Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dewasa ini penggunaan bahan konstruksi meningkat tajam dengan
maraknya pembangunan, salah satu bahan konstruksi yang diperlukan adalah
semen. Produksi semen menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan,
setiap 1 ton semen dapat menghasilkan 1 ton CO2 (McCafrey,2010). Sehingga
dapat dikatakan bahwa emisi karbondioksida dunia sebanyak 7% dihasilkan dari
produksi semen (Olutoge dan lain-lain,2010).
Konservasi lingkungan merupakan perhatian utama masyarakat dunia saat
ini termasuk Indonesia, kerusakan alam akibat produksi bahan konstruksi tidak
dapat dihindarkan maka dari itu diperlukan metode pembuatan beton yang
mengusung konsep ramah lingkungan, namun tidak luput memperhatikan aspek-
aspek kelayakan teknis konstruksi yang dipersyaratkan.
Salah satu masalah lingkungan selain pencemaran limbah akibat produksi
semen, yaitu limbah hasil pertanian dan rumah tangga. Limbah hasil pertanian
yang dapat dimanfaatkan adalah serabut jagung, saat ini jagung umumnya hanya
dimanfaatkan bijinya, sedangkan serabut jagung menjadi limbah, demikian pula
dengan sekam padi dapat dijadikan abu sekam padi, kemudian dimanfaatkan
sebagai subtitusi parsial semen.
Tidak hanya limbah hasil pertanian, limbah rumah tanggapun mendominasi
permasalahan lingkungan saat ini, limbah kaca umumnya dihasilkan oleh
konsumsi rumah tangga harian, sehingga limbah menghasilkan intesitas yang
besar dan kontinu, namun pemnfaatan terbatas pada daur ulang dengan biaya
relatif besar. Disisi lain serbuk kaca pada proses pembuatan beton inovasi dapat
mensubstitusi parsial penggunaan semen dikarenakan kandungan silika yang
dimilikinya serta dapat mengisi celah-celah beton bahkan dapat meningkatkan
kuat tarik beton, sehingga serbuk kaca berpotensi digunakan sebagai substitusi
parsial semen pada beton.
Beberapa masalah diatas kemudian yang menjadi latar belakang dalam
inovasi pembuatan beton dengan serbuk kaca dan abu sekam padi sebagai
substitusi parsial semen dan penambahan serabut jagung (zea mays) sebagai filler
beton dengan menunjang konsep beton ramah lingkungan (green concrete).

1.2. Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan inovasi pembuatan beton
dengan serbuk kaca dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen
dan penambahan serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan
menunjang konsep beton ramah lingkungan (green concrete) terhadap
perolehan kuat tekan beton ?
2. Bagaimana nilai ekonomis inovasi pembuatan beton dengan serbuk kaca
dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen dan penambahan
serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan menunjang konsep
beton ramah lingkungan (green concrete) dibandingkan dengan beton
normal ?
3. Bagaimana potensi pengaplikasian inovasi pembuatan beton dengan
serbuk kaca dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen dan
penambahan serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan
menunjang konsep beton ramah lingkungan (green concrete) dalam
pembangunan insfrastruktur untuk menunjang konsep Green Building di
Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan inovasi pembuatan beton
dengan serbuk kaca dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen
dan penambahan serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan
menunjang konsep beton ramah lingkungan (green concrete) terhadap
perolehan kuat tekan beton.
2. Mengetahui nilai ekonomis inovasi pembuatan beton dengan serbuk kaca
dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen dan penambahan
serabut jagung (zea mays) sebagai filler beton dengan menunjang konsep
beton ramah lingkungan (green concrete) dibandingkan dengan beton
normal.
3. Mengetahui potensi pengaplikasian pembuatan beton dengan serbuk kaca
dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen dan penambahan
serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan menunjang konsep
beton ramah lingkungan (green concrete) dalam pembangunan
insfrastruktur untuk menunjang konsep Green Building di Indonesia.

1.4. Manfaat
1. Untuk mengetahui kualitas inovasi pembuatan beton dengan serbuk kaca
dan abu sekam padi sebagai substitusi parsial semen dan penambahan
serabut jagung (Zea mays) sebagai filler beton dengan menunjang konsep
beton ramah lingkungan (green concrete), sehingga diharapkan dapat
menjadi rekomendasi penggunaan beton inovasi sebagai material
konstruksi mutu tinggi dan ramah lingkungan.
2. Menekan biaya pembuatan beton karena menggunakan bahan limbah
yang sebagai pengganti substituen semen dan pasir.
3. Menambah wawasan mahasiswa bidang teknologi beton, aplikasi, dan
rekayasa beton.
BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1.Anggaran Biaya
Berikut perincian anggaran dana dari beton inovasi.
Material Berat Harga Harga
Semen 271,11 kg Rp 1.804,00 Rp 489.082,44
Pasir 747,02 kg Rp 318,181 Rp 237.687,5706
Split 1105,56 kg Rp 187,00 Rp 206.739,72
Serbuk kaca 33,89 kg Rp 400,00 Rp 13.556,00
Abu sekam
33,89 kg Rp 600,00 Rp 20.334,00
padi
Serabut
39,31 kg - -
jagung
Total Rp 967.399,7306
Tabel 5.1 RAB Pembuatan Beton dengan Bahan Inovasi
5.2. Perbandingan RAB per m3 beton normal dengan beton inovasi oleh
peserta.
Untuk mengetahui nilai ekonomis pada beton ini, maka dilakukan
perincian anggaran dana dari masing masing beton. Berikut hasil analisa
harga pembuatan beton biasa dan beton inovasi.
Material Berat Harga Harga
Semen 338,89 kg Rp 1.804,00 Rp 611.357,56
Pasir 786,33 kg Rp 318,181 Rp 250.195,2657
Split 1105,56 kg Rp 187,000 Rp 206.739,72
Total Rp 1.068.292,546
Tabel 5.2 RAB Pembuatan 1 m3 Beton tanpa Bahan Inovasi

Dari hasil perhitungan RAB di atas dengan penggunaan bahan inovasi


dalam pembuatan 1m3 beton dapat mengurangi biaya sebesar Rp
100.892,8154

Anda mungkin juga menyukai