.947117215 2.112004495 2.112004495 1.672333955 1.672333955
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H2(mka) 3.252333955 3.371622646 3.77865485 3.967581561 2.68
H1(mka) 1.272333955 2.901622646 3.11865485 3.297581561 3
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
H2(mka) 5.57865485 5.767581561 6.549982689 7.645971701 8.029179496
H1(mka) 5.51865485 5.697581561 6.479982689 7.265971701 7.949179496
B. Pompa Tunggal 2
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFIS(%) 0.326759464 0.293753205 0.334700151 0.32863307 0.299560709
B. Pompa Tunggal 2
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5
Putaran (rpm) 1800 1900 2000 2100 2200
EFIS(%) 0.650094958 0.280017374 0.213177885 0.149516054 0.113460352
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari pengerjaan laporan pratikum
dan juga ketika pratikum berlangsung, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pada variable load
Pada pompa tunggal 1 dan 2
- Semakin besar nilai head nya maka kapasitas akan semakin menurun.
- Bhp nya semakin rendah berbanding lurus dengan kapasitas yang semakin
rendah
- WHP pada pompa tunggal 1 naik dan turun, pada percobaan ke tiga dan ke .
berbeda dengan pompa tunggal 2 yang semakin turun tiap percobaaan
berbanding lurus dengan kapasitas.
- Pada percobaan pompa tunggal 1 dan pompa tunggal 2 efisiensi tertinggi
terletak pada percobaan pertama dengan kapasitas yang paling rendah
Pada pompa ganda seri
- Semakin tinggi niali head maka semakin rendah kapasitasnya
- WHP 1 dan WHP 2 dengan nilai tertinggi adalah pada percobaan ke empat
- Semakin rendah kapasitas maka semakin rendah pula BHP yang akan
didapatkan
- Semakin tinggi efisiensi total maka semakin rendah kapasitas
Pada Pompa Ganda Pararel
- Semakin rendah nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai head 1 dan head 2
- Semakin rendah kapasitas maka semakin rendah nilai dari BHP itu sendiri
- Pada WHP 1 nilai tertinggi terletak pada percobaan ke empat tetapi berbeda
dengan WHP 2 dengan nilai tertinggi pada percobaan ke dua.
- Untuk efisiensi total tertinggi terletak pada percobaan ke empat dan yang
terendah terendah pada percobaan ke lima.
2. Pada Variable Speed
Pada Pompa Tunggal 1 dan 2
- Semakin tinggi nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai head 1 yang didapat
tetapi semakin rendah nilai head 2.
- Semakin tinggi nilai kapasitas maka semakin tinggi nilai BHP nya juga
- Pada pompa tunggal satu nilai WHP paling tinggi terletak pada percobaan
terakhir dengan kapasitas paling tinggi berbeda dengan pompa tunggal dua
yang nilai WHP paling tinggi terletak pada percobaan pertama dengan
kapasitas paling kecil.
- Pada kapasitas terendah maka efisiensi paling tinggi terdapat.
Pada Pompa Ganda Seri
- Pada head 1 nilai tertinggi terletak pada percobaan ke tiga dan head 2 nilai
tertinggi terletak pada percobaan ke empat
- pada kapasitas teringgi maka akan ada nilai WHP yang tertinggi juga
- Bhp tertinggi terletak pada perbaan terakhir dengan kapasitas yang paling
rendah
- Efisiensi pompa tertinggi terletak pada percobaan ke terakhir
Pada Pompa Ganda Pararel
- Semakin tinggi nilai head maka semakin tinggi pula nilai kapasitas.
- Semakin tinggi nilai BHP maka semakin tinggi nilai kapasitas.
- Semakin tinggi kapasitas maka semakin tinggi nilai WHP 1 dan WHP 2.
- Efisensi total tertinggi terletak pada percobaan pertama dengan kapasitas
paling rendah.
5.2 Saran
Pada praktikum pompa ini, saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam pengambilan data
2. Praktikan sebaiknya lebih memahami struktur pompa beserta cara kerjanya
sehingga pada saat praktikum tidak mengalami kesulitan
3. Praktikan sebaiknya memahami terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan tentang
fluida dan pompa maupun hal yang berhubungan dengan mata kuliah mesin-
mesin fluida sebelum melaksanakan praktikum
4. Praktikan hendaknya menjaga kerja sama yang baik pada saat praktikum dan
penyelesaian laporan agar selesai dengan baik dan tepat pada waktunya
5. Untuk laboratorium agar lebih menjaga alat-alat dengan baik agar saat praktikum
tidak ada kesalahan data yang diakibatkan oleh alat yang rusak dan tidak
mendukun
DAFTAR PUSTAKA