Bab I: Tinjauan Proyek 1.1. Latar Belakang
Bab I: Tinjauan Proyek 1.1. Latar Belakang
DAFTAR ISI
BAB I
TINJAUAN PROYEK
Hal ini menandakan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk
di kota Pontianak akan terus meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya adalah
mahasiswa. Semakin banyaknya masyarakat luar sana untuk meneruskan pendidikannya
di kota pontianak yang akan mempengaruhi kebutuhan akan hunian, rumah tinggal atau
tempat berteduhnya para mahasiswa baru (asrama) di kota Pontianak.
Asrama mahasiswa dan pelajar adalah bangunan sederhana yang dibangun dan
dibiayai oleh suatu lembaga sekolah, perorangan atau Pemerintah Daerah yang
B. Lokasi Proyek
(Sumber : https://www.google.com/maps/)
b. Pekerjaan Pondasi
Tahapan pengerjaan pondasi dimulai dengan cara menggali lubang untuk
merakit dan meletakkan konstruksi pondasi, kemudian dicor dan tanah yang telah
digali diurug kembali. Fungsi pondasi sebagai penahan dari semua beban pada
bangunan tersebut.
d. Pekerjaan Kolom
Kolom berfungsi sebagai riang pengikat antara konstruksi dinding. Kolom juga
berfungsi sebagai penahan bahan bahan vertical
e. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis
konstruksi yang digunakan, dinding berfungsi sebagai pemisah antara ruang dalam dan
luar bangunam.
g. Pekerjaan PJV
Pintu, jendela ventilasi berfungsi sebagai bukaan bagi sirkulasi gerak manusia,
udara dan angin setiap bangunan hendaknya harus memilikinya.
i. Pekerjaan Plafond
Agar ruang dalam bnagunan terlihat rapi dan nyaman makapada bagian atas
atau diantara atap dan lantai dapat di tempatkan plafond. Bahan aterial yang digunakan
pad pekrjaan plafond antara lain : GRC, giypsum,, tripleks dan sebagainya.
j. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai dimulai dengan cara memasukkan urugan pasir kedalam
bangunan kemudian dipadatkan dan diratakan. Kemudian dipasang weremash ( bila
perlu ), dicor,dan terakhir dipasang penutup lantai.
k. Pekerjaan Finishing
Setelah semua pekerjaan selesai dikeranakan, maka thapan akhirnya adalah
perkejaan finishing atau merapikan dari semua unit pekerjaan dimulai dari
pengamplasan, pendempulam, sampai dengan pengecatan dan pemasangan oker/
acian.
BAB II
TINJAUAN TEORI PONDASI, SLOOF & LANTAI
2.1 Pondasi
2.1.1 Definisi Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upperstructure/
superstructure) ke dasar tanah yang cukup kuat Jurnal Teknik Sipil Untag
Surabaya 123 mendukungnya. Fungsi dari pondasi adalah menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan gaya gaya luar seperti
tekanan angin, gempa bumi yang tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat
atau penurunan pondasi merata lebih dari batas waktu tertentu (Gunawan, 1993).
Beberapa persyaratan umum dari pondasi menurut Bowles (1983),
adalah:
a. Kedalaman haruslah memadai untuk menghindarkan pengeluaran bahan
dalam arah lateral dari bawah pondasi – khususnya pondasi telapak dan
rakit,
b. Kedalaman haruslah berada di bawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan proyek,
c. Sistem harus aman terhadap rotasi, penyorongan, atau perpecahan tanah,
d. Sistem harus aman terhadap korosi atau kemerosotan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah,
e. Sistem harus memadai untuk menahan beberapa perubahan di dalam tempat
yang terkemudian atau geometri konstruksi, dan mudah dimodifikasi
seandainya perubahan-perubahan kelak akan meliputi ruang lingkup yang
besar,
f. Pondasi haruslah ekonomis di dalam metoda pemasangan,
g. Pergerakan tanah seluruhnya (umumnya lendutan-pampat) dan pergerakan
differrensial harus dapat ditolerir untuk kedua elemen pondasi dan elemen
bagian bangunan di atas tanah,
h. Pondasi dan konstruksinya, harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan, Menurut Bowles (1983), setiap pondasi yang tidak
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah-langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ukuran dan tiang pancang:
1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar
yang diperoleh dari penyelidikan tanah.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung
diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi.
b. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75
dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak lebih dari 75 mm.
c. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap 80 cm di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per 80 cm.
d. Final set
Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
2.2 Sloof
2.3 Lantai
2.3.1 Definisi Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi
bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-ruangan secara
vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen non-
struktural dari suatu bangunan.
Pengertian Lantai adalah salah satu bagian dari bangunan tinggal yang
merupakan elemen yang sangat penting, karena sebagai landasan bangunan antara
dinding dan struktur bawah ( pondasi). Walaupun letaknya berada di bawah, lantai
digunakan sebagai landasan untuk meletakkan berbagai macam barang kebutuhan
pada rumah tinggal, serta sebagai landasan untuk melakukan berbagai aktivitas di
atasnya untuk itu perlu perencanaan yang sesuai untuk jenis atau pembuatannya.
Lantai adalah bagian bawah (alas, dasar) suatu ruangan atau bangunan
(terbuat dari papan, semen, ubin, dan sebagainya).
banyak.
Keuntungannya :
Kerugiannya :
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-
kecil yang kemudian dicampur semenyang berukuran 90cm x 80cm. plat lantai
yumen ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan yang baru dan
yumen ini buatan dari Pabrik Semen Gresik.
Lantai Besi dan Baja adalah jenis lantai yang terbuat dari bahan logam,
sifatnya yang kuat dan tahan lama membuat jenis lantai ini menjadi favorit oleh
masyarakat dan dunia industri. Penggunaan lantai besi cukup luas, mulai dari dunia
transportasi, properti, pabrik dan dunia hiburan untuk alas panggung. Lantai Besi
dan Baja hadir dalam berbagai macam bentuk dan tekstur, ada yang polos, ada yang
mempunyai benjolan-benjolan kecil dan ada pula yang berbentuk memanjang.
Struktur baja dan panel lantai telah mengubah wajah industri konstruksi. Sistem
inovatif ini memungkinkan untuk membangun rumah dari struktur lantai dasar ke
atas dalam waktu yang cepat dan akurasi yang tepat.
2.3.4 Bahan
Pekerjaan balok dan plat lantai yang saya amati pada praktek kerja
lapangan ini adalah balok yang terbuat dari beton bertulang. Bahan yang diperlukan
dalam pembuatan balok dan plat lantai beton bertulang adalah sebagai berikut:
1. Semen Portland
a. sement portland,
b. sement portland Abu-abu terang,
c. semen portland berkadar besi,
d. semen tabur tinggi (hoogovecement),
e. semen portland Trans/Pozzolan dan
Semen portland dan semen portland abu-abu terang adalah jenis semen
yang umum yang dipakai di indonesia. Meneurut peraturan semen Portland di
Indonesia Th 1972 N. 1-8, mutu sement portland di bagi menjadi lima kelas yaitu:
Pada tabel berikut dapat di lihat kuat tekan sement pada umur 1,3,7,dan 28 hari.
2. Agregat
A. Agregat Halus
Agregat halus berupa pasir yang merupakan batuan halus hasil
disintegrsasi alam atau hasil pemecahan batu kasar. Pasir yang baik untuk
campuran beton harus bersih dari kotoran ( kotoran maksimal 5%), tidak
mengandung bahan kimia , bahan organik, tidak mudah hancur, serta
bersudut lancip. Menurut asalnya pasir dibagi menjadi 2 yaitu:
B. Agregat kasar
Agregat kasar dapat berupa batu split, batu pecah atau pecahan genteng.
Splitl yang baik didapat dari hasil penggalian , tetapi harus dicuci untuk
membersihkannya dari tanah. Menurut besarnya batu split di bedakan
menjadi:
a. 5-10 mm = halus
b. 10-20 mm = sedang
c. 20-40 mm = kasar
d. 40-70 mm = kasar sekali
3. Air
Air merupakan salah satu bahan yang sangat penting karna pengerasan
beton berdasarkan reaksi kimia antara semen dan air, maka sangat diperlukan
proses pemeriksaan terhadap mutu air, apakah air itu telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Air tawar yang dapat diminum, tanpa
diragukan dapat di pakai.
- Air yang bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat
organik atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan dalam
hal ini hendaknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
- Apabila terjadi keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
contoh air itu kelembaga pemeriksaan bahan yang diakui, untuk diselidiki
seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan
tulangan.
- Apabila pemeriksaan air yang tertera pada poin diatas tidak dapat
dilakukan, maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan mortar dan air dengan memakai air
tanpa disuling. Air tersebut dapat di pakai apabila kekuatan tekan mortar
dan air dengan memakai air tanpa disuling pada umur 7 dan 28 hari palig
sedikit 90% dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air yang telah
disuling pada umur yang sama.
- Jumlah air yang dipakai untuk membuata adukan beton, dapat ditentukan
menuru ukuran isi dan ukuran berat dan harus dilakukan dengan tepat.
4. Baja Tulangan
Tulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur
beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari hasil kerja
sama antara beton dan tulangan. Tulangan tersebut terdiri dari suatu jaringan
batang-batang besi.
Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Dalam konstruksi bangunan dikenal dengan baja ulir dan
baja polos, dimana baja berpenampang ulir mempunyai kekuatan lebih jika
dibandingkan dengan baja polos.
Tulangan adalah batang baja yang berbentuk polos atau defrom atau pipa
yang berfungsi untuk menahan gaya tekan pada komponen struktur. Dalam
suatu konstruksi beton bertulang, pada umumnya digunakan baja
berpenampang bulat untuk tulangan utama dan tulangan sekunder, karna dapat
melekat kuat dalam beton.
diameter tetapi karena ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya
memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulang spiral,
pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah
hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.
b. Tulangan ulir
Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga
yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.
Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja
tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu
tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki
keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik
antara beton dengan tulangannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi
(1999:3) antara lain :
· Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112
· Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh
dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.
· Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 “Spesification
For Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement”.
Luas
Diameter Berat Keliling
Penampang
(mm) (kg/m) (cm)
(cm2)
5. Admixtures
Baja tulangan adalah baja yang dipersiapkan untuk tulangan beton dengan panjang 12
meter. Penampang lingkarnya berbentuk lingkaran atau hampir lingkaran. Supaya
pengikatan antar baja dan beton menjadi erat dan kuat, baja tulangan sebaiknya
memiliki permukaan yang bergerigi ( tidak polos/licin ).
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang diisyaratkan
oleh perencana.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 25mm.
4. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan)dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850o C.
5. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecualai diijinkan oleh
perencana.
6. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan cara disiram dengan air.
7. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kaki diameter batang dari setiap bagian dari bengkokan.
8. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok di tetapkan toleransi
sebesar ± 6mm untuk jarak 60cm atau kurang dan sebesar ±12mm untuk jarak
lebih dari 60cm. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi sebesar ± 6mm.
Tabel 2.4 Tebal Minimum Penutup Beton Dari Tulangan Terluar (mm)
4. Pada plat-plat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
5. Syarat-syarat kait dan bengkokan tulangan yaitu:
Kait harus berupa kait penuh atau kait miring, di mana D adalah diameter
batang polos dan dp adalah diameter batang yang di profilkan.
Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batng-batang
sudut dan bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan
minimum 5cm.
Bengkokan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5d atau
5dp. Dimana diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang
yang diprofilkan.
Acuan yaitu wadah atau tempat yang berhubungan langsung dengan beton itu
sendiri yang bersifat sementara. Sedangkan perancah yaitu suatu struktur penunjang atau
penyangga dari suatu acuan. Adapun syarat dan sasaran dalam jenis pekerjaan ini adalah:
1. Kualitas
a. Ukuran dan bentuk jadi beton sesuai rencana
b. Kebersihan, kerapatan sambungan serta kerapatan permukaan harus selalu
terjaga, karena hal ini dapat menurunkan mutu atau kualitas beton
2. Keamanan
3. Kuat dan kaku sehingga mampu menahan beban mati dan beban hidup yang bekerja
diatasnya, serta tidak menjadi deformasi baik arah horizontal maupun vertikal.
4. Acuan dan perancah harus mudah dipasang dan dibongkar.
5. Tidak membahayakan pekerja selama pelaksanaan pekerjaan dari awal hingga akhir.
6. Ekonomis artinya efisiensi dan hemat waktu serta biaya dalam pembuatan suatu
kontruksi acuan dan perancah.
BAB III
TINJAUAN AMATAN
Untuk meratakan
tinggi alat pancang,
saat pemancangan,
1 Dongkrak
menagatur posisi alat
pancang. Dll. Agar
mudah di gerakkan.
Untuk menyambung
antar mini pile 1 ke
2 Las
mini pile 2. Dan
deterusnya
Untuk membantu
merakit alat pile,
memindahkan alat
4 Exavator
minipile serta
membantu mengangkat
benda berat lainnya.
Untuk menghitung
5 Head Counter tumbukan alat
pancang.
Untuk memakukan
6 Palu
paku
Untuk untuk di
tumasukkan ke dalam
7 Mini pile 30 x 30 cm
tanah sebagai
penyangga Bangunan.
B. Langkah Kerja
1. Pertama – tama rakit Alat Pancang,
2. siapkan Mini pile. Mini pile yang jauh dari alat pacang di angkut menggunakan
exavator. Lalu tarik mini plie mengunakan tali sling yang diikat di minipile.
1 2
3. Setelah minipile sudah bergantung, masukkan bagian kepala alat mini pile ke
hammer agar saat waktu di tumbukkan ke tanah dapat di atur kelurusannya.
1 2
3 4
4. Setelah minipile pertama masuk, lalu tarik lagi minipile yang kedua. Dengan cara
yang sama dan luruskan sesuai dengan mini pile pertama.
5. Lalu las bagian plat besi yang saling bertemu antara plat minipile 1 dan plat
minipile 2 ada diujung minipile.
7. Mini pile berhenti di tumbuk saat perhitungan tumbukan sudah di bilang cukup
aman. Aman saat jumlah tumbukan 80 keatas, menghitun tubukan menggunakan
head counter.
8. Tidak hanya itu, minipile dianggap aman apabila hasil kalendring yang
menunjukkan sudah mencapai tanah terdalam.
Untuk memakukan
1 Palu paku
Untuk memotong
2 Gergaji kayu
Untuk menyatukan
3 Paku 2” cerucuk dan papan
Untuk menutup
4 Plastik Cor celah pada bekisting
agar kedap
Untul mengukur
8 Meteran kuran bekisting
Untuk merekatkan
9 Stepler plastik cor ke papan
bekisting
B. Langkah Kerja
2. Lalu susun kayu cerucuk atau kayu persegi untuk penyanggah dan penyatu
papan. Paku.
Untuk mengambil
1 Sekop tanah, pasir, dll
Untuk menggali,
membersihkan tanah
2 Cangkul dari rumput untuk
meratakan tanah.
Untuk mengangkut
air, pasir, lumpur,
dll.juga sebagai
4 Ember pewadah benda kecil
lainnya, sesuai
kebutuhannya.
Melindungi kaki
pekerja dari bahaya
5 Sepatu Bot dari benda tajam, agar
pekerja tidak
terpeleset, dll.
Untuk mengambil
7 Batu Lot tegak lurus vertikal.
B. Langkah Kerja
1. Sebelum penggalian dimulai, atur posisi benang nilon yang benar benar grid
yang seusai lembar kerja.
2. Jika sudah dapat posisi gridnya, ukur dimensi dan kedalaman pondasi sesuai
lembar kerja.
3. Lalu letakkan bekisting yang sudah jadi kedalam galian tanah yang sudah di
gali.
3.2.4