2017
Hutagalung, Kenni
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2070
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
Kenni Hutagalung
142101043
Dra. Yulinda,M. Si
NIP. 19590926 198601 2 001
Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna
melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam tugas akhir ini, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikannya tanpa
bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, ME selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staff pengajar yang
telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagi pengalaman
kepapa penulis selama masa perkuliahan.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Prodi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Drs. Yulinda M,si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaga serta memberikan arahan, saran-saran dan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Sanusi Harahap, S. Sos selaku Kepala Bidang Akuntansi dan
Pelaporan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan dan
seluruh staaf dan pegawai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan kegiatan magang dan riset di Kantor Walikota Medan.
6. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta,
buat Ibunda tersayang yang telah berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa
pada 25 februari 2017 lalu Rusmina Tampubolon (+) dan Ayahanda Palansius
Hutagalung yang telah mengasuh, membimbing dan mendidik penulis.
Terima kasih banyak atas segala doa, kasih sayang, dan pengertiannya serta
dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin terbalas, hanya
Tugas Akhir ini yang bisa penulis persembahkan sabagai awal dari
keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.
7. Kakak dan Abang tersayang Piora Hutagalung, Sion Hutagalung, Dedi
Hutagalung, Nonna Ropesta Hutagalung, Elfrida Hutagalung, Lentina
Hutagalung, Hertiana Hutagalung, Dorli Hutagalung, Bagio Hutagalung
terima kasih setia menemani, memberikan dukungan, semangat dan motivasi
kepada penulis.
8. Semua teman D-III Keuangan Stambuk 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Grup B, terima kasih untuk semua
yang baik dan buruk yang pernah kita lalui bersama.
Medan, 2017
Peneliti,
Kenni Hutagalung
NIM. 142101043
Halaman
No Judul Halaman
Tabel 3.2 Tabel Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan 2015 ........... 66
Tabel 3.4 Tabel Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan 2016 ........... 68
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah
(BPKD) Kota Medan ......................................................... 15
Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Kas .................................................. 40
Gambar 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas ................................................ 53
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa seperti yang tertuang
dan makmur baik materil maupun spiritual (GBHN). Pembangunan yang sedang
dari luar negeri maupun persaingan yang datang dari dalam negeri.
oleh dua hal: pertama sebagai alat untuk melaksanakan berbagai pelayanan publik
di berbagai daerah. Kedua sebagai alat bagi masyarakat setempat untuk dapat
berperan serta aktif dalam menentukan arah dan cara mengembangkan taraf
hidupnya sendiri selaras dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
Untuk itu banyak yang harus kita lakukan, salah satunya adalah
lingkungan legal dan regulasi pokok untuk desentralisasi terangkum dalam tiga
No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam Sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999, secara jelas
huruf e, UU No. 22/1999). Hal ini berarti otonomi menjadi hal yang sangat
penting bagi daerah. Otonomi yang diberikan kepada daerah kota dan kabupaten
didasarkan pada asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang sangat luas, nyata
menggunakan dana, baik yang berasal dari Pemerintahan Pusat (sesuai dengan
urusan yang telah diserahkan) maupun dana yang berasal dari Pemerintahan
Daerah sendiri. Untuk pengelolaan dana yang cukup besar ini diperlukan juga
Daerah Kota Medan tentang Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan Tahun
Anggaran 2016 (per tanggal 31 Desember 2016) pada Pendapatan Asli Daerah
seperti berikut:
30-Des 16
pada tahun anggaran 2016 tidak memenuhi target dari bidang Pendapatan Asli
Daerah dengan persentase 68, 89% dari target yang sudah ditetapkan. Fenomena
lain yang sering terjadi pada sebuah transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
adalah adanya perbedaan sistem yang digunakan BPKD dengan Pihak Bank,
pihak yang bersangkutan, dan juga permasalahan atas catatan di bank. Semua
fenomena ini menjadi pokok permasalahan tentang adanya salah catat baik dari
pihak perusahaan itu sendiri maupun pihak luar, oleh karena itu pentingnya
kuat.
Berdasarkan uraian singkat diatas terlihat jelas bahwa suatu sistem yang
dipersiapkan dengan baik dapat memberikan hasil yang berarti bagi kelangsungan
hidup suatu perusahaan maupun instansi pemerintah. Karena itu penulis merasa
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran kas yang dilakukan oleh Badan
Untuk itu diperlukan adanya sistem yang memadai untuk mencegah atau
pengeluaran kas.
PROFIL PERUSAHAAN
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dahulu masih berupa unit kerja
yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan tugas
pokoknya mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Mengingat pada saat itu
maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu: anggaran,
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam
berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif
dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang
prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta standar
2. Sekretariat, membawahkan:
BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011, Visi dan Misi Badan
Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi Badan Pengelola Keuangan Daerah
Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau
rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak
Prof. Dr. Moeheriono, M.Si dalam bukunya yang berjudul “Indikator Kinerja
visi adalah:
untuk mendukung visi dan misi Kota Medan. Secara dimensional pernyataan visi
berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa
lalu. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi dan misi ini tentunya sangat
berhasil guna yang didukung dengan kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif
dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang
prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan serta standar operasional
dalam proses globaliasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia,
salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh pemerintah Kota Medan adalah
administrasi.
dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan
Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai
dengan bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta
sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: ”Medan Kota yang berdaya saing,
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan
menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan
perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan, sehingga
diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk
menunjang peningkatan sistem capaian kerja. Oleh karena itu peningkatan capaian
kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang
penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan
BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana
daerah.
Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus yang dilaksanakan
oleh dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan
lebih baik.
Kota Medan.
organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mecapai tujuan
Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas dapat dijelaskan dengan rasionalitas
sebagai berikut :
negara sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil
guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administarsi
dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun
pelayanan publik.
memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kerja sehingga dapat terlihat dari hasil
ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-
Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk
kepada masyarakat dengan pelayanan yang prima, terjangkau dan adil, maka
disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya
aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem
teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang
harus dilakukanya. Oleh karenanya, motivasi dan disiplin, dan kualitas sumber
selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam oraganisasi yang
dilakukan.
Dalam batasan misi diatas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas dari
gugus kerja yang jelas, peningkatan karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan
dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.
KEPALA BPKD
SEKRETARIS BPKD
- Sub
- Sub Bagian - Sub Bidang
Bidang
belanja Pendapatan
Akuntansi
- Sub Bagian - Sub Bidang
- Sub
gaji Belanja
Bidang
Pelaporan
- Sub Bagian
Verifikasi dan
Kas
Gambar 2.1
Struktur Organisasi BPKD Kota Medan
pengelolaan keuangan.
pengelolaan keuangan.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.3.2 Sekretariat
kerumahtanggaan BPKD.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan
(TPAD)
tugas.
k. Pealaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sebagian tugas BPKD lingkup gaji,
pembiayaan.
pelaksanaan tugas.
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Akuntansi dan
pelaksanaan APBD.
bulan berikutnya.
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Sub bidang akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di
menyelenggarakan fungsi:
pelaksanaan APBD.
akuntansi.
9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan.
menyelenggarakan fungsi:
5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit pelaksana secara
integritas.
keuangan daerah.
pelaksanaan APBD.
pelaporan.
11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fugsional yang diatur dan ditetapkan
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan
kota Medan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang akan
Medan, yaitu:
i. Pembuatan aplikasi agenda harian dan surat masuk dan surat keluar.
c. Pengadaan membeleur
e. Pengadaan laptop/notebook
g. Pengadaan printer
keuangan.
b. Kinerja SKPD
e. Penyusunan RENJA
f. Penyusunan LAKIP
social
s. Perubahan APBD
PEMBAHASAN
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
menyajikan saldo kasnya pada saat diminta menyusun neraca awal.Uang tunai
terdiri atas uang kertas dan uang koin. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang
Menurut Eli (2009) kas diartikan sebagai alat bayar atau alat tukar dalam
transaksi keuangan. Adapun yang termasuk dalam pengertian kas adalah sebagai
berikut: 1)Uang tunai, 2) Cek giro bilyet, 3) Giro pos, 4) Wesel pos, 5) Deposit in
Daerah (BUD) dalam mengelola kas daerah. BUD selaku find manager dan
sehingga dapat mengoptimalkan kas daerah yang ada. Manajemen kas terkait
atau belum dipakai hingga waktu tertentu, 2) Instrument investasi apa yang dapat
memang diperlukan kapan harus mengadakan utang, beberapa jumlah dan jangka
daerah seefisien mungkin, dan memanfaatkan seefektif mungkin dana kas daerah
Saldo simpanan di bank yang dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo
simpanan atau rekening di bank setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk
melakukan pembayaran.Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara kas yaitu
investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas, serta
bebas dari resiko perubahan nilai yang signifikan. Kas disebut sebagai aset lancar
paling aktif karena semua transaksi keuangan pemerintah pada umunya akan
Kas pendapatan memuat anggaran perkiraan arus kas masuk dari realisasi
sekali dipahami bagaimana mengurangi float. Float adalah panjangnya waktu dari
saat cek tulis sampai kas benar-benar diterima. Ada empat elemen float:
4. Disbursing float yang berasal dari kenyataan bahwa dana pelanggan tersedia di
perbankan.
daerah terdiri dari atas dua bagian, yaitu sistem dan prosedur penerimaan kas di
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sistem dan prosedur penerimaan kas di
“Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang
yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan” (Mulyadi
kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani suatu peristiwa atau kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penambahan uang dalam kas yang berasal dari
berkaitan satu sama lain. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber
utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang
a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah
dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
penerimaan kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur
berikut ini:
kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam Over-the Counter
Sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau
dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales
jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi
perusahaan penjual.
merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan
bagi penjual. Credit card dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli,
barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-
menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau
bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima
kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan, akan
menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank
masuk ke rekening giro bank perusahaan. Dengan cek atas nama ini,
kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan cek yang diterima
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua penerimaan kas dari
debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet. Penerimaan kas dari
debitur dalam bentuk uang tunai memberikan peluang bagi penagih perusahaan
dalam bentuk cek tunai juga memberikan peluang bagi karyawan perusahaan
pribadinya.
Kas xxx
b. Melalui pos
1) Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat
2) Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan melalui
pos.
3) Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
2) check clearing harus dilakukan antar bank yang jauh secara geografis,
Dalam sistem penerimaan kas ini, perusahaan membuka post-office box (PO
Box) di kota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro
di bank yang terletak di kota yang sama dengan PO Box tersebut. Bank
diminta untuk melakukan pembayaran uang mereka dengan cara mengirimkan cek
terkait, yaitu :
1) Fungsi penagihan
2) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi penagihan
diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
3) Fungsi akuntansi
kartu piutang.
tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksaan intern
1) Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran
kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang
piutang.
dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan
dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank
diterima dari piutang ke bank bersama dengan cek yang diterima dari bagian
penagihan. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
penerimaan kas.
4) Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahan
bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka. Kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
2) Buku besar
3) Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
debitur.
1) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) terbayar. Dokumen ini digunakan untuk
menyetor pajak daerah dari Wajib Pajak kepada Bendahara Penerimaan dan
pajak daerah dari wajib pajak retribusi kepada Bendahara Penerimaan atau
Daerah oleh Bendahara Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit kerja)
daerah dari wajib bayar atau Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit
7) Nota Kredit Bank. Dokumen ini digunakan oleh Bank untuk memberitahukan
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) untuk pajak daerah atau Surat
beserta Surat Tanda Setoran (STS) yang dibuat rangkap 2 (dua), sebagai bukti
e. Bank mencocokkan STS dengan uang yang disetorkan. Apabila tidak cocok
maka bank akan mengembalikan, apabila cocok maka bank akan membuat
selanjutnya mencatat pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Rekapitulasi dan
j. PPKD akan membandingkan SPJ dengan Nota Kredit. Apabila cocok maka
PPKD membuat Surat Pengesahan SPJ dan mencatat dalam Register Kas. Surat
Penerimaan Kas
Proses Penerimaan di
Kas Umum
Gambar 3.1
Prosedur Penerimaan Kas di BPKD Kota Medan
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Sistem Penerimaan Kas terdiri atas,
yaitu:
yang mendukung seperti bukti penerimaan barang, order pembelian dan yang
Pengurangan kas yang disebabkan oleh beban usaha seperti bunga, selisih kurs
sering terjadi. Menurut (Mulyadi 2013), pengeluaran kas adalah suatu catatan
yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun
dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Menurut
menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam waktu tertentu. Informasi dalam
Pihak Terkait
1. Kuasa BUD
2. PPKD
Berdasarkan SPD atau dokumen lain atau yang dipersamakan dengan SPD,
SKPD (PPK-SKPD).
pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup untuk
disetorkan kembali. Pengajuan SPP UP, GU, dan TU dilampiri dengan daftar
c. SPP-LS belanja bunga, hibah, bantuan dan tak terduga, serta pengeluaran
pembiayaan.
Pihak Terkait
1. Bendahara Pengeluaran
Pengeluaran.
pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai
tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis
SPPnya, yaitu SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, dan SPM-LS. Proses ini dimulai
dengan pengajian atas SPM yang diajukan dari kelengkapan dokumen maupun
kebenaran pengisiannya. Untuk SPM-GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang
diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM-TU jika sebelumnya telah
pernah dilakukan.
undangan.
b. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 (satu) hari sejak diterima SPP.
Anggaran.
Pihak Terkait
1. PPK-SKPD
b. Membuat rancangan SPM atas SPP yang telah diuji kelengkapan dan
c. Menerbitkan Surat Penolakan SPM bila SPP yang diajukan oleh Bendahara
2. Pengguna Anggaran
SP2D atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan
untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh
BUD. SP2D sifatnya spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM
saja.
Pihak Terkait
1. Kuasa BUD
b. Mencetak SP2D.
d. Membuat dokumen:
1. Register SP2D,
2. Pengguna Anggaran
a. Menandatangani SPM.
b. BKU Pengeluaran
Pihak Terkait
1. Bendahara Pengeluaran
Pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu Pengeluaran per
Objek,
dan
d. Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode
berikutnya.
pengeluaran.
menerbitkan SPD.
c. Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen
a. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, yang dibuat oleh
2. Ringkasan SPP-UP;
3. Rincian SPP-UP;
4. Salinan SPD;
SPP-UP.
rinci meliputi;
Bendahara Pengeluaran.
1. Register SPP-UP
SKPD/Pengguna Anggaran.
f. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka
UP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-
UP yang bersangkutan.
UP.
penolakan SPP-UP.
Anggaran.
1. Register SPM-UP
f. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka
g. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak
SPM-UP.
PPK-SKPD.
Penerimaan Kas
Gambar 3.2
Prosedur Pengeluaran Kas di BPKD Kota Medan
Daerah (BPKD) Kota Medan bergerak dari struktur organisasi yang mengatur
fungsi dan tanggung jawab tiap bagian yang terlibat dalam penerimaan kas.
yang membawahkan sub bidang gaji, sub bidang belanja, sub bidang verifikasi
dan kas. Setiap bagian berperan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.
Bagian pertama pertama yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas yaitu
penerimaan di Rekening Kas Umum Daerah itu pada Buku penerimaan dan
penerimaan dan penyetoran maka berdasarkan slip setoran/bukti lain yang sah
pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian Penyetoran. Selanjutnya hasil
akhir proses ini adalah buku penerimaan dan penyetoran yang sudah terupdate.
digunakan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) sudah sesuai dengan
Daerah (BPKD) Kota Medan sudah diatur secara secara sistematis dan terencana.
dan kas. Setiap bagian berperan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.
Kolom Penerimaan. Hasil akhir ini adalah BKU Pembantu Simpanan/ Bank yang
Walikota Medan.
akurat.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
(BPKD) Kota Medan setiap unsur yang terlibat harus dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
2. Agar setiap unsur yang terlibat dalam prosedur pengeluaran kas dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, perlu didukung dengan SDM
itu perlu upaya pengembangan potensi PNS di lingkungan BPKD Kota Medan
melalui kursus atau pelatihan komputer ataupun dengan cara merekrut pegawai
kebutuhan.
berlaku.