Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA PREVIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Maternitas II

Oleh kelompok 1:

1. Siswo Margo Handoyo (185070209111001)


2. Stefilus Laki Leta (185070209111009)
3. Ika Wahyuni Puji Lestari (185070209111013)
4. Enah Nurjanah (185070209111017)
5. Yohanes Vianey Salmun N. (185070209111021)
6. Ninik Dwi Agustina (185070209111023)
7. Chandra Maslikha (185070209111032)
8. Ghita Rahayu Apriliana (185070209111034)
9. Ratih Arum Vatmasari (185070209111035)
10. Haris Petriano (185070209111039)
11. Elly Suryati (185070209111041)
12. Rossyta (185070209111043)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan tepat waktu . Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
dan juga untuk teman mahasiswa keperawatan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan
serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah
ini mohon kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas II yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Malang, februari 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... Error!


Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ Error!
Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... Error!
Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. Error!
Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3.Tujuan ........................................................................................................................... Error!


Bookmark not defined.
1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 2

BAB IITINJAUAN TEORI .................................................................................................... Error!


Bookmark not defined.
2.1.Pengertian Hiperemesis Gravidarum............................................................................. Error!
Bookmark not defined.
2.2.Etiologi Hipermesis Gravidarum .................................................................................... Error!
Bookmark not defined.
2.3. Epidemiologi ................................................................................................................ 4

2.4. Fatofisiologi .................................................................................................................. 4

2.5. Faktor Resiko ............................................................................................................... 5

2.6.Manifestasi Klinis .......................................................................................................... 5


2.7.Pemeriksaan Diagnosis................................................................................................. Error!
Bookmark not defined.
2.8.Pelaksanaan : Medis dan Perawatan ............................................................................ 7
2.9.Komplikasi..................................................................................................................... 9
BAB III KONSEP KEPERAWATAN ..................................................................................... 10
3.1.Pengkajian .................................................................................................................... 10
3.2.Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 13
3.3.Rencana Keperawatan .................................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 18
4.1.Kesimpulan ................................................................................................................... 18

iii
4.2.Saran ............................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Plasenta merupakan lapisan yang menempel pada rahim selama bayi dalam
kandungan dan berperan menjaga asupan darah dari ibu ke bayi melalui tali pusar.
Nutrisi dan oksigen dialirkan pembuluh darah ke dalam plasenta untuk kemudian
diteruskan ke janin. Sebaliknya, produk buangan seperti karbon dioksida dari janin di
dalam kandungan diteruskan kembali ke plasenta untuk kemudian dihancurkan tubuh.
Di samping itu, plasenta juga memproduksi hormon pendukung kehamilan seperti
progesteron, estrogen, ataupun chorionic gonadotropin (hCG). Menjelang akhir
kehamilan plasenta juga melepaskan antibodi atau zat kekebalan tubuh kepada janin.
Mengingat besarnya peran plasenta bagi janin, maka penting untuk mencermati faktor
apa saja yang dapat mengganggu kerja plasenta. Beberapa kondisi yang dialami ibu
hamil yang mengalami gangguan plasenta yaitu solusio plasenta dan plasenta previa.
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam
sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. Terjadi dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Kondisi ini merupakan
komplikasi kehamilan yang serius, namun jarang terjadi. Hal ini dikarenakan solusio
plasenta bisa menyebabkan perdarahan hebat pada sang ibu dan mengurangi suplai
nutrisi serta oksigen untuk sang bayi sehingga cenderung menjadikan morbiditas dan
bahkan mortabilitas baik pada ibu maupun pada janin serta bayi baru lahir jika tidak
segera ditangani.
Sedangkan plasenta previa terjadi ketika seluruh atau sebagian plasenta
menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) ibu selama bulan-bulan akhir
kehamilan menjelang kelahiran bayi. Plasenta previa bisa menyebabkan perdarahan
sebelum maupun selama proses melahirkan atau bahkan dapat menimbulkan
komplikasi lainnya bagi ibu dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Perdarahan antepartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi
atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya
.Pada solusio plasenta dan plasenta previa, ada dua masalah yang sama , yaitu
keduanya sama-sama disebabkan oleh masalah perlekatan plasenta pada rahim yang
dapat menyebabkan perdarahan antenatal atau sebelum persalinan. Gangguan pada
plasenta umumnya tidak dapat dicegah. Namun, ada gejala-gejala yang dapat

1
diwaspadai dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya. Hal inilah
yang mendasari kelompok untuk membahas lebih lanjut tentang asuhan keperawatan
dengan solusio plasenta dan plasenta previa.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan Solusio Plasenta dan Plasenta
Previa ?

1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Solusio Plasenta dan
Plasenta Previa
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari solusio plasenta dan plasenta previa
2. Mengetahui Klasifkasi dari solusio plasenta dan plasenta previa
3. Mengetahui etiologi, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan dari
solusio plasenta dan plasenta previa
4. Mengatahui pemberian asuhan keperawatan dengan solusio plasenta dan
plasenta previa

1.4. MANFAAT
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dalam pengetahuan ilmiah dan
menjadi salah satu pedoman evidence based practice untuk bidang keperawatan di
Indonesia khususnya dibidang neonatologi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai wacana dalam mengembangkan serta meningkatkan
pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dan komprehensif terutama dalam
bidang maternitas.

2
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 SOLUSIO PLASENTA

2.1.1. DEFINISI
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
sebelum janin lahir atau yang biasa disebut dengan abruption plasenta, accidental
haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes
diantara selaput ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar
menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak keluar dari tubuh
tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus serta
menyebabkan perdarahan yang tersembunyi. Solusio plasenta dapat total atau parsial.
Terjadi pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih dan sebelum janin lahir.

2.1.2. KLASIFIKASI
a. Solusio plasenta ringan.
Perdarahannya kurang dari 500 cc dengan lepasnya plasenta kurang dari
seperlima bagian. Perut ibu masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba.
Tanda gawat janin belum tampak dan terdapat perdarahan hitam per vagina.
b. Solusio plasenta sedang.
Lepasnya plasenta antara seperempat sampai dua pertiga bagian dengan
perdarahan sekitar 1000 cc. perut ibu mulai tegang danbagian janin sulit di raba.
Janin sudah mengalami gawat janin berat sampaiIUFD. Pemeriksaan dalam
menunjukkan ketuban tegang. Tanda persalinantelah ada dan dapat berlangsung
cepat sekitar 2 jam.
c. Solusio plasenta berat.
Lepasnya plasenta sudah melebihi dari dua pertiga bagian. Perut nyeri dan tegang
dan bagian janin sulit diraba, perut sepertipapan. Janin sudah mengalami gawat
janin berat sampai IUFD. Pemeriksaan dalam ditemukan ketuban tampak tegang.
Darah dapat masuk otot rahim, uterus Couvelaire yang menyebabkan Antonia uteri
serta perdarahan pasca partus. Terdapat gangguan pembekuan darah fibribnogen
kurang dari100-150 mg%. pada saat ini gangguan ginjal mulai nampak.

3
2.1.3. ETIOLOGI
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang menjadi predisposisi :
a. Trauma langsung Abdomen seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
b. Hipertensi ibu hamil
c. Umbilicus pendek atau lilitan tali pusat
d. Janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas
e. Tekanan pada vena kafa inferior
f. Preeklamsia/eklamsia
g. Faktor usia ibu
h. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
i. Faktor kardiovaskuler Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
j. Faktor paritas ibu, Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Hal
ini dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan
endometrium.
k. Faktor pengunaan kokain, Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian
tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana
bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uetrus dan
dapat berakibat terlepasnya plasenta.
l. Faktor kebiasaan merokok, pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis,
diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.
m. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
n. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uteruspada
vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya
kehamilan, dan lain-lain.

4
2.1.4. TANDA GEJALA
a. Perdarahan berwarna merah kecokelatan (kehitaman) disertai nyeri perut diluar his
b. Anemia dan syok
c. Rahim keras seperti papan (tegang) dan nyeri saat dipegang karena isi rahim,
sehingga sukar untuk di lakukan palpasi
d. Fundus uteri makin lama makin naik
e. Gerakan janin berkurang atau tiidak seperti biasanya atau bahkan tidak terdengar
f. Sering ada protein urea karena disertai toxaemia
g. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
h. Perdarahan Timbulnya tiba-tiba
i. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
j. His ada dan berlangsung cepat
k. Teraba ketuban yang tegang pada saat VT
l. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
m. Tidak berhubungan dengan presentasi

2.1.5. PATOFISIOLOGI

Pathway (terlampir)

2.1.6. KOMPLIKASI

a. Gangguan pembekuan darah,

b. Syok akibat kehilangan darah,

c. Gagal ginjal atau kegagalan organ tubuh lainnya.

d. Perdarahan juga kemungkinan terjadi setelah proses persalinan.

5
e. Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim mungkin akan dilakukan jika
perdarahan yang terjadi tidak bisa dikendalikan.

f. Sedangkan pada bayi, solusio plasenta dapat menyebabkan kurangnya asupan


nutrisi dan oksigen, serta kelahiran prematur. Bahkan komplikasi yang serius dapat
terjadi dimana bayi terlahir dalam keadaan meninggal.

2.1.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test
pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
b. Pemeriksaan USG, untuk melihat kondisi rahim dan kandungan, namun tidak selalu
dapat mendeteksi adanya solusio plasenta. Pada solusio plasenta, detak jantung
janin juga perlu dimonitor untuk mengetahui kondisi bayi dan dan mendeteksi adanya
kegawatan janin.

2.1.8. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
a. Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan
cairan
b. Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan
transfuse darah segar
c. Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetik
d. Terminasi kehamilan : persalinan segera, pervaginam atau section sesarea. Yang
tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya
plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
e. Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar
dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala
pemeriksaan COT dan hemoglobin
f. Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal
(reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
 Solusi plasenta ringan

a. Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada ,
janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu
persalinan spontan .
b. Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus berkontraksi ,
dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan amnintomi /

6
infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 /
ersalinan masih lama , lakukan seksi sesarea

 Solusio plasenta sedang / berat

a. Resusitasi cairan
b. Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah
c. Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam
bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500
gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan
berlangsung lama .

2.2 PLASENTA PREVIA

2.2.1. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo (2008) plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawah rahim.

2.2.2. KLASIFIKASI
a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta

b. Plasenta previa parsialis : apabila sebagian pembukaan (ostium internus

servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.

c. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir

pembukaan (ostium internus servisis).

d. Plasenta letak rendah ( Low Lying Placenta), apabila plasenta yang letaknya

abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan

lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan

teraba pada pembukaan jalan lahir.

7
2.2.3. ETIOLOGI
Penyebab secara pasti belum diketahui secara jelas. Frekuensi terjadi plasenta
previa meningkat pada :
a. Multiparitas (wanita yang sudah sering melahirkan)
b. riwayat sectio cesarea atau proses aborsi pada kehamilan sebelumnya
c. Memiliki kehamilan dengan kelainan janin
d. Memiliki tumor jinak pada rahim
e. Usia ibu yang telah lanjut (> 35 tahun)
f. Riwayat plasenta previa sebelumnya
g. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk

2.2.4. TANDA GEJALA


a. Perdarahan berwarna merah segar
b. Perdarahan tanpa nyeri
c. Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun : baru
waktu ia bangun ia merasa bahwa kainnya basah, biasanya perdarahan karena
plasenta previa baru timbul setelah bulan ke-7, Hal ini disebabkan karena
1. Perdarahan sebelum bulan ke-7 memberi gambaran yang tidak berbeda
dari abortus
2. Perdarahan pada plasenta previa disebabkan karena pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim.
d. Kepala anak sangat tinggi Karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim
kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul (pap).
e. Perdarahan berulang sebelum partus
f. Perdarahan keluar banyak

8
g. Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak
jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak sungsang)
h. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
i. Perdarahan Timbulnya perlahan-lahan
j. Waktu terjadinya saat hamil
k. His biasanya tidak ada
l. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
m. Denyut jantung janin ada
n. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
o. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
p. Presentasi yang abnormal

2.2.5. PATOFISIOLOGI

Pathway (terlampir)

2.2.6. KOMPLIKASI
a. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
b. Anemia karena perdarahan
c. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
d. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim
e. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
f. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta
g. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature (< 37 minggu)dan
komplikasinya seperti asfiksia berat, Kecacatan pada bayi

2.2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit

b. Pemeriksaan USG, untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,


profil biofisik, letak, presentasi janin.
c. Bila akan dilakukan PDMO atau operasi, perlu diperiksa faktor waktu
pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan
lainnya dilakukan atas indikasi medis.
d. Kardiotokografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan > 28 minggu.
e. Pemeriksaan inspekulo,bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum ataudari kelainan serviks atau vagina seperti

9
erosro porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri,
varises vulva dan trauma.

2.2.8. PENATALAKSANAAN
a. Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi
b. Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (misalnya : batuk, mengedan karena sulit BAB).
c. Pasang infus NaCl fisiologis bla tidak memungkinkan beri cairan per oral
d. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit
untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akbat perdarahan
e. Bila terjadi renjatan segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah
f. Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya darah umur kehamilan
dan derajat plasenta previa
g. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan
memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi
h. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan
bayi (dan plasenta) tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin.
Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika
umur kehamilan janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung
berulang,ibu harus tetap dirawat di RS.

10
BAB III

KONSEP ASKEP SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA PREVIA

3.1. PENGKAJIAN

NO PEMERIKSAAN SOLUSIO PLASENTA PLASENTA PREVIA

1 Identitas Nama , jenis kelamin, umur ( Solusio Nama , jenis kelamin, umur ( Solusio
plasenta cenderung terjadi pada usia plasenta cenderung terjadi pada usia
lanjut (> 45 tahun) karena terjadi lanjut (> 35 tahun)
penurunan kontraksi akibat
menurunnya fungsi hormon
(estrogen) pada masa menopause.

2 Keluhan Utama perdarahan sedikit, terus-menerus, Perdarahan berulang dan banyak ,


nyeri dan his yang cepat tidak nyeri

3 Riwayat Darah terlihat merah kehitaman Darah terlihat merah segar,biasanya


penyakit karena membentuk gumpalan darah, perdarahan karena plasenta previa
sekarang darah yang keluar sedikit perdarahan baru timbul setelah bulan ke-7,
internal yang tidak terlihat, terus perdarahan berulang dan keluar
menerus. Akibat dari perdarahan banyak, status gizi ibu
pasien lemas dan pucat. Sebelumnya
biasanya pasien pernah mengalami
hypertensi esensialis atau pre
eklampsi, tali pusat pendek , trauma,
uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.
Ibu mengatakan bahwa gerakan janin
berkurang atau bahkan tidak ada.

4 Riwayat penyakit kardiovaskuler , pengguna Hipertensi, tumor di rahim, defisiensi


penyakit kokain, perokok, anemia, defisiensi gizi
dahulu gizi

5 Riwayat Paritas, pernah solusio plaseta Paritas, pernah hamil gemelli, pernah
kehamilan sebelumnya pasenta previa sebelumnya
sebelumnya

PEMERIKSAAN FISIK
6 Wajah Pucat pucat
7 Konjungtiva Anemis anemis
8 TTV Tensi : normal sampai turun (syok) Tensi : normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> Nadi : normal sampai meningkat (>
90x/menit) 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 370 c) Suhu : normal / meningkat (> 370 c)
RR : normal / meningkat (> RR : normal / meningkat (>
24x/menit)

9 Abdomen Rahim teraba tegang dan nyeri saat Kepala anak sangat tinggi Karena
dipegang karena isi rahim, sehingga plasenta terletak pada kutub bawah

11
sukar untuk di lakukan palpasi, rahim kepala tidak dapat mendekati
fundus uteri makin naik , His ada dan pintu atas panggul (pap). Bagian
berlangsung cepat , gerakan janin terbanyak janin biasanya belum
berkurang atau tiidak seperti masuk pintu atas panggul dan tidak
biasanya, DJJ tidak terdengar jarang terjadi letak janin letak janin
(letak lintang atau letak sungsang).
His biasanya tidak ada, rahim tidak
tegang (biasa) saat palpasi,
DJJ ada

10 Genetalia Keluar darah berwarna merah Keluar darah berwarna merah segar
kecokelatan (kehitaman) sedikit / banyak,Teraba jaringan plasenta saat
terus menerus,Teraba ketuban yang VT ,
tegang pada saat VT , Penurunan Penurunan kepala tidak masuk pintu
kepala dapat masuk pintu atas atas panggul,
panggul , Tidak berhubungan dengan presentasi yang abnormal
presentasi

11 Psikososial Ibu cemas karena mengalami Ibu cemas karena mengalami


perdarahan disertai nyeri, serta tidak perdarahan, serta tidak mengetahui
mengetahui asal dan asal dan penyebabnya.ibu khawatir
penyebabnya.ibu khawatir dengan dengan kondisi janin yang
kondisi janin yang dikandungnya. dikandungnya

12 Pemeriksaan Darah : Hb, hemotokrit, trombosit,  Pemeriksaan darah : hemoglobin,


penunjang fibrinogen, elektrolit hematokrit
USG untuk mengetahui letak  Pemeriksaan USG, untuk
plasenta,usia gestasi, keadaan janin menentukan implantasi plasenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak,
presentasi janin.
 Bila akan dilakukan PDMO atau
operasi, perlu diperiksa faktor
waktu pembekuan darah, waktu
perdarahan dan gula darah
sewaktu. Pemeriksaan lainnya
dilakukan atas indikasi medis.
 Kardiotokografi (KTG) : dilakukan
pada kehamilan > 28 minggu.
 Pemeriksaan inspekulo.

12
3.1.1. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Faktor predisposisi Ketidakefektifan Perfusi
 Ibu mengatakan Jaringan Perifer
mengalami perdarahan kelainan plasenta berhubungan dengan
sedikit / banyak dan kurangnya suplai oksigen
terus menerus Komplikasi ke jaringan akibat dari
 Ibu mengatakan perdarahan
hamilnya memasuki usia Ketidakmampuan uterus
20-24 mgg untuk berkontraksi secara
DO: cukup untuk menghentikan
 Keadaan umum lemah aliran pembuluh darah yang
dan pucat terbuka
 Darah terlihat merah
kehitaman karena perdarahan
membentuk gumpalan
darah, darah yang
keluar sedikit
perdarahan internal
yang tidak terlihat, terus
menerus.
 Sebelumnya biasanya
pasien pernah
mengalami hypertensi
esensialis atau pre
eklampsi, tali pusat
pendek , trauma, uterus
yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli)
dll.
 Tensi : normal sampai
turun (syok)
 Nadi : normal sampai
meningkat (> 90x/menit)
 RR : normal / meningkat
(> 24x/menit)

DS: Kelainan plasenta Risiko gangguan hubungan


 Ibu mengatakan ibu dan janin
badannya terasa lemah Perdarahan
 Ibu mengatakan internal/eksternal dalam
mengalami perdarahan jumlah banyak
saat hamil ini
 Ibu mengatakan bahwa Gangguan vaskularisasi ke
gerakan janin berkurang janin
atau bahkan tidak ada.
Suplai O2 dari ibu kejanin
berkurang

DO:
 DJJ berkurang atau
bahkan tidak ada

13
 Perdarahan
internal/eksternal yang
berualang, banyak
 Gerakan janin berkurang
 His tidak ada

DS: Kelainan plasenta Risiko Syok


 Ibu mengatakan
badannya lemah Perdarahan
 Ibu mengatakan internal/eksternal dlm jumlah
mengalami perdarahan banyak
yang terus menerus dan
banyak Penurunan hipovolemi

DO:
 Keadaan umum lemah
 Wajah pucat, konjungtva
anemis
 Perdarahan sedikit
/banyak , berwarna
merah kehitaman/merah
segar
 Tekanan darah menurun
 Nadi kecil dan lemah
 Hasl USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa
 Pemeriksaan lab Hb, Ht
dan faal hemostasis
menurun

DS: komplikasi kehamilan akibat Defisien volume cairan


 Ibu mengatakan kelainan plasenta berhubungan dengan
badannya lemah perdarahan
 Ibu mengatakan uterus tidak mampu
mengalami perdarahan menghentikan aliran
yang terus menerus dan pembuluh darah yang
banyak membuka

DO:
 Keadaan umum lemah perdarahan internal/
 Wajah pucat, konjungtva eksternal
anemis
 Perdarahan sedikit terjadi berulang dan terus
/banyak , berwarna menerus
merah kehitaman/merah
segar hipovolemia
 Tekanan darah menurun
 Nadi kecil dan lemah
 Hasl USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa
 Pemeriksaan lab Hb, Ht

14
dan faal hemostasis
menurun

DS: Komplikasi kehamilan akibat Nyeri akut


 Ibu cemas karena kelainan plasenta
mengalami perdarahan
disertai nyeri, Abrupsio plasenta
DO:
 Skala nyeri ibu Perdarahan internal
 Perdarahan
internal/eksternal (+) Darah masuk ke selaput
banyak ketuban
 uterus teraba tegang
dan nyeri saat dipegang Ekstravasasi hebat
 Uterus sukar untuk di
lakukan palpasi, fundus
uteri makin naik , His
ada dan berlangsung
cepat
 Hasil USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa

DS: Komplikasi kehamilan akibat ketidakefektifan proses


 Ibu cemas karena kelainan plasenta kehamilan-persalinan
mengalami perdarahan
disertai nyeri, serta tidak Perdarahan dalam jumlah
mengetahui asal dan banyak dan terus menerus
penyebabnya.
 ibu khawatir dengan kecemasan
kondisi janin yang
dikandungnya
 ibu sering menangis
karena cemas tentang
kondisi janinnya
DO:
 Perdarahan
internal/eksternal (+)
banyak
 DJJ lemah atau bahkan
tdk ada
 Gerakan berkurang
 Hasil USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa

DS: Komplikasi kehamilan akibat Risiko infeksi


 Ibu mengatakan kelainan plasenta
mengalami perdarahan
disertai nyeri, Terbukanya sinus uterin
 Ibu mengatakan hamil pada sisi plasenta
ini sering mengalami
perdarahan dalam Adanya port de entri untuk

15
jumlah banyak/sedikit tumbuhnya kuman
tapi terus menerus
DO:
 Perdarahan
internal/eksternal (+)
banyak warna merah
kehitaman/merah segar
 DJJ lemah atau bahkan
tdk ada
 Gerakan berkurang
 TTV dan suhu
mengalami peningkatan
 Hasil USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa

3.1.2. Diagnosa Keperawatan


Solusio plasenta Plasenta previa
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan 1. kEtidakefektifan pefusi jaringan
2. Risiko gangguan Hubungan ibu dan 2. Risiko gangguan Hubungan ibu dan
janin janin
3. Risiko Syok 3. Risiko Syok
4. defisien volume cairan 4. Defisien volume cairan
5. Nyeri akut 5. ketidakefektifan proses kehamilan-
6. ketidakefektifan proses kehamilan- melahirkan
melahirkan 6. Resiko infeksi
7. Resiko infeksi

16
3.1.3. Rencana Keperawatan
NO DX NOC NIC
1 Ketidakefektifan Perfusi NOC: Pengaturan Hemodnamik (4150)
Jaringan Perifer Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Tentukan status perfusi
berhubungan dengan diharapkan perfusi jaringan perifer menjadi 2. Identifikasi adanya tanda dan gejala
hipovolemia akibat dari adekuat dengan indikator : peringatan dini sistem hemodinamik
perdarahan ( dispneu, kelelahan, pusing,
 Perfusi jaringan: perifer (0407) : edema, perubahan BB tiba-tiba)
Skala outcome 1 2 3 4 5 3. Arahkan pasien dan keluarga
mengenai pemantauan
Tekanan darah sistole  hemodinamik ( misal, obat-obatan,
terapi, tujuan perawatan)
Tekanan darah  4. Monitor efek obat
diastole 5. berkolaborasi dengan dokter, sesuai
indikasi
Edema perifer 

Wajah pucat 

Keterangan penilaian
1: deviasi berat dari kisaran normal / berat
2: deviasi cukup berat dari kisaran normal /
cukup berat
3: deviasi sedangdari kisaran normal /
sedang
4: deviasi ringan dari kisaran normal / ringan
5: tidak ada deviasi dari kisaran normal / tidak
ada

17
2 Risiko gangguan NOC: NIC :
hubungan ibu dan janin Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan kehamilan risisko tinggi
berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi gangguan hbungan (6800)
komplikasi kehamilan antara ibu dan janin dengan indikator : 1. Kaji kondisi medis aktual yang
berhubungan dengan ondisi kehamilan
 pengetahuan kehamilan (1810) yang buruk
Skala outcome 1 2 3 4 5 2. Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran
yang berhubungan dengan faktor risiko
Tanda-tanda  kehamilan
peringatatan 3. Kaji pengetahuan klien dalam
komplikasi kehamilan mengidentifikasi faktor risiko
4. Berikan matei pendidikan kesehatan
Kejadian  yang membahas faktor risiko ,
perkembangan janin pemeriksaan surveilans dan tindakan
secara mayor yang biasa dilakukan
5. Ajarkan klien mengenai penggunaan
Tanda dan gejala  obat yang diresepkan
persalinan 6. Tuliskan pedoman untuk tanda dan
Perawatan diri yang  gejala yang membutuhkan penanganan
tepat untuk medis segera ( misl. Perdarahan vagina
ketidaknyamanan merah segar, penurunan gerakan janin,
kehamilan kontraksi 4x/lebih perjam sebelum usia
kehamilan 37 minggu )
Keterangan penilaian 7. Ajarkan cara menghitung gerakan janin
1: tidak ada pengetahuan 8. Laporkan adanya penyimpangan dari
2: pengetahuan terbatas keadaan normal pada status ibu dan
3: pengetahuan sedang atau bayi kepada dokter
4: pengetahuan banyak
5: pengetahuan sangat banyak

18
3 Risiko Syok berhubungan NOC: NIC :
dengan hipovolemi akibat Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Hipovolemi (4180)
peningkatan perdarahan diharapkan risiko syok tidak terjadi dengan 1. Timbang BB diwaktu yang sama dan
indikator : monitor kecenderungan arah gejala
2. Monitor status hemodinamik (nadi ,TD,
 Keparahan syok :Hipovolemik (0419) : MAP)
Skala outcome 1 2 3 4 5 3. Monitor adanya sumber kehilangan
cairan ( misl. Perdarahan dan takhipnea)
Penurunan tekanan  4. Monito asupan dan pengeluaran
nadi perifer 5. Monitor laborat terkait dengan
kehilangan darah ( misl.Hb, Ht, faal
Penurunan tekanan  hemostasis )
darah sistolik 6. Dukung asuoan cairan oral
7. Jaga kepatenan akses IV
Penurunan tekanan  8. Berikan cairan IV yang diresepkan
darah diastolik 9. Berikan produk darah yang diresepkan
Penurunan oksigen  utuk meningkatkan tekanan plasma
arteri onkotik dan menganti volume darah
dengan benar
Akral dingin  10. Posisikan untuk perfusi perifer
11. Instruksikan pada pasien dan keluarga
Keterangan penilaian tindakan yang dilakukan untuk
1: berat mengatasi hipovolemi
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada

19
4 Defisien volume cairan NOC: NIC :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan perdarahan (4020)
perdarahan diharapkan risiko pendarahan berkurang 1. Identifikasi penyebab perdarahan
atau tidak terjadi dengan indikator : 2. Monitor pasien akan perdarahan secara
ketat
 Keparahan kehilangan darah (0413) 3. Monitor jumlah dan sifat kehilangan
Skala outcome 1 2 3 4 5 darah
4. Perhatikan kadar hemoglobin /
Kehilangan darah yang  hematokrit sebelu dan sesudah
terlihat perdarahan oksigen (
5. Monitor penentu dari jaringan pelepasan
Perdarahan vagina  misl. PaO2, SaO2)
6. Monitor fungsi neurologis
Penurunan Hb  7. Atur keterssediaan produk darah untuk
Kulit dan membran  tranfusi, jika perlu
mukosa pucat 8. Instruksikan pasien dan keluarga akan
tanda-tanda perdarahan dan tindakan
Penurunan Hct  yang tepat ( memberitahu perawat ) bila
perdarahan lebih lanjut terjadi
Keterangan penilaian
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada

20
5 Nyeri akut NOC: NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan nyeri pesalinan berkurang atau Pain Management (4092)
bahkan tidak terjadi dengan indikator :
1. Melakukan pengkajian komprehensif
mengenai nyeri klien
 Kontrol nyeri (1605)
2. Meminimalkan faktor yang menimbulkan
Skala outcome 1 2 3 4 5
nyeri pada klien
Mengenali kapan nyeri  3. Berikan informasi mengenai nyeri seperti
terjadi penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Menggunakan  dirasakan dan antisipasi dari ketidak
tindakan pengurangan nyamanan akibat prosedur
nyeri tanpa analgesik 4. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang
Menggunakan  dapat mencetuskan ketidaknyamanan
analgesik yang (misalnya: ketakutan,kelelahan,keadaan
direkomendasikan monoton dan kurang pengetahuan)
5. Ajarkan teknik relaksasi misalnya, napas
Menggunakan sumber 
dalam)
daya yang tersedia
6. Mengajarkan klien untuk memonitor
Melaporkan nyeri yang 
nyeri (respon yang dialami oleh pasien
terkontrol
sendiri dapat diidentifikasi)
Keterangan penilaian
7. Anjurkan untuk istirahat agar
1: tidak pernah menunjukkan
meminimalkan nyeri
2: jarang menunjukkan
8. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
3: kadang-kadang menunjukkan
profesional mengenai analgesik efektif
4 : sering menunjukkan
untuk pereda nyeri
5: secara konsisten menunjukkan

21
6 ketidakefektifan proses NOC: NIC:
kehamilan-persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Persiapan melahirkan (6760)
diharapkan risiko ketidakefektifan proses 1. Diskusikan pilihan kontrol nyeri bersama
kehamilan-persalinan tidak terjadi dengan ibu
indikator : 2. Informasikan ibu mengenai pilihan
persalinan jika timbul komplikasi
 Status Janin : intrapartum (0112) : 3. Jelaskan prosedur monitor rutin yang
Skala outcome 1 2 3 4 5 mungkin akan dilakukan selama proses
persalinan
Dasar Denyut Jantung 
Janin (120-160) Surveilans: Kehamilan Akhir (6656)
1. Review riwayat obstetrik , jika ada
Perlambatan denyut  2. Tentukan risiko kesehatan fetal-maternal
jantung periodik melalui wawancara dengan klien
3. Lakukan monitor janin secara elektronik
Posisi janin  4. Cari tahu mengenai keberadaan dan
Bagian presentasi  kualitas pergerakan janin
janin 5. Monitor aktivitas uterus
6. Lakukan USG untuk menentukan
Oksimetri denyut janin  presentasi janin dan posisi plasenta
7. Prioritaskan tindakan berdasarkan status
Keterangan penilaian pasien (misl. Rawat , lanjut obervasi,
1: deviasi berat dari kisaran normal rujuk atau pulangkan )
2: deviasi cukup berat dari kisaran normal
3: deviasi sedangdari kisaran normal
4: deviasi ringan dari kisaran normal
5: tidak ada deviasi dari kisaran normal

22
7 Risiko Infeksi NOC: NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perlindungan infeksi (6550)
diharapkan risiko infeksi tidak terjadi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dengan indikator : dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Keparahan infeksi (0703) 3. Batasi jumlah pengunjung yang sesuai
Skala outcome 1 2 3 4 5 4. Pertahankan asepsis untuk pasien
berisiko
demam  5. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
6. Anjurkan asupan cairan yang tepat
Nyeri  7. Anjurkan istirahat
8. Pantau adanya perubahan tingkat energi
Peningkatan jumlah sel  (malaise)
darah putih 9. Jaga penggunaan antibiotik dengan
malaise  bijaksana
10. Ajarkan pasien dan keluarga tentang
Keterangan penilaian tanda dan gejala infeksi dan kapan
1: berat harus melaporkannya kepada pemberi
2: cukup berat layanan kesehatan
3: sedang 11. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
4: ringan cara menghindari infeksi
5: tidak ada

23
BAB IV
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
a. Pada solusio plasenta dan plasenta previa, ada dua masalah yang sama , yaitu
keduanya sama-sama disebabkan oleh masalah perlekatan plasenta pada rahim
yang dapat menyebabkan perdarahan antenatal atau sebelum persalinan. Hal ini
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortaitas pada ibu.
b. Terhadap janin, plasenta previa maupun solusio plasenta meningkatkan insiden
kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang
dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu
yang tidak menderita plasenta previa.
c. Perdarahan antepartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi
atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas
penyebabnya Gangguan pada plasenta umumnya tidak dapat dicegah. Namun, ada
gejala-gejala yang dapat diwaspadai dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya.

4.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan keperawatan terutama di bidang maternitas
b. Bagi petugas-petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk
memberikan health education tentang pencegahan serta kewaspadaan komplikasi
kehamilan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, 2001, Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .
Jakarta

Herdman, T. Heather dkk. 2017. NANDA-I Diagnosis Keperawatan definisi dan Klasifikasi

2018-2020. EGC : Jakarta

Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima. Elsevier :

Jakarta

Bulechek, Gloria M. 2016. Nursing Interventions Classification (NOC) Edisi Keenam Elsevier

: Jakarta

Murah, Manoe dkk. 1999. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian

/SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.

Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.

Jakarta

25
Woc : Solusio Plasenta dan Plasenta Previa

Faktor predisposisi: trauma langsung,Hpt,umbilikus pendek, dll faktor predisposisi: multiparitas, riwayat sc,
Kelainan janin, usia >35 thn,dll

Perdarahan pada pembuluh darah plasenta.


Plasenta berimplasi di sekitar segmen bawah
Hematoma di desidua

Pelepasan komprei; plasenta terdesak menutup sebagian/seluruh osteum uteri

otot uterus meregang Pembentukan segmen bawah


Plasenta previa
uterus dan dilatasi ostium dgn
Ruptur pembuluh arterispiralis desidua
bertambahnya usia kehamilan

Hematoma Volume darah menurun perdarahan


retroplasenta
Servik membuka
Darah keluar dari vagina
Darah menembus
Cop menurun selaput ketuban
Pelepasan plasenta Tidak dapat diikuti oleh
Sebagai port di entri patogen
plasenta yg melekat

Solusio plasenta Perfusi ke jaringan Darah masuk ke


MK: Resiko Infeksi
menurun kantung ketuban
MK: Ansietas
Hipovolemik
Nutrisi dan oksigen dari hipoksia
sirkulasi maternal/plasenta Ektravasasi MK: Ketidakefektifan
ke janin terganggu MK: Defisiensi hebat proses kehamila-
volume cairan MK: Resiko syok persalinan
MK: Resiko Kontaksi uterus
ketidakefektifan
MK: Resiko Gangguan perfusi jaringan
hubungan ibu-janin perifer MK: Nyeri akut
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai