OLEH :
Andi Suci Juwita, S.Ked
NIM : K1 A1 14 053
PEMBIMBING :
dr. I PutuSudayasa, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Analisis Manajemen Program Kesehatan Lingkungan dan Gizi
Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018 ini sebagai tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya
sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. I Putu
Sudayasa, M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah
dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Analisis Manajemen Program
Kesehatan Lingkungan dan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari – September
2018 ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala
bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua
pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................. 2
D. Metode Penulisan ............................................................... 3
E. Manfaat ............................................................................... 3
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Sosio-Demografis ............................................................... 4
B. Sosio-Geografis .................................................................. 6
C. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli ................................. 8
D. Sumber Daya Kesehatan .................................................... 9
E. Derajat Kesehatan Masyarakat ........................................... 12
F. Realisasi Pembiayaan Kesehatan ...................................... 12
G. Cakupan Pelayanan Puskesmas Abeli ............................... 14
BAB III IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah............................................................. 17
B. Analisis Masalah dan Solusi ............................................... 27
C. Rencana Kegiatan (Plan Of Action) .................................... 34
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................. 36
B. Saran .................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.1 Puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagaian
wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk mencapai fungsi sebagai ujung
tombak pembangunan bidang kesehatan.2
Menurut UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (1). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1948, sehat
merupakan keadaan fisik, mental dan social yang sempurna dan tidak
adanya suatu penyakit ataupun kelemahan. Kesejahteraan fisik, mental dan
social merupukan tujuan yang harus dicapai. Dengan tercapainya realisasi
program kesehatan dan kesejahteraan, dapat mendorong pembangunan
ekonomi, pengurangan kemiskinan dan perbaikan taraf sosial secara
nasional maupun lokal.4
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
1
Masyarakat (UKM), Puskesmas harus menyelenggarakan UKM esensial
dalam rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)
kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit.1,2
Puskesmas juga melaksanakan UKM pengembangan yang
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Sebagai contoh UKM pengembangan yaitu Pelayanan Kesehatan Kerja,
Pelayanan Kesehatan Olahraga, dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui prioritas masalah upaya kesehatan program
Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ?
2. Bagaimana mengetahui penyebab masalah upaya kesehatan program
Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ?
3. Bagaimana proses pemecahan masalah upaya kesehatan program
Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pada
upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September
2018 di Puskesmas Abeli serta dapat menyusun perencanaan
puskesmas secara sistematis dan bertahap berdasarkan masalah yang
ditemukan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui profil Puskesmas Abeli
b. Untuk mengetahui pencapaian program Upaya Kesehatan program
Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di Puskesmas
Abeli
2
c. Untuk mengetahui penyebab masalah, besar masalah dan alternatif
pemecahan terhadap masalah kesehatan Upaya Kesehatan
program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di
wilayah kerja Puskesmas Abeli
d. Untuk menyusun rencana usulan kegiatan (Plan of Action) dalam
menangani penyebab masalah Upaya Kesehatan program Kesling dan
Gizi periode Januari – September 2018 di Puskesmas Abeli tahun
2018
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pembuatan Laporan
Analisis masalah Upaya Kesehatan program Kesling dan Gizi dilakukan melalui
observasi, wawancara dan pengelolaan data sekunder Puskesmas Abeli periode
Januari – September 2018.
E. Manfaat
1. Untuk mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu dan literatur dalam mengidentifikasi
masalah-masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode
Januari – September 2018 yang ada di wilayah kerja puskesmas Abeli
dan cara pemecahan masalah tersebut.
2. Untuk perangkat Puskesmas
Sebagai literatur mengenai masalah upaya kesehatan program
Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 yang ada pada
wilayah kerja Puskesmas Abeli
3. Untuk masyarakat
Sebagai tambahan pengetahuan mengenai masalah upaya
kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018
yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Abeli
3
BAB II
ANALISIS SITUASI YANKES
A. Sosio-Demografis
1. Distribusi Penduduk
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran
jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan
pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus
penduduk dan survey penduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun
2017 sebanyak 19.482, dengan jumlah penduduk terbesar berada di
Kelurahan Lapulu berjumlah 4.884 jiwa dan jumlah penduduk terkecil
berada di Kelurahan Talia berjumlah 1.886 jiwa. Sedangkan jumlah
rumah terbanyak terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 963 Rumah
dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 302 Rumah
4
Tabel diatas menujukkan bahwa jumlah pria terbanyak terdapat
padaKelurahan Lapulu sebanyak 2.464Jiwa, yang terkecil terdapat pada
Kelurahan Talia sebanyak 964 Jiwa. Adapun jumlah wanita terbanyak
terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 2.420 Jiwa dan yang terkecil
terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 912 Jiwa.
2. Keadaan Sosial
Sasaran pembangunan pendidikan dititik beratkan pada
peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang
pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah (Taman Kanak-Kanak)
sampai dengan Perguruan Tinggi. Jumlah sekolah negeri di Kecamatan
Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga
Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari sekolah
setingkat TK/RA sebanyak 1 unit, SD/MI sebanyak 13 unit, SMP/MTs
sebanyak 2 unit dan tidak terdapat SMA/MA. Jumlah sekolah swasta di
Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari
sekolah setingkat TK/RA sebanyak 5 unit, SD/MI sebanyak 1 unit, dan
tidak terdapat SMP/MTs dan SMA/MA.
5
Tabel 3. Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan Kelurahan di
Kecamatan Abeli Tahun 2017
Kelurahan TK/RA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA
1 Benuanirae 1 - - -
2 Pudai 1 - - -
3 Lapulu 1 - - -
4 Abeli 1 1 - -
5 Anggalomelai - - - -
6 Tobimeita 1 - - -
7 Poasia - - - -
8 Talia - - - -
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
B. Sosio-Geografis
Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada
di kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Puskesmas Abeli
terletak di kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang secara geografis terletak
di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan
diantara 3”58”34”- 4”4”02” Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke
Timur diantara 122”34”13”- 122”39”14” Bujur Timur. Kecamatan Abeli
memiliki luas Daerah daratan seluas ± 46,98 km 2 sebagian besar
wilayahnya berada di pesisir pantai, dan terdapat satu buah pulau yaitu
Pulau Bungkutoko yang mempunyai luas 2,64 km 2 atau 5,6 persen dari luas
keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli. Puskesmas Abeli terdiri dari 8
(delapan) wilayah Kelurahan, yaitu : Kelurahan Benuanirae, Kelurahan
Pudai, Kelurahan Lapulu, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai,
Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Poasia, dan Kelurahan Talia.
6
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
Adapun perbatasan dari kecamatan Abeli sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan
Abeli.
Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan
sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk pemukiman.
Keadaan alam di wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran (53 %),
pegunungan/bukit (47 %).Seperti halnya wilayah lain yang memiliki iklim
tropis, Kecamatan Abelihanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau
dan musim hujan. Menurut data yang ada di Kecamatan Abeli pada tahun
2016 terjadi sebanyak 205 hari hujan dengan rata - rata curah hujan 179
mm. Suhu udara rata-rata selama tahun 2016 adalah 27,60C dengan suhu
minimum adalah 24,80C dan maksimum adalah 31,80C.
7
C. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli
8
D. Sumber Daya Kesehatan
1. Sarana Kesehatan
a. Puskesmas Induk
Puskesmas induk Abeli mempunyai ruangan berjumlah 21
ruangan. Ruangan tersebut difungsikan sebagai Ruangan Kepala
Puskesmas, Ruangan Admin, Ruangan Poli Umum, Ruangan Poli
Lansia, Ruangan Poli Gigi, UGD, Ruangan Kartu, Ruangan Kesling,
Ruangan Imunisasi/P2M, Ruangan Gizi, Ruangan Promkes,
Ruangan Apotik, Ruangan KIA/KB, Ruangan MTBS, Ruangan
Aqupresur, Ruangan Ramah Anak, Ruang Perawatan, Ruangan
Laboratorium, Ruangan Instalasi Gizi, Ruangan Bendahara dan
Ruang PONED.
b. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Abeli terdapat 3 (Tiga) buah Pustu yaitu
Puskesmas Pembantu Lapulu, Talia dan Benua Nirae. Adapun
jumlah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) di
wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat
pada tabel berikut ini:
1 1 1 1 1 1 1 1 1
PUSTU
10
c. Posyandu
Posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Abeli
secara keseluruhan termasuk dalam kategori Posyandu Pratama,
Puskesmas Madya, Posyandu Purnama. Terdapat 17 (Tujuh Belas)
buah posyandu yang tersebar di 8 (Delapan) Kelurahan. Setiap
Posyandu dibina oleh beberapa orang petugas dari Puskesmas.
Pembina Posyandu diwajibkan hadir setiap ada Posyandu di
kelurahan binaannya. Adapun jumlah Posyandu menurut strata di
wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat
pada tabel berikut ini :
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 11 11 11 11
00 00 0 00 00 0 00 00 00 0 00
2. Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya, yang
bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Jenis Ketenagaan
di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
11
Tabel 4. Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli
No Nama Jabatan Status
Pegawai
1 dr. Rahmiyanti Kepala Puskesmas Abeli Aktif
2 Faridah.P Perawat Penyelia Aktif
3 Sumiyati Perawat Penyelia Aktif
4 Mincewarti,SKM Perawat Penyelia Aktif
5 Qaryahwati,SKM Penyuluh Kesehatan Aktif
Masyrakat muda
6 Sitti Murni,S.Tr.keb Bidan Muda Aktif
7 Sarmila,AMK Perawat Penyelia Aktif
8 Elysna,SKM Sanitarian Penyelia Aktif
9 Vivianti Muchsin,AMK Perawat Penyelia Aktif
10 Misiahlianti,SKM Epidemiologi Kesehatan Aktif
Muda
11 Eliasari,S.Si.Apt Apoteker Muda Aktif
12 Sutria Pagala Staf Puskesmas Aktif
13 Hartinah Staf Puskesmas Aktif
14 Rahmawati,AMG Nutrisionis Pelaksana Aktif
15 Mey,SKM Fungsional Umum Aktif
16 Darmin Odi Sutrisno,S.KEP Perawat Penyelia Aktif
17 Nur Izzah Arqam,AMG Nutrisionis Pelaksana Aktif
18 Fitriyan,AMKL.SKM Fungsional Umum Aktif
19 Nursaidi Perawat Mahir Aktif
20 Muhammad Ridwan,S.KEP Calon Perawat Aktif
21 Histina, SKM Calon Epidemiologi Aktif
Kesehatan
22 Wa Ode Herlina,Am.keb Bidan Pelaksana Lanjutan Aktif
23 Winayuni Madhy Asisten Apoteker Mahir Aktif
24 Sarman,AMF Asisten Apoteker Pelaksana Aktif
25 Jumiatin,AMK Perawat Mahir Aktif
26 Sutryani Staf Puskesmas Aktif
27 Lisria,Am.keb Bidan Pelaksana Aktif
28 Asnurialis Piarda.T,Amd.keb Bidan Pelaksana Aktif
29 Djumarsin Staf Puskesmas Aktif
30 Leniwati Bidan Pelaksana Aktif
31 Dewi Susilo Fungsional Umum Aktif
32 Sitti Fatima,Am.keb Bidan Pelaksana Aktif
33 Sitti Ampi Munasia,AMKL Calon Sanitarian Aktif
34 Annisa Faremi,Amd.keb Bidan Pelaksana Aktif
35 Mirawati,S.ST Bidan Pelaksana Lanjutan Aktif
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
12
E. Derajat Kesehatan Masyarakat
Indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari keberhasilan ataupun hasil pencapaian program-program kesehatan
yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas, seperti program KIA,
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkunga, Program Gizi, Program P2M
dan Pengobatan Dasar.
Derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
dapat digambarkan dalam beberapa indikator kesehatan sesuai dengan
hasil pencapaian standar program kesehatan, yaitu :
1. Jumlah Kelahiran Hidup : 477 Jiwa di 8 kelurahan
2. Jumlah Kematian Bayi : 1 per 1000 kelahiran hidup
3. Angka Kematian Balita : 1 orang
4. Angka Kematian Ibu : -
Untuk kasus penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas Abeli,
yaitu:
1. TB Paru dengan BTA (+) sebanyak 81 orang (kasus baru 33 orang,
kasus lama 48 orang)
2. TB anak usia 0-14 tahun hasilnya (-).
3. ISPA didapatkan sebanyak 37 pasien.
4. Diare di wilayah kerja puskesmas Abeli didapatkan sebanyak 734
orang.
5. Kusta sebanyak 1 orang
6. HIV AIDS tidak ada kasus
F. Realisasi Pembiayaan Kesehatan
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia biaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
13
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara lain sebagai
berikut :
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri.
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan
kesehatan yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci
antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki
sumber pembiayaan antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran
rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD
Kabupaten/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan
untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan
diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
14
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat
dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut
dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran
yang diterima Puskesmas adalah Kepala Puskesmas sedangkan
administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas
yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas
usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan
kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
G. Cakupan Pelayanan Puskesmas Abeli
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas Abeli bertanggung jawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dan
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama, sesuai dengan
PERMENKES Nomor 74 Tahun 2015 tentang Puskesmas. Kedua jenis
Upaya kesehatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi Upaya
Kesehatan Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari :
Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KIA/KB),
Pelayanan Gizi, dan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Upaya Kesehatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Kota Kendari di bidang Kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Abeli, merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan/ atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia. UKM pengembangan di puskesmas Abeli terdiri dari :
15
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di puskesmas
Abeli dilaksanakan dalam bentuk :
1. Manajemen Puskesmas
2. Palayanan Kefarmasian berupa Apotek dan Gudang Obat
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Gizi
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam
melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan dan penilaian dapat berjalan efektif dan efisien sangat di
perlukan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan dan
pendukungnya.
16
BAB III
IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah
1. Pencapaian Indikator
Analisis penyebab masalah kesehatan program Kesling dan
Program Gizi di Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018
dijabarkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Analisis Masalah Upaya Kesehatan Program Kesehatan Lingkungan
dan Program Gizi di Puskesmas Abeli periode Januari – september
2018
Target Pencapaian Selisih
NO Indikator
(%) (%) (%)
Kesehatan Lingkungan
1 Kualitas Lingkungan Perumahan 62.25 71 0
Saluran Pembuangan Air Limbah 62.25 61 0
2
(SPAL)
3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 62.25 71 0
4 Jamban Keluarga 75 63 12
5 Sarana Air Bersih 75 78 0
6 Survei Jentik 75 91,2 0
7 Tempat Pengelolaan Makanan 75 78 0
GIZI
Ibu hamil mendapat tablet tambah
8 75 61,6 13,4
darah (TTD)
Balita kurus mendapat makanan
9 0 0 0
tambahan
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
10 0 0 0
mendapat makanan tambahan
11 Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 75 68 7
Remaja putri mendapat tablet tambah
12 75 80 0
darah (TTD)
13 Bayi baru lahir mendapat inisiasi 75 64 11
17
menyusu dini
14 Cakupan balita yang ditimbang 75 78,8 0
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6
15 75 57,7 17,3
bulan
Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin
16 75 89,2 0
A
Sumber : Data Primer 2018
2. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah harus melalui beberapa serangkaian
tahapan, yaitu dengan menilai besar masalah, kegawatan masalah,
kemudahan penanggulangan dan PEARL faktor. Dibawah ini akan
dibahas beberapa tahapan tersebut :
a. Besar masalah (Kriteria A)
Penilaian besar masalah dengan interval menggunakan rumus
sebagai berikut :
1) Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 16
= 1 + 3,3 (1,204)
= 1 + 3,973
= 4,973
=5
(Nilai Tertinggi−Nilai Terendah)
2) Interval =
Jumlah Kelas
(17,3−0)
=
5
17,3
=
5
= 3,46
18
Tabel 6. Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program
Besar Masalah Terhadap
Pencapaian Program
Interval
0 3,47 6,94 10,41 13,88
No Indikator Nilai
- - - - -
3,46 6,93 10,40 13,87 17,3
Nilai
2 4 6 8 10
Kesehatan Lingkungan
Kualitas Lingkungan
1 Perumahan X 2
19
Ibu hamil kurang energi kronik
(KEK) mendapat makanan
10 tambahan 2
X
Ibu nifas mendapat kapsul
11 vitamin A 6
X
Remaja putri mendapat tablet
12 tambah darah (TTD) 4
X
Bayi baru lahir mendapat
13 inisiasi menyusu dini X 6
20
Tabel 8. Kegawatan Masalah
Kegawatan Masalah
No Indikator Tingkat
Keganasan Biaya Nilai
Urgensi
Kesehatan Lingkungan
Kualitas Lingkungan
1 3 3 3 9
Perumahan
Saluran Pembuangan Air
2 3 2 2 7
Limbah (SPAL)
Tempat Pembuangan Sampah
3 3 3 2 8
(TPS)
4 Jamban Keluarga 4 3 3 10
5 Sarana Air Bersih 4 3 4 11
6 Survei Jentik 2 3 2 7
7 Tempat Pengelolaan Makanan 2 3 2 7
GIZI
Ibu hamil mendapat tablet
8 2 4 4 10
tambah darah (TTD)
Balita kurus mendapat
9 2 3 3 8
makanan tambahan
Ibu hamil kurang energi kronik
10 (KEK) mendapat makanan 4 2 3 9
tambahan
Ibu nifas mendapat kapsul
11 3 4 3 10
vitamin A
Remaja putri mendapat tablet
12 2 3 2 7
tambah darah (TTD)
Bayi baru lahir mendapat
13 3 5 5 13
inisiasi menyusu dini
14 Cakupan balita yang ditimbang 2 3 2 7
Pemberian ASI eksklusif pada
15 3 5 5 13
bayi 0-6 bulan
Rekapitulasi pemberian kapsul
16 2 3 2 7
vitamin A
21
c. Kemudahan penanggulangan (Kriteria C)
Kriteria kemudahan penanggulangan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 9. Kriteria Kemudahan Penanggulangan
Kriteria Nilai
Sangat Mudah 1
Mudah 2
Cukup Mudah 3
Agak Mudah 4
Tidak Mudah 5
22
darah (TTD)
13 Bayi baru lahir mendapat inisiasi 3
menyusu dini
14 Cakupan balita yang ditimbang 1
15 Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0- 5
6 bulan
16 Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin 2
A
23
Sampah (TPS)
4 Jamban Keluarga 1 1 1 1 1 1
5 Sarana Air Bersih 1 1 1 1 1 1
6 Survei Jentik 1 1 1 1 1 1
Tempat Pengelolaan
7 1 1 1 1 1 1
Makanan
GIZI
8 Ibu hamil mendapat tablet
1 1 1 1 1 1
tambah darah (TTD)
9 Balita kurus mendapat
1 1 1 1 1 1
makanan tambahan
10 Ibu hamil kurang energi kronik
(KEK) mendapat makanan 1 1 1 1 1 1
tambahan
11 Ibu nifas mendapat kapsul
1 1 1 1 1 1
vitamin A
12 Remaja putri mendapat tablet
1 1 1 1 1 1
tambah darah (TTD)
13 Bayi baru lahir mendapat
1 1 1 1 1 1
inisiasi menyusu dini
14 Cakupan balita yang
1 1 1 1 1 1
ditimbang
15 Pemberian ASI eksklusif pada
1 1 1 1 1 1
bayi 0-6 bulan
16 Rekapitulasi pemberian
1 1 1 1 1 1
kapsul vitamin A
24
Tabel 12. Nilai Prioritas Masalah
No Indikator A B C D NPD NPT
Kesehatan Lingkungan
1 Kualitas Lingkungan Perumahan 2 9 5 1 55 55
Saluran Pembuangan Air Limbah
2 2 7 4 1 36 36
(SPAL)
Tempat Pembuangan Sampah
3 2 8 4 1 40 40
(TPS)
4 Jamban Keluarga 8 10 4 1 72 72
5 Sarana Air Bersih 2 11 3 1 39 39
6 Survei Jentik 2 7 1 1 9 9
7 Tempat Pengelolaan Makanan 2 7 4 1 36 36
GIZI
8 Ibu hamil mendapat tablet
8 10 1 1 18 18
tambah darah (TTD)
9 Balita kurus mendapat makanan
2 8 2 1 20 20
tambahan
10 Ibu hamil kurang energi kronik
(KEK) mendapat makanan 2 9 2 1 22 22
tambahan
11 Ibu nifas mendapat kapsul
6 10 1 1 16 16
vitamin A
12 Remaja putri mendapat tablet
4 7 2 1 22 22
tambah darah (TTD)
13 Bayi baru lahir mendapat inisiasi
6 13 3 1 57 57
menyusu dini
14 Cakupan balita yang ditimbang 2 7 1 1 9 9
15 Pemberian ASI eksklusif pada
10 13 5 1 115 115
bayi 0-6 bulan
16 Rekapitulasi pemberian kapsul
2 7 2 1 18 18
vitamin A
25
f. Urutan Prioritas Masalah
Tabel 13. Urutan Prioritas Masalah
No Prioritas Masalah
1 Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
2 Jamban Keluarga
3 Bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusu dini
4 Kualitas Lingkungan Perumahan
5 Tempat Pembuangan Sampah
6 Sarana Air Bersih
7 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
8 Tempat Pengelolaan Makanan
9 Ibu hamil kurang energi kronik (KEK) mendapat makanan tambahan
10 Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD)
11 Balita kurus mendapat makanan tambahan
12 Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (TTD)
13 Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin A
14 Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
15 Survei Jentik
16 Cakupan balita yang ditimbang
26
a. Metode Pendekatan Sistem
Tabel 14. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah tentang ASI Eksklusif
Komponen Kemungkinan Penyebab
Input Man 1. Kesibukkan dari ibu menyusui sehingga
kurang memiliki waktu untuk menyusui anak
2. Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan
Kader untuk melakukan sosialisasi
mengenai ASI Eksklusif
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang ASI Eksklusif
Money Kurangnya dana untuk pelaksanaan
sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
pada ibu bayi 0-6 bulan
Material 1. Kurangnya media promosi untuk melakukan
sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik
berupa poster maupun brosur.
2. Kurangnya pelaporan puskesmas mengenai
pendataan pemberian ASI eksklusif
Method 1. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat
jam kerja masyarakat.
2. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu
dan pasangan usia subur tentang ASI
Eksklusif
Marketing 1. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada
masyarakat tentang pentingnya pemberian
ASI Eksklusif
2. Media promosi dan informasi yang beredar
di masyarakat masih kurang
Lingkungan 1. Kurangnya kesadaran, pemahaman, dan
partisipasi keluarga dan masyarakat tentang
ASI Eksklusif
2. Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat
kepada ibu menyusui untuk memberikan
27
ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Man Money
28
2) Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk
melakukan sosialisasi mengenai ASI Eksklusif
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif
4) Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan
menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu
bayi 0-6 bulan
5) Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI
Eksklusif baik berupa poster maupun brosur
6) Kurangnya pelaporan puskesmas mengenai pendataan pemberian
ASI eksklusif
7) Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat.
8) Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia
subur tentang ASI Eksklusif
9) Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang
pentingnya pemberian ASI Eksklusif
10) Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih
kurang
11) Kurangnya kesadaran, pemahaman, dan partisipasi keluarga dan
masyarakat tentang ASI Eksklusif
12) Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat kepada ibu menyusui
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
13) Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu
hamil
14) Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat
29
dahulu. Hal ini dilakukan agar penyelesaian masalah lebih efektif dan
efisien disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas.
B B B B F B H B J K B M N 6
C D E F G H C J K C M N 2
D D D D D D J D D M D 8
E F G E E J E L E E 5
F G H I J K F M N 1
G G G J G G G G 6
H H J H H M H 4
I J K I M N 1
J J J J N 3
K L M N 0
L M N 0
M M 1
30
N 0
Total 0 1 1 2 2 3 4 4 2 9 5 3 9 7 52
Vertikal
Total 4 6 2 8 5 1 6 4 1 3 0 0 1 0 41
Horizontal
Total 4 7 3 10 7 4 10 8 3 12 5 3 10 7 93
Jumlah 37 100
31
a. Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih
kurang. (J)
b. Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan
menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi
0-6 bulan. (D)
c. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat. (G)
d. Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu
hamil. (M)
e. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia
subur tentang ASI Eksklusif (H)
f. Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk melakukan
sosialisasi mengenai ASI Eksklusif (B)
g. Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI
Eksklusif baik berupa poster maupun brosur (E)
h. Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat (N)
32
h. H= Evaluasi dan pengawasan pemberian ASI eksklusif setiap
sebulan sekali
33
untuk kegiatan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui mengenai
pentingnya ASI eksklusif, memilih waktu dilaksanakan sosialisasi yang tidak
bertepatan dengan jam kerja masyarakat, membuat kelas ibu hamil saat di
Posyandu untuk edukasi ibu hamil saat kunjungan ANC, Pemberian
pembinaan khusus bagi ibu hamil dan pasangan usia subur tentang ASI
eksklusif dan Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan
sosialisasi.
34
Tabel 18. Plan of Action (PoA) Masalah kesehatan Program Kesehatan Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018
Tujuan Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Personil Biaya
Memberikan Memperbanyak Ibu hamil, ibu 100% Puskesmas Sekali 2 orang Pembuatan
informasi kepada media promosi menyusui, Abeli dalam petugas gizi video edukasi
masyarakat dan informasi dan enam Rp.500.000 x 2
mengenai berisi pentingnya pasangan bulan x 2 = Rp.
pentingnya ASI pemberian ASI usia subur 2.000.000,-
Eksklusif bagi ibu eksklusif seperti
dan bayi video edukasi
Pembuatan poster 5 Ibu hamil, 5 100% Posyandu di Sekali 2 orang Percetakan
ataupun brosur ibu menyusui wilayah kerja dalam petugas gizi 15 x Rp.30.000
untuk kepentingan dan 5 Puskesmas sebulan x 12
sosialisasi. pasangan Abeli = Rp 5.400.000
usia subur Desain poster
2 x 50.000 x 12
= Rp 120.000
Total: Rp.
5.520.000,-
Meningkatkan Pelatihan teknik 5 Petugas 100% Puskesmas Sekali Kepala Transportasi
pengetahuan dan sosialisasi Gizi, 5 Abeli dalam Puskesmas 42 x
motivasi bagi pentingnya petugas KIA, setahun Abeli Rp.100.000=
petugas pemberian ASI 10 Kader Rp 4.200.000
kesehatan dan EKsklusif Konsumsi 42 x
kader dalam 20.000= Rp.
mensosialisasikan 840.000
ASI Eksklusif Total: Rp.
5.040.000,-
35
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengelolaan data primer mengenai masalah upaya
kesehatan program KIA-KB dan Gizi Puskesmas Abeli periode Januari –
September 2018, dapat disimpulakan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Prioritas masalah upaya kesehatan program Kesehatan lingkungan dan
Gizi Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018, yaitu pada
Program Gizi dengan masalah “ASI Eksklusif”.
2. Prioritas penyebab masalah yang ditetapkan pada upaya kesehatan
Program Gizi Abeli periode Januari – september 2018, yaitu :
a. Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih
kurang.
b. Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan
menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi
0-6 bulan.
c. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat.
d. Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu
hamil.
e. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia
subur tentang ASI Eksklusif.
f. Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk melakukan
sosialisasi mengenai ASI Eksklusif
g. Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI
Eksklusif baik berupa poster maupun brosur
h. Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat
3. Alternatif pemecahan masalah yang ditetapkan pada upaya kesehatan
Program Gizi Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018,
yaitu :
36
a. Memperbanyak media promosi dan informasi berisi pentingnya
pemberian ASI eksklusif.
b. Penambahan kebutuhan dana untuk kegiatan sosialisasi pada ibu
hamil dan menyusui mengenai pentingnya ASI eksklusif
c. memilih waktu dilaksanakan sosialisasi yang tidak bertepatan
dengan jam kerja masyarakat
d. membuat kelas ibu hamil saat di Posyandu untuk edukasi ibu hamil
saat kunjungan ANC
e. Pemberian pembinaan khusus bagi ibu hamil dan pasangan usia
subur tentang ASI eksklusif
f. Pemberian apresiasi kepada petugas kesehatan dan kader yang
sering melakukan sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif
g. Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan sosialisasi.
h. Evaluasi dan pengawasan pemberian ASI eksklusif setiap sebulan
sekaliSaran
B. Saran
Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalah kurangnya
cakupan ASI Eksklusif dalam wilayah kerja Puskesmas. Melalui tulisan ini,
penulis menuangkan saran yang diharapkan dapat meningkatkan capaian
ASI Eksklusif, yaitu :
1. Melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif kepada masyarakat
dengan mewajibkan hadirnya anggota keluarga sebagai pendamping
2. Mengadakan pembinaan rutin bagi petugas kesehatan dan kader untuk
meningkatkan motivasi dalam mensosialisasikan ASI Eksklusif
3. Membuat data mengenai Ibu menyusui untuk pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0-6 bulan.
4. membuat dan memperbanyak media promosi dan informasi yang
beredar di masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
5. Memberikan informasi kepada keluarga terdekat ibu hamil atau ibu
menyusui untuk selalu memberi dukungan agar dapat memberikan ASI
eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN 1. Grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
A. Program Kesehatan lingkungan
60
40
20
0
ANGGAL TOBIME BENUA Puskes
ABELI TALIA POASIA LAPULU PUDAY
OMELAI ITA NIRAE mas
Capaian 74.5 82.4 72.1 71.1 76.1 80.6 70.8 86 77
60
40
20
0
ANGGA
TOBIM BENUA LAPUL Puskes
ABELI LOMEL TALIA POASIA PUDAY
EITA NIRAE U mas
AI
KEADAN RUMH 72 71 89 66 70 72 63 76 71
KEADAAN SPAL 70 69 87 60 69 67 60 66 67
KEADAAN TPS 70 72 88 70 70 69 63 83 71
100
80
Axis Title
60
40
20
0
ANGGAL TOBIMEI BENUAN PUSKES
ABELI TALIA POASIA LAPULU PUDAY
OMELAI TA IRAE MAS
Series1 93.2 83.4 83 71 82.6 76.9 85.1 77.8 91.2
39
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM
LINGKUNGAN SEHAT BIDANG AIR DAN
SANITASI JAMBAN
100
80
Axis Title
60
40
20
0
ANGGAL TOBIME BENUA Puskes
ABELI TALIA POASIA LAPULU PUDAY
OMELAI ITA NIRAE mas
capaian 83 79 83 67 87 73 54 76 63
B. Program Gizi
60
40
20
0
Benua Tobimei Anggola Puskes
Puday Lapulu Abeli Poasia Talia
Nirae ta melai mas
Capaian 87.8 90.3 88.8 90.5 87.2 89.6 88.9 90.5 89.2
60
40
20
0
Benua Tobimei Anggola Puskes
Puday Lapulu Abeli Poasia Talia
Nirae ta melai mas
Capaian 66.7 60.5 63.2 82 77.8 76 60.4 74.5 61.6
40
Capaian Bayi Baru Lahir yang Mendapat Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) Peridoe Januari-September 2018
100
80
Axis Title
60
40
20
0
Benua Tobimei Anggola Puskes
Puday Lapulu Abeli Poasia Talia
Nirae ta melai mas
Capaian 80 58 45 56 81 69 57 73 64
60
40
20
0
Benua Tobimei Anggola Puskes
Puday Lapulu Abeli Poasia Talia
Nirae ta melai mas
Capaian 65.3 56.8 58.2 54.2 54.8 64.5 53.2 56.3 57.7
41
Lampiran 2. Dokumentasi
42
Lampiran 2. Dokumentasi
43
Lampiran 2. Dokumentasi
44