Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan bagi anak usia dini atau anak usia 0-8 tahun, sejak lama telah menjadi
perhatian para orang tua, para ahli pendidikan, dan pemerintah. Hal ini karena begitu
bermakna dan menentukan pendidikan pada masa usia dini tersebut bagi jenjang pendidikan
dan perkembangannya di masa depan. Pada masa ini pendidikan, sesuai dengan watak anak,
berlangsung dalam bentuk permainan. Karena itu, melarang bermain bagi anak sama dengan
melarang anak belajar.

Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang atau tidak
menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak, sehingga para
orang tua tidak pernah memberikan perhatian, apalagi secara terencana untuk memfasilitasi
kecenderungan tabiat bermain anak tersebut, apalagi secara terprogram. Bahkan tidak jarang
orang tua tidak sabar dan merasa kesal bila melihat anaknya bermain dengan mengacak-acak
barang yang dimainkannya.

Tidak jarang orang tua memilih agar rumahnya tetap tampak rapih, tidak disentuh-sentuh,
dicorat coret dan membatasi anaknya yang akan bermain, sehingga tanpa disadari bahwa
secara substansial ia telah mengabaikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Akibatnya, banyak potensi anak yang semestinya berkembang dengan baik akan mengalami
hambatan dan bahkan mati.

Tulisan sederhana ini akan membahas bagaimana cara mengetahui konsep bermain anak,
serta akan sedikit menjelaskan ruang lingkup keperawatan anak agar kita tahu bagaimana kita
mendidik anak di usia dini.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan peper ini, mengingat keterbatasan waktu untuk menyelesaikannya,


penulis memiliki batasan-batasan masalah yang digunakan untuk mengembangkan teori-teori
mengenai konsep konsep bermain pada anak.

1. Apakah fungsi bermain pada anak?


2. Bagaimana pedoman untuk keamanan bermain pada anak?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui fungsi bermain pada anak.


2. Mengetahui pedoman untuk keamanan bermain pada anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERMAIN PADA ANAK

Ketika masa anak sudah memasuki masa bermain atau istilah lain disebut masa toddler
maka anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya disitu lah anak membutuhkan suatu
permainan,maka tidak terlalu heran masa anak anak sangat identik dengan masa bermain
karena perkembangan anak mulai akan di asah sesuai dengan kebutuhannya disaat tumbuh
kembang. Akan tetapi banyak orang yang menganggap masa bermain pada anak tidaklah
mendapat suatu perhatian secar khusus sehingga banyak nya orang tua yang membiarkan
anak tanpa memberikan pendidikan terhadap peremainan yang di miliki anak.Untuk itu
sebelum memahami alat permainan pada anak secara khusus maka lebih dahulu harus
mengenal pengertian bermain pada anak yang ditinjau dari aspek keperawatan.

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan,memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berprilaku dewasa. Sebagai kebutuhan sebagian juga perlu diperhatikan
secara cermat bukan hanya dijadikan mengisi kesibukan atau mengisi waktu luang. Bagi
orang tua bermain pada anak harus selaludiperhatikan sebagai mana mempoerhatikan
terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya.Selain proses bermain pada anak sangat penting
mengingat dalam proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain
seperti kreativitas anak,perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan sesuai
dengan proses pematangan perkembangan.Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya
kebutuhan bermain pada anak dapat terlihat pula pada pola perkembangan.Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh kesenangan dan
bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social (Depdikbud,
1983).

3
B. TUJUAN BERMAIN PADA ANAK

Anak bermain pada dasarnya agar memperoleh kesenangan, sehingga ia tidak akan
merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih. Bermain adalah unsur yang penting untuk
perkembangan fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial (Soetjiningsih, 1995).
Anak dengan bermain dapat mengungkapkan konflik yang dialaminya, bermain cara yang
baik untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran dan kedukaan. Anak dengan bermain dapat
menyalurkan tenaganya yang berlebihan dan ini adalah kesempatan yang baik untuk bergaul
dengan anak lainnya (Soetjiningsih, 1995)

C. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK

Fungsi bermain bagi anak :

1. Perkembangan Sensori dan Motorik


Yaitu membantu perkembangan gerak dengan memainkan suatu obyek, misalnya :
meraih pensil. Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktivitas
anak dapat mengeksplotasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
dengan rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan
sensurik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut daapt dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak dikemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang
baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsangmelalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih
cepat berkembang dibandingkan dengan tidak ada stimulasi sejak dini. Kemudian
pada perkembangan motorik apabila sejak usia bayi kemampuan motorik sudah
dilakukan rangsangan maka kemampuan motorik akan cepat berkembang di
bandingkan dengan tanpa stimulasi seperi rangsangan kemampuan menggenggam ini
4
akn memberikan dasar dalam perkembangan motorik selanjutnya. Jadi rangsangan
atau stimulasi yang dimagsud tersebut adalah melalui suatu permainan.

2. Perkembangan Kognitif
Yaitu membantu mengenai benda disekitar misalnya : logo, balok (bongkar pasang
mainan). Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini tampak
terlihat pada anak sedang berrmain,maka anak akan mencoba melakukan
berkomunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan seperti
dunia tempat tinggal,mampu membedakan khayalan dan kenyataan,mampu belajar
warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Perkembangan social
Yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok misalnya : dapat diperolah dari orang tua, guru, orang lain disekitar
bermain, maka anak akan bertingkah laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan, jujur terhadap orang lain. Sebagai a Proses
sosialisasi dapat terjadi melalui permainan,sebagai contoh dimana pada usia bayi anak
akan merasa kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan kesenangan
terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada
usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai
proses sosialisasi satu dengan yang lain,kemudian bermain peran seperti bermain,
berpura pura jadi seorang guru,jadi seorang anak, jadi seorang bapak,jadi seorang ibu
dll,kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang
lain.
4. Meningkatkan kreativitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam meningkatkan kreativitas,dimana anak mulai
belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek
yang digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kretif melalui model
permainan ini seperti bermain bongkar pasang mobil mobilan
5
5. Meningkatkan kesadaran diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang mereupakan bagian dari
individu yang saling berhubungan anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Nilai terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya
stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri
anak terhadap dunianya. Selain itu bermain akan memberi kesempatan pada anak
untuk mengekpresikan perasaan yangb tidak enak. Misal: marah.depresi,benci,takut.
7. Mempunyai nilai moral pada anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah
dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang
memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
8. Alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada anak yang
belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

D. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah
dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas
origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan
bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata
(Hurlock, 1998)
2. Bermain pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya bermain atau

6
menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga,
tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif (Hurlock, 1998).

E. PEDOMAN UNTUK KEAMANAN BERMAIN

1. PEMILIHAN

a. Pilih mainan yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan dan minat anak
b. Pilih mainan yang man untuk anak tertentu ; lihat label yang menunjukkan
kelompok usia yang sesuai. Mainan yang aman untuk suatu usia mungkin tidak
aman untuk usia lain
c. Untuk bayi, toddler, dan semua anak yang masih memasukkan objek-objek ke
mulut, hindari mainan dengan bagian-bagian yang kecil yang dapat menimbulkan
bahaya tersedak dan aspirasi yang fatal. Mainan pada kategori ini biasanya di label
: “ tidak dianjurkan untuk anak dibawah 3 tahun “
d. Untuk bayi hindari mainan dengan kawat atau kabel yang panjangnya 17 cm atau
lebih, karena dapat menyebabkan ia tercekik
e. Untuk anak di bawah 8 tahun, hindari mainan listrik dengan elemen pemanas
f. Untuk anak dbawah 5 tahun, hindari panah atau papan panahan.
g. Periksa adnya label keamanan seperti”tahan api” atau “tahan panas”.
h. Pilih mainan yang cukup tahan lama untuk permainan kasar, lihat untuk
kekokohan konstruksi seperti mata, hidung, atau bagian kecil lainnya.
i. Pili mainan dengan tepi halus atau kasar. Hindari mainan dengan tepi tajam yang
dapat memotong atau mempunyai ujung yang tajam. Ujung pada bagian dalam
mainan dapat menusuk bila mainan tersebut patah.
j. Hindari mainan dengan objek tembakan atau lemparan yang dapat mencederai
mata.
k. Hal ini termasuk mainan dimana peluru, seperti stik atauu batu kerikil dapat
digunakan sebagai pengganti untuk proyek tersebut.
l. Panah dan papan panahan yang digunakan oleh anak, harus berujung tumpul dan
dibuat dari bahan pegas. Pastikan ujung terletak dengan aman.
m. Pastikan bahwa bahan-bahan pembuat mainan tersebbut tidak beracun.
n. Hindari mainan yang membuat kebisingan yang dapat merusak kebisingan yang
dapat merusak pendengaran.
o. Mainan yang berdecit sekalipun akan terlalu keras bila dibunyikan didekat telinga
p. Bila memilih penutup untuk menutupi senjata, cari label yang diharuskan oleh
negara atau tipe pelindung lain. Periksa untuk memastikan baahwa ujung tersebut
aman.
7
q. Bila memilih mainan senjata, pastikan bahwa barel atau keseluruhan senjata
berwarna terang untuk menghindari kesalahan dengan senjata yang sebenarnya.
r. Periksa instruksi mainan untuk kejelasan. Instruksi ini harus jelas untuk orang
dewasa dan bila tepat untuk anak-anak.

2. PENGAWASAN

a. Pertahankan lingkungan bermain yang aman.


b. Singkirkan dan buang penutup plastic dengan segera, pembungkus ini dapat
menyumbat pernapasan.
c. Singkirkan mainan-maina yang besar, bantalan benturan, dan kotak-kotak dari
bantalan bermain, anak yang sangat berani dapat menggunakan alat-alat tersebut
sebagai alat untuk memanjat atau terjatuh
d. Susun “aturan dasar” untuk bermain
e. Awasi anak kecil dengan cermat selama bermain
f. Ajarkan anak tentang bagaimana caranya menggunakan mainan dengan tepat dan
aman
g. Instruksikan anak yang lebih besar untuk menyimpan mainan mereka jauh dari
saudara yang lebih kecil, teman
h. Jaga agar anak yang sedang bermain dengan mainan mainan yang dapat
dikendarai agar jauh dari tangga, tanjakan, lalu lintas dan kolam renang
i. Tetapkan dan kuatkan aturan mengenai pakaian pelindung
j. Tegaskan bahwa anak memakai helm ketika mengendarai sepeda, skateboard, in-
line skate
k. Tegaskan bahwa anak memakai sarung tangan dan pelindung pergelangan, siku
dan lutut ketika bermain skate board atau in-line skate
l. Instruksikan anak tentang keamanan listrik
m. Ajarkan anak tentang cara yang tepat untuk melepaskan mainan listrik dari
terminal stop kontaknya, tarik stop kontaknya, buak kabelnya
n. Ajarkan anak untuk memperhatikan alat-alat listrik dan bahkan mainan yang
dioperasikan dengan listrik, seringkali anak tidak mengenal bahwa listrik ada
hubungannnya dengan air
o. Ajarkan anak tentang keamanan penggunaan alat dalam situasi yang dapat
menyebabkan cedera seperti gunting, pisau, jarum, elemen pemanas atau loop,
kawat panjang atau kabel

8
3. PEMELIHARAAN

a. Inspeksi mainan yang lama dan baru secara teratur untuk melihat adanya
kerusakan, bagian yang kendor, dan bahaya potensial lain
b. Cari adanya tepi yang tajam atau bergerigi atau bagian yang patah yang dapat
menimbulkan bahaya tersedak
c. Periksa bagian yang dapat digerakkan untuk memastikan alat ini dilekatkan
dengan aman pada mainan menjadi berbaahaya bila dilepaskan
d. Periksa semua mainan diluar rumah secara teratur untuk adanya karat dan bagian-
bagian yang sudah lemah atau tajaam yang dapat membahayakan anak
e. Periksa kabel listrik dan stop kontak untuk melihat adanya bagian yang terputus
atau menjuntai
f. Pertahankan mainan dalam kondisi baik, tanpa tanda bahaya yang mungkin seperti
tepi tajam, serpihan, tampak lemah atau berkarat
g. Lakukan perbaikan dengan segera atau buang jauh dari jangkauan anak
h. Kikir mainan kayu yang tajam atau haluskan permukaannya
i. Gunakn hanya cat berlabel “non toksik” untuk mencat ulang mainan, kotak
mainan, atau perabot anak.

4. PENYIMPANAN

a. Berikan tempat yang aman untuk menyimpan mainan anak


b. Pilih kotak atau boks mainan yang berventilasi, bebas dari alat pengunci yang
dapat menjebak anak di dalamnya dan berikan design penutup bukan untuk
menjepit jari anak atau menjatuhi kepala anak
c. Bila wadah lain yang digunakan untuk menyimpan barang-barang, wadah ini
harus disesuaikan dengan alat penyokong bila memiiliki penutup untuk
meenghindari anak terjebak dan kekurangan napas
d. Ajarkan anak untuk menyimpan mainan dengan aman dalam upaya mencegah
cedera kecelakaan dari tergelincir, terjebak atau jatuh karena mainan
e. Alat bermain yang berarti untuk anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa
harus disimpan di tempat yang tinggi di lemari tertutup, atau di area lain yang
tidak dapat dijangkau oleh anak kecil

9
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

Dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi
lebih akrab. Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
dalam bermain yaitu:

a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus
sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya
permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan
berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.

c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau
anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan
kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk
membantu anak mengenal identitas diri.

d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi an ak dan kreativitas anak


dalam bermain.

e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa bermain merupakan sarana utama untuk
belajar tentang hukum alam, hubungan antar orang dan hubungan antara orang dan objek.
Karena itu bermain bagi anak adalah mutlak, karena lekat dan merupakan kecenderungan
tabiat insaniah. Maka tidak seorangpun yang tidak pernah bermain, tentu sesuai kapasitas
dan kemampuan dalam melakukannya. Dengan bermain anak akan ceria, kreatif,
meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, mengatur diri dan seterusnya. Melarang
bermain berarti melarang belajar. Selain itu konsep bermain pada anak dipengaruhi oleh
factor-faktor bermain,kategori bermain,fungsi dan pedoman bermain pada anak.
Adapun fungsi bermain bagi anak yaitu:
 Mengembangkan sensori dan motorik
 Perkembangan kognitif
 Perkembangan sosial
 Meningkatkan kreativitas pada anak.

Sedangkan pedoman untuk keamanan bermain pada anak dapat dilakukan dengan:

 Pemilihan
 Pengawasan
 Pemeliharaan
 Penyimpanan mainan pada anak.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika


 Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, BAGIAN KESEHATAN ANAK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYAHA BALI, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
1995 Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai