Anda di halaman 1dari 2

Mind mapping TB Paru

TB Paru

Definisi Penyebab Klasifikasi

Tuberkulosis adalah suatu Penyebab tuberkulosis 1. Berdasarkan organ tubuh


penyakit infeksius yang adalah Myobacterium yang terkena
menyerang paru-paru yang tuberculosae, sejenis kuman a. Tuberkulosis paru
secara khas ditandai oleh berbentuk batang dengan ukuran b. Tuberculosis ekstra
pembentukan granuloma dan panjang 1-4/Um dan tebal 0,3- paru
menimbulkan nekrosis 0,6/Um. 2. Berdasarkan hasil
jaringan. Penyakit ini bersifat
pemeriksaan dahak
menahun dan dapat menular
a. Tuberkulosisi paru
dari penderita kepada orang
bakteri tahan asam
lain (Santa, dkk, 2009).
Diagnosa keperawatan (BTA) positif
b. Tuberculosis paru
bakteri tahan asam
(BTA) ngatif
1. Bersihan jalan nafas tidak
3. Berdasarkan tingkat
efektif berhubungan dengan
keparahan
akumulasi sekret kental atau
4. Tipe pasien
sekret darah
a. Kasus baru
2. Gangguan pertukaran gas
b. Kasus kambuh
berhubungan dengan
c. Kasus setelah putus
kerusakan membran alveoler-
berobat
kapiler
d. Kasus setelah gagal
3. Ketidakseimbangan nutrisi
e. Kasus pindahan
kurang dari kebutuhan tubuh
Manifestasi klinis f. Kasus lain
berhubungan dengan
anoreksia
4. Nyeri Akut berhubungan
1. Demam dengan nyeri dada pleuritis
2. Batuk/ batuk darah 5. Hipertemia berhubungan
3. Sesak napas dengan proses inflamasi
4. Nyeri dada
5. Malaise

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik
1. Bakteri tahan asam (BTA)
melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan
diagnosis utama
2. Pemeriksaan foto toraks
Cara penularan

1. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan


kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak.
2. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
3. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.
4. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan
kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam
udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Komplikasi

1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian
karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan karena
kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.
6. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Depkes RI : Jakarta.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:Upper
Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi
ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Tambayong, J. 2003. Patofisiologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai