Oleh kelompok 1:
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan tepat waktu . Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
dan juga untuk teman mahasiswa keperawatan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan
serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah
ini mohon kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas II yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2.Saran ............................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
diwaspadai dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya. Hal inilah
yang mendasari kelompok untuk membahas lebih lanjut tentang asuhan keperawatan
dengan solusio plasenta dan plasenta previa.
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Solusio Plasenta dan
Plasenta Previa
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari solusio plasenta dan plasenta previa
2. Mengetahui Klasifkasi dari solusio plasenta dan plasenta previa
3. Mengetahui etiologi, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan dari
solusio plasenta dan plasenta previa
4. Mengatahui pemberian asuhan keperawatan dengan solusio plasenta dan
plasenta previa
1.4. MANFAAT
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dalam pengetahuan ilmiah dan
menjadi salah satu pedoman evidence based practice untuk bidang keperawatan di
Indonesia khususnya dibidang neonatologi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai wacana dalam mengembangkan serta meningkatkan
pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dan komprehensif terutama dalam
bidang maternitas.
2
BAB II
KONSEP TEORI
2.1.1. DEFINISI
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
sebelum janin lahir atau yang biasa disebut dengan abruption plasenta, accidental
haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes
diantara selaput ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar
menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak keluar dari tubuh
tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus serta
menyebabkan perdarahan yang tersembunyi. Solusio plasenta dapat total atau parsial.
Terjadi pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih dan sebelum janin lahir.
2.1.2. KLASIFIKASI
a. Solusio plasenta ringan.
Perdarahannya kurang dari 500 cc dengan lepasnya plasenta kurang dari
seperlima bagian. Perut ibu masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba.
Tanda gawat janin belum tampak dan terdapat perdarahan hitam per vagina.
b. Solusio plasenta sedang.
Lepasnya plasenta antara seperempat sampai dua pertiga bagian dengan
perdarahan sekitar 1000 cc. perut ibu mulai tegang danbagian janin sulit di raba.
Janin sudah mengalami gawat janin berat sampaiIUFD. Pemeriksaan dalam
menunjukkan ketuban tegang. Tanda persalinantelah ada dan dapat berlangsung
cepat sekitar 2 jam.
c. Solusio plasenta berat.
Lepasnya plasenta sudah melebihi dari dua pertiga bagian. Perut nyeri dan tegang
dan bagian janin sulit diraba, perut sepertipapan. Janin sudah mengalami gawat
janin berat sampai IUFD. Pemeriksaan dalam ditemukan ketuban tampak tegang.
Darah dapat masuk otot rahim, uterus Couvelaire yang menyebabkan Antonia uteri
serta perdarahan pasca partus. Terdapat gangguan pembekuan darah fibribnogen
kurang dari100-150 mg%. pada saat ini gangguan ginjal mulai nampak.
3
2.1.3. ETIOLOGI
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang menjadi predisposisi :
a. Trauma langsung Abdomen seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
b. Hipertensi ibu hamil
c. Umbilicus pendek atau lilitan tali pusat
d. Janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas
e. Tekanan pada vena kafa inferior
f. Preeklamsia/eklamsia
g. Faktor usia ibu
h. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
i. Faktor kardiovaskuler Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
j. Faktor paritas ibu, Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Hal
ini dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan
endometrium.
k. Faktor pengunaan kokain, Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian
tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana
bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uetrus dan
dapat berakibat terlepasnya plasenta.
l. Faktor kebiasaan merokok, pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis,
diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.
m. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
n. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uteruspada
vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya
kehamilan, dan lain-lain.
4
2.1.4. TANDA GEJALA
a. Perdarahan berwarna merah kecokelatan (kehitaman) disertai nyeri perut diluar his
b. Anemia dan syok
c. Rahim keras seperti papan (tegang) dan nyeri saat dipegang karena isi rahim,
sehingga sukar untuk di lakukan palpasi
d. Fundus uteri makin lama makin naik
e. Gerakan janin berkurang atau tiidak seperti biasanya atau bahkan tidak terdengar
f. Sering ada protein urea karena disertai toxaemia
g. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
h. Perdarahan Timbulnya tiba-tiba
i. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
j. His ada dan berlangsung cepat
k. Teraba ketuban yang tegang pada saat VT
l. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
m. Tidak berhubungan dengan presentasi
2.1.5. PATOFISIOLOGI
Pathway (terlampir)
2.1.6. KOMPLIKASI
5
e. Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim mungkin akan dilakukan jika
perdarahan yang terjadi tidak bisa dikendalikan.
2.1.8. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
a. Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan
cairan
b. Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan
transfuse darah segar
c. Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetik
d. Terminasi kehamilan : persalinan segera, pervaginam atau section sesarea. Yang
tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya
plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
e. Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar
dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala
pemeriksaan COT dan hemoglobin
f. Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal
(reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
Solusi plasenta ringan
a. Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada ,
janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu
persalinan spontan .
b. Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus berkontraksi ,
dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan amnintomi /
6
infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 /
ersalinan masih lama , lakukan seksi sesarea
a. Resusitasi cairan
b. Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah
c. Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam
bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500
gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan
berlangsung lama .
2.2.1. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo (2008) plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawah rahim.
2.2.2. KLASIFIKASI
a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
c. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
d. Plasenta letak rendah ( Low Lying Placenta), apabila plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan
lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan
7
2.2.3. ETIOLOGI
Penyebab secara pasti belum diketahui secara jelas. Frekuensi terjadi plasenta
previa meningkat pada :
a. Multiparitas (wanita yang sudah sering melahirkan)
b. riwayat sectio cesarea atau proses aborsi pada kehamilan sebelumnya
c. Memiliki kehamilan dengan kelainan janin
d. Memiliki tumor jinak pada rahim
e. Usia ibu yang telah lanjut (> 35 tahun)
f. Riwayat plasenta previa sebelumnya
g. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk
8
g. Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak
jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak sungsang)
h. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
i. Perdarahan Timbulnya perlahan-lahan
j. Waktu terjadinya saat hamil
k. His biasanya tidak ada
l. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
m. Denyut jantung janin ada
n. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
o. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
p. Presentasi yang abnormal
2.2.5. PATOFISIOLOGI
Pathway (terlampir)
2.2.6. KOMPLIKASI
a. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
b. Anemia karena perdarahan
c. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
d. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim
e. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
f. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta
g. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature (< 37 minggu)dan
komplikasinya seperti asfiksia berat, Kecacatan pada bayi
9
erosro porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri,
varises vulva dan trauma.
2.2.8. PENATALAKSANAAN
a. Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi
b. Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (misalnya : batuk, mengedan karena sulit BAB).
c. Pasang infus NaCl fisiologis bla tidak memungkinkan beri cairan per oral
d. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit
untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akbat perdarahan
e. Bila terjadi renjatan segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah
f. Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya darah umur kehamilan
dan derajat plasenta previa
g. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan
memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi
h. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan
bayi (dan plasenta) tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin.
Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika
umur kehamilan janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung
berulang,ibu harus tetap dirawat di RS.
10
BAB III
3.1. PENGKAJIAN
1 Identitas Nama , jenis kelamin, umur ( Solusio Nama , jenis kelamin, umur ( Solusio
plasenta cenderung terjadi pada usia plasenta cenderung terjadi pada usia
lanjut (> 45 tahun) karena terjadi lanjut (> 35 tahun)
penurunan kontraksi akibat
menurunnya fungsi hormon
(estrogen) pada masa menopause.
5 Riwayat Paritas, pernah solusio plaseta Paritas, pernah hamil gemelli, pernah
kehamilan sebelumnya pasenta previa sebelumnya
sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
6 Wajah Pucat pucat
7 Konjungtiva Anemis anemis
8 TTV Tensi : normal sampai turun (syok) Tensi : normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> Nadi : normal sampai meningkat (>
90x/menit) 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 370 c) Suhu : normal / meningkat (> 370 c)
RR : normal / meningkat (> RR : normal / meningkat (>
24x/menit)
9 Abdomen Rahim teraba tegang dan nyeri saat Kepala anak sangat tinggi Karena
dipegang karena isi rahim, sehingga plasenta terletak pada kutub bawah
11
sukar untuk di lakukan palpasi, rahim kepala tidak dapat mendekati
fundus uteri makin naik , His ada dan pintu atas panggul (pap). Bagian
berlangsung cepat , gerakan janin terbanyak janin biasanya belum
berkurang atau tiidak seperti masuk pintu atas panggul dan tidak
biasanya, DJJ tidak terdengar jarang terjadi letak janin letak janin
(letak lintang atau letak sungsang).
His biasanya tidak ada, rahim tidak
tegang (biasa) saat palpasi,
DJJ ada
10 Genetalia Keluar darah berwarna merah Keluar darah berwarna merah segar
kecokelatan (kehitaman) sedikit / banyak,Teraba jaringan plasenta saat
terus menerus,Teraba ketuban yang VT ,
tegang pada saat VT , Penurunan Penurunan kepala tidak masuk pintu
kepala dapat masuk pintu atas atas panggul,
panggul , Tidak berhubungan dengan presentasi yang abnormal
presentasi
12
3.1.1. Analisa data
DO:
DJJ berkurang atau
bahkan tidak ada
13
Perdarahan
internal/eksternal yang
berualang, banyak
Gerakan janin berkurang
His tidak ada
DO:
Keadaan umum lemah
Wajah pucat, konjungtva
anemis
Perdarahan sedikit
/banyak , berwarna
merah kehitaman/merah
segar
Tekanan darah menurun
Nadi kecil dan lemah
Hasl USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa
Pemeriksaan lab Hb, Ht
dan faal hemostasis
menurun
DO:
Keadaan umum lemah perdarahan internal/
Wajah pucat, konjungtva eksternal
anemis
Perdarahan sedikit terjadi berulang dan terus
/banyak , berwarna menerus
merah kehitaman/merah
segar hipovolemia
Tekanan darah menurun
Nadi kecil dan lemah
Hasl USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa
Pemeriksaan lab Hb, Ht
14
dan faal hemostasis
menurun
15
jumlah banyak/sedikit tumbuhnya kuman
tapi terus menerus
DO:
Perdarahan
internal/eksternal (+)
banyak warna merah
kehitaman/merah segar
DJJ lemah atau bahkan
tdk ada
Gerakan berkurang
TTV dan suhu
mengalami peningkatan
Hasil USG (+)solusio
plasenta/plasenta previa
16
3.1.3. Rencana Keperawatan
NO DX NOC NIC
1 Ketidakefektifan Perfusi NOC: Pengaturan Hemodnamik (4150)
Jaringan Perifer Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Tentukan status perfusi
berhubungan dengan diharapkan perfusi jaringan perifer menjadi 2. Identifikasi adanya tanda dan gejala
hipovolemia akibat dari adekuat dengan indikator : peringatan dini sistem hemodinamik
perdarahan ( dispneu, kelelahan, pusing,
Perfusi jaringan: perifer (0407) : edema, perubahan BB tiba-tiba)
Skala outcome 1 2 3 4 5 3. Arahkan pasien dan keluarga
mengenai pemantauan
Tekanan darah sistole hemodinamik ( misal, obat-obatan,
terapi, tujuan perawatan)
Tekanan darah 4. Monitor efek obat
diastole 5. berkolaborasi dengan dokter, sesuai
indikasi
Edema perifer
Wajah pucat
Keterangan penilaian
1: deviasi berat dari kisaran normal / berat
2: deviasi cukup berat dari kisaran normal /
cukup berat
3: deviasi sedangdari kisaran normal /
sedang
4: deviasi ringan dari kisaran normal / ringan
5: tidak ada deviasi dari kisaran normal / tidak
ada
17
2 Risiko gangguan NOC: NIC :
hubungan ibu dan janin Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan kehamilan risisko tinggi
berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi gangguan hbungan (6800)
komplikasi kehamilan antara ibu dan janin dengan indikator : 1. Kaji kondisi medis aktual yang
berhubungan dengan ondisi kehamilan
pengetahuan kehamilan (1810) yang buruk
Skala outcome 1 2 3 4 5 2. Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran
yang berhubungan dengan faktor risiko
Tanda-tanda kehamilan
peringatatan 3. Kaji pengetahuan klien dalam
komplikasi kehamilan mengidentifikasi faktor risiko
4. Berikan matei pendidikan kesehatan
Kejadian yang membahas faktor risiko ,
perkembangan janin pemeriksaan surveilans dan tindakan
secara mayor yang biasa dilakukan
5. Ajarkan klien mengenai penggunaan
Tanda dan gejala obat yang diresepkan
persalinan 6. Tuliskan pedoman untuk tanda dan
Perawatan diri yang gejala yang membutuhkan penanganan
tepat untuk medis segera ( misl. Perdarahan vagina
ketidaknyamanan merah segar, penurunan gerakan janin,
kehamilan kontraksi 4x/lebih perjam sebelum usia
kehamilan 37 minggu )
Keterangan penilaian 7. Ajarkan cara menghitung gerakan janin
1: tidak ada pengetahuan 8. Laporkan adanya penyimpangan dari
2: pengetahuan terbatas keadaan normal pada status ibu dan
3: pengetahuan sedang atau bayi kepada dokter
4: pengetahuan banyak
5: pengetahuan sangat banyak
18
3 Risiko Syok berhubungan NOC: NIC :
dengan hipovolemi akibat Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Hipovolemi (4180)
peningkatan perdarahan diharapkan risiko syok tidak terjadi dengan 1. Timbang BB diwaktu yang sama dan
indikator : monitor kecenderungan arah gejala
2. Monitor status hemodinamik (nadi ,TD,
Keparahan syok :Hipovolemik (0419) : MAP)
Skala outcome 1 2 3 4 5 3. Monitor adanya sumber kehilangan
cairan ( misl. Perdarahan dan takhipnea)
Penurunan tekanan 4. Monito asupan dan pengeluaran
nadi perifer 5. Monitor laborat terkait dengan
kehilangan darah ( misl.Hb, Ht, faal
Penurunan tekanan hemostasis )
darah sistolik 6. Dukung asuoan cairan oral
7. Jaga kepatenan akses IV
Penurunan tekanan 8. Berikan cairan IV yang diresepkan
darah diastolik 9. Berikan produk darah yang diresepkan
Penurunan oksigen utuk meningkatkan tekanan plasma
arteri onkotik dan menganti volume darah
dengan benar
Akral dingin 10. Posisikan untuk perfusi perifer
11. Instruksikan pada pasien dan keluarga
Keterangan penilaian tindakan yang dilakukan untuk
1: berat mengatasi hipovolemi
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
19
4 Defisien volume cairan NOC: NIC :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan perdarahan (4020)
perdarahan diharapkan risiko pendarahan berkurang 1. Identifikasi penyebab perdarahan
atau tidak terjadi dengan indikator : 2. Monitor pasien akan perdarahan secara
ketat
Keparahan kehilangan darah (0413) 3. Monitor jumlah dan sifat kehilangan
Skala outcome 1 2 3 4 5 darah
4. Perhatikan kadar hemoglobin /
Kehilangan darah yang hematokrit sebelu dan sesudah
terlihat perdarahan oksigen (
5. Monitor penentu dari jaringan pelepasan
Perdarahan vagina misl. PaO2, SaO2)
6. Monitor fungsi neurologis
Penurunan Hb 7. Atur keterssediaan produk darah untuk
Kulit dan membran tranfusi, jika perlu
mukosa pucat 8. Instruksikan pasien dan keluarga akan
tanda-tanda perdarahan dan tindakan
Penurunan Hct yang tepat ( memberitahu perawat ) bila
perdarahan lebih lanjut terjadi
Keterangan penilaian
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
20
5 Nyeri akut NOC: NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan nyeri pesalinan berkurang atau Pain Management (4092)
bahkan tidak terjadi dengan indikator :
1. Melakukan pengkajian komprehensif
mengenai nyeri klien
Kontrol nyeri (1605)
2. Meminimalkan faktor yang menimbulkan
Skala outcome 1 2 3 4 5
nyeri pada klien
Mengenali kapan nyeri 3. Berikan informasi mengenai nyeri seperti
terjadi penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Menggunakan dirasakan dan antisipasi dari ketidak
tindakan pengurangan nyamanan akibat prosedur
nyeri tanpa analgesik 4. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang
Menggunakan dapat mencetuskan ketidaknyamanan
analgesik yang (misalnya: ketakutan,kelelahan,keadaan
direkomendasikan monoton dan kurang pengetahuan)
5. Ajarkan teknik relaksasi misalnya, napas
Menggunakan sumber
dalam)
daya yang tersedia
6. Mengajarkan klien untuk memonitor
Melaporkan nyeri yang
nyeri (respon yang dialami oleh pasien
terkontrol
sendiri dapat diidentifikasi)
Keterangan penilaian
7. Anjurkan untuk istirahat agar
1: tidak pernah menunjukkan
meminimalkan nyeri
2: jarang menunjukkan
8. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
3: kadang-kadang menunjukkan
profesional mengenai analgesik efektif
4 : sering menunjukkan
untuk pereda nyeri
5: secara konsisten menunjukkan
21
6 ketidakefektifan proses NOC: NIC:
kehamilan-persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Persiapan melahirkan (6760)
diharapkan risiko ketidakefektifan proses 1. Diskusikan pilihan kontrol nyeri bersama
kehamilan-persalinan tidak terjadi dengan ibu
indikator : 2. Informasikan ibu mengenai pilihan
persalinan jika timbul komplikasi
Status Janin : intrapartum (0112) : 3. Jelaskan prosedur monitor rutin yang
Skala outcome 1 2 3 4 5 mungkin akan dilakukan selama proses
persalinan
Dasar Denyut Jantung
Janin (120-160) Surveilans: Kehamilan Akhir (6656)
1. Review riwayat obstetrik , jika ada
Perlambatan denyut 2. Tentukan risiko kesehatan fetal-maternal
jantung periodik melalui wawancara dengan klien
3. Lakukan monitor janin secara elektronik
Posisi janin 4. Cari tahu mengenai keberadaan dan
Bagian presentasi kualitas pergerakan janin
janin 5. Monitor aktivitas uterus
6. Lakukan USG untuk menentukan
Oksimetri denyut janin presentasi janin dan posisi plasenta
7. Prioritaskan tindakan berdasarkan status
Keterangan penilaian pasien (misl. Rawat , lanjut obervasi,
1: deviasi berat dari kisaran normal rujuk atau pulangkan )
2: deviasi cukup berat dari kisaran normal
3: deviasi sedangdari kisaran normal
4: deviasi ringan dari kisaran normal
5: tidak ada deviasi dari kisaran normal
22
7 Risiko Infeksi NOC: NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perlindungan infeksi (6550)
diharapkan risiko infeksi tidak terjadi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dengan indikator : dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
Keparahan infeksi (0703) 3. Batasi jumlah pengunjung yang sesuai
Skala outcome 1 2 3 4 5 4. Pertahankan asepsis untuk pasien
berisiko
demam 5. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
6. Anjurkan asupan cairan yang tepat
Nyeri 7. Anjurkan istirahat
8. Pantau adanya perubahan tingkat energi
Peningkatan jumlah sel (malaise)
darah putih 9. Jaga penggunaan antibiotik dengan
malaise bijaksana
10. Ajarkan pasien dan keluarga tentang
Keterangan penilaian tanda dan gejala infeksi dan kapan
1: berat harus melaporkannya kepada pemberi
2: cukup berat layanan kesehatan
3: sedang 11. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
4: ringan cara menghindari infeksi
5: tidak ada
23
BAB IV
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
a. Pada solusio plasenta dan plasenta previa, ada dua masalah yang sama , yaitu
keduanya sama-sama disebabkan oleh masalah perlekatan plasenta pada rahim
yang dapat menyebabkan perdarahan antenatal atau sebelum persalinan. Hal ini
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortaitas pada ibu.
b. Terhadap janin, plasenta previa maupun solusio plasenta meningkatkan insiden
kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang
dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu
yang tidak menderita plasenta previa.
c. Perdarahan antepartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi
atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas
penyebabnya Gangguan pada plasenta umumnya tidak dapat dicegah. Namun, ada
gejala-gejala yang dapat diwaspadai dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya.
4.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan keperawatan terutama di bidang maternitas
b. Bagi petugas-petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk
memberikan health education tentang pencegahan serta kewaspadaan komplikasi
kehamilan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, 2001, Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .
Jakarta
Herdman, T. Heather dkk. 2017. NANDA-I Diagnosis Keperawatan definisi dan Klasifikasi
Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima. Elsevier :
Jakarta
Bulechek, Gloria M. 2016. Nursing Interventions Classification (NOC) Edisi Keenam Elsevier
: Jakarta
Murah, Manoe dkk. 1999. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta
25
Woc : Solusio Plasenta dan Plasenta Previa
Faktor predisposisi: trauma langsung,Hpt,umbilikus pendek, dll faktor predisposisi: multiparitas, riwayat sc,
Kelainan janin, usia >35 thn,dll