Keluhan Utama - Demam disertai batuk - Gejala nonspesifik meliputi
berdahak dan pilek 5 hari demam, menggigil, sefalgia, sebelum masuk rumah resah dan gelisah. sakit - Batuk biasanya tidak - Sesak napas yang dijumpai pada awal memberat sejak 6 jam penyakit,anak akan mendapat sebelum masuk rumah batuk setelah beberapa hari. sakit Batuk yang awalnya kering - Riwayat orangtua kemudian menjadi produktif merokok (+) dengan dahak purulen - Setelah gejala awal seperti demam dan batuk pilek, gejala napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul apnu. - Gejala pada paru timbul setelah beberapa saat proses infeksi berlangsung. - Fase hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam. Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak - Faktor risiko: pneumonia yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI yang adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi industri atau asap rokok). Diagnosis Pemeriksaan Fisik - Terdapat demam Tanda-tanda Vital : - Sesak nafas yaitu >50x/menit untuk anak usia 2 bulan- Nadi : 110 x/m 1tahun, dan >40x/menit untuk Pernapasaran : 30 x/m anak >1-5tahun. - Secara klinis gejala Suhu : 37,8 C respiratori seperti takipnea, retraksi subkosta (chest Hidung : secret (+) indrwaing), napas cuping hidung, ronki, dan sianosis. Mulut : Faring Hiperemis (+) - Pada auskultasi ditemukan Pulmo : Vesikular +/+, Ronki ronki basah / crckles nyaring basah nyaring +/+, Retraksi - Penyakit ini sering ditemukan Subcostae dan Substernal (+) bersama konjungtivitis, otitis media, faringitis, dan laringitis. Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveoler. Hasil Hb 13,1 g/dl - Pada pemeriksaan labolatorium Laboratorium terdapat peningkatan jumlah L 14.000 u/l leukosit, biasanya lebih dari dan Rontgen Ht 38 % 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada Tr 269.000/ul hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Foto Rontgen thorax : - Sel darah putih (leukosit) Tampak infiltrat di perihilar dan merupakan sistem pertahanan paracardial paru dextra serta tubuh yang penting untuk perihilar paru sinistra melawan bakteri, virus, dan patogen-patogen lain yang memicu penyakit yang melemahkan tubuh. Leukosit mempertahankan tubuh dengan cara memakan (fagositosis) patogen tersebut. - Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. - Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan "air broncogram", - Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia Terapi 1. IVFD RL 14 tpm - Tirah baring 2. Cefotaxime 3 x 200mg (IV) 3. Dexamethasone 3 x 0,5mg - Berikan infus larutan isotonik (IV) sesuai kebutuhan cairan 4. Paracetamol 3x1 cth (PO) parenteral (BB < 15kg 5. Cetirizin 1 x 1/2 Cth (PO) 6. Ambroxol 4mg + Salbutamol 7ml/kgBB/jam, BB 15-40kg 5 0,4mg 3 x 1 (Puyer) ml/kgBB/jam, BB >40 kg 3 7. Ventolin 1/2amp + NaCl 2cc ml/kgBB/jam) /12jam - Terapi antibiotik Cefotaxime (IV) 50-100mg/kgBB/hari (2- 4x sehari) - Terapi kortikosteroid untuk mengatasi peradangan pada faring dan paru, Dexamethasone 0,08-0,3 mg/kgBB/hari (terbagi tiap 6 - 12jam) - Terapi antipiretik untuk menurunkan demam, Paracetamol 10- 15mg/kgBB/hari(3-4x sehari) - Terapi antihistamine untuk mengurangi gejala flu/pilek, Cetirizine 2,5mg/hari (1x/hari) - Terapi mukolitik untuk mengencerkan dahak ambroxol 1,2-1,6mg/kgBB/hari (3x sehari) dan Beta-adrenergik untuk melebarkan saluran napas dan memperbaiki mucocilliary clearance, Salbutamol 0,05- 0,1mg/kgBB/x (2-4x/hari)
- Nebulisasi dengan β2 agonis
dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance. Salbutamol 2,5mg + Nacl 2,5cc dapat diulang sampai 4x sehari.