Anda di halaman 1dari 12

STATISTIKA 2 (UJI CHI SQUARE)

MEI 5, 2015 | NUR ALFIYANI

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu
jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di
mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada
1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan
merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).

Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan.
Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau
sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square
dapat digunakan yaitu:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

2. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan uji chi square ?

 Bagaimana rumus chi square ?

 Bagaimana analisis uji chi square ?

 Bagaimana table chi square ?

 Bagaimana menguji independensi antara 2 faktor ?


 Bagaimana cara menguji proporsi ?

3. TUJUAN
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan uji chi square

 Untuk mengetahui bagaimana rumus chi square

 Untuk mengetahui bagaimana analisis uji chi square

 Untuk mengetahui bagaimana table chi square

 Untuk mengetahui bagaimana menguji independensi antara 2 faktor

 Untuk mengetahui bagaimana cara menguji proporsi.

BAB II
PEMBAHASAN

Metode Uji Chi Square


Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu
jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di
mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada
1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan
merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).

Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan.
Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau
sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square
dapat digunakan yaitu:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi
bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah “koreksi yates”.

Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat


seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka
rumus harus diganti dengan rumus “Fisher Exact Test”.

Pada artikel ini, akan fokus pada rumus untuk tabel kontingensi lebih dari 2 x
2, yaitu rumus yang digunakan adalah “Pearson Chi-Square”.

Rumus Tersebut adalah:

Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan “χ2” dari huruf Yunani “Chi”
dilafalkan “Kai”) digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel
independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga
dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga
datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara status
gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau tidak).
Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi
hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut
meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu
harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel χ2).
Uji Kai Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :

1. Uji χ2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency


test).
2. Uji χ2 untuk homogenitas antar- sub kelompok (Homogenity test).
3. Uji χ2 untuk Bentuk Distribusi (Goodness of Fit)
Sebagai rumus dasar dari uji Kai Kuadrat adalah :

Keterangan :
O = frekuensi hasil observasi

E = frekuensi yang diharapkan.

Nilai E = (Jumlah sebaris x Jumlah Sekolom) / Jumlah data

df = (b-1) (k-1)

Dalam melakukan uji kai kuadrat, harus memenuhi syarat:

1. Sampel dipilih secara acak


2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel
dengdan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
4. Besar sampel sebaiknya > 40 (Cochran, 1954)
Keterbatasan penggunaan uji Kai Kuadrat adalah tehnik uji kai kuadarat
memakai data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu.Dekatnya
pendekatan yang dihasilkan tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari
tabel kontingensi. Untuk menjamin pendekatan yang memadai digunakan
aturan dasar “frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil” secara umum
dengan ketentuan:

1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1
(satu)
2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5
(lima)
Bila hal ini ditemukan dalam suatu tabel kontingensi, cara untuk
menanggulanginyanya adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang
kecil ke se lainnya (mengcollaps), artinya kategori dari variabel dikurangi
sehingga kategori yang nilai harapannya kecil dapat digabung ke kategori
lain. Khusus untuk tabel 2×2 hal ini tidak dapat dilakukan, maka solusinya
adalah melakukan uji

“Fisher Exact atau Koreksi Yates”

Analisis Chi Square


Contoh kasus
Perusahaan penyalur alat elektronik AC ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk AC.
Untuk itu mereka meminta 25 responden mengisi identitas mereka dan sikap
atau persepsi mereka terhadap produknya.

Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap


kualitas AC?

Hipotesis :
 H0 = Tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas

AC
 H1 = Ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC

Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau nilai
chi-square hitung lebih besar (>) dari nilai chi-square tabel.

1. Menguji Independensi antara 2 faktor (independensi)

Independensi (keterkaitan) antara 2 faktor dapat diuji dengan uji chi square.
Masalah independensi ini banyak mendapat perhatian hampir di semua
bidang, baik eksakta maupun sosial ekonomi. Kita ambil contoh di bidang
ekonomi dan pendidikan. Kita bisa menduga bahwa keadaan ekonomi
seseorang tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikannya, atau justru
sebaliknya bahwa keadaan ekonomi seseorang terkait erat dengan tingkat
pendidikannya. Untuk menjawab dugaan-dugaan ini, kita bisa menggunakan
uji chi square.
Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Buatlah hipotesis
H0: tidak ada kaitan antara keadaan ekonomi seseorang dengan
pendidikannya
HA: ada kaitan antara keadaan ekonomi seseorang dengan pendidikannya
2. Lakukan penelitian dan kumpulkan data
Hasil penelitian adalah sebagai berikut (tentatif).

Di bawah garis Di atas garis


Kategori kemiskinan kemiskinan Total
Tidak tamat SD 8 4 12
SD 20 17 37
SMP 15 16 31
SMA 3 23 26
Perguruan Tinggi 2 22 24
Total 48 82 130
3. Lakukan analisis
Di bawah garis Di atas garis
Kategori kemiskinan kemiskinan Total
Tidak tamat SD
O 8 4

E 4,43 7,57 12

SD
O 20 17 37
E 13,66 23,34

SMP
O 15 16

E 11,45 19,55 31

SMA
O 3 23

E 9,60 16,40 26

Perguruan Tinggi
O 2 22

E 8,86 15,14 24

Total 48 82 130
Nilai O (Observasi) adalah nilai pengamatan di lapangan
Nilai E (expected) adalah nilai yang diharapkan, dihitung sbb:
1. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di bawah garis kemiskinan= (12 x
48)/130 = 4,43
2. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di atas garis kemiskinan = (12 x
82)/130 = 7,57
3. Nilai E untuk kategori SD di bawah garis kemiskinan = (37 x 48)/130 =
13,66
4. Nilai E untuk kategori SD di atas garis kemiskinan = (37 x 82)/130 = 23,34
5. Nilai E untuk kategori SMP di bawah garis kemiskinan = (31 x 48)/130 =
11,45
6. Nilai E untuk kategori SMP di atas garis kemiskinan = (31 x 82)/130 =
19,55
7. Nilai E untuk kategori SMA di bawah garis kemiskinan = (26 x 48)/130 =
9,60
8. Nilai E untuk kategori SMA di atas garis kemiskinan = (26 x 82)/130 =
16,40
9. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di bawah garis kemiskinan = (24
x 48)/130 = 8,86
10. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di atas garis kemiskinan = (24 x
82)/130 = 15,14

Hitung nilai Chi square (x^2)

TABEL CHI-SQUARE

4. Kriteria Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai x^2 hitung = 26,586, yaitu lebih
besar darinilai x^2 tabel yaitu 9,488, sehingga kita harus menerima HA.
Dengan demikian, kita simpulkan bahwa ada kaitan yang signifikan antara
keadaan ekonomi seseorang dengan tingkat pendidikannya (lihat lagi
hipotesis di atas, khususnya bunyi hipotesis HA).
Catatan: kata signifikan berasal dari α = 0,05.
2. Menguji proporsi
Contoh kasus (1):

Menurut teori genetika (Hukum Mendel I) persilangan antara kacang kapri


berbunga merah dengan yang berbunga putih akan menghasilkan tanaman
dengan proporsi sebagai berikut: 25% berbunga merah, 50% berbunga merah
jambu, dan 25% berbunga putih. Kemudian, dari suatu penelitian dengan
kondisi yang sama, seorang peneliti memperoleh hasil sebagai berikut, 30
batang berbunga merah, 78 batang berbunga merah jambu, dan 40 batang
berbunga putih. Pertanyaannya adalah apakah hasil penelitian si peneliti
tersebut sesuai dengan Hukum Mendel atau tidak?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa menggunakan uji chi-square,


sebagai berikut:

1. Buatlah hipotesis
H0: rasio penelitian adalah 1:2:1 atau 25%:50%:25%
HA: rasio penelitian adalah rasio lainnya
2. Lakukan analisis
Kategori Merah Merah Jambu Putih Jumlah
Pengamatan (O) 30 78 40 148
Diharapkan (E) 37 74 37 148
Proporsi diharapkan (E) dicari berdasarkan rasio 1:2:1, sebagai berikut:
Merah = 1/4 x 148 = 37
Merah Jambu = 2/4 x 148 = 74

Putih = 1/4 x 148 = 37

Df = (kolom -1)(baris -1) = (3-1)(2-1) = 2

Kriteria Pengambilan Kesimpulan


Terima H0 jika x^2 hitung< x^2 tabel
Tolak H0 jik x^2 hitung≥ x^2 tabel
Kesimpulan
Dari hasil analisis data, diperoleh x^2 hitung< x^2 tabel, maka H0 diterima.
Artinya, rasio hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai dengan rasio
menurut Hukum Mendel (lihat bunyi hipotesis pada H0).
Contoh Kasus (2):
Suatu survey ingin mengetahui apakah ada hubungan Asupan Lauk dengan
kejadian Anemia pada penduduk desa X. Kemudian diambil sampel sebanyak
120 orang yang terdiri dari 50 orang asupan lauknya baik dan 70 orang
asupan lauknya kurang. Setelah dilakukan pengukuran kadar Hb ternyata dari
50 orang yang asupan lauknya baik, ada 10 orang yang dinyatakan anemia.
Sedangkan dari 70 orang yang asupan lauknya kurang ada 20 orang yang
anemia.Ujilah apakah ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok
tersebut.
Jawab :
HIPOTESIS :
Ho : P1 = P2 (Tidak ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok
tersebut)
Ho : P1 ≠ P2 (Ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok
tersebut)
PERHITUNGAN :
Untuk membantu dalam perhitungannya kita membuat tabel silangnya seperti
ini :

Kemudian tentukan nilai observasi (O) dan nilai ekspektasi (E) :

Selanjutnya masukan dalam rumus :

sekarang kita menentukan nilai tabel pada taraf nyata/alfa = 0.05.


Sebelumnya kita harus menentukan nilai df-nya. Karena tabel kita 2×2, maka
nilai df = (2-1)*(2-1)=1.

Dari tabeli kai kudrat di atas pada df=1 dan alfa=0.05 diperoleh nilai tabel =
3.841.
KEPUTUSAN STATISTIK
Bila nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel, maka Ho gagal ditolak,
sebaliknya bila nilai hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel, maka Ho
ditolak.
Dari perhitungan di atas menunjukan bahwa χ2 hitung < χ2 tabel,
sehingga Ho gagal ditolak.
KESIMPULAN
Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi antara kedua kelompok
tersebut. Atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara asupan lauk
dengan kejadian anemia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu
jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di
mana skala data kedua variabel adalah nominal.

Rumusnya adalah:

Fungsi uji chi square adalah untuk melihat apakah suatu pernyataan dapat
dinyatakan benar atau tidak berdasarkan hasil perhitungannya
DAFTAR PUSTAKA

http://juangkriting.blogspot.com/2013/12/chi-square-metode.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YVMKEspJ4lwJ:eli
sa.ugm.ac.id/user/archive/download/131817/2958b83e691ec145b8215ecaa9c
b25d3+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://www.statistikian.com/2012/11/rumus-chi-square.html
REPORT THIS AD

REPORT THIS AD

SHARE THIS:

 Twitter

 Facebook17

Anda mungkin juga menyukai