Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADDIE BERBANTUAN MEDIA

KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V


SD NEGERI 1 PANGKUNGPARUK
Ni Md. Ari Dwipayanti1, I Wyn. Romi Sudhita2, Dsk. Putu Parmiti3
1
Jurusan PGSD, 2,3Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: arik_dix@yahoo.co.id1, romisudhita@yahoo.com2,


dskpt_parmiti@yahoo.co.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) deskripsi hasil belajar IPA pada siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, (2) deskripsi hasil belajar
IPA pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran ADDIE
berbantuan media konkret, (3) perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran ADDIE berbantuan media konkret dan siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini
adalah kuasi eksperimen. Populasi penelitian berjumlah 67 orang. Data hasil belajar
dikumpulkan dengan metode tes berbentuk tes pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional termasuk kategori sedang, (2) rata-rata hasil
belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran ADDIE
berbantuan media konkret termasuk kategori tinggi, (3) terdapat perbedaan yang signifikan
hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran ADDIE berbantuan media konkret dan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Negeri 1
Pangkungparuk (thitung>ttabel, thitung=3,99 dan ttabel=2,000). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran ADDIE berbantuan media konkret lebih berpengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Kata kunci: model ADDIE, media konkret, hasil belajar IPA

Abstract
The aimed of this study was to know (1) description the student’s result of natural science
learning applied conventional models, (2) description the student’s result of natural science
learning applied ADDIE models aided konkret media, (3) difference among the student’s
result of natural science learning applied ADDIE learning models aided konkret media with
conventional models. This is a quasi experimental study. The population study consisted of
67 students.The data of study result were collected by using multiple choice test. Data were
analyzed with descriptive statistical analysis techniques and inferential statistical (t-test). The
results of the study showed that (1) the average student’s result of learning natural science
apllied conventional models categorized medium level, (2) the average student’s result of
learning natural science apllied ADDIE learning models aided konkret media categorized
high level, (3) there was a significant difference among the student’s result of natural science
learning applied ADDIE learning models aided konkret media with conventional learning
models of the fifth grade students at SD Negeri 1 Pangkungparuk (tcount>ttable, tcount=3,99 and
ttable=2,000). So, it could be concluded that the application of ADDIE models aided konkret
media gave more positive effect toward the student’s result in leraning natural science
compared with the usage of conventional learning models.

Keywords : ADDIE models, konkret media, result of learning natural science


PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan analisis, aplikasi, dan sintesis. Untuk itu,
yang sangat penting dan strategis dalam guru harus dapat menciptakan situasi dan
menciptakan kualitas sumber daya kondisi kelas yang kondusif agar proses
manusia. Berbagai usaha telah dilakukan belajar mengajar dapat berlangsung sesuai
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan tujuan yang diharapkan.
nasional, antara lain melalui pelatihan dan Mata pelajaran IPA merupakan
peningkatan kualitas guru, penyempurnaan salah satu dari sejumlah mata pelajaran
kurikulum, pengadaan buku dan alat yang diajarkan di Sekolah Dasar sesuai
pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana dengan kurikulum pendidikan dasar. Ilmu
pendidikan, dan peningkatan mutu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan
manajemen sekolah. Namun, berbagai cara mencari tahu tentang alam secara
indikator mutu pendidikan tersebut belum sistematis, sehingga IPA bukan hanya
menunjukkan peningkatan yang memadai. penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Berlakunya Kurikulum Tingkat berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
sangat menuntut perubahan paradigma suatu proses penemuan. Oleh karena itu,
dalam pendidikan dan pengajaran, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
khususnya pada jenis dan jenjang wahana bagi peserta didik untuk
pendidikan formal. Perubahan tersebut mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
harus pula diikuti oleh guru yang (Trianto, 2007).
bertanggung jawab atas penyelenggaraan Selama ini pembelajaran IPA di
pembelajaran di sekolah (di dalam kelas sekolah dasar masih banyak mengalami
ataupun di luar kelas). hambatan yang menjadi problematika
Menurut Komarudin (dalam Trianto, dalam pendidikan IPA. Salah satunya
2007:2) menyatakan bahwa, salah satu adalah proses pembelajaran yang diberikan
perubahan paradigma pembelajaran di kelas pada umumnya hanya
tersebut adalah orientasi pembelajaran mengemukakan konsep-konsep dalam
yang semula berpusat pada guru (teacher suatu materi. Hal ini nampak pada rerata
centered) beralih berpusat pada siswa hasil belajar siswa yang senantiasa masih
(student centered). sangat memprihatinkan. Prestasi ini
Semua perubahan tersebut merupakan hasil kondisi pembelajaran yang
dimaksudkan untuk memperbaiki mutu masih bersifat konvensional dan tidak
pendidikan, baik dari segi proses maupun menyentuh ranah siswa itu sendiri, yaitu
hasil pendidikan. Namun, strategi yang bagaimana sebenarnya belajar itu. Dengan
selama ini digunakan oleh guru dalam kata lain, bahwa proses pembelajaran
pembelajaran adalah metode ceramah, masih memberikan dominasi guru dan tidak
metode tanya jawab, metode penugasan, memberikan akses bagi siswa untuk
dan metode ekspositori sehingga guru lebih berkembang secara mandiri melalui
banyak mendominasi proses pembelajaran penemuan dan proses berpikirnya. Kondisi
dengan memberikan informasi kepada seperti itu tidak akan meningkatkan
siswa, tanpa memberikan siswa tersebut kemampuan siswa dalam memahami
untuk mencari sendiri konsep yang akan pelajaran IPA. Memperhatikan
dipelajarinya. permasalahan di atas sudah selayaknya
KTSP sekarang ini, juga seorang guru dalam pembelajaran IPA
menghendaki bahwa suatu pembelajaran melakukan sebuah inovasi untuk
pada dasarnya tidak hanya mempelajari meningkatkan kualitas mutu pendidikan
tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga yang secara khusus memerlukan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. perubahan pola pikir posotif yang
Dengan demikian, materi pembelajaran digunakan sebagai landasan pelaksanaan
tidak hanya tersusun atas hal-hal kurikulum.
sederhana yang bersifat hapalan dan Kenyataan di atas diperkuat oleh
pemahaman, tetapi juga tersusun atas hasil wawancara dan pencatatan dokumen
materi yang kompleks yang memerlukan yang dilakukan di SD Negeri 1
Pangkungparuk pada tanggal 11 Desember digunakan kurang sesuai dengan tujuan
2012. Hasil wawancara dengan guru IPA pembelajaran.
yang menyatakan bahwa, terdapat Pada paradigma baru, pendidikan
beberapa kendala dalam proses berpusat pada siswa sedangkan guru
pembelajaran IPA, yaitu dalam berperan sebagai fasilitator, inovator, dan
pelaksanaan pembelajaran IPA guru hanya motivator. Hal itu menyebabkan guru harus
menitikberatkan pada pengembangan mampu menciptakan pembelajaran yang
materi yang ada pada buku sehingga inovatif agar siswa tidak merasa bosan
konsentrasi siswa ketika mengikuti proses dengan model pembelajaran yang lama.
pembelajaran tidak bertahan lama. Selain Oleh sebab itu, dalam menangani siswa
itu juga, guru tidak mencerminkan haruslah seirama dengan karakteristik
pembelajaran yang bersifat konstruktivis siswa sebagai pebelajar agar mampu
sesuai dengan paradigma yang terdapat meningkatkan mutu pendidikan.
dalam KTSP. Guru memaknai siswa yang Upaya peningkatan mutu pendidikan
aktif belajar sehingga guru tidak perlu sangat dipengaruhi oleh faktor guru,
membuat persiapan mengajar yang peserta didik, sarana belajar, situasi belajar
memadai, yang dapat mencerminkan bahkan metode dan model yang digunakan.
terjadinya proses belajar dengan paradigma Guru diharapkan dapat menyiapkan
konstruktivis. Paradigma pembelajaran pembelajaran dengan penyampaian yang
tersebut berimbas pada hasil belajar siswa. baik dan tepat, sehingga peserta didik lebih
Berdasarkan hasil pencatatan dokumen, mudah membangun pengetahuan yang
hasil belajar siswa masih di bawah KKM diajarkan. Hal ini menunjukkan bahwa
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang model pembelajaran berpengaruh pada
ditetapkan di SD Negeri 1 Pangkungparuk hasil belajar siswa. Penerapan model
yaitu 63,00. Rata-rata hasil belajar IPA pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
kelas VA adalah 62,00 dengan jumlah karakteristik materi dan siswa diduga dapat
siswa sebanyak 32 orang dan rata-rata membantu siswa dalam pencapaian hasil
hasil belajar IPA kelas VB adalah 60,00 belajar. Perlu diterapkan suatu perspektif
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang model pembelajaran yang inovatif, salah
pada semester ganjil di SD Negeri 1 satunya adalah model pembelajaran
Pangkungparuk. ADDIE (analysis design development
Selain hasil wawancara dan implementation evaluation). Model ADDIE
pencatatan dokumen, dari hasil observasi merupakan model belajar yang berorientasi
juga ditemukan beberapa faktor yang dapat pada tingkat proaktif dalam kegiatan
dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) pembelajaran (Pribadi, 2009).
pemilihan model pembelajaran yang kurang Model ADDIE dikembangkan
sesuai, menjadi kendala dalam mencapai sebagai model pembelajaran yang inovatif
tujuan yang telah dirumuskan. Dalam karena memberikan proses belajar yang
menggunakan model pembelajaran saat sistematis, efektif, dan efisien yang dikemas
proses pembelajaran, hendaknya bukan dalam langkah-langkah pembelajaran.
hanya guru saja yang aktif dalam proses Adapun langkah-langkah pembelajaran
pembelajaran, melainkan diharapkan yang sesuai dengan akronim model ini yaitu
terjadinya interaksi antara guru dan siswa analysis, design, development,
serta siswa dengan siswa. (2) Pengetahuan implementation, dan evaluation.
awal siswa yang belum terarahkan dengan Langkah-langkah model ADDIE
baik dalam pembelajaran. (3) Pemanfaatan tersebut berpusat pada siswa secara
media yang jarang digunakan sebagai kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar
sumber belajar. Guru dalam mengajar lebih siswa pada mata pelajaran IPA. Oleh
banyak berpatokan pada buku ajar dan karena itu, model pembelajaran ADDIE
jarang memperhatikan media yang ada di merupakan strategi yang cocok diterapkan
sekitar siswa yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
sebagai sumber belajar. (4) Bentuk dan siswa dan guru dalam pembelajaran IPA.
cara penilaian perolehan belajar yang Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dari menganalisis sampai dengan
mengadakan evaluasi terhadap siswa, pembelajaran dan dapat meningkatkan
sehingga guru dapat mengetahui hasil belajar siswa.
kekurangan siswa dalam mengikuti
pelajaran yang diberikan. Kelebihan dari METODE
model pembelajaran ADDIE yaitu: (1) Tempat pelaksanaan penelitian
memperhatikan perkembangan ranah adalah di SD Negeri 1 Pangkungparuk,
kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, (2) Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng
bersifat konsisten dan reliabel, (3) saling dengan waktu pelaksanaan pada semester
ketergantungan satu sama lain, sehingga genap tahun pelajaran 2012/2013. Jenis
tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari penelitian yang dilakukan adalah
sistem, dan (4) sederhana dan terstruktur eksperimen semu (quasi experimental).
dengan sistematis sehingga model desain Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas
ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik V di SD Negeri 1 Pangkungparuk yang
(Setiada, 2009). terdistribusi ke dalam dua kelas,yaitu kelas
Selain model pembelajaran yang VA dan kelas VB dengan jumlah
inovatif, karena anak sekolah dasar masih keseluruhan siswa adalah 67 siswa.
berada pada tahap perkembangan Pemilihan sampel pada penelitian ini
operasional konkret maka dalam dilakukan dengan menggunakan teknik
pembelajaran untuk anak sekolah dasar sampling jenuh atau sampel jenuh.
juga diperlukan media yang dapat Dikatakan sampel jenuh karena seluruh
memperlancar pembelajaran, sehingga anggota populasi dijadikan sampel
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media (Sugiyono, 2008). Masing-masing kelas
pembelajaran juga berperan dalam memiliki peluang yang sama untuk menjadi
mengoptimalkan proses pembelajaran. sampel penelitian. Kelas yang digunakan
Penggunaan media pembelajaran dapat sebagai sampel dalam penelitian adalah
menciptakan pembelajaran yang menarik seluruh siswa kelas V yang terdapat di SD
dan memudahkan siswa memahami materi Negeri 1 Pangkungparuk karena di sekolah
yang disampaikan. Media yang dapat tersebut terdapat dua kelas, yakni kelas VA
digunakan dalam pelajaran IPA adalah dengan jumlah 32 siswa dan kelas VB
media konkret (nyata). Hal tersebut dengan jumlah 35 siswa. Penentuan kelas
disebabkan karena media konkret eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
memungkinkan adanya interaksi langsung dengan teknik random sampling untuk
antara siswa dengan apa yang dipelajari. menentukan kelas eksperimen yang
Berdasarkan uraian permasalahan mendapatkan perlakukan model
tersebut, kualitas pembelajaran IPA perlu pembelajaran ADDIE berbantuan media
ditingkatkan terutama dalam proses dan konkret dan kelas kontrol yang mendapat
hasil. Untuk itu diangkat masalah ini perlakuan model pembelajaran
melalui suatu penelitian yang berjudul konvensional. . Berdasarkan hasil
Pengaruh Model Pembelajaran Analysis pengundian untuk menentukan kelas
Design Development Implementation eksperimen dan kontrol, diperoleh siswa
Evaluation (ADDIE) Berbantuan Media kelas VA sebagai kelas eksperimen dan
Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa siswa kelas VB sebagai kelas kontrol.
Kelas V SD Negeri 1 Pangkungparuk Rancangan eksperimen yang
Kecamatan Seririt Tahun Pelajaran digunakan adalah post-test only control
2012/2013. Penelitian ini diharapkan dapat group design (Dantes, 2012:96). Desain ini
memberikan informasi dan masukan yang dipilih karena peneliti hanya ingin
berguna bagi para guru dalam melakukan mengetahui perbedaan hasil belajar IPA
berbagai upaya untuk meningkatkan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kualitas proses dan hasil pembelajaran kontrol sehingga tidak menggunakan skor
melalui penerapan suatu model pre-test. Variabel bebas dalam penelitian ini
pembelajaran yang inovatif serta didukung adalah model pembelajaran ADDIE
dengan media pembelajaran yang relevan berbantuan media konkret dan model
agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran konvensional, sedangkan
variabel terikat adalah hasil belajar.
Metode pengumpulan data yang penelitian adalah uji-t (polled varians).
digunakan adalah metode tes. Menurut Sebelum melakukan uji hipotesis, ada
Agung (2011:60) “metode tes dalam beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
kaitannya dengan penelitian ialah cara dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang
memperoleh data yang berbentuk suatu dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis
tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh harus berdistribusi normal, (2) mengetahui
seseorang atau sekelompok orang yang data yang dianalisis bersifat homogen atau
dites (testee), dan dari tes tersebut dapat tidak. Kedua prasyarat tersebut harus
menghasilkan suatu data berupa skor (data dibuktikan terlebih dahulu, maka untuk
interval)”. Data hasil belajar IPA diperoleh memenuhi hal tersebut dilakukanlah uji
melalui tes pilihan ganda yang dilakukan prasyarat analisis dengan melakukan uji
pada akhir pembelajaran yang bertujuan normalitas sebaran data dan uji
untuk mengukur hasil belajar IPA. homogenitas varians.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis statistik HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif, yang artinya bahwa data Hasil
dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata Berdasarkan hasil analisis data
(mean), modus, median, dan standar statistik deskriptif yang telah dilakukan di
deviasi. Teknik yang digunakan untuk dapatkan hasil seperti pada Tabel 1.
menganalisis data guna menguji hipotesis
.
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


Mean 19,13 14,50
Modus 20,31 10,51
Median 19,25 13,07
Varians 21,89 23,18
Standar Deviasi 4,68 4,81

Mean (M), Modus (Mo), dan Median (Md)


hasil belajar IPA siswa kelompok Berdasarkan grafik garis (polygon)
eksperimen dan kelompok kontrol di atas, diketahui modus lebih besar dari
selanjutnya disajikan ke dalam grafik garis median dan median lebih besar dari mean
(polygon). Data hasil belajar IPA kelompok (Mo>Md>M), sehingga kurva juling negatif
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan yang berarti sebagian besar skor
ke dalam grafik garis (polygon) seperti pada cenderung tinggi.
Gambar 1 dan Gambar 2. Untuk mengetahui kualitas dari
variabel hasil belajar IPA siswa kelompok
12
eksperimen, skor rata-rata (mean) hasil
10 belajar IPA dikonversikan ke dalam
penilaian acuan norma (PAN) skala lima
8
dengan mengggunakan kriteria rata-rata
6 ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi).
Berdasarkan hasil konversi PAN skala lima,
4 rata-rata hasil belajar IPA kelompok
2 eksperimen termasuk dalam kategori tinggi.
0
9,5 13,5 17,5 21,5 25,5 29,5
Nilai Tengah (X)
Gambar 1. Grafik garis (polygon) data
kelompok eksperimen
16 kontrol, maka dilanjutkan dengan uji
prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis
14 meliputi uji normalitas sebaran data dan uji
homogenitas varians. Uji normalitas
12 sebaran data dilakukan untuk membuktikan
bahwa frekuensi data hasil penelitian
10 benar-benar berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
8 normalitas sebaran data dengan
menggunakan rumus Chi-Kuadrat (  2 ),
6 diperoleh hasil belajar IPA kelompok
6,5 10,5 14,5 18,5 22,5 26,5 eksperimen dan kelompok kontrol
4 berdistribusi normal.
Nilai Tengah (X) Setelah melakukan uji normalitas
sebaran data, selanjutnya dilakukan uji
Gambar 2. Grafik garis (polygon) data homogenitas varians. Uji homogenitas
kelompok kontrol varians data hasil belajar IPA dianalisis
dengan uji F. Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan grafik garis (polygon) homogenitas varians, data hasil belajar IPA
di atas, diketahui modus lebih besar dari kelompok eksperimen dan kontrol adalah
median dan median lebih besar dari mean homogen.
(Mo>Md>M), sehingga kurva juling negatif Setelah uji prasyarat dipenuhi, maka
yang berarti sebagian besar skor dilanjutkan dengan uji hipotesis. Hipotesis
cenderung tinggi. penelitian (H1) yang diuji adalah terdapat
Untuk mengetahui kualitas dari perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
variabel hasil belajar IPA siswa kelompok antara siswa yang mengikuti pembelajaran
kontrol, skor rata-rata (mean) hasil belajar dengan model pembelajaran analysis
IPA dikonversikan ke dalam penilaian design development implementation
acuan norma (PAN) skala lima dengan evaluation (ADDIE) berbantuan media
mengggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) konkret dan siswa yang mengikuti
dan standar deviasi ideal (SDi). pembelajaran dengan model pembelajaran
Berdasarkan hasil konversi PAN skala lima, konvensional pada siswa kelas V SD
rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol Negeri 1 Pangkungparuk Kecamatan Seririt
termasuk dalam kategori sedang. tahun pelajaran 2012/2013.
Setelah mendapatkan hasil analisis Adapun hasil analisis untuk uji-t
deskriptif data hasil belajar IPA pada dapat disajikan pada Tabel 2.
kelompok eksperimen dan kelompok

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Hasil Belajar IPA n X db thitung ttabel Kesimpulan


Kelompok
32 19,13 thitung > ttabel
Eksperimen 65 3,99 2,000
H0 ditolak
Kelompok Kontrol 35 14,50

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, antara siswa yang mengikuti pembelajaran


diperoleh sebesar 3,99. Sedangkan ttabel dengan model ADDIE berbantuan media
dengan db = 65 pada taraf signifikansi 5% konkret dan siswa yang mengikuti
adalah 2,000. Hal ini berarti thitung lebih pembelajaran dengan model pembelajaran
besar dari ttabel (3,99>2,000) sehingga H0 konvensional pada siswa kelas V SD
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Negeri 1 Pangkungparuk Kecamatan Seririt
dapat diinterpretasikan bahwa terdapat tahun pelajaran 2012/2013.
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
Pembahasan model pembelajaran konvensional dapat
Secara umum, hasil penelitian ini disebabkan karena perbedaan perlakuan
dapat dideskripsikan bahwa model dalam langkah-langkah pembelajaran. Hal
pembelajaran analysis design development ini terjadi karena proses dalam
implementation evaluation (ADDIE) pembelajaran ADDIE bersifat student
berbantuan media konkret yang diterapkan centered, sehingga siswa memperoleh
pada kelompok eksperimen dan model informasi baru melalui belajar mandiri (self-
pembelajaran konvensional yang directed learning). Model ADDIE
diterapkan pada kelompok kontrol merupakan salah satu model desain
menunjukkan pengaruh yang berbeda pada pembelajaran yang sifatnya lebih generik.
hasil belajar IPA. Hal ini dapat dilihat dari ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang
analisis data tentang hasil belajar IPA dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda
secara deskriptif. (Prawiradilaga, 2007). Pribadi (2009:125)
Untuk mengetahui besarnya menyatakan bahwa “salah satu model
pengaruh antara model pembelajaran desain sistem pembelajaran yang
ADDIE berbantuan media konkret dan memperlihatkan tahapan-tahapan dasar
model pembelajaran konvensional, dapat desain sistem pembelajaran yang
dilihat dari tingginya perbedaan hasil belajar sederhana dan mudah dipelajari adalah
antara kelompok eksperimen dengan model ADDIE”.
kelompok kontrol dari rata-rata hasil tes Model ADDIE dikembangkan
akhir kegiatan pembelajaran IPA. Rata-rata sebagai model pembelajaran yang inovatif
skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen karena memberikan proses belajar yang
adalah 19,13 termasuk dalam kategori sistematis, efektif, dan efisien yang dikemas
tinggi. Sedangkan rata-rata skor hasil dalam langkah-langkah pembelajaran.
belajar IPA kelompok kontrol adalah 14,50 Adapun langkah-langkah pembelajaran
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini yang sesuai dengan akronim model ini yaitu
berarti, rata-rata skor hasil belajar IPA analysis, design, development,
kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata- implementation, dan evaluation (Pribadi,
rata skor hasil belajar IPA kelompok kontrol 2009). Kelebihan model pembelajaran
(19,13>14,50). Dengan demikian, dapat ADDIE yaitu memperhatikan
dinyatakan bahwa pembelajaran dengan perkembangan ranah kognitif, afektif, dan
model pembelajaran ADDIE berbantuan psikomotor siswa, bersifat konsisten dan
media konkret lebih berpengaruh positif reliabel, artinya tidak dapat berubah-ubah
terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas dan dapat dipercaya, saling ketergantungan
V di SD Negeri 1 Pangkungparuk satu sama lain, sehingga tidak ada unsur-
dibandingkan pembelajaran dengan model unsur yang terpisah dari sistem, serta
pembelajaran konvensional. sederhana dan terstruktur dengan
Berdasarkan hasil analisis terhadap sistematis sehingga model desain ini akan
skor hasil belajar IPA siswa diperoleh hasil mudah dipelajari oleh para pendidik
thitung sebesar 3,99. Sedangkan ttabel dengan (Setiada, 2009).
db = 65 pada taraf signifikansi 5% adalah Pembelajaran dengan model
2,000. Hasil perhitungan tersebut pembelajaran ADDIE diawali dengan
menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari pemberian lembar kegiatan siswa (LKS)
ttabel (3,99>2,000) sehingga hasil penelitian dan media konkret yang terkait dengan
adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat materi sifat-sifat cahaya dan
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA pemanfaatannya. Lembar kegiatan siswa
antara siswa yang mengikuti pembelajaran (LKS) yang diberikan merupakan masalah
dengan model pembelajaran ADDIE yang belum terdefinisikan, sehingga siswa
berbantuan media konkret dan siswa yang dituntut untuk menganalisis masalah
mengikuti pembelajaran dengan model tersebut secara cermat, mengidentifikasi
pembelajaran konvensional. atau merancang apa tujuan pembelajaran
Perbedaan yang signifikan hasil yang dilaksanakan melalui identifikasi
belajar IPA antara model pembelajaran informasi yang siswa ketahui dari masalah,
ADDIE berbantuan media konkret dengan mengembangkan sasaran yang ingin siswa
ketahui dan solusi yang harus dicari. berbagai hal terutama menyangkut
Penyajian masalah konteks ini dapat pengembangan keterampilan tertentu
meningkatkan rasa ingin tahu siswa, (Ibrahim, 2003). Dengan demikian dapat
sehingga siswa lebih termotivasi untuk dinyatakan bahwa model pembelajaran
mencari solusi permasalahan yang dihadapi. ADDIE berbantuan media konkret dapat
Dengan penyampaian permasalahan yang memberikan pengaruh yang positif
terstruktur dan sistematis, siswa akan dapat terhadap hasil belajar siswa.
membangun makna pada struktur Berbeda halnya dengan model
kognitifnya. Motivasi dalam diri siswa pembelajaran ADDIE berbantuan media
terlihat ketika siswa melakukan strategi konkret, dalam pembelajaran konvensional
pemecahan masalah dimana dalam LKS lebih bersifat teacher centered. Dalam
hanya disediakan tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran guru menyampaikan
strategi pemecahan masalah (rancangan materi dan siswa bertugas untuk menyimak
percobaan baik mengenai alat yang materi yang disampaikan oleh guru,
digunakan maupun pengembangan sehingga siswa tidak diberikan kesempatan
langkah-langkah pelaksanaannya). Siswa untuk menemukan sendiri konsep yang
dalam kelompok belajar yang telah dibentuk akan dikaji. Oleh karena itu, siswa disebut
akan menerapkan stategi pemecahan sebagai penerima informasi yang pasif.
masalah dan dikembangkan untuk Kondisi ini cenderung membuat siswa tidak
memperoleh solusi atau jawaban dari termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
permasalahan yang ada. dan sulit mengembangkan keterampilan
Selain itu, penggunaan model berpikir. Kegiatan pembelajaran yang
pembelajaran ADDIE memberikan menggunakan metode ceramah disertai
kesempatan bagi siswa untuk mencapai dengan pertanyaan sederhana dan
tujuan pembelajaran atau kompetensi. jawabannya hanya melibatkan daya ingat.
Peran guru hanya sebagai fasilitator, Dalam proses pembelajaran siswa juga
inovator, dan motivator yang mengarahkan jarang mendapat kesempatan untuk
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. mengajukan pertanyaan dengan siswa lain
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dalam kelas.
diberikan kesempatan untuk mencermati Hasil penelitian ini konsisten dengan
materi yang akan dipelajari, sehingga siswa penelitian yang dilaksanakan oleh Ardana
memperoleh gambaran umum tentang (2011) menyatakan bahwa penerapan
materi yang dibahas dan akhirnya dapat model pembelajaran ADDIE mampu
mepresentasikan solusi atau jawaban dari meningkatkan hasil belajar Matematika
permasalahan yang ditemukan. Siswa siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 2
menuliskan dan membaca ide-ide pokok Pengeragoan. Penerapan model
materi untuk membantu siswa mengingat pembelajaran ADDIE memberikan
materi lebih lama. Selanjutnya siswa juga kesempatan kepada siswa untuk
dapat membuat hubungan-hubungan memecahkan masalah dan mencari solusi
antara pengetahuan sebelumnya dengan atau jawaban dari permasalahan yang ada,
pengetahuan yang baru diperolehnya. sehingga siswa dapat membangun makna
Selain model ADDIE, juga pada struktur kognitifnya dan tujuan
digunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat tercapai.
yang digunakan adalah media konkret
(nyata). Media konkret memungkinkan PENUTUP
adanya interaksi langsung antara siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan apa yang dipelajari. Media konkret pembahasan di atas, dapat disimpulkan
merupakan media atau benda nyata yang sebagai berikut. 1) Deskripsi data hasil
membantu pengalaman nyata peserta didik belajar IPA siswa kelompok kontrol yaitu
sehingga dapat mempermudah modus lebih kecil dari median dan median
pembelajaran yang telah direncanakan. lebih kecil dari mean (Mo<Md<M) sehingga
Dengan menggunakan media konkret akan grafik garis (polygon) data hasil belajar
memberikan rangsangan yang sangat kelompok kontrol berupa kurva juling positif
penting bagi siswa untuk mempelajari yang berarti sebagian besar skor
cenderung rendah. Mean (M) atau rata-rata DAFTAR RUJUKAN
hasil belajar IPA kelompok kontrol adalah Agung, Anak Agung Gede. 2011.
14,50 termasuk dalam kategori sedang. 2) Metodologi Penelitian Pendidikan.
Deskripsi data hasil belajar IPA siswa Singaraja: FIP Undiksha.
kelompok eksperimen yaitu modus lebih
besar dari median dan median lebih besar Ardana, I Wayan Suci. 2011. Penerapan
dari mean (Mo>Md>M) sehingga kurva Model Pembelajaran Analysis,
poligon data hasil belajar kelompok Desain, Development,
eksperimen berupa kurva juling negatif Implementation, Evaluation (ADDIE)
yang berarti sebagian besar skor untuk Meningkatkan Hasil Belajar
cenderung tinggi. Mean (M) atau rata-rata Matematika Siswa Kelas IV
hasil belajar IPA kelompok eksperimen Semester Ganjil SD Negeri 2
adalah 19,13 termasuk dalam kategori Pengeragoan Kecamatan
tinggi. 3) Terdapat perbedaan yang Pekutatatn Kabupaten Jembrana
signifikan hasil belajar IPA antara siswa Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi
yang mengikuti pembelajaran dengan (tidak diterbitkan). Jurusan
model pembelajaran ADDIE berbantuan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
media konkret dan siswa yang mengikuti FIP, Undiksha Singaraja.
pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
Negeri 1 Pangkungparuk Kecamatan Seririt Yogyakarta: ANDI.
tahun pelajaran 2012/2013. Adanya
perbedaan yang signifikan menunjukkan Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003.
bahwa penerapan model pembelajaran Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
ADDIE berbantuan media konkret lebih Depdikbud.
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
IPA siswa dibandingkan dengan model Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain
pembelajaran konvensional. Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Saran yang dapat disampaikan Rakyat.
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut. Kepada siswa, Setiada, Kadek. 2009. Pengaruh Model
disarankan untuk dapat menciptakan rasa Pembelajaran ADDIE Terhadap
kebersamaan dalam proses pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
agar mampu meningkatkan hasil belajar. Kelas X SMA Negeri 3 Singaraja
Kepada guru, diharapkan hendaknya lebih Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi
inovatif dalam merancang dan (tidak diterbitkan). Jurusan
melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Fisika, FMIPA, Undiksha
dengan menerapkan suatu model Singaraja.
pembelajaran yang inovatif serta didukung
media pembelajaran yang relevan agar Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
siswa terlibat aktif dalam kegiatan Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,
pembelajaran dan dapat meningkatkan Kualitatif, dan R & D). Bandung:
hasil belajar. Bagi sekolah dasar, agar Alfabeta.
dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran terutama Trianto. 2007a. Model-Model Pembelajaran
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Alama (IPA) guna meningkatkan hasil Surabaya: Prestasi Pustaka.
belajar siswa. Kepada peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat menggunakan model -------. 2007b. Model Pembelajaran Terpadu
pembelajaran yang sesuai dengan dalam Teori dan Praktek. Surabaya:
permasalahan yang ditemukan dalam Prestasi Pustaka.
kegiatan pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai