Anda di halaman 1dari 68

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Manajemen Kertas Karya Diploma (Keuangan)

2017

Sistem Penerimaan dan Pengeluaran


Kas pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Kota Medan

Hutagalung, Kenni

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2070
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA


BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD)
KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

Kenni Hutagalung
142101043

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk


Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : KENNI HUTAGALUNG


NIM : 142101043
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : SISTEM PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD)
KOTA MEDAN

Tanggal, 2017 Dosen Pembimbing

Dra. Yulinda,M. Si
NIP. 19590926 198601 2 001

Tanggal, 2017 Ketua Program Studi


Diploma III Keuangan

Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si


NIP. 19591229 198903 1 002

Tanggal, 2017 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Ramli, SE, MS


NIP. 19580602 198803 1 001

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna
melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam tugas akhir ini, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikannya tanpa
bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, ME selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staff pengajar yang
telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagi pengalaman
kepapa penulis selama masa perkuliahan.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Prodi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Drs. Yulinda M,si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaga serta memberikan arahan, saran-saran dan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Sanusi Harahap, S. Sos selaku Kepala Bidang Akuntansi dan
Pelaporan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan dan
seluruh staaf dan pegawai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan kegiatan magang dan riset di Kantor Walikota Medan.
6. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta,
buat Ibunda tersayang yang telah berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa
pada 25 februari 2017 lalu Rusmina Tampubolon (+) dan Ayahanda Palansius
Hutagalung yang telah mengasuh, membimbing dan mendidik penulis.
Terima kasih banyak atas segala doa, kasih sayang, dan pengertiannya serta
dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin terbalas, hanya
Tugas Akhir ini yang bisa penulis persembahkan sabagai awal dari
keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.
7. Kakak dan Abang tersayang Piora Hutagalung, Sion Hutagalung, Dedi
Hutagalung, Nonna Ropesta Hutagalung, Elfrida Hutagalung, Lentina
Hutagalung, Hertiana Hutagalung, Dorli Hutagalung, Bagio Hutagalung
terima kasih setia menemani, memberikan dukungan, semangat dan motivasi
kepada penulis.
8. Semua teman D-III Keuangan Stambuk 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Grup B, terima kasih untuk semua
yang baik dan buruk yang pernah kita lalui bersama.

Universitas Sumatera Utara


Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan.
Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di
masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, 2017
Peneliti,

Kenni Hutagalung
NIM. 142101043

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Ringkas................................................................ 6
2.2 Struktur Organisasi .......................................................... 15
2.3 Job Description ................................................................ 15
2.4 Jaringan Kegiatan ............................................................. 22
2.5 Kinerja Kegiatan Terkini ................................................. 23
2.6 Rencana Kegiatan............................................................. 23
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kas ................................................................. 26
3.2 Sistem Penerimaan Kas .................................................... 27
3.3 Prosedur Penerimaan Kas ................................................ 37
3.4 Sistem Pengeluaran Kas ................................................... 41
3.5 Prosedur Pengeluaran Kas................................................ 49
3.6 Analisa dan Evaluasi ....................................................... 54
3.7 Penerapan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas....... 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................... 57
4.2 Saran................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 3.1 Tabel Laporan Harian Kas / Bank 2015 ................................. 65

Tabel 3.2 Tabel Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan 2015 ........... 66

Tabel 3.3 Tabel Laporan Harian Kas / Bank 2016 ................................. 67

Tabel 3.4 Tabel Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan 2016 ........... 68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah
(BPKD) Kota Medan ......................................................... 15
Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Kas .................................................. 40
Gambar 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas ................................................ 53

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa seperti yang tertuang

dalam pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencapai masyarakat adil

dan makmur baik materil maupun spiritual (GBHN). Pembangunan yang sedang

dilaksanakan sekarang ini mempunyai arti sendiri karena memasuki era

globalisasi dan perdagangan bebas. Pemerintah daerah dituntut untuk lebih

menyiapkan diri sehingga mampu mengantisipasi sedini mungkin segala

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam persaingan, baik yang datang

dari luar negeri maupun persaingan yang datang dari dalam negeri.

Suatu negera dengan wilayah yang luas membutuhkan suatu sistem

pemerintahan (governance) yang baik. Sistem ini sangat diperlukan setidaknya

oleh dua hal: pertama sebagai alat untuk melaksanakan berbagai pelayanan publik

di berbagai daerah. Kedua sebagai alat bagi masyarakat setempat untuk dapat

berperan serta aktif dalam menentukan arah dan cara mengembangkan taraf

hidupnya sendiri selaras dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam

koridor kepentingan –kepentingan nasional.

Untuk itu banyak yang harus kita lakukan, salah satunya adalah

desentralisasi, yaitu pelimpahan tanggung jawab fiskal, politik dan administrasi

kebijakan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Di Indonesia

lingkungan legal dan regulasi pokok untuk desentralisasi terangkum dalam tiga

undang-undang, yaitu UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU

No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Universitas Sumatera Utara


Daerah. Dan kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Republik

Indonesia No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dimana Pemerintah

Daerah berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut azas otonomi daerah dan tugas pembantuan, diarahkan untuk

mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta semua masyaratakat, serta

meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam Sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Dalam UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999, secara jelas

disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah kepada

Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1,

huruf e, UU No. 22/1999). Hal ini berarti otonomi menjadi hal yang sangat

penting bagi daerah. Otonomi yang diberikan kepada daerah kota dan kabupaten

didasarkan pada asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang sangat luas, nyata

dan bertanggungjawab. Otonomi mencakup pula kewenangan yang penuh dalam

menyelenggarakan urusan rumah tangganya, mulai dari tahap perencanaan sampai

dengan tahap pelaporan dan evaluasi. Konsekuensi logis dari desentralisasi

tersebut, akan ada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam

menggunakan dana, baik yang berasal dari Pemerintahan Pusat (sesuai dengan

urusan yang telah diserahkan) maupun dana yang berasal dari Pemerintahan

Daerah sendiri. Untuk pengelolaan dana yang cukup besar ini diperlukan juga

peraturan yang lebih kongkret dan jelas, seperti Peraturan Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


Seperti data yang diterima oleh penulis dari Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kota Medan tentang Realisasi Penerimaan Kas Pemko Medan Tahun

Anggaran 2016 (per tanggal 31 Desember 2016) pada Pendapatan Asli Daerah

seperti berikut:

Uraian Target Sampai Hari ini Sampai hari ini

30-Des 16

Pendapatan 1.884.851.180.5 1.302.888.123.872, 14.453.391.392, 1.317.341.515.26


Asli Daerah 62,97 62 53 5,15

Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan, 2017

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa penerimaan Pemko Medan

pada tahun anggaran 2016 tidak memenuhi target dari bidang Pendapatan Asli

Daerah dengan persentase 68, 89% dari target yang sudah ditetapkan. Fenomena

lain yang sering terjadi pada sebuah transaksi penerimaan dan pengeluaran kas

adalah adanya perbedaan sistem yang digunakan BPKD dengan Pihak Bank,

sehingga terjadi ketidakcocokan data, permasalahan prosedur penerimaan dari

pihak yang bersangkutan, dan juga permasalahan atas catatan di bank. Semua

fenomena ini menjadi pokok permasalahan tentang adanya salah catat baik dari

pihak perusahaan itu sendiri maupun pihak luar, oleh karena itu pentingnya

dokumen-dokumen penerimaan dan pengeluaran kas menjadi barang bukti yang

kuat.

Berdasarkan uraian singkat diatas terlihat jelas bahwa suatu sistem yang

dipersiapkan dengan baik dapat memberikan hasil yang berarti bagi kelangsungan

hidup suatu perusahaan maupun instansi pemerintah. Karena itu penulis merasa

tertarik untuk mengadakan serangkaian penelitian dan memaparkan dalam tugas

Universitas Sumatera Utara


akhir ini dengan judul “Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana

pelaksanaan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran kas yang dilakukan oleh Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan.

Untuk itu diperlukan adanya sistem yang memadai untuk mencegah atau

memperkecil kemungkinan penyalahgunaan dari prosedur yang telah ditetapkan.

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan

oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan?

2. Apakah pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluran kas oleh Badan

Pengelola Keuangan Daerah mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan

yang tidak diinginkan?

3. Apakah sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan tersebut

dilakukan berdasarkan prosedur yang berlaku?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka

tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sistem penerimaan dan

pengeluaran kas yang ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kota Medan.

2. Untuk menganalisa, mengevaluasi penerapan sistem dan prosedur penerimaan

dan pengeluaran kas.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh pengetahuan yang praktis mengenai sistem penerimaan dan

pengeluaran kas.

2. Dapat memberikan sumbangsi pemikiran bagi pemerintahan, yaitu sebagai

bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat

untuk masa yang akan datang.

3. Bagi mahasiswa dalam hal ini penulis, diharapkan mampu mengembangkan

ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara secara komprehensif dan sistematis terhadap

suatu permasalahan di lapangan secara ilmiah dan mandiri.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Ringkas Badan Pengelola Keuangan (BPKD) Kota Medan

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dahulu masih berupa unit kerja

yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan tugas

pokoknya mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Mengingat pada saat itu

potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota Medan begitu kompleks,

maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu: anggaran,

perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan. Dengan peningkatan

perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk kota Medan, bagian

tersebut di atas ditingkatkan menjadi Badan Pengelola Keuangan Daerah yang

tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam

rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan

untuk penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas

dalam sistem dan penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota

Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan

berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif

dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang

prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta standar

operasional dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara


1. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)

2. Sekretariat, membawahkan:

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program.

3. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;

c. Sub Bidang Belanja Langsung.

4. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji;

b. Sub Bidang Belanja;

c. Sub Bidang verifikasi dan Kas.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub Bidang Akuntasi;

b. Sub Bidang Pelaporan.

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT);

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011, Visi dan Misi Badan

Pengelola Keuangan Daerah diterapkan mulai 2011-2015.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kota Medan:

Universitas Sumatera Utara


2.1.1Visi BPKD Kota Medan

Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau

rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak

langkah perusahaan/instansi menuju masa depan yang lebih baik, sehingga

eksistensi/keberadaan instansi tersebut dapat diakui oleh masyarakat. Menurut

Prof. Dr. Moeheriono, M.Si dalam bukunya yang berjudul “Indikator Kinerja

Utama (IKU)” tujuan perusahaan/instansi dalam merumuskan dan menetapkan

visi adalah:

1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi dan stakeholder.

2. Memberikan arahan dan fokus strategi yang jelas.

3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategic.

4. Memiliki orientasi masa depan.

5. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan instansi/organisasi.

6. Menjamin kesinambungan kepemimpinan.

Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan dirumuskan

untuk mendukung visi dan misi Kota Medan. Secara dimensional pernyataan visi

berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa

lalu. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi dan misi ini tentunya sangat

ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota

Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan

berhasil guna yang didukung dengan kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif

dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang

prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan serta standar operasional

Universitas Sumatera Utara


dan prosedur (SOP). Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan, maka visi BPKD

Kota Medan tahun 2011-2015 sebagai berikut: “Terwujudnya Sumber

DayaAparatur Pemerintah Kota MedanYang Profesional, Berwawasan

Manajemen Pengelola Keuangan Yang Sistematis, Efisien Dan Efektif”.

Rasionalitas visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

sebagaimana di atas adalah sebagai berikut:

2.1.1.1 Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang professional.

Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam

menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/regulasi maupun fungsi

pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang peranan dalam

rangka menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk

menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini.

Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian

dalam proses globaliasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia,

salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh pemerintah Kota Medan adalah

sumber daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan

administrasi.

2.1.1.2 Sumber daya Aparatur Kota Medan yang berwawasan manajemen


pengelolaan keuangan

Sumber daya aparatur professional yang dimaksud adalah sumber daya

aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus

dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan

berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa,

bermoral yang menjungjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.

Universitas Sumatera Utara


Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota

Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai

dengan bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta

peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya, sehingga akan memungkinkan

Pemerintah Kota Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota

sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: ”Medan Kota yang berdaya saing,

nyaman, peduli, dan sejahtera”.

2.1.1.3Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian

Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan

pembangunan yang yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses

pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan

secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur

khususnya dan masyarakat pada umunya juga dilaksanakan dalam kerangka

membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan

diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi,

menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan

rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan

daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan

pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk

perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan, sehingga

penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintah di bidang pengelolaan

keuangan daerah dan meningkatnya kaulitas pelayanan aparatur.

Universitas Sumatera Utara


2.1.1.4 Pembangunan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan

diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk

menunjang peningkatan sistem capaian kerja. Oleh karena itu peningkatan capaian

kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang

kompetensi, menguasai perkembangan ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat

penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan

negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan

pencapaian kemajuan pembanguanan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan

masukan untuk perbaikan kebijakan ke arah yang lebih baik. Pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat meningkatnya

kualitas dan sistem pelaporan.

2.1.1.5 Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuang daerah

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam

rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan

penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam

sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana

pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan

organisasi perangkat daerah yang professional guna pengawasan dan

akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan

daerah.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Misi BPKD Kota Medan

Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus yang dilaksanakan

oleh dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan

pada masa mendatang akan tercapai yaitu:

a. Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan keuangan

derah Kota Medan.

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang

lebih baik.

c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Kota Medan.

Dalam mencapai visi organisasi, BPKD Kota Medan merumuskan misi

organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mecapai tujuan

organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas dapat dijelaskan dengan rasionalitas

sebagai berikut :

2.1.2.1 Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan


Aparatur Pemerintah kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi

perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas-tugas pelayanan bagi aparatur

negara sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil

guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administarsi

dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun

dan dapat menerapkan mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas

pelayanan publik.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2.2 Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan
keuangan daerah Kota Medan

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BPKD Kota Medan harus

memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kerja sehingga dapat terlihat dari hasil

pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah semakin memiliki

pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan

ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-

prinsip penyelenggaranan pemerintah khususnya bidang pengelolaan keuangan

daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan efektif.

2.1.2.3 Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi


yang lebih baik

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk

meningkatkan kualitas, dan pemerataan pelayanan umum Pemerintah Kota Medan

kepada masyarakat dengan pelayanan yang prima, terjangkau dan adil, maka

disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya

aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem

teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang

harus dilakukanya. Oleh karenanya, motivasi dan disiplin, dan kualitas sumber

daya aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan

pengelolaan keuangan daerah yang good governance.

2.1.2.4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat


Daerah Kota Medan

Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organiasi kinerja, organisasi akan

selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam oraganisasi yang

bersangkutan disamping peran penting faktor-faktor lain. Oleh karena itu,

Universitas Sumatera Utara


peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak harus

dilakukan.

Dalam batasan misi diatas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas dari

makna peningkatan produktivitas kerja aparatur Pemerintah Kota Medan sehingga

terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan. Menempatkan aparatur pada suatu

gugus kerja yang jelas, peningkatan karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan

prestasi aparatur, kepuasan kerja, budaya organisasi yang mendukung peningkatan

kinerja dan sebagainya merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkolerasi

dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Struktur Organisasi

KEPALA BPKD

SEKRETARIS BPKD

BIDANG - Sub Bagian BIDANG BIDANG


PERBEND Umum ANGGARAN AKUNTA
AHARAA NSI DAN
N - Sub Bagian PELAPO
keungan RAN
- Sub Bagian
Penyusunan
Program

- Sub
- Sub Bagian - Sub Bidang
Bidang
belanja Pendapatan
Akuntansi
- Sub Bagian - Sub Bidang
- Sub
gaji Belanja
Bidang
Pelaporan
- Sub Bagian
Verifikasi dan
Kas

Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan (2017)

Gambar 2.1
Struktur Organisasi BPKD Kota Medan

2.3 Job Description

2.3.1 Kepala BPKD


BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan

Universitas Sumatera Utara


pelaksanaan kebijakan urusan pemerintah daerah di bidang pengelolaan keuangan

daerah lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

Kepala BPKD menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah.

b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah di bidang

pengelolaan keuangan.

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang

pengelolaan keuangan.

d. Penyusunan dan penyelenggaraan administrasi keuangan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2.3.2 Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas BPKD lingkup kesektariatan yang meliputi pengelolaan

administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan

BPKD yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan BPKD.

Universitas Sumatera Utara


d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang kesektariatan.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesektariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.3.3 Bidang Anggaran

Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang anggaran mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak

langsung dan belanja langsung.

Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran.

b. Penyusuanan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi

pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung dan belanja langsung.

c. Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TPAD)

d. Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.

e. Pengkoordinasian dan penyusunan rancangan APBD dan perubahan APBD

atas usulan SKPD.

f. Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau

Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD.

Universitas Sumatera Utara


g. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD.

h. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD.

i. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksana

tugas.

k. Pealaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.3.4 Bidang Perbendaharaan

Bidang perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Perbendaharaan

mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sebagian tugas BPKD lingkup gaji,

belanja, verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja verifikasi dan kas.

d. Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung dan pengeluaran

pembiayaan.

e. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan kas.

f. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung, belanja

langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

g. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.

h. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan.

Universitas Sumatera Utara


i. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan

dan tuntutan ganti rugi.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.3.5 Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Akuntansi dan

Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup

akuntansi dan pelaporan.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan pelaporan.

d. Pelaksanaan penyusunan, sosialiasi, dan asistensi sistem penatausahaan

akuntansi pemerintah daerah.

e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan manejerial

dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

f. Penayajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan keuangan

serta bidang penatausahaan keuangan.

g. Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan penyusunan

Laporan Keuangan Daerah.

Universitas Sumatera Utara


h. Penyusunan laporan realisasi APBD setiap semester dan prognosis 6 (enam)

bulan berikutnya.

i. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan pengesahan

surat pertanggungjawaban pendapatan.

j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan.

k. Pelaksanaan pembinaan, pemantuan, pengawasan, dan pengendalian di bidang

akuntansi dan pelaporan.

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

2.3.5.1 Sub bidang Akuntansi

Sub bidang akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

Sub bidang akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

bidang akuntansi dan pelaporan lingkup akuntansi. Sub bidang akuntansi

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Akuntansi.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup akuntansi.

3) Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit.

4) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam rangka

pengelolaan anggaran kas.

5) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

6) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

Universitas Sumatera Utara


7) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup

akuntansi.

8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.3.5.2 Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan. Sub bidang pelaporan

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pelaporan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup Pelaporan.

3) Penghimpunan dan pengolahan data serta informasi yang berhubungan dengan

laporan keuangan daerah.

4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan

laporan keuangan Satuan Pengelola Keuangan Daerah (SKPD).

5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit pelaksana secara

integritas.

6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan prognosis 6

(enam) bulan berikutnya.

7) Penyusunan laporan keuangan tahunan.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang laporan

keuangan daerah.

Universitas Sumatera Utara


9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan lingkup

pelaporan.

11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.3.6 Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok, dan fungsi Unit Pelaksana Teknis

akan ditentukan dan ditetapkan dengan peraturan Walikota.

2.3.7 Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior

yang dihunjuk. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Badan dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan

Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fugsional yang diatur dan ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.Jumlah tenaga kerja tersebut

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan

fungsional tersebut diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.4 Jaringan Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu dinas-dinas di

kota Medan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang akan

memberikan laporan keuanganya kepada BPKD Kota Medan untuk dikonsolidasi

dan diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan Pertanggung-jawaban.

Universitas Sumatera Utara


2.5 Kinerja Kegiatan Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu

Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota

Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun

anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi

Manajemen dan Keuangan Daerah).

2.6 Rencana Kegiatan

Rencana program dan kegiatan BPKD dirumuskan berdasarkan program dan

kegiatan bidang-bidang pelaksana. Adapun Rencana Kegiatan pada BPKD Kota

Medan, yaitu:

1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa administrasi keuangan

c. Penyediaan alat tulis kantor

d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

e. Penyediaan makanan dan minuman

f. Rapat–rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

g. Penyediaan jasa tenaga pendukung teknis administrasi perkantoran

h. Pengelolaan administrasi kepegawaian

i. Pembuatan aplikasi agenda harian dan surat masuk dan surat keluar.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

b. Pengadaan peralatan gedung kantor

c. Pengadaan membeleur

Universitas Sumatera Utara


d. Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor

e. Pengadaan laptop/notebook

f. Pengadan komputer dan perlengkapannya

g. Pengadaan printer

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

b. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

a. Pembinaan bendahara pengeluaran dan penerimaan

b. Bimbingan teknis laporan pertanggungjawaban

c. Bimbingan teknis penatausahaan SPJ SKPD

d. Peningkatan pengembangan kapasitas SDM.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan.

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

b. Kinerja SKPD

c. Penyusunan laporan keuangan semesteran

d. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun

e. Penyusunan RENJA

f. Penyusunan LAKIP

g. Penyusunan laporan keuangan triwulan

6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

a. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD

b. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD

Universitas Sumatera Utara


c. Pendampingan penatausahaan keuangan SKPD

d. Fasilitasi penyusunan belanja gaji

e. Penatausahaan belanja bantuan hibah dan sosial

f. Verifikasi RKA SKPD pelaksanaan APBD

g. Penyiapan dan pengesahan DPA SKPD pelaksanaan

h. Operasional majelis pertimbangan dan sekretariat majelis

i. Pertimbangan tuntutan ganti rugi

j. Monotoring SPM TU SKPD

k. Pengembangan system pengelolaan keuangan

l. Koordinasi pelaksanaan APBD

m. Penyusunan Ranperda tentang tata kelola keuangan dan

n. Peraturan walikota lainya

o. Penyusunan dan pengembangan SOP Pengelolaan keuangan daerah

p. Sosialisasi peraturan walikota tentang pemberian bantuan hibah dan bantuan

social

q. Verifikasi RKAP SKPD pelaksanaan perubahan APBD

r. Penyiapan dan pengesahan DPPA SKPD pelaksanaan

s. Perubahan APBD

t. Pembenahan dan penataan dokumen keuangan

u. Inventerisasi hutang dan piutang pemda

v. Penyempurnaan penggunaan aplikasi gaji

w. Penataan dokumen arsip perbendaharaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kas

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah.Setiap entitas pemerintah wajib

menyajikan saldo kasnya pada saat diminta menyusun neraca awal.Uang tunai

terdiri atas uang kertas dan uang koin. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang

Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) atau Uang Persediaan (UP) yang belum

dipertanggungjawabkan hingga tanggal neraca awal termasuk kwitansi pembelian

barang dan penyerahan uang muka yang belum dipertanggungjawabkan sebagai

belanja hingga tanggal neraca awal.

Menurut Eli (2009) kas diartikan sebagai alat bayar atau alat tukar dalam

transaksi keuangan. Adapun yang termasuk dalam pengertian kas adalah sebagai

berikut: 1)Uang tunai, 2) Cek giro bilyet, 3) Giro pos, 4) Wesel pos, 5) Deposit in

bank, 6) Bukti transfer uang.

Salah satu faktor kunci keberhasilan pengelolaan keungan daerah adalah

kemampuan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum

Daerah (BUD) dalam mengelola kas daerah. BUD selaku find manager dan

investment manager perlu memiliki mekanisme manajemen kas yang baik

sehingga dapat mengoptimalkan kas daerah yang ada. Manajemen kas terkait

dengan keputusan: 1) Bagaimana memanfaatkan kas yang masih menganggur

atau belum dipakai hingga waktu tertentu, 2) Instrument investasi apa yang dapat

dipilih, 3) bagaimana menentukan portofolio investasi yang optimal, 4) jika

memang diperlukan kapan harus mengadakan utang, beberapa jumlah dan jangka

Universitas Sumatera Utara


waktunya, 5) kapan harus melakukan pengeluaran dan berapa besarnya. Pokok

perhatian manajemen kas adalah bagaimana memperoleh penerimaan dana kas

daerah secepat mungkin, mengeluarkan dana untuk membayarkan pengeluaran

daerah seefisien mungkin, dan memanfaatkan seefektif mungkin dana kas daerah

yang belum digunakan.

Saldo simpanan di bank yang dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo

simpanan atau rekening di bank setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk

melakukan pembayaran.Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara kas yaitu

investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas, serta

bebas dari resiko perubahan nilai yang signifikan. Kas disebut sebagai aset lancar

paling aktif karena semua transaksi keuangan pemerintah pada umunya akan

berhubungan dengan penerimaan atau pengeluaran kas.

3.2 Sistem Penerimaan Kas

Kas pendapatan memuat anggaran perkiraan arus kas masuk dari realisasi

pendapatan dan penerimaan pembiayaan yang diharapkan diperoleh untuk setiap

bulan dan triwulan selama satu tahun anggaran (Mahmudi 2009:122).

Menurut Arthur (2010:274) untuk mempercepat penerimaan kas, penting

sekali dipahami bagaimana mengurangi float. Float adalah panjangnya waktu dari

saat cek tulis sampai kas benar-benar diterima. Ada empat elemen float:

1. Mail float yang disebabkan oleh waktu antara saat berkepentingan

mengirimkan cek sampai perusahaan mulai memprosesnya.

2. Processing floatyang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh

perusahaan/instansi untuk memprosescek sebelum didepositkan di bank.

Universitas Sumatera Utara


3. Transit float yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk

mengkliringkan melalui sistem perbankan komersial atas cek yang

didepositkan sampai bisa digunakan oleh perusahaan.

4. Disbursing float yang berasal dari kenyataan bahwa dana pelanggan tersedia di

rekening bank perusahaan sampai cek pembayaran dikliringkan melalui sistem

perbankan.

Sistem penerimaan kas atau penatausahaan pada akuntansi pemerintah

daerah terdiri dari atas dua bagian, yaitu sistem dan prosedur penerimaan kas di

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sistem dan prosedur penerimaan kas di

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

“Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk

melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang

yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan” (Mulyadi

2013). Selain itu sistem akuntansi penerimaan kas menurut

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud sistem akuntansi penerimaan

kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani suatu peristiwa atau kejadian

yang mengakibatkan terjadinya penambahan uang dalam kas yang berasal dari

penjualan tunai maupun piutang yang melibatkan bagian-bagian yang saling

berkaitan satu sama lain. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber

utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli

melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan

oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang

kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian

Universitas Sumatera Utara


dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian yang baik, sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah

dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartukredit,

yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi

penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur

berikut ini:

a. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan

pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke

kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam Over-the Counter

Sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau

pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang

diserahkan kepada pembeli.

b. Penerimaan Kas dari COD Sales

Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang

melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau sangkutan sendiri

dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales

merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan

jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi

perusahaan penjual.

Universitas Sumatera Utara


c. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales

Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun

merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan

bagi penjual. Credit card dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli,

baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman

barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-

the-counter sale, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang

atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan

menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau

angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli

memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran

harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan penjual melakukan

penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit.

Sedangkan penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

a. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah

bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima

kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan, akan

menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank

perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas

masuk ke rekening giro bank perusahaan. Dengan cek atas nama ini,

perusahaan akan terjamin menerima kas dari debitur, sehingga kecil

kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan cek yang diterima

dari debitur untuk kepentingan pribadinya.

Universitas Sumatera Utara


b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :

a. Melalui penagih perusahaan

Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua penerimaan kas dari

debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet. Penerimaan kas dari

debitur dalam bentuk uang tunai memberikan peluang bagi penagih perusahaan

melakukan penyelewengan kas hasil penagihan. Penerimaan kas dari debitur

dalam bentuk cek tunai juga memberikan peluang bagi karyawan perusahaan

untuk menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan

pribadinya.

Dalam sistem penerimaan kas dari piutang melaui penagih

perusahaan, jurnal yang dapat dibuat oleh bagian jurnal adalah :

Kas xxx

Piutang usaha xxx

b. Melalui pos

Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan

prosedur berikut ini :

1) Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat

transaksi penjualan kredit terjadi.

2) Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan melalui

pos.

3) Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari

debitur.

Universitas Sumatera Utara


4) Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.

5) Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang

untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

6) Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima

pembayaran dari debitur.

7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah dilakukan endorsementatas cek

tersebut oleh pejabat yang berwenang.

8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.

c. Melalui lock-box collection plan

Lock-box collection plan ini biasa digunakan untuk mengatasi problem

perusahaan yang debiturnya tersebar luas di berbagai daerah geografis, yaitu : 1)

jika debitur harus mengirimkan cek langsung ke perusahaan, diperlukan waktu

perjalanan cek beberpa hari melalui pos,

2) check clearing harus dilakukan antar bank yang jauh secara geografis,

sehingga memerlukan waktu satu sampai dua minggu.

Dalam sistem penerimaan kas ini, perusahaan membuka post-office box (PO

Box) di kota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro

di bank yang terletak di kota yang sama dengan PO Box tersebut. Bank

diberiwewenang untuk membuka PO Box perusahaan tersebut. Para debitur

diminta untuk melakukan pembayaran uang mereka dengan cara mengirimkan cek

ke PO Box perusahaan yang terletak di kota terdekat.

Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang terdiri dari :

a. Fungsi yang terkait

Universitas Sumatera Utara


Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang mempunyai lima fungsi yang

terkait, yaitu :

1) Fungsi penagihan

Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur

melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk

melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar

piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

2) Fungsi kas

Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi penagihan

(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih

perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang

diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.

3) Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari

piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam

kartu piutang.

4) Fungsi pemeriksa intern.

Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern

bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di

tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksaan intern

bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek

ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.

Universitas Sumatera Utara


b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang

meliputi empat dokumen, yaitu:

1) Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran

yang dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti

kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang

dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan. Bagi perusahaan yang

menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai

dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu

piutang.

2) Daftar surat pemberitahuan


Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang

dibuat oleh fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang

dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuatan daftar surat

pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan

dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan

dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank

dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.

3) Bukti setor bank


Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang

diterima dari piutang ke bank bersama dengan cek yang diterima dari bagian

penagihan. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi

akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber

Universitas Sumatera Utara


untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal

penerimaan kas.

4) Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahan

bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka. Kuitansi

sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak

mengembalikan cancelled checkkepada check issue. Jika cancelled

checkdikembalikan kepada check issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan

kas digantikan fungsinya oleh cancelled check.

c. Catatan yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas yang

berasal dari piutang (dari berbagai sumber):

1) Jurnal penerimaan kas

Digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas dan mencatat transaksi

penerimaan kas dari berbagai sumber.

2) Buku besar

Buku besar merupakan ringkasan akun-akun yang sudah dicatat dalam

jurnal yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan.

3) Kartu piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi

piutang perusahaan kepada tiap- tiap debiturnya.

d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan

dengan prosedur berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih

kepada bagian penagihan.

2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan

perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.

3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari

debitur.

4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa.

5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang

untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

6) Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada

debitur.

7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah dilakukan endorsementatas

cek tersebut oleh pejabat yang berwenang.

8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan, peyetoran kas dan

pencatatan pada Sistem Penerimaan Kas adalah:

1) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) terbayar. Dokumen ini digunakan untuk

menyetor pajak daerah dari Wajib Pajak kepada Bendahara Penerimaan dan

Bendahara Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit kerja).

2) Surat Ketetapan Retribusi (SKR). Dokumen ini digunakan untuk menyetor

pajak daerah dari wajib pajak retribusi kepada Bendahara Penerimaan atau

Bendahara Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit kerja).

Universitas Sumatera Utara


3) Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini digunakan untuk mencatat setiap

penerimaan Retribusi Daerah dan pendapatan lain-lain dari Pendapatan Asli

Daerah oleh Bendahara Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit kerja)

4) Rekap Setoran. Dokumen ini digunakan untuk melaporkan penerimaan

Bendahara Penerimaan atau Bendahara Penerimaan Pembantu (jika dibentuk

oleh unit kerja).

5) Surat Tanda Setoran. Dokumen ini digunakan untuk menyetor penerimaan

daerah dari wajib bayar atau Penerimaan Pembantu (jika dibentuk oleh unit

kerja) ke rekening Kas Daerah di Bank.

6) Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH). Dokumen ini digunakan oleh SPK

Pembantu, dimana dokumen ini digunakan untuk merekapitulasi penerimaan

dan penyetoran kas berdasarkan Rekap Setoran.

7) Nota Kredit Bank. Dokumen ini digunakan oleh Bank untuk memberitahukan

adanya transfer ke rekening Kas Daerah.

8) Rekening Koran (RK). Dokumen ini digunakan oleh Bank untuk

memberitahukan adanya transfer dari saldo rekening kepada BUD.

3.3 Prosedur Penerimaan Kas

Uraian kegiatan prosedur penerimaan, penyetoran kas, dan pencatatan pada

Sistem Penerimaan kas secara rinci adalah:

a. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen tersebut

dibuat rangkap 2 (dua). Lampiran 1 disampaikan kepada wajib pajak/wajib

retribusi, sedangkan lampiran 2 disampaikan kepada Bendahara Penerimaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Pihak Ketiga melakukan pembayaran pajak/retribusi daerah sesuai dengan

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) untuk pajak daerah atau Surat

Ketetapan Retribusi (SKR) untuk retribusi daerah. Pembayaran pajak/retribusi

daerah langsung ke Bendahara Penerimaan.

c. Bendahara Penerimaan mencocokkan uang yang disetor oleh wajib pajak

dengan SKPD/SKRD. Kemudian membuat Tanda Bukti Penerimaan (TBP)

dan menyerahkan kepada wajib pajak/wajib retribusi.

d. Bendahara Penerimaan menyetorkan semua uang yang diterima setiap harinya,

beserta Surat Tanda Setoran (STS) yang dibuat rangkap 2 (dua), sebagai bukti

telah melakukan penyetoran uang ke rekening Kas Umum Daerah di bank.

e. Bank mencocokkan STS dengan uang yang disetorkan. Apabila tidak cocok

maka bank akan mengembalikan, apabila cocok maka bank akan membuat

Nota Kredit, STS lampiran 1 akan diserahkan kepada Bendahara Penerimaan,

sedangkan lampiran 2 disampaikan oleh bank. Dan selanjutnya Nota Kredit

disampaikan pihak bank kepada PPKD.

f. Berdasarkan STS, arsip SKPD/SKRD dan arsip TBP, Bendahara Penerimaan

selanjutnya mencatat pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Rekapitulasi dan

Buku Pembantu Rincian Objek.

g. Bendahara Penerimaan membuat Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) untuk

penerimaan 1 bulan dan paling lambat per tanggal 10 (sepuluh) bulan

berikutnya untuk disampaikan kepada PPK-SKPD.

h. PPK-SKPD kemudian memverifikasi, mengevaluasi kemudian mencocokkan

Laporan Pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Bendahara Penerimaan.

Setelah dinyatakan cocok maka akan dikembalikan. SPJ lampiran 1

Universitas Sumatera Utara


disampaikan kepada Kepala SKPD/Pengguna Anggaran, sedangkan SPJ

lampiran 2 diserahkan kepada Fungsi Akuntansi SKPD.

i. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran mendatangani SPJ yang diajukan oleh

PPK-SKPD dan kemudian menyerahkan kepada PPKD.

j. PPKD akan membandingkan SPJ dengan Nota Kredit. Apabila cocok maka

PPKD membuat Surat Pengesahan SPJ dan mencatat dalam Register Kas. Surat

Pengesahan kemudian diserahkan kepada PPK-SKPD. Sedangkan Nota Kredit

akan diarsip, selanjutnya SPJ diserahkan kepada Fungsi Akuntansi-SKPKD.

k. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat Penerimaan Kas ke dalam Jurnal

Penerimaan Kas berdasarkan SPJ yang diterima dari PPKD. Memposting ke

buku besar dan mencatat ke buku besar pembantu.

l. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat Penerimaan Kas ke dalam jurnal

penerimaan kas berdasarkan SPJ yang diterima dari PPK-SKPD. Memposting

ke Buku Besar dan mencatat ke buku besar pembantu.

Universitas Sumatera Utara


Prosedur Penerimaan kas

Penerimaan Kas

Uraian Bendahara Penerimaan

Proses Penerimaan di
Kas Umum

Bendahara Penerimaan menerima slip


setoran/bukti yang sah dari penyetoran Slip Setoran/Bukti Lain
melalui rekening kas umum daerah yang Sah

Berdasarkan slip setoran/bukti lain


yang sah Bendahara Penerimaan Melakukan Pengisian Buku
mencatat penerimaan Rekening Kas Penerimaan dan
Umum Daerah pada Buku Penerimaan
Penyetoran
dan Penyetoran pada bagian
Penerimaan.

Berdasarkan slip setoran/bukti lain Melakukan Pengisian Buku


yang sah Bendahara Penerimaan Penerimaan
mencatat penerimaan Rekening Kas
Umum Daerah pada Buku Penerimaan
dan Penyetoran pada bagian
Penyetoran.
Buku Penerimaan dan
Hasil akhir dari proses ini adalah Buku
Penyetoran
Penerimaan dan Penyetoran yang
sudah diperbaharui.

Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan (2017)

Gambar 3.1
Prosedur Penerimaan Kas di BPKD Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


3.4 Sistem Pengeluaran Kas

Sistem pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat

seluruh transakasi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan

serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar,

menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada

dalam pengelolaan SKPKD (satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) atau

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Sistem Penerimaan Kas terdiri atas,

yaitu:

Pengeluaran kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan Asset berupa

kas yang dimiliki perusahaan berkurang. Transaksi pengeluaran kas dicatat

melalui formulir elektronik pengeluaran kas berdasarkan bukti-bukti transaksi

yang mendukung seperti bukti penerimaan barang, order pembelian dan yang

lainnya lalu dibukukan oleh komputer melalui jurnal pengeluaran kas.

Pengurangan kas yang disebabkan oleh beban usaha seperti bunga, selisih kurs

lainnya dicatat pada memorial.

Dalam perusahaan, pengeluaran kas merupakan suatu transaksi yang

sering terjadi. Menurut (Mulyadi 2013), pengeluaran kas adalah suatu catatan

yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun

dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Menurut

soemarso S.R (2009:297), Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang

menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang

diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi

yang menyebabkan berkurangnya kas.

Universitas Sumatera Utara


Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas adalah

suatu hal yang melibatkan catatan-catatan atas transaksi-transaksi yang

mengakibatkanberkurangnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik

perusahaan baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang,

pengeluarantransfer maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya.

3.4.1 SPD (Surat Penyediaan Dana)

SPD (Surat Penyediaan Dana), dibuat oleh BUD (Bendahara Umum

Daerah) dalam rangka manajemen kas daerah. SPD digunakan untuk

menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam waktu tertentu. Informasi dalam

SPD menunjukkan secara jelas alokasi tiap kegiatan.

SPD yang diterbitkan terdiri atas 3 lembar, terdiri atas :

1. Lembar 1 diterima oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD;

2. Lembar 2 diterima oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD;

3. Lembar 3 sebagai arsip selaku BUD.

Pihak Terkait

1. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas:

a. Menganalisa DPA-SKPD yang ada di database

b. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD

c. Menyiapkan draft SPD

d. Mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran.

2. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas:

1. Meneliti draft SPD yang diajukan kuasa BUD.

Universitas Sumatera Utara


2. Melakukan otoritas SPD.

3.4.2 SPP (Surat Permintaan Pembayaran)

Berdasarkan SPD atau dokumen lain atau yang dipersamakan dengan SPD,

bendahara pengeluaran mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) kepada

pengguna anggaran/kuasa pengguna melalui pejabat penatausahaan keuangan

SKPD (PPK-SKPD).

a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)

Dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah terpakai.SPP Ganti Uang

diajukan ketika UP habis.

b. SPP Tambahan Uang (SPP-TU)

Dipergunakan hanya untuk memintakan tambahan uang, apabila terjadi

pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup untuk

membiayainya. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus

disetorkan kembali. Pengajuan SPP UP, GU, dan TU dilampiri dengan daftar

rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja.

c. SPP Langsung (SPP-LS)

Dipergunakan untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga dengan jumlah

yang telah ditetapkan. SPP-LS dikelompokkan menjadi:

a. SPP-LS gaji dan tunjangan

b. SPP-LS barang dan jasa

c. SPP-LS belanja bunga, hibah, bantuan dan tak terduga, serta pengeluaran

pembiayaan.

Mekanisme atas pengeluaran-pengeluaran belanja bunga, subsidi, hibah,

bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan pengeluaran

Universitas Sumatera Utara


pembiayaan dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran SKPKD dengan

menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada PKKD melalui PPK-SPKD.

Pihak Terkait

1. Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-lampirannya

b. Mengajukan SPP kepada PPK-SKPD

2. PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan- SKPD)

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD mempunyai tugas:

a. Menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan Bendahara

Pengeluaran.

3. PPTK (Pejabat Pengelola Tehnik Kegiatan)

Dalam kegiatan ini, PPTK mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS

3.4.3 SPM (Surat Perintah Membayar)

Proses penerbitan SPM adalah tahapan penting dalam penatausahaan

pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai

tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis

SPPnya, yaitu SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, dan SPM-LS. Proses ini dimulai

dengan pengajian atas SPM yang diajukan dari kelengkapan dokumen maupun

kebenaran pengisiannya. Untuk SPM-GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang

diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM-TU jika sebelumnya telah

pernah dilakukan.

SPM dapat diterbitkan jika:

Universitas Sumatera Utara


a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.

b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Waktu pelaksanaan penerbitan SPM:

a. Diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari sejak SPP diterima.

b. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 (satu) hari sejak diterima SPP.

SPM yang diajukan dibuat rangkap 3, antara lain:

a. Lembar 1 dan 2 untuk Kepala SKPD/Pengguna Anggaran yang diteruskan ke

PPKD dan PPK SKPD, setelah ditandatangani oleh Kepala SKPD/Pengguna

Anggaran.

b. Lembar 3 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Pihak Terkait

1. PPK-SKPD

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menguji SPP beserta kelangkapannya

b. Membuat rancangan SPM atas SPP yang telah diuji kelengkapan dan

kebenarannya dan mengajukannya ke Pengguna Anggaran

c. Menerbitkan Surat Penolakan SPM bila SPP yang diajukan oleh Bendahara

SKPD tidak lengkap

d. Membuat register SPM

2. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengotorisasi dan menerbitkan SPM

Universitas Sumatera Utara


b. Mengotorisasi Surat Penolakan SPM yang diterbitkan PP-SKPD bila SPP yang

diajukan bendahara SKPD tidak lengkap.

3.4.4 SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

SP2D atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan

untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh

BUD. SP2D sifatnya spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM

saja.

Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D:

a. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima.

b. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.

Penerbitan SP2D terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas:

a. Lembar 1 dikirim ke bank.

b. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

c. Lembar 3 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPKD.

d. Lembar 4 diarsip oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD.

e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

Pihak Terkait

1. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Dalam pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM.

b. Mencetak SP2D.

c. Mengirimkan SP2D kepada bank.

d. Membuat dokumen:

1. Register SP2D,

Universitas Sumatera Utara


2. Register surat penolakan penerbitan SP2D, dan

3. Buku kas penerimaan dan pengeluaran.

2. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas:

a. Menandatangani SPM.

3. Bendahara Pengeluaran SKPKD

Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas:

a. Mencatat SP2D pada dokumen penatausahaan yang terdiri atas:

b. BKU Pengeluaran

c. Buku Pembantu Simpanan Bank

d. Buku Pembantu Pajak

e. Buku Pembantu Panjar

f. Buku Rekapitulasi Pengeluaran Perincian Objek.

3.4.5 SPJ (Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran)

Bendahara pengeluaran secara administratif wajib

mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan/ganti rugi uang

persediaan/tambah uang persediaan (UP/GU/TU) kepada kepala SKPD melalui

PPK-SKPD paling lambat 10 bulan berikutnya.

Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam menatausahakan

pertanggungjawaban pengeluaran mencakup:

a. Register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran

b. Register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran

c. Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);

d. Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran

Universitas Sumatera Utara


e. Register penutupan kas.

Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat Laporan Pertanggungjawaban

(SPJ) UP, TU, dan LS rangkap tiga:

Pihak Terkait

1. Bendahara Pengeluaran

Dalam kegiatan ini, Bendahara pengeluaran memiliki tugas:

a. Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban.

b. Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari UP/GU/TU dan LS

pada dokumen Buku Pengeluaran, Buku Pembantu Simpanan/Bank, Buku

Pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu Pengeluaran per

Objek,

c. Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ yang akan

diserahkan ke Pengguna Anggaran (melalui PPK-SKPD) untuk disahkan.

Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas:

a. Meneliti kelengkapan dokumen pertanggungjawaban dan keabsahan bukti-

bukti pengeluaran yang dilampirkan.

b. Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang

tercantum dalam ringkasan per rincian obyek;

c. Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek;

dan

d. Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode

berikutnya.

e. Meregister SPJ Pengeluaran yang disampaikan oleh Bendahara pengeluaran

dalam buku register penerimaan SPJ pengeluaran, meregister SPJ pengeluaran

Universitas Sumatera Utara


yang telah disahkan oleh Pengguna Anggaran ke dalam buku register

pengesahan SPJ pengeluaran, dan meregister SPJ pengeluaran yang telah

ditolak oleh Pengguna Anggaran ke dalam buku register penolakan SPJ

pengeluaran.

3.5 Prosedur Pengeluaran Kas

3.5.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

Prosedur pengajuan SPD-UP secara rinci adalah:

a. Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

menerbitkan SPD.

b. SPD disiapkan oleh BUD untuk ditandatangani oleh PPKD.

c. Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen

lain yang dipersamakan dengan SPD.

3.5.2 Prosedur Pengajuan Permintaan Pembayaran (SPP)

a. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, yang dibuat oleh

Bendahara Pengeluaran Pembantu dan kemudian akan mengajukan SPP-UP

kepada Bendahara Pengeluaran.

b. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-UP dari Bendahara

Pengeluaran Pembantu dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan

diserahkan kepada PPK-SKPD.

c. Catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-UP adalah: register

SPP-UP, yaitu daftar SPP-UP yang telah diotorisasi oleh Bendahara

Pengeluaran. Selanjutnya register SPP-UP diselenggarakan oleh Bendahara

Pengeluaran Pembantu Pencatat Dokumen.

d. Adapun kelengkapan dokumen SPP-UP terdiri atas:

Universitas Sumatera Utara


1. Surat Pengantar SPP-UP;

2. Ringkasan SPP-UP;

3. Rincian SPP-UP;

4. Salinan SPD;

5. Draft surat pernyataan penggunaan anggaran/ Kuasa Pengguna Anggran

yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk

keperluan lain selain uang persedian;

6. Lampiran lain yang diperlukan.

5) Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-UP yang diajukan ke dalam register

SPP-UP.

3.5.3 Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM-UP secara

rinci meliputi;

a. PPK-SKPD atas nama PA/KPA menerima SPP-UP yang diajukan oleh

Bendahara Pengeluaran.

b. PPK-SKPD mencatat SPP-UP yang diterima ke dalam register SPP-UP.

c. PPK-SKPD atas nama Kepala SKPD/Pengguna Anggaran meneliti

kelengkapan dokumen SPP-UP.

d. Adapun catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-UP adalah:

1. Register SPP-UP

2. Register Penerbitan SPM-UP

3. Register Penolakan SPP-UP

Universitas Sumatera Utara


e. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka

PPK-SKPD menyiapkan SPM-UP untuk ditandatangani oleh Kepala

SKPD/Pengguna Anggaran.

f. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka

SPP-UP menolak untuk menerbitkan SPM-UP dan selanjutnya mengembalikan

SPP-UP kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.

g. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD mengembalikan SPP-

UP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-

UP yang bersangkutan.

h. PPK/SKPD mecatat penerbitan SPM-UP ke dalam register penerbitan SPM-

UP.

i. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-UP ke dalam register

penolakan SPP-UP.

3.5.4 Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Berikut ini merupakan prosedur penerbitan SP2D-UP secara rinci:

a. PPKD menerima SPM-UP yang diajukan oleh Kepala SKPD/Pengguna

Anggaran.

b. PPKD mencatat SPM-UP yang diterima ke dalam register SPM-UP.

c. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP.

d. Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-UP adalah:

1. Register SPM-UP

2. Register Penerbitan SP2D-UP

3. Register Penolakan SP2D-UP

Universitas Sumatera Utara


e. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, PPKD

menyiapkan SP2D-UP untuk diterbitkan SP2D-UP.

f. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka

PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-UP dan selanjutnya mengembalikan

SPM-UP kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki.

g. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPM-UP bersangkutan.

h. PPKD mencatat penerbitan SP2D-UP ke dalam register penerbitan SP2D-UP.

i. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke dalam register penolakan

SPM-UP.

3.5.5 Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah:

a. Oleh Bendahara Pengeluaran SKPD, SPJ-UP ditandatangani dan diserahkan ke

PPK-SKPD.

b. PPK-SKPD memverifikasi kesasihan SPJ-UP, lembar pertama kemudian

dikirim ke Kepala SKPD/Pengguna Anggaran sedangkan lembar ke dua

dikirim ke fungsi akuntansi SKPD.

c. Setelah ke Kepala/Pengguna Anggaran SPJ-UP kemudian dikirim ke PPKD

untuk diverifikasi dan dikirim ke fungsi akuntansi SKPKD.

Universitas Sumatera Utara


Prosedur Pengeluaran Kas

Penerimaan Kas

Uraian Bendahara Penerimaan

Proses Penerbitan SP2D


UP/GU/TU

Bendahara Pengeluaran menerima


SP2D UP/GU/TU SP2D UP/GU/TU

Bendahara Pengeluaran kemudian


melakukan proses pengisian BKU pada
Melakukan Pengisian Buku
kolom penerimaan
BKU

Bendahara Pengeluaran kemudian


melakukan proses pengisian Buku
Pembantu Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian Buku
Penerimaan Pembantu Simpanan/Bank

Hasil akhir dari proses ini adalah BKU


dan Buku Pembantu simpanan/Bank
yang sudah diperbaharui BKU
Buku Pembantu
Simpanan/Bank

Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan (2017)

Gambar 3.2
Prosedur Pengeluaran Kas di BPKD Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


3.6 Analisa dan Evaluasi
3.6.1 Analisis Sistem Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas yang diterapkan oleh Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) Kota Medan bergerak dari struktur organisasi yang mengatur

fungsi dan tanggung jawab tiap bagian yang terlibat dalam penerimaan kas.

Bagian-bagian yang terlibat dalam penerimaan kas yaitu bidang perbendaharaan

yang membawahkan sub bidang gaji, sub bidang belanja, sub bidang verifikasi

dan kas. Setiap bagian berperan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

Bagian pertama pertama yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas yaitu

bagian bendahara penerimaan. Bidang bendahara perbendaharaan menerima slip

setoran/buktiyang sah dari penyetoran melalui rekening kas umum daerah.

Berdasarkan slip setoran/bukti lain yang sah Bendahara Penerimaan mencatat

penerimaan di Rekening Kas Umum Daerah itu pada Buku penerimaan dan

penyetoran pada bagian penerimaan. Setelah selesai melakukan pengisian buku

penerimaan dan penyetoran maka berdasarkan slip setoran/bukti lain yang sah

Bendahara Penerimaan mencatat penyetoran ke Rekening Kas Umum Daerah itu

pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian Penyetoran. Selanjutnya hasil

akhir proses ini adalah buku penerimaan dan penyetoran yang sudah terupdate.

Buku penerimaan dan penyetoran. Dengan prosedur penerimaan kas yang

digunakan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) sudah sesuai dengan

Peraturan Walikota Medan.

3.6.2 Analisis sistem Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran kas yang dijalankan Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) Kota Medan sudah diatur secara secara sistematis dan terencana.

Bagian-bagian yang terlibat dalam penerimaan kas yaitu bidang perbendaharaan

Universitas Sumatera Utara


yang membawahkan sub bidang gaji, sub bidang belanja, sub bidang verifikasi

dan kas. Setiap bagian berperan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

Bendahara pengeluaran merimana SP2D UP/GU/TU dengan proses penerbitan SP

UP/GU/TU yang sudah ditetapkan. Bendahara pengeluaran kemudian melakukan

proses pengisian BKU pada kolom penerimaan. Kemudian Bendahara

Pengeluaran melakukan proses pengisian Buku Pembantu Simpanan/Bank pada

Kolom Penerimaan. Hasil akhir ini adalah BKU Pembantu Simpanan/ Bank yang

sudah yang diterupdate.Dengan prosedur pengeluaran kas yang digunakan oleh

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) sudah sesuai dengan Peraturan

Walikota Medan.

3.7 Penerapan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di BPKD

Sistem penerimaan dan pengeluaran kas memiliki peranan yang sangat

penting dalam meningkatkan efisiensi dalam pemerintah daerah, khususnya

efisiensi di bidang keuangan.Sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada Badan

Pengelola Keuangan Daerah menggunakan sistem komputerisasi SIMDA (Sistem

Informasi Manajemen Daerah). Aplikasi SIMDA dapat diemplementasikan untuk

pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi, menggunakan teknologi multi

user dan teknologi client/server, dari penyusunan anggaran, pelaksanaan

anggaran, dan pertanggungjawaban keuangan baik dilaksanakan di SKPKD

maupun di SKPD, sehingga mempunyai keuntungan :

1. Pengendalian transaksi terjamin.

2. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu kali input

data transaksi sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya.

3. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan informasi keuangan.

Universitas Sumatera Utara


Sistem komputerisasi SIMDA dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang

tidak diingikan seperti peyelewengan kas karena sistem penerimaan dan

pengeluaran kas yang menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan

akurat.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut :
1. Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Kota Medan telah

menggambarkan pemisahan fungsi dan tanggung jawab yang tepat, yaitu

dengan adanya pembagian bidang badan, sekretariat, bidang anggaran,

bidang perbendaharaan, bidang akuntansi dan pelaporan, unit pelaksana

teknis dan kelompok jabatan fungsional.

2. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan telah memenuhi syarat sistem

yang baik karena telah dilaksanakan dengan mengikuti peraturan yang

berlaku pada Pemerintah Daerah.

3. Dokumen-dokumen yang digunakan terkait pelaksanaan sistem

penerimaan kas yaitu, Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat

Ketetapan Retribusi (SKR), Tanda Bukti Penerimaan (TBP), Rekap

Setoran, Surat Tanda Setoran (STS), Rekapitulasi Penerimaan Harian

(RPH), Nota Kredit Bank dan Rekening Koran. Sedangkan sistem

pengeluaran kas yaitu, Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan

Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat

Pertanggungjawaban Pengeluaran (SPJ).

4. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran kas pada Badan Pengelola


Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan menggunakan sistem

Universitas Sumatera Utara


komputerisasi SIMDA (Satuan Tugas Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Daerah).

4.2 Saran

1. Untuk prosedur pengeluaran kas pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kota Medan setiap unsur yang terlibat harus dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi pengendalian internal dari masing-masing unsur

sehingga dapat berjalan dengan baik, efisien dan efektif.

2. Agar setiap unsur yang terlibat dalam prosedur pengeluaran kas dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, perlu didukung dengan SDM

yang handal dan terampil khususnya dibidang pengoperasian computer, untuk

itu perlu upaya pengembangan potensi PNS di lingkungan BPKD Kota Medan

melalui kursus atau pelatihan komputer ataupun dengan cara merekrut pegawai

baru yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan

kebutuhan.

3. Untuk Tahun Anggaran selanjutnya hendaknya BPKD dalam proses

Pengeluaran Kas tetap berpedoman pada Peraturan Perundang-udangan yang

berlaku.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Keown. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi ke


-8. Jakarta: PT Indeks.
Eli dkki. 2009. Akuntansi Keuangan. Jakarta: Graha Ilmu.
Erlina, dkk. 2012. Pengelolaan dan Akuntansi Keuangan Daerah. USU Press :
Medan.
Halim, Abdul. 2016. Manajemen Keuangan Sektor Publik: Problematika
Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah. Salemba Empat: Jakarta.
Mahmudi.2009. Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Moeheriono. 2011. Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan Indikator Kinerja
Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Muliyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Mursyidi. 2009.Akuntansi Pemerintah di Indonesia. PT. Refika Aditama:
Bandung.
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba.
Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Soemarso.2009.Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Kedua. Edisi Kelima. Jakarta:
Salemba Empat.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan1. Edisi Kedua. USU Press: Medan.
Peraturan Walikota Medan Nomor 60 Tahun 2010.
http://bpkd.pemkomedan.go.id/statis-
3strukturorganisasi.html/Selasa,14Maret2017/13.44WIB
http://www.academia.edu//GambaranUmumAkuntansiKeuanganPemerintahDaera
h/Kamis,25Mei2017/09.45WIB
http://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2008/12/01peraturan-mendagri-no-
55-tahun-2008

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai