Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-
langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia
di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal
ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika
Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,
keluarga, dan masyarakat.
Berdasarkan pengambilan data pada 10 responden (pasien yang akan
Keluar Rumah Sakit (KRS), dan telah 3 hari Masuk Rumah Sakit (MRS)
tanggal 30 Mei 2015 yang dilakukan oleh mahasiswa program studi profesi
keperawatan STIKES Cirebon tentang kepuasan customer terhadap pelayanan
rawat inap RS Pertamina Cirebon Ruang Tulip diketahui sebesar 50% (5
klien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah sakit, 40% (4 klien)
menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 10% (1 klien) cukup puas
terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas terhadap pelayanan rumah
sakit.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang
dilaksanakan Ruang Tulip adalah model asuhan keperawatan profesional
dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan
pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan
dari metode ini adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2008).
Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan
kembali MPKP sesuai standar di Ruang Tulip RS Pertamina Cirebon. MPKP
yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan di ruangan akan melaksanakan
role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima,
sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat ruangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen
keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang
sesuai dengan prinsip MPKP yang dijalankan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung
kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MPKP yang telah
ditentukan.
3. Melakukan supervise keperawatan.
4. Melakukan ronde keperawatan.
5. Melakukan timbang terima keperawatan
6. Melakukan Discharge Planning.
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
problem, intervensi, dan evaluasi.
8. Melakukan penerapan sentralisasi obat
9. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MPKP yang
diterapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP
yang diaplikasikan di Ruang Tulip RS Pertamina Cirebon.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan
penerapan model MPKP di Ruang Tulip RS Pertamina Cirebon.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan professional Ruang Tulip RS Pertamina Cirebon
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah-masalah yang ada di Ruang Tulip RS Pertamina Cirebon yang
berkaitan dengan pelaksanaan MPKP.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi institusi dan pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan
ruangan dengan pelaksanaan model MPKP
BAB II

PENGKAJIAN

Dalam BAB ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen


keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi
masalah.
2.1. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RS Pertamina Cirebon
2.1.1 VISI
Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan professional yang bermutu
tinggi, manusiawi, terjangkau dan terbaik se-jawa barat.
2.1.2 MISI
a. Mengelola rumah sakit, poliklinik dan fasilitas kesehatan lainnya
secara mandiri, efektif, dan efisien.
b. Memberikan jasa layanan kesehatan bagi pegawai perminyakan dan
keluarganya, masyarakat luas yang berorientasi kepada kepuasan
stakeholder (pelanggan, mitra kerja, pekerja dan pemegang saham).
c. Aktif dalam program peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

2.2. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan tanggal 30-31 Mei 2015, meliputi


ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occupation Rate), MPKP,
sumber keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh,
dianalisis dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan
masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN)
Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis
pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
a. Struktur Organisasi

Wadir
Keperawatan

Ka. Unit Rawat


Inap
Adm. Rawat Inap
Ka. Ruangan
Tulip

Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift Ka. Shift

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

1. Uraian Tugas
a. Kepala Ruangan :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan pengembangan dan bimbingan staff dalam
pendidikan dan pelatihan.
3) Membuat jadwal dinas di ruangannya.
4) Mengadakan pertemuan periodik dalam mengkomunikasikan suatu
kebijakan.
5) Merencanakan kebutuhan medical supply, alat kesehatan, alat
tenun, obat-obatan dan barang RTK serta proses permintaannya
secara tepat dan berkala pada unit terkait.
6) Melaksanakan pemeliharaan asset/sarana dan prasarana di
ruangannya serta perencanaan pengembangannya.
7) Melaksanakan verifikasi secara kontinyu terhadap entri data dan
billing sistem pasien serta keabsahannya secara cepat dan tepat.
8) Memberikan pengarahan dan motivasi terhadap perawat di
lingkungan ruangannya.
9) Mengidentifikasi kebutuhan, tingkat ketergantungan dan
menentukan tim yang akan bertugas serta metode keperawatan
yang digunakan.
10) Membuat rincian tugas setiap shift dan melakukan supervise baik
langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan operasional
pelayanan keperawatan.
11) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan serta fungsi
kolaborasi dengan profesi atau unit lain.
12) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kelengkapan dokumen
atau catatan medis dan keperawatan serta status pasien.
13) Mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap mutu layanan dan
infeksi nosokomial.
14) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat inap sakura.
15) Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kenyamanan serta
kelengkapan sarana dan prasarana.
b. Kepala Shift :
1) Operan dinas kepada shift jaga selanjutnya mengenai keadaan
umum pasien, rencana tindakan, kondisi ruangan, dan kerusakan.
2) Menciptakan suasana nyaman dan aman dengan kerjasama yang
baik antara tim pelaksana dengan mengatur pambagian tugas serta
bekerja secara efektif dan efisien.
3) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan status pasien, data
penunjang, pelaksanaan intruksi dan rencana tindakan pada saat
visit dokter yang merawat pasien.
4) Berkoordinasi dan komunikasi dengan unit layanan terkait (gizi,
apotek, laboratorium, radiologi, kamar bedah, UGD, poliklinik,
fisiotherapi, ICU, HD, dll) untuk kelancaran operasional.
5) Melaksanakan prosedur permintaan obat non standar, pasien rujuk
ke RS lain, ijin tindakan operasi, tranfusi darah dengan unit yang
terkait.
6) Dalam keadaan darurat bersama tim melakukan tindakan resusitasi
sesuai SOP dan sebatas kewenangannya.
7) Memelihara peralatan medis, keperawatan agar selalu siap pakai.
8) Melaksanakan dan membimbing perawat dalam pemberian
kemoterapi.
9) Memantau, memfasilitasi dan mengevaluasi pemberian asuhan
keperawatan oleh perawat pelaksana.
10) Bertanggung jawab terhadap pendokumentasian, administrasi
ruangan terhadap prosedur penerimaan pasien baru, pindah
ruangan, alih rawat/rujuk ke RS lain, pasien pulang dan pasien
meninggal secara akurat.
11) Membuat sensus harian (dinas malam) serta permintaan obat dan
medikal suply pasien rawat inap.
12) Melaporkan kepada kepala ruangan / supervisor apabila ada
kerusakan terhaap sarana dan prasarana.
13) Verifikasi entry data di komputer terhadap, pemakaian obat,
medical supply / alat kesehatan, jasa tindakan yang telah dilakukan
pelaksana serta chek in dan chek out pasien sebelum pertukaran
dinas.
c. Perawat Pelaksana :
1) Melaksanakan serah terima dengan tim setiap pergantian dinas,
meliputi : keadaan umum pasien yang menjadi tanggung jawabnya,
kondisi pasien, rencana tindakan, obat-obatan dan inventaris.
2) Menyiapkan alat-alat dan kelengkapan status pasien untuk
keperluan visite dokter serta mendampingi dokter selama visite.
3) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
4) Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai standar
(pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi).
5) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan hasil
perencanaan.
6) Menindaklanjuti hasil evaluasi apabila tindakan tersebut tidak
berhasil dengan menggunaknan sistem SOAPIER.
7) Memelihara kebersihan ruang rawat inap dan lingkungannya.
8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, hak dan kewajiban pasien, peraturan/tata tertib
yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaanya, serta
kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
9) Melakukan kolaborasi instruksi dokter untuk pemeriksaan
penunjang yang diperlukan seperti pemeriksaan laboratorium,
radiologi, EKG, dll.
10) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.
11) Mengobservasi setiap periode waktu tertentu dan mengambil
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menangani pasien-pasien
kritis.
12) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik
dengan anggota tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya
kesehatan, pekarya rumah tangga dan lain-lain).
13) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
14) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
15) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien
dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.
16) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan, antara lain melalui pertemuan ilmiah dan pertemuan
berkala yang sudah dijadwalkan.
17) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
a) Resume pulang (medis dan keperawatan)
b) Surat keterangan istirahat sakit.
c) Pemberian obat untuk rawat jalan.
d) Petunjuk diet untuk perawatan di rumah.
e) Surat rujukan atau pemeriksaaan laboratorium.
f) Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-lain.
g) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
mengenai :
 Diet.
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaanya.
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas
atau instansi pelayanan kesehatan lain.
 Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat, makanan yang
bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi.
18) Melatih pasien dan keluarga untuk melaksanakan keperawatan di
rumah, misalnya :
a) Merawat luka.
b) Melatih anggota gerak.
c) Penggunaan Rostule, tongkat penyangga, protesa.

A. GAMBARAN SISTEM KLASIFIKASI PASIEN BERDASARKAN


“ACUITY”
Tingkat ketergantungan pasien-pasien di ruang rawat inap tulip terdiri dari :
1. Perawatan Mandiri
2. Perawatan Partial
3. Perawatan Total

B. GAMBARAN TENTANG PERAWAT (terlampir)


1. Klasifikasi : a. Ners (professional) : 0
b. DIII Keperawatan : 13
2. Jumlah : a. Manajerial : a. Profesional : 0
b. Vokasional : 1
b. Pelaksana : a. Profesional : 0
b. Vokasional : 12
3. Pengalaman (terlampir)
C. PENGATURAN JADWAL
1. Shift : Dinas Pagi jam 07.00 s/d 15.00
Dinas Sore jam 15.00 s/d 23.00
Dinas Malam jam 23.00 s/d 07.00
2. Harian Kepala Ruangan jam 07.00 s/d 16.00

D. PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DAN DOKUMENTASI


(terlampir)
Proses keperawatan dilaksanakan mulai dari pengkajian, rumusan masalah,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan dari mulai pasien
masuk sampai pasien pulang.
E. SISTEM METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Karena keterbatasan tenaga keperawatan dan belum adanya petugas khusus
dalam biling data pasien maka metode asuhan keperawatan menggunakan
metode fungsional.

F. GAMBARAN PENGELOLAAN LOGISTIK (terlampir)

G. GAMBARAN TATA RUANG TULIP (terlampir)

H. KEBIJAKAN DAN PERATURAN-PERATURAN YANG MENGATUR


PRAKTIK KEPERAWATAN
1. Buku Standard Operating Procedure (Prosedur Tetap Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan) dan Standar Asuhan Keperawatan, merupakan
pedoman bagi perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan untuk
mencapai mutu asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar praktek
keperawatan dan kode etik profesi yang disahkan dengan SK Pimpinan
tentang praktik keperawatan
2. Alur Kerja
Direktur → Wadir Keperawatan → Kepala Unit Rawat Inap → Kepala

Ruangan → Perawat Pelaksana.


CONTOH DOKUMEN-DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

ANGKET TIMBANG TERIMA

NO PERNYATAAN DILAKUKAN TIDAK DI


LAKUKAN
1. PERSIAPAN
a. Sarana Prasarana
1. Saat timbang terima
perawat menyiapkan status
pasien
2. Perawat telah menyiapkan
buku catatan dan peralatan
tulis
b. Perawat
1. Kedua kelompok dalam
keadaan siap
2. Timbang terima di pimpin
oleh kepala ruangan pada
pergantian shift dan malam
ke pagi dari pagi ke sore.
Sedangkan pergantian shift
dari sore ke malam
dipimpin oleh ketua tim
atau perawat primer
2. PELAKSANAAN
a. Urutan pelaksanaan
1. Dilaksanakan setiap
pergantian shift
2. Pelaksanaan dimulai dari
nurse station
3. Timbang terima di
lanjutkan melihat
langhsung kondisi pasien
4. Hal-hal yang sifatnya
khusus dicatat dan di serah
terimakan pada perawat
shift berikutnya
5. Perawat shift berikutnya
validasi data kepasien
6. Perawat menyapa pasien
dan menanyakan kondisi/
keluhan yang dirasa saat
ini
7. Waktu untuk timbang
terima tidak lebih dari 5
menit kecuali pasien
kondisi khusus
8. Penyampaian dilakukan
singkat dan jelas
b. Isi timbang terima
1. Perawat menyebutkan
identitas pasien
2. Perawat menyebutkan
diagniosa medis
3. Perawat menyebutkan data
obyektif
4. Perawat menyebutkan data
penunjang lain
5. Perawat menyebutkan
masalah keperawatan yang
belum dilaksanakan
6. Perawat menyebutkan
intervensi kolaboratif
7. Perawat menyebutkan
persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya
3. Post timbang terima
1. Perawat kembali ke nurse
station untuk
mendiskusikan hasil
validasi data langsung
2. Perawat yang memimpin
timbang terima
menyebutkan rencana kerja
bagi shift berikutnya
3. Mendokumentasikan
pelaksanaan timbang
terima di buku laporan oleh
perawat primer atau ketua
tim.
ANGKET TIMBANG TERIMA

1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Kedua tim dalam keadaan siap
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan
malam ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke
malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dilaksanakan setiap pergantian shift
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift
berikutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat
ini
Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

11. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi
khusus
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


12. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


13. Perawat menyebutkan identitas pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


14. Perawat menyebutkan diagniosa medis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


15. Perawat menyebutkan data obyektif
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


16. Perawat menyebutkan data penunjang lain
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


17. Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


18. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan
yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

19. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data
langsung
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


20. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi
shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh ketua tim
Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
ANGKET SUPERVISI

NO PERNYATAAN Dilakukan TIDAK


DILAKUKAN
1. Pra supervisi
1. Supervisor menetapkan
kagiatann yang akan di
supervisi
2. Supervisor menetapkan
tujuan supervisi
2. Pelaksanaan
1. Superviser ikut dalam
pendekomentasian kegiatan
pelayanan bersama-sama
ketua tim dan perawat
pelaksana
2. Supervisor meneliti
dokumentasi status pasien
3. Supervisor mendapatkan
hal-hal yang perlu di
lakukan pembinaan
4. Supervisor memenggil
ketua tim dan perawat
pelaksana yang perlu
dilakukan pembinaan
5. Supervisor mengklasifikasi
permasalahan yang ada
6. Supervisor memberikan
masukan pada ketua tim
dan perawat pelaksana
3. Evaluasi
1. Supervisor mengevaluasi
hasil bimbingan
2. Supervisor memberikan
reward atau umpan balik
kepada ketua tim dan
perawat pelaksana
ANGKET SUPERVISI

1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. isor menetapkan tujuan supervisi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama
ketua tim dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan
pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan
perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET SENTRALISASI OBAT

1. Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan ( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani)
oleh keluarga / klien dalam buku masuk obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan /


bila mana obat tersebut akan habis.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat


dalam kotak obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin
dalam buku daftar penerimaan obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Apakah obat –obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di
instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien
6.
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan, jumlah obat, dan efek samping.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua
ruangan/ petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga


kemudian di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route
pemberian obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus
di lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan
selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusus obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET TINGKAT KEPUASAN PASIEN

1. Perawat disini memperkenalkaan diri kepada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Perawat disini bersikap sopan dan ramah dalam melayani anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Saat pertama kali anda masuk rumah sakit perawat menjelaskan tata tertip
rumah sakit
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Parawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang pentiang untuk melancarkan
perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat disini menjelaskan tujuan perawatan pada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat atau kepala ruangan menunjukkan kepada anda tentang perawat yang
bertanggung jawab atas diri anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Perawat disini memperhatikan keluhan anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Perawat disini menanggapi keluhan anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang anda hadapi


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Pertawat disini memberikan penjelasan sebelum melakukan tidakan


keperawatan kepeda anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

12. Perawat meminta persetujuan kepada anda atau keluarga sebelum melakukan
tindakan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

13. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum


melakukan tinndakan keperawatan kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

14. Perawat menjelaskan bahaya suatu tindakan pada anda atau keluarga sebelum
dilakukan tindakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

15. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap dan jelas kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

16. Perawat disini selalu memantau keadaan anda dan pasien lain secara rutin
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


17. Perawat ikut menjaga kebersihan ruangan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

19. Selam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali


kondisi anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET MAKP TIM

1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai


teknik kepemimpinan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan


terjamin?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan


pada pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Anggota tim memberikan laporan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Ketua tim membuat perencanaan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET DOKUMENTASI

Berikan tanda cek list ( √ )pada pernyataan dibawah ini.


1. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian head to toe.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
2. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
3. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan berisi : Nama, Umur, Jenis
kelamin, Tanggal dan Nomer Register klien

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
4. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
5. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian
masalah.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

6. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari


intervensi, jam dan paraf perawat

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

7. Setiap masalah yang di identifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam ( setiap


pergantian jaga).

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

8. Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan


klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
9. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

10. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan


evaluasi yang telah disusun berdasarkan SAK.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
ANGKET RONDE KEPERAWATAN

1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde keperawtan?


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Pemberian informe concent kepada klien atau keluarga


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Perawt primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi klie
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatn utama


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah tindakan


yang akan diambil
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Ronde keperawan dilakukan sesuai dengan langakah-langkah ronde


keperawatan (langkah-langkah ronde keperawatan terlampir)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET DISCHARGE PLANNING

1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Kepala ruangan memimpin discherge planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana
berpengaruh pada asuhan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge
planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


KARTU OBAT PASIEN
(UNTUK PASIEN)

Nama : Ruang : No. Reg :


Nama obat
No. Tgl Jam pemberian TT Keluarga TT Perawat Ket
Minum Suntik
PENGELOAAN OBAT
(SENTRALISASI OBAT)

I. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2002).
II. Tujuan pengolaan obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar
yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atua dicuri (Mc Mahon, 1999).
III. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staaf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima terima obat.
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui
(ditandatangani) oleh karana keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat, keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
4. Pembagian
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat
obat, kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek
samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat.
Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,
2002).
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat,
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(Nursalam, 2002).
6. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawt primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat;
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002).
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara-cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab pemborosan obat,
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat,
5. Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi sederhana di
perpustakaan (Mc Mahonm 1999).
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)
DOKTER

Pendekatan Perawat

PASIEN /
KELUARGA

PASIEN /
Surat persetujuan sentralisasi
KELUARGA
obat dari perawat
Lembar serah terima obat
FARMASI / Buku serah terima / masuk
APOTIK
obat

PP / PERAWAT YANG
MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

IV. Menyiapkan Persediaan Obat


1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pasien (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok
(persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari
manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam
kartu persediaan (Mc Mahon, 1999).
2. Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan
untuk menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat
serta lemari pendingin, periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuuk penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman,
1990).
Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen
farmasi yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka
mencapai misi utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi
rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang
farmasi sebagai salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran
didirikannya suatu rumah sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan
standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian /
saran / informasi tentang obat. Monitoring efek samping obat.
Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien
meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat
dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi
manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian
biaya rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume,
harus selalu mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti
kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan
obat yang tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004).
Obat – obatan dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari
lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat
kepada bagian yang menggunakan obat-obat digunakan secara teratur dan
dalam jumlah yang diketahui: hal ini memungkinkan pemantauan
(observasi) dan pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan
dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat
mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang, mencocokkan pemakaian
obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokan dalam
pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 1999).
LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :


Umur : No. Reg :

Tanda tangan / Nama


Keterangan
Tgl No Nama obat Dosis Terang Keterangan
(diterima / diserahkan)
yang Diserahkan
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES CIREBON
RUANG TULIP RS PERTAMINA CIREBON

No. Reg :
Nama / umur :
DISCHARGE PLANING Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :
Diagnosa MRS : Diagnosa KRS :

Aturan – aturan diet :

Obat – obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Cara perawatan luka dirumah :

Tanggal / tempat kontrol :

Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG)

Dipulangkan dari RS……. dengan keadaan :


Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lain – lain :

…………, 20..
Pasien / keluarga Perawat,

( ) ( )
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES CIREBON
RUANG TULIP RS PERTAMINA CIREBON

RESUME KEPERAWATAN : No. Reg :


Nama / umur :
Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :

1. Keadaan penderita ketika pulan atau pindah :


Keadaan umum :
0
Suhu : C, Nadi: x/menit, RR: x/menit, TD: / mmHg

2. Masalah selama dirawat


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan perfusi jaringan
Anietas Intoleransi aktifitas
Nyeri Gangguan pola tidur
Gangguan keseimbangan cairan Resiko infeksi
Dan elektrolit Resiko cedera
Perubahan persepsi sensori Lain –lain .....
Kerusakan komunikasi verbal
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

3. Pengobatan
Meneruskan obat : ya tidak

4. Nama obat & dosis :

5. Perawata luka : ya tidak

6. Pendidikan kesehatan
Nutrisi : Makanan cair, sedikit tapi sering
Aktivitas dan istirahat : Bebas sesuai kemampuan
Cara perawatan luka :
Lain-lain ...

7. Kontrol ulang (tanggal / tempat) :

8. Lain – lain .........


JADWAL PESAN KHUSUS
Discharge Planing
Hari / Tanggal / Jam Pesan Khusus (Perencanaan Pasien Pulang)

Nama Pasien : ..............................................................


No. Register : ..............................................................
Umur : ..............................................................
Alamat : ..............................................................
..............................................................
Ruangan : ..............................................................
Dokter : ..............................................................
Tanggal MRS : ..............................................................
Saya selaku keluarga pasien menyatakan telah mendapat Diagnosa MRS : ..............................................................
penyuluhan hal-hal tersebut diatas oleh petugas RS Pertamina Tanggal Kelur : ..............................................................
Cirebon dan Telah mengerti.
Diagnosa KRS : ..............................................................
Pasien

( )Perawat

( )
Kontrol ulang : Keluar dari RS.........
Sembuh
Tempat kontrol : Diteruskan dengan obat jalan
v Pindah ke RS lain
Perlu dibawa saat kontrol : Pulang paksa
Foto Hasil Laborat Perawatan dirumah
Hasil pemeriksaan Kartu control Diet :
Jumlah :
Jika anda pasien ASKES : Frekueksi :
Surat rujukan puskesmas Aktivitas :
Kartu ASKES asli (fototkopy)
Obat-obatan yang masih dipakai
Jika anda Pasien Maskin (JPS) : Nama Obat Dosis Cara
Surat Rujukan Puskesmas Pemberian
Kartu ASKES MASKIN asli (fotokopy)
................................... ............................
KSK (fotokopy)

Alur kontrol:
Datang ke Ruang ................................... ............................

................................... ............................

Catatan khusus:
................................... ............................

................................... ............................

................................... ............................

................................... ............................

Pemeriksaan yang dibawa pulang


Foto ECG Hasil Laborat
ALUR DISCHARGE PLANNING

 Menyambut kedatangan pasien


 Orientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena
ruangan
Pasien MRS
 Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat,
dokter dan tenaga kesehatan yang lain
 Melakukan pengkajian keperawatan

 Perawat
Pasien selama  Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain
 Dokter
dirawat  Melakukan asuhan keperawatan
 Tim kesehatan
 Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan,
lain
diet, aktivitas, control

Pasien KRS Perencanaan pulang

Penteyelesaian Program HE:


administrasi  Pengobatan/ control Lain-lain
 Kebutuhan nutrisi
 Aktivitasdan istirahat
 Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga


ALUR SUPERVISI

Kepala Bidang Perawatan

Kepala Seksi Perawatan

Kepala Perawat IRNA

Supervisi

Kepala Ruangan

Menetapkan Kegiatan dan Tujuan


Supervisi
serta instrumen/ alat ukur

PP 1 PP 2

PA PA
Menilai Kinerja Perawat

Kinerja Perawat dan Kualitas


Pelayanan Mningkat

PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian (fair).
Deef Back.
Follow up, Pemecahan masalah
dan reward
ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN
(didukung data)

RENCANA

TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /
KEADAAN PASIEN

MASALAH :

1. TERATASI.
2. BELUM TERATASI.
3. TERATASI SEBAGIAN.
4. MUNCUL MASALAH BARU
DIAGRAM RUTE/ALUR
PELAKSANAAN

SENTRALISASI OBAT
DOKTER
Pendekatan perawat

Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat KLIEN/KELUARGA
dari perawat

FARMASI/APOTEK

KLIEN/KELUARGA
-Lembar serah terima
obat
-Buku Serah Terima/
PP/PERAWAT Masuk Obat
YANG MENERIMA

PENGATURAN
&PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT

KLIEN/KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai