Anda di halaman 1dari 2

Seorang tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”.

Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia),
merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses
pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama
mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai
kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi
suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.

Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah:


“The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct
experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the
least degree of mastery.”

Sebagai gambaran fisiknya, Jabir memiliki perawakan tinggi, dengan dagu yang berhias jenggot
lebat, serta berwajah tampan. Di hadapan sahabat-sahabat dekatnya, dia memilki kewibawaan,
sosok yang berjiwa besar dan komunitas kaumnya mengenal tokoh Jabir sebagai orang yang
beriman kuat. Jabir dikenal sebagai Sufi yang tekun beri’tikaf di sebuah ruangan khusus di dalam
rumahnya. Sebagian sumber menyebut Jabir sebagai bagian dari kalangan Shabi`in, dan Jabir juga
dikatakan sebagai seorang Syi’ah. Kenyataan ini merujuk kepada kedekatannya dengan salah
seorang imam keenam Syi’ah yaitu Ja’far Ash-Shadiq yang bukan hanya sebagai pendiri madzhab
hukum Syi’ah dua belas Imam atau lebih dikenal dengan madzhab Ja’fari, tetapi juga menjadi
tokoh penting dalam pengetahuan esoteris. Kedekatan ini juga tercermin dalam tulisan-tulisannya,
seperti terdapat pada Mukhtâr Rasâ`il.
Dorongan paling kuat bagi Jabir untuk menuntut ilmu datang dari ayahnya sendiri. Ayahnya,
sebelum keberangkatannya untuk berperang menentang kekuasaan Bani Umayyah, mewasiatkan
untuk menjauhi politik, dan lebih berkonsentrasi untuk mendalami ilmu pengetahuan. Wasiat ini
dipegang betul oleh Jabir, sehingga dia lebih banyak berkonsentrasi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan menghindari pertentangan politik.
Sepeninggal ayahnya, Jabir terus memegang petuah ayahnya. Nasehat ayahnya begitu mendalam,
sehingga untuk itulah Jabir bertekad hendak mewujudkan cita-citanya seperti yang diharapkan
oleh ayahnya. Untuk dapat memenuhi harapan ayahnya itu, Jabir pun memulai langkah awal
dengan berhijrah menuju ke negeri lain untuk menuntut ilmu. Sejak itu pula, Jabir bertekad untuk
menjauhi segala urusan yang berbau politik. Dia benar-benar ingin lebih memfokuskan
perhatiannya untuk belajar dan menekuni segala ilmu pengetahuan yang berguna kelak baginya.

Anda mungkin juga menyukai