Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMBENTUKAN KEHIDUPAN BARU

OLEH KELOMPOK 1 :

Aprilia Evaly Benggu 1807020055

Brian Ishak Kebkole 1807020056

Fabiana M. A. Noa Nau 1807020057

Ida Ayu Yolandy Putri 1807020048

Indahriyati Priskilla Joni 1807020022

Januarius Naisuan 1807020017

Juwita D. R. Nomleni 1807020071

Lanny O. M. Boru 1807020020

Makrina H. Selviana 1807020011

Mami Y. Missa 1807020031

Maria Y. Karlenci 1807020018

Maria Oktafiana Luan 1807020043

Sophia N. Poke 1807020042

Susana Toh 1807020066

Vindy Nalle 1807020058

Wilda Isliko 1807020064

Yolanda Mbolik 1807020069

i
DAFTAR ISI

KOVER ..................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5

2.1 Perkembangan Masa Prenatal............................................................................................. 5

2.1.1 Karakteristik Masa Prenatal ........................................................................................ 7

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal ........................ 8

2.1.3 Upaya-upaya Mengatasi Ketidakteraturan Perkembangan Masa Prenatal ............. 11

2.2 Perkembangan Masa kelahiran ........................................................................................... 13

2.2.1 Tahap-tahap Kelahiran .................................................................................................. 13

2.2.2 Pengaruh Kelahiran Terhadap Perkembangan Pasca Lahir ..................................... 14

2.2 Masalah-masalah Pada Masa Prenatal ............................................................................... 16

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 22

3.1 Simpulan ................................................................................................................................ 22

3.2 Saran .................................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 24

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmatnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul
makalah ini adalah “Pembentukan kehidupan baru”. Makalah ini berisi tentang Masa
prenatal,ciri-ciri prenatal,tahap-tahap masa prenatal,faktor-faktor yang mempengaruhi masa
prenatal,upaya-upaya mengatasi ketidakteraturan perkembangan masa prenatal,masa
melahirkan dan kasus-kasus yang berhubungan dengan masa prenatal. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi perkembangan.
Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada makalah
ini,sehingga kritik dan saran sangat diperlukan penulis untuk melengkapi makalah ini baik
dari segi teori, metode,dan analisis sehingga dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya.

Kupang, Februari 2019

Penulis

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan seringkali mendapat pengertian yang salah, mereka menganggap
perkembangan bahwa pengertian merupakan pola-pola perubahan yang terjadi sepanjang hayat,
yakni dimulai dari masa konsepsi dan berlangsung terus sampai dengan sepanjang hidup
manusia. Perkembangan tejadi dalam berbagai ranah, seperti biologi (perubahan jasmani), sosial
(perubahan hubungan sosial), emosional (perubahan pengalaman dan pemahaman emosional),
dan kognitif (perubahan proses kognitif).
Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan
telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum)
wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot.
Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan
manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis
makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan
membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor
perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan
pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap
perkembangan pascalahir.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengertian masa prenatal?
2) Bagaimana pengertian masa kelahiran?
3) Apa saja masalah dalam masa prenatal?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui perkembangan masa prenatal.
2) Untuk mengetahui perkembangan masa kelahiran.
3) Untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam masa prenatal.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Perkembangan Masa Prenatal


Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni pertemuan antara
sperma dan ovum hingga berakhir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180
sampai 344 hari lamanya. Setelah masa ini, seorang ibu akan melahirkan bayinya. Namun, ada
kalanya usia kelahiran dapat terjadi secara mendadak dan terjadi sebelum usia enam bulan.
Karena kondisi fisik janin yang belum genap berusia tujuh bulan sangat lemah, belum mampu
bernafas secara mandiri, dan fungsi tubuh belum berfungsi sempurna, akibatnya janin tersebut
cenderung meninggal dunia karena belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan di luar
5ormo ibunya.

2.1.1. Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap,
yaitu:

a. Tahap Germinal (0-12 Bulan)

Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses


ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses
pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopi
menuju 5ormo. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan mengalami
perkembangbiakan menjadi dua sel 5ormone. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi
jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam 5ormo ini disebut blastosyst. Bagian
luar blastosyst akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.

Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan
berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc),
yaitu: (a) 5ormone5, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b)
endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti 5ormon
pernafasan, 5ormon pencernaan, 5ormone5 atau organ internal lainnya, (c) mesoderm,

5
lapisan tengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-otot, tulang,
6ormon sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).

Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding
6ormo. Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding 6ormo setelah masa
konsepsi dinamakan implantasi.

b. Tahap Embrio (13-24 bulan)

Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding
6ormo. Dalam tahap ini, 6ormon dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang
pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organisme memperoleh
perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang normal, sehat fisik
maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian dengan baik, organisme
akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik ataupun psikis.

Diantara plasenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang
disebut tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi
sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi
untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan pembuangan dari
bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan
setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam
embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.

c. Tahap Janin (25-37 bulan)

Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang
menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan
sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin
memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus
berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan.

d. Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir)

6
Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam
bentuk/rupa maupun perubahan 7ormon, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak
tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini.

Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat
mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.

Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi 7ormon
seperti posisi di dalam tubuh dewasa.

Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama
bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus
berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan
gizi yang sebaliknya mempengaruhi perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan
terakhir periode prenatal.

Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas
dan dua puluh. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana
gerakan mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak
janin pada saat janin mengambil posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam
persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu menggelinding
dan menendang, gerak pendek atau cepat.

Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila
lahir sebelum waktunya.

Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih
kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

2.1.2. Karakteristik Masa Prenatal


Meskipun 7relatif 7 singkat, periode prenatal mempunyai enam karakteristik penting,
masing-masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama
rentang kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:
a) Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.

7
b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat
bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya
bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan 8ormon.
c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan
dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya
dengan pembuahan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode
prenatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e) Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik
maupun psikologis.
f) Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan
membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia


selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia
dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.

Istilah nature mengandung pengertian faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan


aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua
akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang bersifat fisiologis
seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit, rambut, jenis penyakit, akan tetapi juga
karakteritik psikologis yang menyangkut tipe, kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan
lain-lain.

Konsep nurture merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal,


seperti: pola asuh, pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial ekonomi, agama, dan
sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri,
cerdas, dan bertanggung jawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung
perkembangan tersebut. Lingkungan hidup yang buruk akan menyebabkan individu berkembang
menjadi seorang pribadi yang tidak baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.

8
a) Genetis

Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi
oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis
karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis
atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung
bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan
menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya
pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old &
Fieldman, 1998: 2004).

Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner,
1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu
sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan 9ormon pada hal-hal sebagai
berikut :

1) Sifat- sifat Fisik

Sifat-sifat fisik yang dapat diturunkan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki
atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun
kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, 9ormone9, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang
dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.

2) Intelegensi

Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya.
Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain,
sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh
pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak
cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).

9
3) Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun


afektif yang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang
dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan
perilaku seseorang.

Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkingan hidupnya, kepribadian


dipengaruhi pula oleh faktor 10ormone yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai
penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik
kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang
tuanya.

Gen yang terdapat di dalam 10ormone dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini
dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam
transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familia, kelainan khusus tertentu, tipe
tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat
bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena
gangguan endokrin atau gizi. Peranan 10ormone pada sifat perkembangan mental masih
merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi
mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut
tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa
hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.

b) Lingkungan

Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau 10ormone10
pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu,
sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.

Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004)
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang

10
terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode
11ormone1111. Masing-masing pertumbuhan 11ormon organ atau anggota tubuh memiliki
periode 11ormone1111 yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.

Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga
ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor
eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses
kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen
adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat
membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik,
kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan
gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.

Karena itu, para ahli psikologis maupun medis berusaha keras untuk mengatasi dan
membantu perawatan pada wanita hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan tanggung jawab
dari calon ayah dan calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.

c) Interaksionisme antara Genetis dan Lingkungan

Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas, maka
para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor
genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal
kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja, oleh karena itu, keduanya harus digabungkan
untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang
dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis,
sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun
psikologis.

2.1.4. Upaya-upaya Mengatasi Ketidakteraturan Perkembangan Masa Prenatal

Masa hamil merupakan masa penting yang harus diperhatikan secara serius. Keteledoran
dalam perawatan terhadap janin dalam kandungan akan membawa dampak buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Setiap kondisi yang tidak baik selama

11
periode kehamilan akan mempengaruhi perkembangan anggota-anggota tubuh dan seluruh pola
perkembangan janin.

Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan pada kehamilan antara
lain:

1) Asupan Gizi dan Nutrisi

Pemenuhan kebutuhan makanan sehat yang mengandung nutrisi, gizi, vitamin,


protein, dan mineral selama kehamilan adalah mutlak dan tak dapat ditunda-tunda lagi.
Bayi-bayi yang dilahirkan dari orang tua yang memperhatikan masalah ini ternyata
membawa pengaruh positif. Ia menjadi bayi yang sehat, cerdas, lincah, dan mudah
bergaul. Sebaliknya ibu yang selama hamil tak mau dan tak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi, ternyata menyebabkan bayi lahir 12ormone1212, berat kurang dari 2500 gram,
mengalami gangguan pernapasan, sulit bergaul dan taraf intelegensinya rendah (Berk,
1991:1993, Hetherington & Parke, 1999).

2) Perilaku Hidup Sehat

Semasa hamil, seorang wanita hendaknya tak terlibat dalam penggunaan obat-
obatan, kecuali dalam keadaan sakit yang memerlukan pengawasan medis dari dokter.
Kelalaian dalam memperhatikan kondisi kehamilan yang disebabkan oleh penggunaan
narkoba (narkotik dan obat-obat terlarang lainnya) akan membawa dampak 12ormone12
bagi bayi yang dilahirkan. Calon ayah juga diharapkan tidak mengkonsumsi 12ormone,
obat-obatan terlarang atau merokok agar tidak mempengaruhi kehamilan istrinya. Orang
tua yang kecanduan narkoba akan menyebabkan kelahiran bayi 12ormone1212,
keguguran, kematian bayi, intelegensi rendah, bahkan mengalami retandasi mental
(Papalia, Olds & Feldman, 1998)

3) Konseling Pra Pernikahan

Konseling ini bertujuan untuk memepersiapkan calon pasangan suami-istri yang


akan menghadapi berbagai masalah perkawinan, memelihara dan merawat anak,
memenuhi kebutuhan ekonomi, dan melakukan komunikasi efektif antara suami istri.

12
Agar memperoleh keturunan yang sehat dan normal, maka kegiatan atau
konseling menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan oleh setiap calon
pasangan suami istri yang akan menikah.

4) Konseling Genetik

Konseling 13ormone yaitu suatu konseling yang dilakukan agar mendapatkan


kelahiran anak-anak yang sehat dan normal, serta menghindari kelahiran cacat fisik
maupun cacat mental. Konseling sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang,
Jerman, Kanada, Australia, dsb. Cara ini mencakup telaah yang luas dan terinci mengenai
riwayat kesehatan suami maupun istri untuk menentukan apakah ada, kapan, dan dalam
bentuk apa abnormalitas fisik atau mental yang terdapat dalam keluarga mereka. Kalau
penelitian riwayat kesehatan menunjukkan atau menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
abnormalitas 13ormone dalam keluarga suami atau keluarga istri, atau kalau salah satu
anak dalam keluarga mempunyai kondisi yang berasal dari keturunan dan dari
pengalaman lingkungan, orang tua diberitahu tentang kemungkinan mempunyai anak
cacat dan disarankan untuk menggunakan teknik-teknik keluarga berencana untuk
mencegah kehamilan. Kalau kehamilan sudah terjadi, mereka disarankan untuk
mempertimbangkan abortus/pengguguran.

2.2.Perkembangan Masa Kelahiran


Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).

2.2.1. Tahap-Tahap Kelahiran


Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher 13ormo terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung
kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada
akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher 13ormo hingga terbuka sekitar 4 inci
sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.

13
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher 14ormo dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk
mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi
terjadi 14ormon setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

2.2.2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir


Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir :
1) Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau
spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan
ceasar.
2) Pengobatan ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat
mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat
yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi
menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca lahir. Bayi yang lahir dari ibu yang
memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga
kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit,
akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
3) Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan
janin sesuai dengan 14ormo waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan
kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi
lingkungan yang nyaman.
 Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit
bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan

14
adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal
disebut 15ormone1515 sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature (lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya
rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan
gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih
lambat. Bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan
lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
4) Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan
mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat
perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih
tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat
perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah
kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama
waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang
memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan
perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur
ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan
perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan
meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan
keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
5) Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian
pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir.
Seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam
ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu
pada saat melahirkan bayi.

15
2.3.Masalah-masalah pada Masa Prenatal
2.3.1. Stillbirth (lahir mati)

Lahir mati atau stillbirth adalah saat bayi dilahirkan dalam keadaan tidak
bernyawa, setelah minggu ke-20 kehamilan. Kematian bayi sebelum minggu ke-20
kehamilan disebut keguguran.

Penyebab bayi lahir mati (stillbirth) biasanya adalah:

 Cacat lahir, dengan atau tanpa kelainan abnormal.


 Masalah tali pusar. Dengan 16ormone16 tali pusar, tali tersebut keluar dari vagina
sebelum bayi keluar, memblokir suplai oksigen sebelum bayi dapat bernapas sendiri.
Atau tali tersebut dapat membuat simpul atau membungkus erat di sekitar tubuh atau
leher bayi sebelum kelahiran.
 Masalah plasenta, yang memberi asupan nutrisi pada bayi. Dalam solusio plasenta,
plasenta terlalu awal terpisah dari dinding 16ormo.
 Kondisi ibu seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, terutama tekanan darah tinggi
akibat kehamilan atau preeclampsia.
 Pembatasan pertumbuhan intrauterine atau IUGR, yang menempatkan bayi pada risiko
kematian akibat kurang nutrisi
 Sangat kurang nutrisi.
 Infeksi selama masa kehamilan.
 Paparan terhadap agen lingkungan seperti pestisida atau karbon monoksida.
 Riwayat pribadi atau keluarga terkait kondisi pembekuan darah seperti
16ormone1616s, tromboflebitis, atau emboli paru.

Gaya hidup yang dapat mencegah terjadinya stillbirth antara lain, :

 Berhenti merokok
 Menghindari 16ormone dan obat-obatan selama kehamilan—ini dapat memberi
dampak serius pada perkembangan bayi dan meningkatkan risiko keguguran dan lahir
mati

16
 Memenuhi semua janji antenatal sehingga bidan dapat memonitor pertumbuhan dan
kesehatan bayi

2.3.2. Preeklamsia

Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu
ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut tidak
memiliki riwayat hipertensi. Preeklampsia biasanya disertai dengan gejala proteinuria
(protein di dalam urin), dan bengkak pada kaki dan tangan. Setidaknya 17ormone1717sia
dialami oleh 5 hingga 8 persen ibu hamil. Selain itu, diketahui bahwa lebih dari 500 juta
perempuan di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi yang terjadi pada kehamilan.
Sekitar 10 hingga 15 persen dari angka kematian tersebut, diakibatkan oleh 17ormone1717sia
yang dialami oleh ibu hamil. Tidak hanya kematian ibu yang tinggi, 17ormone1717sia
mengakibatkan 1000 bayi meninggal dunia setiap tahunnya. Tidak ada pengobatan yang
dapat menyembuhkan 17ormone1717sia pada ibu hamil, sehingga ini dapat menjadi momok
yang menakutkan. Namun ibu hamil dapat menjaga kesehatannya dengan mengetahui faktor
risiko, gejala, dan penanganannya, untuk menurunkan risiko ibu hamil mengalami
komplikasi yang lebih parah.

Preeklamsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan


plesenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi maupun ibu. Plasenta merupakan
organ yang khusus dibentuk saat kehamilan dan berfungsi sebagai pemasok makanan
maupun oksigen dari ibu ke janin. Makanan dan oksigen didistribusikan melalui aliran darah,
oleh karena itu untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan janin, plasenta
membutuhkan pasokan aliran darah yang besar dan konstan. Namun pada ibu yang
mengalami 17ormone1717sia, plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup. Hal ini terjadi
diperkirakan akibat plasenta yang tidak bekerja dengan baik untuk menyalurkan aliran darah
tersebut, kemudian mengganggu pembuluh darah dan tekanan darah pada ibu.

Preeklampsia dapat menyebabkan plasenta tidak mendapatkan aliran darah yang cukup
yang seharusnya didistribusikan ke janin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada
pertumbuhan dan perkembangan janin, karena janin tidak mendapatkan cukup makanan dari

17
ibu. Masalah yang sering muncul pada janin akibat ibu mengalami 18ormone1818sia adalah
berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Hal ini bahkan dapat mengakibatkan
masalah pertumbuhan saat anak sudah lahir, seperti gangguan fungsi kognitif, masalah
penglihatan dan pendengaran pada anak.

Kondisi relatif pereklemsia juga menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan ibu, yaitu:

 Stroke
 Paru-paru basah
 Gagal jantung
 Kebutaan
 Perdarahan pada hati
 Perdarahan yang serius ketika melahirkan
 Preeklampsia juga mengakibatkan plasenta tiba-tiba terputus dari ibu dan janin,
sehingga menyebabkan kelahiran mati.

2.3.3. Hidramnion atau poli hidramnion

Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana keadaan jumlah air
ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan yang normal air ketuban berjumlah
sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu
antara 4-5 liter.

Penyebab terjadinya hidramnion atau poli hidramnion, yaitu:

1. Air seni. Air ketuban paling banyak dihasilkan oleh produksi air seni janin. Produksi
urine janin yang berlebih bisa menyebabkan hidramnion.
2. Kelainan pada janin. Bisa jadi ada kelainan pada janin yang menyebabkan air ketuban
menumpuk. Kelainan itu bisa hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal, dan
kelainan saluran kencing.
3. Gangguan saluran cerna. Kemungkinan lainnya adalah terjadinya penyumbatan atau
penyempitan saluran cerna pada janin. Hal itu menyebabkan janin tidak bisa menelan
air ketuban, hingga volume air ketuban meningkat 18ormone.

18
4. Janin kembar. Kehamilan kembar bisa menyebabkan hidramnion. Bagaimana tidak,
ada dua janin yang menghasilkan air seni dan harus ditampung dalam satu wadah,
yaitu perut Anda.
5. Terlambat tumbuh. Adanya hambatan pertumbuhan atau kecacatan pada 19ormon
saraf pusat bisa mengakibatkan kelumpuhan pada gerakan menelan janin.
6. Diabetes. Penyebab hidramnion tidak selalu terjadi pada janin, namun bisa jadi
karena ibu juga. Ibu hamil yang menderita diabetes dapat mengakibatkan volume air
ketuban meningkat secara tajam.
7. Rhesus tidak cocok. Jika rhesus darah Anda dan janin tidak cocok, maka sangat
mungkin terjadi hidramnion atau air ketuban berlebih.

Dampak Hidramnion atau poli hidramnion, yaitu:

1. Perut lebih besar dibandingkan kehamilan pada umumnya.


2. Adanya tekanan pada diafragma yang mengakibatkan kesulitan bernapas.
3. Nyeri pada perut akibat tegangnya uterus, mual dan muntah.
4. Mengalami kesulitan dalam pemeriksaan karena terlalu banyaknya cairan.
5. Janin akan semakin bebas bergerak, yang bisa menyebabkan kesalahan posisi janin.
6. Risiko tinggi perdarahan pada saat persalinan.
7. Tekanan yang kuat dapat menyebabkan kontraksi sebelum waktunya.
8. Risiko cacat pada janin.
9. Kemungkinan besar proses persalinan dilakukan melalui 19ormon.

Cara Mengatasi Hidramnion

Hidramnion umumnya bisa dideteksi melalui pemeriksaan rutin yang dilakukan ibu
hamil, terutama lewat pemeriksaan USG. Dokter dapat mengukur volume kantong
ketuban saat melakukan pemeriksaan USG.

Kondisi hidramnion ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan
khusus. Dokter hanya akan menyarankan Anda untuk beristirahat dan menjalani
pemantauan yang lebih rutin. Adapun pada hidramnion berat atau parah, perlu dilakukan
penanganan medis, antara lain dengan mengurangi produksi urine janin dan volume air

19
ketuban serta mengeluarkan air ketuban melalui proses amniocentesis. Proses persalinan
masih dapat dilakukan secara normal dan sesuai waktunya. Namun jika terdapat risiko
komplikasi, maka dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk operasi 20ormon.

2.3.4. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kondisi saat pembuahan sel telur terjadi di luar
20ormo, biasanya terjadi di salah satu tuba falopi. Kondisi ini bisa dideteksi dengan
pemeriksaan fisik, USG, atau tes darah. Namun, kondisi ini baru diketahui setelah
timbulnya gejala seperti sakit pada perut, nyeri pada tulang panggul, pendarahan ringan
dari Miss V, mual, dan muntah. Kelainan ini rentan dialami oleh wanita yang mengalami
kerusakan tuba falopi, ketidakseimbangan 20ormone, dan perkembangan 20ormone20
pada sel telur yang tidak dibuahi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita lebih berisiko mengalami
kehamilan ektopik, yaitu:

1. Menggunakan intrauterine device (IUD) sebagai kontrasepsi


2. Sejarah penyakit seksual menular, seperti klamidia dan gonore
3. Sejarah salpingitis, penyakit peradangan pelvis
4. Gangguan pada tuba fallopi kongenital
5. Luka dari endometriosis atau sejarah operasi ektopik
6. Sejarah kehamilan ektopik sebelumnya
7. Sejarah 20ormon tuba yang gagal (operasi sterilisasi)
8. Obat-obat penyubur atau isu kesuburan lainnya seperti in vitro fertilization (IVF)
9. Merokok sebelum kehamilan
10. Penggunaan diethylstilbestrol selama kehamilan

Kehamilan ektopik dapat ditangani tergantung seberapa dini kehamilan terdeteksi


dan kondisi keseluruhan pasien, antara lain :

20
1. Jika tuba fallopi tidak pecah. Apabila kehamilan ektopik didiagnosis secara dini,
Anda dapat menghindari risiko pecahnya tabung fallopi. Pada kasus ini, ada beberapa
pilihan penanganan:
o Obat-obatan: untuk menghentikan pertumbuhan jaringan kehamilan, seperti
methotrexate, apabila memiliki kadar 21ormone kehamilan kurang dari 5000
dan tidak ada aktivitas jantung janin.
o Operasi laparoskopik untuk mengangkat embrio dan memperbaiki kerusakan
akibat pertarahan, kadar HCG yang tinggi.
o Membuat sayatan pada tuba fallopi, yang dapat menjaga kesehatan tuba
fallopi.
2. Jika tuba fallopi pecah. Apabila janin telah bertumbuh cukup besar untuk merobek
tuba, operasi darurat diperlukan untuk menghentikan perdarahan. Jika tuba dan
indung telur rusak parah, Anda mungkin memerlukan operasi pengangkatan.

21
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni pertemuan
antara sperma dan ovum hingga berakhir pada saat bayi dilahirkan.

Tahap-tahap perkembangan masa prenatal, antara lain : 1) Tahap Germinal (0-12


bulan); 2) Tahap Embrio (13-24 bulan); 3) Tahap janin (25-37 bulan); 4) Periode janin
(akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir).

Faktor-faktor yang mempengaruhi masa prenatal, antara lain : genetis,


lingkungan, dan interaksionisme genetis dan lingkungan.

Upaya-upaya mengatasi ketidakteraturan perkembangan masa prenatal adalah


dengan memperhatikan asupan gizi dan nutrisi, perilaku hidup sehat, konseling pra-nikah,
konseling genetis.

Tahap-tahap dalam melahirkan, antara lain : Tahap pertama terjadi kontraksi


peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher 22ormo
terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang
terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran,
kontraksi memperlebar leher 22ormo hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat
bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher 22ormo dan
saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan
untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu,
kontraksi terjadi 22ormon setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

22
Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir adalah
jenis kelahiran, pengobatan ibu, lingkungan pra-lahir, perawata pasca lahir dan sikap
orang tua.

Masalah-masalah pada masa prenatal, antara lain :stillbirth, preeklamsia,


hidramnion atau poli hidramnion, dan kehamilan ektopik.

3.2. Saran

Pada pembuatan makalah selanjutnya diharapkan dapat lebih memfokuskan lagi tema
apa yang akan diambil dalam pembuatan makalah, sehingga hasil yang didapatkan tidak
jauh dari perkiraan penulis. Bagi penulis selanjutnya yang ingin menulis mengenai Masa
Prenatal, agar terlebih dahulu melakukan observasi dan pendekatan, karena dalam
peulisan makalah yang dilakukan penulis ini masih terdapat kekurangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/2607/5/Bab%202.pdf (diunduh 9 Maret 2019)

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/penyebab-preeklampsia-pada-ibu-hamil/
(diunduh 9 Maret 2019)

https://hellosehat.com/penyakit/lahir-mati-stillbirth/ (diunduh 9 Maret 2019)

https://www.motherandbaby.co.id/article/2018/10/5/11090/Moms-Kenali-Hidramnion-dan-
Cara-Mengatasinya (diunduh 9 Maret 2019)

https://hellosehat.com/penyakit/kehamilan-ektopik-hamil-di-luar-kandungan/ (diunduh 9
Maret 2019)

24

Anda mungkin juga menyukai