Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Proses
Produksi
Peleburan Logam

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT

Abstract Kompetensi
Pada umumnya logam-logam yang dihasilkan dari dalam Mahasiswa memahami proses
tambang masih dalam bentuk batu-batuan dan jarang sekali awal pembentukan logam.
terdapat bebas dalam alam. Biasanya terdapat dalam keadaan
terikat dengan unsur-unsur yang lain seperti : zat asam, zat arang
dsb.Logam-logam tambang tsb belum dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan produk jadi atau WIP. Proses awal
pembentukan logam dilakukan melalui proses penuangan
(pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk
benda tuang yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah
menjadi besi kasar (pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa
kedalam bentuk lain yang kita kehendaki baik melalui proses
pengecoran (penuangan) maupun proses lainnya seperti
pengerjaan panas (hot working processes) dan pengerjaan dingin
(cold working processes).

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


1 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bab 3
Peleburan Logam
3.1. PELEBURAN LOGAM

Pada umumnya logam-logam yang dihasilkan dari dalam tambang masih dalam
bentuk batu-batuan dan jarang sekali terdapat bebas dalam alam. Biasanya terdapat
dalam keadaan terikat dengan unsur-unsur yang lain seperti : zat asam, zat arang dsb.
Logam-logam tambang tsb belum dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan produk jadi atau WIP. Proses awal pembentukan logam dilakukan melalui
proses penuangan (pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk
benda tuang yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah menjadi besi kasar
(pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa kedalam bentuk lain yang kita kehendaki
baik melalui proses pengecoran (penuangan) maupun proses lainnya seperti
pengerjaan panas (hot working processes) dan pengerjaan dingin (cold working
processes).
Proses pengolahan logam menjadi bahan baku ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan kualitas produk akhir yang dikehendaki
dimana setiap proses yang dilakukan akan berpengaruh besar terhadap sifat dan
karakteristik logam tersebut.
Agar dapat digunakan untuk keperluan membuat produk, maka terlebih dahulu
harus :
1. Penggalian logam tambang ( biji-biji besi ) dari dalam tanah yang dilakukan dengan
cara diledakkan, digali, dibor dsb.
2. Pekerjaan pendahuluan dari biji-biji besi, misalnya bijih besi yang berbentuk batu
dipecahkan/dikecilkan ukurannya, dicuci dsb dan biji-biji yang berbentuk pasir atau
berbutir-butir halus dibuat sinter atau briket sebelum dimasukkan dalam dapur
tinggi.
3. Pengolahan biji-biji besi di dalam dapur tinggi sehingga didapatkan besi kasar.
4. Pembuatan baja carbon (logam campuran) di dalam dapur-dapur baja seperti :
convertor Thomas atau Bessemer dsb.

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Pengerjaan baja carbon lebih lanjut misalnya ; digiling, dicetak untuk dijadikan
baja-baja profil, plat, pipa-pipa dsb.
Logam-logam yang dihasilkan juga tersusun atas dua atau lebih unsur-unsur lain,
dimana salah satunya merupakan unsur logam, sehingga dinamakanlah logam campur
dan campuran zat-zat lainnya.

Logam campur harus memenuhi sifat-sifat yang khusus misalnya :


1. kuat,
2. keras dan liat,
3. tahan terhadap temperatur tinggi,
4. tahan korosi,
5. mudah didapat dan murah
6. mempunyai tahanan listrik yang baik dsb.
Dalam dunia teknik terdapat beberapa jenis logam campur yang terpenting yaitu :
1. Logam campur dengan induk logam besi, misalnya : baja, chrom, besi tuang.
2. Logam campur dengan induk logam Aluminium
3. Logam campur dengan induk logam tembaga dan seng
4. Logam campur dengan induk logam timbal
Besi (Iron) merupakan suatu metal rekayasa dasar yang sangat penting. Iron
didapatkan dari molekul bahan mineral bijih besi (ores). Metalic iron or steel metal
diproduksi dari bahan mineral ini dan telah berperan sangat luas di bidang
pengembangan peradaban manusia.
Pig iron / besi kasar pertama-tama diproduksi pada proses konversi dari bijih besi
menjadi metal yang banyak dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-hari dan diproduksi
dengan menggunakan blast furnace (lihat gambar 4.1.)
Pada umumnya bijih besi dikelompokkan dalam 3 type bijih besi yaitu :
1. Oxide :
a) Magnetic Ores, komposisinya terdiri atas mineral Magnetic (Fe3O4) dimana
Magnetic berwarna coklat dengan kadar bijih besi yang tinggi yakni diatas 56%
b) Haematite Ores, komposisinya terdiri atas mineral Haematite (Fe2O3) dimana
Magnetic berwarna kuning kemerahan dengan kadar bijih besi 40 hingga 65 %
2. Hydrate Ores berisi limotite (2Fe2O3.3H2O) dan Geothite(Fe2O3.3H2O) dengan
kadar besi 20 hinga 55 %
3. Karbonates, berisi mineral Siderite (FeCO3 dengan kadar besi 30 %.

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bijih besi diproses didalam dapur tinggi (blast furnace) menjadi besi kasar (pig
iron) yang keluar berbentuk besi tuang untuk diperhalus menjadi besi kasar (wrought
iron) selanjutnya menjadi baja yang kemudian menjadi besi tuang (cast irons) dengan
karakteristik yang lebih spesifik.
Untuk membuat besi tuang atau baja tuang, maka bahan tsb harus diolah dalam
dapur peleburan. Dapur peleburan (Furnace) ada 5 macam yaitu :
1. Peleburan dengan menggunakan bahan bakar padat yaitu :
a. Dapur tinggi
b. Dapur kupola
2. Peleburan dengan menggunakan bahan bakar cair/gas yaitu :
a. Crubicle furnace
b. Open heart furnace
c. Rotary furnace
3. Peleburan dengan menggunakan elektroda (arc furnace) yaitu :
a. Direct arc furnace
b. Indirect arc furnace
4. Peleburan denga resistance furnace yaitu :
a. Resistane furnace
b. Rod-resistance furnace
5. Converter furnace

3.1.1. DAPUR TINGGI/BLAST FURNACE

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.1. Dapur tingi

Pada umumnya dapur tinggi diigunakan untuk mengolah logam-logam tambang


(bijih-bijih besi), kokas, batu kapur untuk dijadikan besi kasar.
Besi kasar yang dihasilkan ini masih perlu diolah kembali di dapur-dapur baja
untuk dijadikan baja atau baja tuang.
Dalam pembuatan besi kasar, dapur tinggi memerlukan 100 ton biji besi tiap jam,
kira-kira 3,5 ton udara panas setiap ton bijih-bijih besi, antara 0,6 – 0,9 ton kokas
setiap ton bijih besi dan dapat menampung bahan-bahan 10.000 ton per dapur tinggi.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses dapur tinggi adalah :
1. bijih-bijih besi : merupakan bahan pokok dari dapur tinggi
2. batu kapur : digunakan untuk mengikat bahan-bahan yang ikut campur dalam
cairan besi untuk menjadi terak. Dengan adanya terak yang terletak dipermukaan
besi ini, oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya
digunakan batu kapur murni, kadang pula dolomite.

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Bahan bakar : kokas, arang kayu, antrasit.
4. Udara panas : digunakan untuk pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2 dan
gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk mereduksi bijih-bijih besi. Udara
panas dihembuskan dengan maksud agar pembakaran sempurna, hingga
kebutuhan kokas berkurang. Pemanasan udara dilakukan pada dapur pemanas
coeper.

Gambar 3.2. Blast furnace

Blast furnace merupakan dapur pengecoran logam yang terdiri dari struktur baja,
berbentuk melingkar/silinder yang mengecil, dengan ketinggian berkisar 30 s/d 40
meter, dilapisi dengan batu tahan api/refractory brick, diameter ± 10 meter. Cairan pig
iron dituang setiap 4 s/d 6 jam, dengan kapasitas 1000 s/d 4000 ton per hari.

Cara Kerja Dapur Tinggi :


1. Bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-
lapis.
2. Udara panas dimasukkan dari daputr cowper dengan kecepatan 100m/dt, maka
udara panas mengadakan pembakaran (CO2 dan pembentukan CO) sebagai gas
untuk mereduksi bijih-bijih besi dengan temperature ± 9000oC.

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Muatan yang turun ertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi
pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400oC.
4. Bijih besi turun terus supaya arang/kokas yang pijar berwarna putih menerima zat
arang dan membentuk karbonat-karbonat seperti batu kapur dan dolomite, baru
kehilangan CO2 pada suhu 700oC.-800oC., maka teraknya terbentuk bersama-
sama dengan reduksi sempurna dari besi.

Batu tambang/batu kapur CaCO/CaCO3 dinamakan dolomit, untuk :


 Mengikat kotoran
 Melindungi besi/cairan besi dan oksidasi
Hasil olahan dapur tinggi adalah :
1. Besi kasar / pig iron
2. terak
3. Gas dan debu

3.1.2.DAPUR KUPOLA

Gambar 3.3. Dapur Kupola 1

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.4. Dapur Kupola 2
Keterangan gambar :
Daerah panas mula : mulai dari saluran isi sampai logam, mulai cair dimana
ada perlakuan pemana pendahuluan.
Daerah lebur : daerah logam mulai mencair
Daerah panas lanjut : merupakan pemanas lanjut darilogam cair
Daerah oxydasi : di sini kokas dioxydasi oleh udara yang di tiupkan
melalui tuyeres
Daerah reduksi : gas CO2 di daerah oxydasi direduksi oleh kokas.
Daerah lain terisi 45% logam cair, yang lainnya adalah kokas.

Dapur kupola termasuk dapur pengolahan baja, dimana dapur ini digunakan untuk
mengolah basi kasar kelabu/besi rongsokan/besi bekas menjadi baja.

Proses kerja dapur kupola :


1. Saat akan digunakan , terlebih dahulu diadakan pemanasan pendahuluan agar
dapur dalam keadaan kering (tidak mengandung uap air). Pemanasan
pendahuluan ini dilakukan dengan pembakaran arang kayu dan kokas di dalam
dapur selama ± 15 jam sampai pemanasan pendahuluan berlangsung dengan
sempurna (bahan bakar telah terbakar habis).

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Selanjutnya dilakukan penambahan kokas dan udara dari blower yang
dihembuskan dengan kecepatan rendah. Pemasukan kokas ditambah terus sampai
mencapai setinggi 7-8 m . dari dasae tungku
3. Setelah bahan bakar kokas terbakar habis kemudian dimasukkan kepingan-
kepingan baja dan besi kasar, dimana berat bahan-bahan yang dimasukkan antara
10%-15% dari output/jam (± 7-10 ton/jam). Sewaktu proses berlangsung sebagian
dari baja/besi telah ada yang cair, maka setiap 15 menit baja/besi cair dikeluarkan
dari lubang pengeluaran cairan baja yang ditampung oleh panci-panci penampung.
4. Untuk pembentukan terak di dalam dapur, ditambahkan CaCO 3 pada pemasukan
pertama dan karena temperature dapur, maka akan terjadi penguraian CaCO 3 sb :
CaCO3 → CaO + CO2, dan CO2 yang dihasilkan akibat penguraian CaCO3 akan
terbakar/bereaksi dengan kokas sbb :
CO2+ C → 2CO – 41,09 kkal
Gas CO yang dihasilkan dikeluarkan melalui cerobong sebagi gas asap dengan
temperature ± 300oC dan panasnya dapat dimanfaatkan untuk tenaga mesin-mesin
yang lain.
5. Setelah terjadi reaksi antara silica dan batu kapur kemudian dimasukkan besi kasar
dan kokas baru sekitar 8%-12% dari pengisian ke dalam dapur. Apabila kokas baru
telah terbakar, dimasukkan udara dari blower yang akan menimbulkan reaksi
antara zat arang dengan oxygen sbb :
C + O2 → CO2, + 94,22 kcal/mol
Akibat reaksi tersebut, terjadi pengurangan temperatur di dalam dapur tetapi
karena gas CO yang terjadi mempunyai temperature 300oC – 400oC maka
temperature yang turun hanya sedikit, sehingga masih cukup untuk melebur besi
dan membentuk terak.
6. Setelah proses di dalam dapur, maka terak di atas cairan dikeluarkan dari dalam
dapur dan kemudian dikeluarkanlah baja cair yang ditampung oleh panci-panci
untuk dibawa ke tempat penuangan besi atau baja.

3.1.3. ROTARY FURNACE

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.5. Rotary Furnace
Keterangan gambar :
Dindingnya : terdiri dari batu tahan api sedangkan bagian luarnya terbuat dari
baja.
Roda gigi : untuk memutar dapur
Posisi dapur tidur dan diputar oleh roda gigi sehingga logam cair
dapat bercampur.
Proses peleburan :
1. Bahan dimasukkan 1/3 dari volume dapur
2. Brader dinyalakan, kemudian dapur diputar perlahan-lahan. Gas dari
brader akan mencairkan logam.
3. Setelah logam mencair, maka logam dikeluarkan.

3.1.4. CRUCIBLE FURNACE

Gambar 3.6. Crucible Furnace

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan gambar :
Vent/pintu : fungsinya sebagai laluan gas luar
Refraktory : fungsinya mengarahkan dan merupakan batas untuk gas panas supaya
terarah pada crusibel/ cairan tuang yang dipanaskan. Terdiri dari plat
baja dan batu tahan api.
Lid : fungsinya untuk menahan gas panas supaya tidak mudah keluar bisa
dibuka dan ditutup juga sebagai bahan baku.
Brender : untuk timbulknya api yang menghasilkan gas panas.

Crusibel furnace adalah dapur tertua yang digunakan untuk melebur baja, terbuat
dari campuran grafit dan tanah liat, mudah pecah dalam keadaan biasa, akan tetapi
memiliki kekuatan yang cukup berarti dalam keadaan panas. Dapat dipanaskan
dengan kokas, minyak/gas alam. Baja karbon rendah, baja bekas, arang kayu dan
paduan fero digunakan untuk membuat baja.
Crucible furnace termasuk dapur yang terbalik untuk untuk memproses/membuat
baja dibandingkan dengan dapur-dapur baja yang lainnya. Proses di dalam dapur ini
terjadi didalam ruangan tertutup, sehingga alat-alat perlengkapannya dan proses
pembuatan baja di dalam dapur ini termasuk sangat mahal dan oleh karena itu dapur
ini hanya digunkan untuk membuat atau mengerjakan baja-baja istimewa atau kores.

Proses kerja :
1. Pertama-tama cawan ini diisi baja dan besi kasar, kemudian cawan ditutup dengan
merapatkan tutup dapur cawan dengan dempul tanah liat.
2. Setelah itu cawan diletakkan dalam dapur api. Di dalam dapur api dimasukkan gas-
gas panas sekeliling cawan sehingga cawan-cawan di dalam dapur api menjadi
panas dan mencairkan baja/besi yang berada di dalam cawan dan mereaksikan
unsur-unsur yang terdapat di dalam baja/besi.
3. Setelah proses selesai, maka cairan baja dikeluarkan dari dalam cawan dan
dibawa ke cetakan penuangan baja untuk dijadikan baja-baja kroes atau baja-baja
istimewa.
4. Baja-baja yang dikerjakan dalam dapur cawan adalah baja-baja istimewa karena
bisa didapatkan baja-baja yang sangat murni dengan campuran yang homogen.
Untuk logam-logam yang sangat sulit dicampur secara merata sangat baik

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengerjakannya dengan dapur cawan karena campuran seperti Si,Mn ,Ni,Cr tidak
akan berubah ( tetapi kadar arangnya akan berubah)

Baja-baja dari cawan ini akan dipakai untuk perkakas tempa, pahat-pahat,
pegas-pegas, baja-baja perkakas, paku keling, pesawat-pesawat pengengkat, kabel-
kabel, dsb. Tetapi karena harganya yang sangat tinggi, maka baja-baja cawan ini
terdesak oleh baja-baja listrik.

3.1.5. OPEN HEARTH FURNACE

Gambar 3.7. Open Herth Furnace

Dapur ini digunakan untuk membuat baja, dan untuk menaikkan efisiensi panas,
maka dapur ini dilengkapi dengan regenarasi panas / cheker work menurut sistem
Siemen Martin.
Besi/baja rongsokan makin lama makin banyak di dunia, untuk mengolah
besi/baja rongsokan ini diperlukan suatu dapur yang mempunyai temperature yang
sangat tinggi yaitu ± 3000oC karena diketahui bahwa besi/baja akan cair pada ±
1800oC.
Untuk mengolah besi/baja rongsokan yang memerlukan suhu yang sangat tinggi,
pada tahu 1865, seorang bangsa Perancir bernama Pierra Martin membuat dapur yang
menggunakan sistem regenerator (dinamakan dapur Siemen Martin)
Bahan untuk dapur Siemen Martin ini adalah :

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. bahan bakar, harus mempunyai kalori yang tinggi dan sedikit mengandung
belerang.
2. Bahan baku, berupa besi kasar dingin/besi kasar cair, besi bekas/rongsokan dan
bijih-bijih besi.
Adapun campuran bahan-bahan baku ini adalah : besi kasar/pig iron, steel scrap,
ore feeding, udara dan bahan bakar.
Proses pembuatan :
1. Peleburan (melting)
Karena charge yang digunakan umumnya barupa campuran dari pig iron dan steel
scrap maka terlebih dahulu dilakukan pencairan seluruhnya. Setelah seluruh logam
cair, maka suhu di atur tidak terlalu tinggi karena refining akan terlambat.
2. Ore feeding
Biji hematite (Fe2O3) ditambahkan untuk meninggikkan kadar O2 dalam molten
metal sehingga kontak antara C dan O2 lebih cepat. Fe 2O3 yang dimasukkan akan
masuk pada interface (molten metal slag) kontak dengan Fe cair sehingga terjadi
reaksi den terbentuk FeO. FeO ini akan masuk ke dalam molten metal dan bertemu
dengan carbon yang bebas sehingga terjadi reaksi dan terbentuk Fe dan CO. Gas
CO akan naik dan menyebabkan gaya pengadukan terhadap molten metal atau
carbon boiling.
3. Pembentukan slag/terak.
Ketika proses peleburan telah dimulai dan aksida terhadap Si, Mn, C dengan
penambahan flux maka terbentuk slag. Karena slag ini merupakan penghambat
panas, maka slag yang terbentuk sebaiknya tipis/sedikit sehingga suhu antara slag
dan logam cair tidak terlalu kasar dan tidak terjadi perbedaan Yng besar.
4. Alloying
Baja yang diproduksi hanya mempunyai komposisi tertentu, hal ini diatur dengan
penambahan paduan.

3.1.6. DIRECT ARC FURNACE

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.8. Direct Arc Furnace
Pada dapur ini busur cahaya terjadi antara elektroda dengan cairan dan dari cairan ke
elektroda lainnya. Dalam pelaksanaannya dapur ini mempunyai 2 prinsip yaitu :
1. Elektroda berada di atas cairan.
Prinsip dapur yang menggunakan elektroda barada di atas cairan dilakukan oleh
dapur Heroult dimana busur cahaya terjadi antara elektroda yang satu ke cairan
dan dari mcairan akan terjadi busur cahaya lagi dengan elektroda yang lainnya.
2. Elektroda berada di bawah dan di atas cairan.
Prinsip dapur yang mempergunakan elektroda di atas dan di bawah cairan
dilakukan olek dapur Girod, dimana busur cahaya terjadi diantara elektroda yang di
atas ke cairan dan dari cairan akan terjadi busur cahaya lagi dengan elektroda
yang dibawah.

Pada dapur listrik busur cahaya langsung, ruanga dapur dilapisi dengan batu
tahan api jenis basa atau asam.
Dapur berlapis batu tahan api asam, beralaskan serbuk genister dan berdinding
bata silica, digunakan untuk membuat baja karbon rendah dan baja paduan rendah.
Bahan bakunya, besi bekas, harus mempunyai kadar fosfor dan belerang n yang
rendah.
Dapur berlapis batu tahan api basa, beralaskan magnesit, berdinding magnesia
dan batu alumina, digunakan untuk membuat berbagai jenis baja atau baja paduan.
Dapur basa, yang banyak digunakan dapat mengontrol kadar fosfor dengan baik,
disamping itu mengurangi belerang, dan pengendalian suhu serta komposisi sangat
baik. Secara berkala komposisi logam cair ditentukan dan bila perlu ditambahkan
unsur paduan tertentu sehingga sewaktu logam cair dituangkan, komposisi baja akan
memenuhi persyaratan.

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses kerja dapur elektroda :
Pada dasarnya dapur ini elektroda bekerja sebagai pembangkit api dan cairan
sebagai tahanan. Untuk mengadakan reduksi digunakan arang kayu dan reduksi yang
terjadi adalah reduksi langsung. Reduksi dilakukan oleh gas yang terdiri dari 70% CO
dan 30% CO2 dan didalam tungku gas akan CO2 terurai oleh C dari elektroda.
Kebutuhan gas panas dalam dapur ini tidak terlalu banyak karena api dihasilkan
oleh elektroda dan reduksi tidak langsung CO tidak banyak terjadi, sehingga tempat
yang panas di dalam dapur terbatas di sekitar tungku (hard).
Gas CO yang dihasilkan akan naik ke atas dan mengadakan reduksi pada
bahan-bahan mentah seperti baja/besi cair atau dingin, baja rongsokan dsb.
Pada dapur ini untuk memproses 1 ton bahan-bahan mentah diperlukan 350 Kg
arang kayu dan 5-9 Kg elektroda arang. Kapasitas dapur ini 20 – 70 ton dengan daya
2300 kw

3.1.7. INDIRECT ARC FURNACE

Gambar 3. 9. Indirect arc furnace

Pada dapur listrik busur cahaya tak langsung, busur dipancarka dari dua
elektroda yang terdapat di atas logam. Logam menjadi panas akibat radiasi. Jenis ini
sudah jarang depergunakan karena kurang ekonomis.
Jenis dapur ini ada 2 macam yaitu :
1. Dapur Stessano yang mempergunakan 2 atau 3 elektroda yang disusun mendatar.
2. Dapur Renefelt yang mempergunakan 3 buah elektroda, dimana 2 buah elektroda
disusun mendatar dan sebuah elektroda disusun tegak lurus dan dapur ini
mempergunakan arus yang berputar.
Kedua jenis dapur ini tidak dipergunakan untuk pembuatan baja disebabkan karena :
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul
15 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Temperatura yang dihasillkan tidak merata dalam muatan, dimana yang di bawah
busur cahaya lebih tinggi temperaturenya dari pada tempat yang lainnya.
2. Kesukaran karena elektrodanya panas, bahaya melengkung karena berat elektroda
dan lapisan dapur.
Dapur ini hanya digunakan untuk mengerjakan logam non ferro dan besi tuang.

Daftar Pustaka
A.Schey.John, Proses Manufaktur : Introduction to Manufacturing Process 3rd edition,
2009, Mc.Graw-Hill.Co.
Al-Rasyid.Soepardi.Haroen, Pengetahuan Dasar Pengecoran Logam Besi, 2005,
Bandung.
Surdia.Tata, Teknik Pengecoran Logam, 2002,Pradnya Paramita,Jakarta
Surjana.Hardi,Teknik Pengecoran Logam,2008,Depdiknas

2013 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai