Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP


HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII
SMP MUHAMMADIYAH

Meri Efriani*), Arcat1) , Hardianto2)


1&2)
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Pasir Pengaraian

ABSTRAK

Pembelajaran dengan metode konvensional menyebabkan kurangnya komunikasi antara


guru dengan siswa. Untuk bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa dituntut
untuk menguasai dan memahami materi yang diberikan guru, Pada kenyataannya siswa tidak dapat
memahami dan menguasai materi, akibatnya hasil belajar matematika siswa tidak bisa mencapai
KKM yang ditetapkan. Melihat permasalahan ini, maka diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Teama Assisted Individualization(TAI) Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh model
pembelajaran Teama Assisted Individualization terhadap hasil belajar matematika siswa. Jenis
penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan desain Posttest Only Control Group Design.
Penelitian dilakukan dikelas VII SMP Muhammadiyah sebanyak 46 siswa yang terbagi dalam 2
kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara simple rendom sampling, sehingga terpilih
kelas VII2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t,
yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan penelitian, kelas
eksperimen memiliki rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yakni kelas
eksperimen= 78,4 dan kelas kontrol= 68,8. Perhitungan dengan uji t didapat thitung= 0,91 dan
ttabel=1,68, karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe teams assisted individualization (TAI) berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa.

Kata Kunci: Pengaruh, Teams Assisted Individualization, Hasil Belajar

ABSTRACT

Learning with the conventional method leads to a lack of communication between teachers
and students. To be able to achieve the minimum completeness criteria (KKM) students was
required to master and understand the material provided by the teacher, in fact students are not
able to understand and master the material, resulting in students' mathematics learning outcomes
can not reach KKM set. Seeing this problem, then apply cooperative learning model teams assisted
individualization (TAI). The purpose of this study was to see the effect of teams assisted
individualization (TAI) learning model for students' mathematics learning outcomes. This type of
research was a Quasi-Experimental design Posttest Only Control Group Design. The study was
conducted in class VII SMP Muhammadiyah of 46 students, divided into 2 classes. Sampling was
done sampling of saturated, so the class VII2 selected as experimental class and the class VII1 as a
class control. Data was collected using a test. Data analysis techniques in this study using t-test,
which previously conducted tests of normality and homogeneity. Based on research, the
experimental class had an average greater than the control class experimental class = 78, 4 and
control class = 68,8. Calculations with the t test obtained tcount = 1,91and ttable = 1.68, because tcount
> ttable then H0 is rejected and H1 is accepted. It can be concluded that cooperative learning model
Teams Asisted Individualization (Tai) influence on students' mathematics learning outcomes.

Keywords: Effect, Teams Asisted Individualization, Learning Outcomes


PENDAHULUAN Salah satu model pembelajaran yang
Masalah pendidikan di Indonesia salah dapat digunakan yaitu model pembelajaran
satunya adalah rendahnya mutu pendidikan kooperatif tipe Teams Assisted
yang tercermin dari rendahnya prestasi belajar. Individualizations (TAI). Model pembelajaran
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mukminan TAI merupakan model pembelajaran
(2004:1) bahwa “Masalah besar pendidikan di kelompok dimana terdapat seorang siswa yang
Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah lebih mampu berperan sebagai asisten yang
rendahnya rata-rata prestasi belajar matematika bertugas membantu secara individual siswa lain
siswa. yang kurang mampu dalam suatu kelompok.
Hasil wawancara dengan guru bidang Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai
studi matematika yang dilakukan peneliti pada fasilitator dan mediator dalam proses belajar
tanggal 19 Oktober 2015 yang dilaksanakan di mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi
SMP Muhammadiyah Pasir Pengaraian, lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
diperoleh informasi bahwa selama proses didiknya. Model pembelajaran T.A.I. memiliki
pembelajaran matematika di kelas, delapan komponen, yaitu:
pembelajaran masih terpusat pada guru, 1. Teams, adalah kelompok yang kemampuan
Sehingga guru menjadi satu-satunya pusat anggotanya heterogen, terdiri dari empat
informasi dalam setiap belajar dan Selain itu, sampai dengan enam siswa.
terlihat siswa cenderung hanya menerima apa 2. Placement test, yaitu tes awal atau prestasi
saja yang dijelaskan oleh guru. Selain itu, harian siswa pada suatu mata pelajaran
terlihat siswa cenderung hanya menerima apa untuk melihat kelemahan siswa pada
saja yang dijelaskan oleh guru. Hal ini pelajaran tersebut.
mengakibatkan proses pembelajaran siswa 3. Student Creative, yaitu pemberian tugas
menjadi tidak efektif kepada siswa dalam suatu kelompok
Berdasarkan wawancara penulis dengan dengan menciptakan situasi dimana
siswa yang dilakukan di SMP Muhammadiyah keberhasilan individu ditentukan atau
Pasir Pengaraian, diketahui bahwa dipengaruhi oleh keberhasilan
pembelajaran matematika yang berlangsung kelompoknya.
masih berpusat pada guru. Guru mengajar 4. Team Study, yaitu aktivitas belajar yang
materi dengan metode ceramah, tanya jawab, harus dilaksanakan oleh kelompok. Di
dan latihan. Sehingga siswa merasa bosan dan sini guru bertugas memberikan bantuan
pasif. Selain itu, siswa mengemukakan bahwa kepada siswa yang membutuhkan.
mereka hanya menerima apa yang disampaikan 5. Team Scores and Team Recognition, yaitu
oleh guru saja, kemudian mengerjakan soal memberi skor terhadap kinerja kelompok
latihan serta tidak mengembangkan dan dan memberikan penghargaan terhadap
mencari ide-ide yang berkaitan dengan materi kelompok yang berhasil maupun
yang disajikan oleh guru. kelompok yang dipandang kurang
Berdasarkan wawancara bersama guru berhasil dalam menyelesaikan tugas
dan siswa yang telah dipaparkan di atas, dapat 6. Teaching Group, yakni pemberian materi
ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor singkat oleh guru menjelang pemberian
penyebab rendahnya hasil belajar matematika tugas kepada semua kelompok.
siswa. Pertama pembelajaran masih berpusat 7. Facts Test, yaitu memberi tes-tes kecil
pada guru. Kedua siswa tidak terlibat aktif kepada siswa atas informasi yang
dalam pembelajaran dan kurangnya interaksi diperoleh.
antara siswa dengan siswa. Ketiga kurangnya 8. Whole Class Units, yaitu pemberian bahan
pariasi guru yang dilakukan oleh guru. oleh guru di akhir sesi pembelajaran
Ketiga permasalahan di atas harus dengan strategi pemecahan masalah
segera dicarikan solusi yang tepat. Salah (Slavin, 1983).
satunya dengan menerapkan model Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted
pembelajaran yang sesuai. Penerapan Model Individualization (TAI) menurut (Khairani dkk,
pembelajaran yang sesuai diharapkan dapat 2015 : 65)
menunjang keaktifan belajar siswa atau peserta 1. Dapat memberikan kesempatan pada
didik sehingga menumbuhkan semangat dan siswa untuk saling mengajar (peer
mengoptimalkan minat belajar peserta didik tutoring) dan saling mendukung.
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Kelompok ini dapat pula meningkatkan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif
interaksi antar ras, agama dan psikomotor.
2. memudahkan pengelolaan kelas karena Pembelajaran kooperatif adalah konsep
dengan adanya satu orang yang yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
berkemampuan akademis tinggi, guru kelomp termasuk bentuk-bentuk yang lebih
mendapatkan satu asisten untuk setiap dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
anggota kelompok. (Agus suprijono, 2014: 54). Didalam
3. Mengurangi beban guru dalam pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam
mengoreksi tugas-tugas siswa dan dalam kelompok kecil yang saling membantu satu
menangani siswa yang lambat sama lain, Kelas disusun dalam kelompok yang
4. Guru masih punya waktu untuk terdiri dari empat sampai enam orang dengan
mendistribusikan waktunya pada setiap kemampuan yang heterogen. Maksud
kelas dengan berkurangnya waktu untuk kelompok heterogen adalah terdiri dari
“corrective instruction” dan mengoreksi campuran kemampuan siswa, jenis kelamin,
tugas-tugas siswa. dan suku.. Pengelompokan kelas pembelajaran
5. Menimbulkan sikap pasif kepada siswa kooperatif menurut Anita lie dalam bukunya
tertentu, karena dia hanya mengandalkan cooperatif Learning (2002: 41).
teman sekelompok dan tidak mau
berusha. (Slavin, 2009). METODE PENELITIAN
Kekurangan Model Teams assisted Penelitian ini menggunakan jenis
individualization (TAI) Kurningsih, Haviz, dan penelitian eksperimen semu (quasi
Rahmi, 2014: 65). experiment), karena dalam penelitian ini
1. Dalam proses pembelajaran sulitnya peneliti tidak mengontrol semua variabel yang
mengorganisasi kan siswa karena siswa relevan. Penelitian eksperimen semu terdiri
belum terbiasa melaksanakan dari dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas
pembelajaran dengan strategi yang eksperimen yang memiliki kemampuan setara
digunakan. dengan menerapkan model pembelajaran yang
2. Sulitnya mengatur siswa dalam berbeda. Pada kelas eksperimen diberi
pembelajaran karena siswa ingin perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe
mendapat perhatian dari guru. Team assisted Individualization), sedangkan
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang kelas kontrol diberi pembelajaran
agar materi pembelajaran dapat dicapai konvensional. Rancangan penelitian ini adalah
dengan baik. Posttes- Only Control Design yang berbentuk
Belajar merupakan kegiatan yang Quasi eksperimen (Sugiyono, 2009: 112)
berproses dan salah satu hal pokok dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMP
pelaksanaan pendidikan, baik pendidikan Muhammadiyah Pasir Pengaraian pada 9 Maret
tingkat dasar, pendidikan tingkat menengah 2016 sampai 2 April 2016, Kelas VII semester
dan pendidikan tinggi. Cronbach genap tahun Pelajaran 2016.
mengemukakan “ Learning is shown by a Tes yang dilakukan dalam penelitian ini
change in behavior as result of experience”. adalah tes yang dilaksanakan bentuk esai. Tes
Belajar merupakan kegiatan yang bersumber ini di gunakan untuki melihat seberapa jauh
dari pengalaman. Sedangkan Robert M Gagne siswa mampu menggunakan pengetahuan yang
mengungkapkan bahwa belajar merupakan telah mereka bangun untuk menyelesaikan
perubahan yang terjadi dalam kemampuan permasalahan matematika. Berdasarkan
manusia setelah belajar terus menerus, bukan perhitungan diperoleh nilai reabilitas butir spal
hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. r11 0,733 dengan criteria tinggi.
Menurut Hardianto (2012: 18) belajar HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan proses kegiatan yang berlangsung Hasil belajar dilihat dari hasil tes akhir
terus menerus untuk merubah tingkah yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen
kebiasaan, sikap dan tingkah laku. Dari dan kelas kontro
berbagai pendapat para ahli tentang pengertian Tabel 1. Hasil analisis data
belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar Kelas N Xmax Xmin S
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang Eksperi 100 15,412
untuk merubah tingkah laku sebagai hasil dari 23 78,4 50
men
pengalaman individu dalam interaksi dengan Kontrol 23 68,8 97 40 18,567
Berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa Hardianto. Belajar dan pembelajaran. 2012.
pada kelas eksperimen lebih tinggi Kampus universitas pasir pengaraian:
dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Upp press
siswa pada kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen terdapat nilai maksimum 100 K. Arie Wahyuni, M. canduasa, A. Marhaeni.
sedangkan pada kelas kontrol nilai 2013. Pengaruh model pembelajaran
maksimumnya 97, dan nilai minimum pada kooperatif tipe “TAI” dengan teknik
kelas eksperimen 50 dan kelas kontrol nilai tutor sebaya terhadap prestasi belajar
minimumnya 40 dengan KKM 70, sedangkan matematika dengan pengendalian
simpangan baku kelas eksperimen lebih lebih kemampuan penalaran formal siswa
kecil dibandingkan dengan simpangan kelas kelas VIII bilingual SMP RSBI
kontrol. Hal ini mengidentifikasi kelas Denpasar. Jurnal. Ganesa singaraja.
eksperimen lebih seragam bila dibandingkan Volume 3 tahun 2013.
dengan hasil belajar matematika pada kelas
control. Khairani, rena lestari, filza yulina ade.
KESIMPULAN DAN SARAN 2014/2015. Pengaruh model
Berdasarkan dari hasil penelitian yang pembelajaran kooperatif tipe teams
telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan yaitu assisted individualization (TAI)
bahwa ada pengaruh model pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
kooperatif Tipe Teams Assisted Kelas XI pada materi sistem peredaran
Individulization (TAI) terhadap Hasil Belajar dara manusia MA PP. hasanatul
Matematika Siswa Kelas VII SMP barokah tambusai rokan hulu. Jurnal.
Muhammadiyah Pasir Pengaraian tahun ajaran Universitas pasir pengaraian.
2015/2016, yaitu: hasil belajar matematika
kelas eksperimen yang menggunakan model Risnawati. 2008. Strategi pembelajaran
Teams assisted individualization (TAI) lebih matematika. Pekan baru :suska pres
baik dari pada hasil belajar matematika kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian.
konvensional. Bandung : alfabeta.
Saran yang dapat peneliti berikan adalah:
Bagi guru, Guru diharapkan dapat menerapkan Sundayana. 2010. Statistika penelitian
model TAI agar siswa bisa menemukan sendiri pendidikan. Garut : STKIP Garut Fress
dan supaya belajar matematika tidak
membosankan, Bagi siswa, siswa hendaknya Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan.
mulai membiasakan untuk belajar kelompok, Bandung: Alfabeta
dengan catatan setiap siswa harus mendapatkan
informasi, Bagi peneliti lainnya yang ingin Suprijono agus. 2014. Cooperative learning.
melakukan penelitian yang relevan dengan Yogyakarta: pustaka belajar
penelitian ini, peneliti menyarankan untuk
lebih memperhatikan hubungan sosial siswa Umi fariakah. 2011. Pengaruh model
dalam membentuk kelompok. pembelajaran kooperatif tipe team
assisted individualization (TAI) dengan
media LKS terhadap prestasi belajar
DAFTAR PUSTAKA matematika pada materi faktorisasi
suku aljabar siswa kelas VIII semester 1
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur SMP NEGERI 2 Gajah kabupaten
penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta demak tahun pelajaran 2010/2011.
Skripsi. Semarang: Ikip PGRI
Ermi andayani, sudirman, askury. Penerapan Semarang.
pembelajaran teams assisted
individualization (TAI) dalam Wan syafi’I, rosmaini S , Rofika setyari.
pembelajaran matematika untuk 2011/1012. Penerapan model
meningkatkanaktivitas belajar siswa pembelajaran kooperatif tipe teams
kelas VIII SMP Arjuna Malang. Jurnal. assisted individualization (TAI) untuk
Universitas Negeri Malang. meningkatkan motivasi dan hasil belajar
sain biologi siswa kelas VIIA SMP 4 Kunto Slavin,2009. Cooperatif learning (teori riset
Darusalam kabupaten rokan hulu.jurnal. praktik. Bandung : nusa media.
Universitas Riau Pekan Baru.
Anita lie. 2002. Cooperatif learning. Jakarta :
rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai