Anda di halaman 1dari 9

Perencanaan Sistem Lampu Penerangan Jalan Umum di Desa Woro

Sebagai Sarana Penunjang Pariwisata


oleh
Satrio Eko Wicaksonoa, Ridlo Surya Fitriantoa, Luthfi Afandi Sutrisnob, Deva Agus Prakosoc
a
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada
b
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada
c
Mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada

Abstrak
Desa Woro merupakan Desa di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah. Saat ini Desa Woro termasuk dalam kategori desa miskin dengan kode desa
merah, meskipun terdapat banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan.. Potensi
pariwisata yang telah ada perlu dikembangkan lebih lanjut dengan membangun
sarana penunjang, baik fisik maupun non-fisik. Salah satu sarana yang dibutuhkan
adalah lampu penerangan jalan umum. Hal ini dikarenakan jalan umum menuju
lokasi wisata belum terdapat lampu penerangan jalan umum, sehingga kondisi jalan
pada malam hari sangat gelap. Maka disusunlah perencanaan kebutuhan penerangan
ini sebagai perencanaan awal estimasi kebutuhan penerangan yang dibutuhkan Desa
Woro.
Pendahuluan dan kurang nyaman digunakan wagi
warga atau wisatawan di waktu malam
Desa Woro merupakan desa
hari. Terlebih terdapat beberapa ruas
dengan potensi wisata bernilai tinggi
jalan yang kurang halus dan berbatasan
namun belum terdapat pengelolaan dan
langsung dengan bibir sungai. Ruas
sarana yang baik. Sebagai desa
jalan yang menjadi perhatian utama
penghasil buah duku dan buah durian
adalah ruas jalan dari sekitar Balai
yang terkenal, Desa Woro dapat
Desa di RW 3 sampai di Lokasi
menjadi destinasi wisata buah yang
Makam ImamAbdurrahman Asy-Sato.
dapat menjadi lahan penghasilan bagi
warga Desa Woro yang merupakan Oleh karena itu dibutuhkan
desa dengan tingkat kemiskinan tinggi. perencanaan sistem penerangan jalan
Kebun Duku dan Kebun durian di Desa Woro, terkhusus pada ruas
tersebut terletak pada lokasi Gunung jalan RW 3 menuju lokasi Makam
Nganten, pada RW 5 di Desa Woro. Imam untuk mempermudah
Selain itu terdapat Makam Imam penggunaan akses jalan bagi warga,
Abdurrahman Asy-Sato yang juga peziarah, ataupun wisatawan yang
merupakan tempat ziarah yang populer ingin berkunjung ke kebun buah di
bagi warga lokal. Gunung Nganten. Panjang jalan yang
memerlukan penerangan adalah 1,6 km
Salah satu sarana yang masih
dengan lebar jalan 3 m. Sistem
kurang layak adalah kurangnya
penerangannya didesain mengikuti
penerangan di jalan menuju daerah
dasar teori dari Illuminating
wisata. Hal ini menyebabkan akses
Engineering Society (IES).
jalan menuju daerah wisata berbahaya
Dasar Teori Perancangan Q

Penerangan Jalan t
Lampu penerangan jalan φ= Fluks Cahaya (lm)
(luminaire) merupakan bangunan/
sarana pelengkap jalan. Lampu Q= Energi cahaya (Lumen Jam)
penerangan digunakan untuk T= Waktu (jam)
memberikan penerangan kepada
pengguna jalan. Lampu penerangan
dapat diletakkan di bahu jalan, di C. Efikasi Cahaya (K)
median jalan (untuk jalan dua arah
dengan median), serta di bawah kanopi 
K
jalan seperi flyover atau terowongan. P
Fungsi Penerangan Jalan K= Efikasi Cahaya (lm/ W)
Terdapat beberapa fungsi utama φ= Fluks Cahaya (lm)
penerangan jalan, dari beberapa fungsi
P= Daya Listrik (W)
tersebut menurut Badan Standarisasi
Nasional (BSN) fungsi utama
penerangan jalan adalah:
D. Intensitas cahaya (I)
a) Meningkatkan keselamatan dan

kenyamanan pengguna jalan, I
khususnya pada malam hari; 

b) Menghasilkan kontrasan antara Atau


obyek danpermukaan jalan yang
menyerupai kondisi pada siang I K P
4
hari;
φ= Fluks Cahaya (lm)
c) Sebagai alat bantu navigasi
ω=sudut ruang (steradian)
pengguna jalan;
K= Efikasi Cahaya (lm/ W)
d) Mendukung keamanan lingkungan
dan mencegah kriminalitas; P= Daya Listrik (W)
e) Memberi keindahan lingkungan
jalan.
E. Iluminasi (E)
Metode Perhitungan Penerangan ϕ
E =
Jalan A
Metode dan besaran utama yang 𝐸= iluminasi cahaya (lux)
digunakan dalam perencanaan 𝜙 = fluks cahaya (lm)
penerangan jalan ini adalah sebagai 𝐴 = luas bidang (m2)
berikut:
F. Perhitungan kuat pencahayaan pada
A. Lumen : Intensitas cahaya titik tertentu

B. Fluks Cahaya (φ)


TL =total Lumen tiap lampu(lm)
CU =koefisien kurva kegunaan
MF =faktor pemeliharaan
W =Lebar jalan (m)
E =illuminasi rata-rata(lux)

H. Jumlah penerangan yang


dibutuhkan
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = +1
𝑒
e = jarak antar tiang lampu (m)

I. Coefficient of Utilization
CU dapat dihitung menggunakan kurva
Gambar 1. Perhitungan utilisasi yang di keluarkan oleh IESNA
illuminasi pada titik tertentu seperti berikut.

𝐸 = 𝐸 ′ cos 𝜃
Dan

𝐼
𝐸′ =
𝑟2
Dan

cos 𝜃 =
𝑟
Kemudian Iluminasi pada titik tertentu
dapat dihitung dengan:

𝐼 ℎ
𝐸𝑌 = ×
𝑟2 𝑟
EY =Iluminasi pada titik Y (lux)
Grafik 1. Grafik Utilization Curve
I = intensitas cahaya (candela)
r = jarak antara sumber cahaya ke
titik tertentu (m)
h = tinggi sumber cahaya (m)
cos𝜃= sudut antara titik XO dengan
XY
Gambar 2. Susunan penerangan jalan
G. Jarak antar penerangan atau (Kartika 2012)
iluminasi rata-rata
𝑇𝐿 × 𝐶𝑈 × 𝑀𝐹 W1 = Jarak transversal house side
𝑒=
𝑊×𝐸 W2 = Jarak transversal street side
Atau h =Tinggi sumber cahaya
𝑊×𝑒×𝐸
𝐴𝑙 =
𝐶𝑈 × 𝑀𝐹 Dengan ratio dapat menggunakan
e =jarak antar tiang lampu (m) rumus
𝑊1 𝑊2 P1/TR = Biaya beban + energi terpakai
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = atau 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
ℎ ℎ
(kWh) × Rp.1076,-
Lalu CU dapat dihitung dengan grafik Dengan biaya beban/Rekening
untuk mendapatakan CU street sidedan Minimum (RM1);
CU house side. Dan CU total dapat
dihitung dengan rumus RM1= 40 (jam nyala) × Daya
tersambung (kVA) × Biaya pemakaian
𝐶𝑈 = 𝐶𝑈 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑒𝑡 𝑠𝑖𝑑𝑒 + 𝐶𝑈 ℎ𝑜𝑢𝑠𝑒 𝑠𝑖𝑑𝑒
Sedangkan:
J. Perhitungan Energi dan Tarif Listrik Biaya pemakaian = Rp. 1076,-
Energi listrik adalah jumlah daya Dengan persentase batas hemat
listrik yang digunakan tiap satuan terhadap jam nyala rata-rata nasional
waktu, besaran energy listrik yang adalah 50%.
digunakan dapat dihitung dengan : Susunan Lampu penerangan Jalan
𝑃𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝑡 Susunan lampu yang digunakan
Dan besarnya daya yang tersambung adalah model single side (satu sisi)
adalah : dengan sisi penempatan di sisi barat
jalan. Hal ini dikarenakan dibeberapa
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆= titik terdapat alur sungai pada sisi
cos 𝜑
timur jalan yang menyulitkan
PTotal =energi total lampu digunakan pemasangan tingan penerangan.
(kW)
PTerpakai = energi terpakai (kWh)
t = waktu (Jam)
S = daya tersambung (kVa)
cos φ =faktor daya lampu (0,8)

Gambar 2. Susunan Lampu satu sisi


Sedangkan tarif daya listrik untuk (Sirait et al 2014)
penerangan jalan umum telah diatur
dalam peraturan Mentri Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia No. 28 tahun 2016 yang
menyatakan bahwa tarif penerangan
jalan umum termasuk tarif publik
golongan P1/TR (2200 VA s/d 5500
VA) dengan Tarif sebesar Rp.1.076,-
per kWh.

Secara matematis tarif daya listrik


dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Gambar 3. Susunan lampu penerangan Diketahui dari pengukuran langsung
(Sirait et al 2014) bahwa panjang jalan di Desa Woro
yang membutuhkan penerangan jalan
: h = tinggi sumber cahaya (m)
adalah 1,6 km yaitu dari tugu desa di
𝑊 = lebar badan jalan, termasuk
RW 3 sampai di gapura makam.
median jalan (m)
𝑊1 = Jarak transversal house side Dengan lebar rata-rata jalan 4 m.
(m) B. Kebutuhan penerangan
𝑊2 = Jarak transversal street side (m)
e = Jarak antar tiang lampu jalan Kondisi jalan yang membutuhkan
(m) penerangan di Desa Woro merupakan
X1 dan X2 = Sumber cahaya jalan perumahan warga dengan bahan
baku semen/beton, berada di desa,
Kebutuhan Penerangan
serta dikelilingi oleh perumahan warga,
sawah, dan alur sungai.
Berdasarkan dari Tabel kebutuhan Dari table diatas jalan yang
pencahayaan yang diterbitkan oleh membutuhkan penerangan merupakan
IESNA, maka terdapat beberapa jalan dengan spesifisikasi R1, dan
jumlah pencahayaan yang dibutuhkan merupakan jalan lokal jenis perumahan
sesuai kondisi yaitu: namun digunakan secara komersil.
Sehingga jumlah lux yang dibutuhkan
adalah 6 lux.
C. Lampu penerangan yang
dibutuhkan
Jarak antar tiang lampu yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan
rumus iluminasi rata-rata
𝑊×𝐸×𝑒
Tabel 2. Kebutuhan lux berdasar tipe 𝐴𝐿 =
jalan (Kartika 2012) 𝐶𝑈 × 𝑀𝐹
CU= didapatkan dengan grafik utilisasi
Dengan
W1 = 0,5 m
R1 : Permukaan jalan semen/beton
W2 = 3,5 m
R2 : Permukaan jalan aspal/batu kerikil
h =4m
R3 : Permukaan jalan aspal/tekstur
kasar Ratio house side = (0,5/5) = 0,1
R4 : Permukaan jalan aspal/tekstur CUhouse side = 0,03
halus
Ratio street side = (3,5/5) = 0,7
fc: footcandle (1 fc=10,76 lux)
CU street side = 0,23
Perhitungan kebutuhan penerangan
CU = 0,26
jalan
MF = 0,8
A. Kondisi Jalan
e =100 m D. Perhitungan daya listrik yang
digunakan oleh penerangan jalan
E = 6 lux
Jumlah lampu = 41
W =4m
Beban Lampu = 150 Watt/220 Volt
4 × 6 × 40
𝐴𝑙 =
0,26 × 0,8 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑉𝐴
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 × 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Al =4615,38 lumen =
cos 𝜑
Lumen yang diberikan oleh lampu
41 × 70
yang digunakan (7000 lumen) telah =
melebihi kebutuhan lumen sehingga 0,8
kebutuhan penerangan telah Total Beban = 3587,5VA
mencukupi.
Biaya Beban = 40 jam × 3587,5 kVA
Jumlah lampu yang digunakan dapat × Rp. 1.076
dihitung dengan rumus = Rp. 154.406,00

1600 𝑚 Jam pemakaian = 12 jam/hari


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = +1 × 30 hari/bulan
40 𝑚
Jam pemakaian = 360 jam /bulan
Jumlah lampu = 41 lampu
kWh perbulan = 70 W
Dan lampu yang digunakan adalah × 360 jam/bulan
lampu sodium tekanan tinggi (SON)70 ÷ 1000W/kW
Watt dengan spesifikasi seperti kWh perbulan = 25,2 kWh/bulan
berikut:
Biaya pemakaian perbulan 1 lampu
= 54 kWh
× Rp. 1.076 /kWh
= Rp. 27.115,2,
Biaya pemakaian total
= 41 × Rp. 27.115,2
Tabel 3. Spesifikasi lampu penerangan = Rp. 1.111.723,20
Total biaya listrik perbulan =
Rp. Rp. 154.406,00 + Rp. 1.111.723,20 =
Rp. 1.266.129,48
E. Rencana Anggaran Biaya Pemasangan

Untuk instalasi awal mula lampu penerangan jalan umum maka dirancanglah Rencana
Anggaran Biaya untuk pemasangan dan pembelian lampu penerangan jalan umum dengan
rincian sebagai berikut:

No. Nama Material Satuan Harga Satuan Jumlah Harga Total


1 Batu Pecah 1-2 cm (Kerikil) Kg 33,911.00 300 Rp10,173,300
2 Minyak Bekisting Lt 6,500.00 30 Rp195,000
3 Paku 2"-5" Kg 22,900 10 Rp229,000
4 Pasir Kg 66.21 300 Rp19,863
5 Pasir Urug M3 92,700.00 16 Rp1,483,200
6 Semen Portland Kg 1,586.00 1200 Rp1,903,200
7 Angkur dan Baut Bh 50,000.00 164 Rp8,200,000
8 Armature Bh 300,000.00 41 Rp12,300,000
9 Ballast Bh 225,000.00 41 Rp9,225,000
10 BC 16 mm Mtr 95,000.00 10 Rp950,000
11 Capasitor Bh 40,000.00 41 Rp1,640,000
12 Grounding Rod Bh 200,000.00 41 Rp8,200,000
13 Ignitor Bh 50,000.00 41 Rp2,050,000
14 Kontaktor 3P,kw, 25A Bh 240,000.00 1 Rp240,000
15 Lampu SON T150W Bh 105,000.00 41 Rp4,305,000
16 MCB 1P 10 A Bh 64,000.00 41 Rp2,624,000
41 MCCB 3P,20A,7,5 kA Bh 327,500.00 10 Rp3,275,000
18 NFA2X 2x10 mm2 Mtr 3,665.00 1600 Rp5,864,000
19 Panel Outdoor 20x25x12 Bh 412,000.00 1 Rp412,000
20 Pilot Lamp Bh 22,500.00 2 Rp45,000
21 Tapping Connector 6-16mm Bh 9,500.00 41 Rp389,500
22 Terminal Bh 5,000.00 1 Rp5,000
23 Tiang 5 m Bh 1,000,000.00 41 Rp41,000,000
24 Biaya Tukang orang*hari 100,000.00 300 Rp30,000,000
25 Biaya Ahli Listrik orang*hari 250,000.00 30 Rp7,500,000
26 Transportasi Bh 300,000.00 15 Rp4,500,000
27 Lain-lain _ 20,000,000.00 1 Rp20,000,000
Total Rp176,728,063

Tabel 4. Rincian Rencana Anggaran Biaya


B. Saran
Penutup Dikarenakan Desa Woro termasuk
dalam kategori desa miskin maka
A. Kesimpulan
pembangunan sistem penerangan
1. Berdasarkan hasil survey dan
umum sebagai salah satu sarana
observasi, diperlukan system lampu
penunjang pariwisata, diharapkan
penerangan jalan umum di desa Woro
dapat mempercepat pembangunan
dengan panjang jalan 1,6 km dan lebar
Desa Woro berubah menjadi Desa
jalan 4 m.
Wisata.
2. Dari hasil analisa dengan metode
iluminasi rata-rata maka dibutuhkan Diharapkan dinas-dinas terkait
tingkat pencerahan 6 lux untuk dapat segera melaksanakan
kategori jalan di Desa Woro. pembangunan sistem penerangan jalan
3. Lampu penerangan yang dipilih umum, sehingga pengentasan
adalah jenis lampu sodium bertekanan kemiskinan di Desa Woro dapat segera
tinggi (SON) yang memiliki efikasi berjalan, dengan perubahan Desa Woro
tinggi, dan umur yang panjang. Lampu menjadi Desa Wisata yang dapat
SON yang digunakan dalam perhitung menambah penghasilan warga.
perencanaan penerangan ini adalah
lampu SON-T 70 Watt. Dengan tinggi Daftar Pustaka
tiang lampu penerangan 5 m, dan jarak 1. IES (Illuminating Engineering
antar tiang penerangan 40 meter. Maka Society). 2000. The IESNA Lighting
dibutuhkan 41 unit lampu penerangan Hand Book Ninth Edition. North
jalan. Hal ini dilakukan untuk America: IESNA (Illuminating
menghemat konstruksi tiang lampu Engineering Society Of North
dengan menggunakan lampu dengan America).
tingkat cahaya tinggi. Terlebih lagi 2. Kartika, Ema. 2012. RANCANG
jalan yang digunakan adalah jalan BANGUN DAN RENCANA
lokal ANGGARAN BIAYAPENATAAN
4. Hasil Kalkulasi biaya listrik LAMPU PENERANGAN JALAN
dengan mengacu kepada UMUM DIKABUPATEN KUBU
PERMEN-ESDM No. 28 tahun 2016, RAYA
maka system penerangan jalan ini 3. Deny. 2014.ANALISIS RENCANA
termasuk pada golongan P-1/TR ANGGARAN BIAYA
dengan batas daya 2200VA sampai PENERANGANJALAN UMUM
dengan 5500 VA tepatnya pada 3187 DI KOTA SINTANG
VA. Dengan demikian tariff listrik 4. Peraturan Menteri Energi Dan
yang digunakan untuk penerangan Sumberdaya Mineral no. 28 tahun
setiap bulannya adalah 2016. Tentang TARIF TENAGA
Rp. 1.266.129,48,- LISTRIK YANG DISEDIAKAN
5. Untuk instalasi lampu penerangan OLEH PT PERUSAHAAN
jalan umu telah dibuat Rencana LISTRIK NEGARA (PERSERO)
Anggaran Biaya, dan mendapat 5. Peraturan Menteri Perhubungan no.
nominal Rp. 176.728.063,00 dengan 27 tahun 2018 Tentang ALAT
rincian dana yang telah dicantumkan PENERANGAN JALAN
diatas,

Anda mungkin juga menyukai