Anda di halaman 1dari 3

Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT)

Makna ijarah telah dijelaskan dalam paparan di atas. Sementara makna al-tamlik
secaraBahasa berasal dari kata al-milk. Al-Milk secara Bahasa berarti kuat dan sehat.
Ijarah muntahiyah bittamlik merupakan salah satu kegiatan mu’malah
kontemporer. Definisi IMBT menurut ulama Khalid al-Kafi adalah akad antara dua pihat
dimana salah satuanya menyewakan barang kepada pihak lainnya dengan pembayaran
secara angsur dalam waktu tertentu, pada akhir masa sewa, kepemilikan barang
tersebut berpindah kepada pihak penyewa dengan akad baru. Fahd al-Hasum
mendefinisikan IBMT adalah kepemilikan manfaat suatu barang dalam jangka waktu
tertentu kemudian disertai perpindahan kepemilikan barang tersebut kepada penyewa
dengan pengganti tertentu.
Dalam IMBT,pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari di acara sbb :
1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut
pada akhir masa sewa;
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan
tersebut pada akhir masa sewa.

Pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa biasanya diambil bila
kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relative kecil. Karena sewa yang
dibayarkan sampai akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut
dengan margin laba yang di tetapkan oleh bank. Untuk menutupi kekurang tersebut,
bila pihak penyewa ingin memiliki barang, maka ia harus membeli barang itu di akhir
periode.
Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa swa biasanya diambil bila
kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relative lebih besar karena sewa
yang di bayarkan lebih besar, maka akumulasi sewa di akhir periode sewa sudah
mencukupi untuk menutup harga beli barang dan margin laba yang ditetapkan oleh
bank. Dengan demikian, bank dapat menghibahkan barang tersebut di akhir masa
periode sewa kepada pihak penyewa.
Ketentuan Ijarah Muntahiyah Bittamlik dalam KHES
Ketentuan IMBT diatur KHEs dalam pasal 278-284 yaitu
Pasal 278 :
Rukun dan syarat dalam ijarah dapat diterapkan dalam pelaksanaan ijarah muntahiyah
bittamlik.
Pasal 279 :
Dalam akan Ijarah Muntahiyah Bittamlik suatu benda antara mu’jir/pihak yang
menyewakan dengan musta’jir/pihak penyewa diakhiri dengan pembelian ma’jur/objek
ijarah oleh musta’jir/pihak penyewa.
Pasal 280 :
(1) Ijarah Muntahiyah Bittamlik harus dinyatakan secara eksplisit dalam akad.
(2) Akad pemindahan kepemilikan hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah
muntahiyah bit tamlik berakhir.
Pasal 281 :
“Musta’jir/penyewa dalam akad ijarah muntahiyah bi tamlik dilarang menyewakan dan
atau menjual ma’jur/benda yang disewa”.
Pasal 282 :
“Harga ijarah dalam akad ijarah muntahiyah bi tamlik sudah termasuk dalam
pembayaran benda secara angsuran.”
Pasal 283 :
(1) Pihak mu’jir/ yang menyewakan dapat melakukan penyelesaian akad ijarah
muntahiyah bi tamlik bagi musta’jir/ penyewa yang tidak mampu melunasi
pembiayaan sesuai kurun waktu yang disepakati.
(2) Penyelesaian sebagaimana dalam ayat (1) dapat diselesaikan melalui perdamaian
dan atau pengadilan.
Pasal 284 :
“Pengadilan dapat menetapkan untuk menjual objek ijarah muntahiyah bitamlik yang
dapat dilunasi oleh penyewa dengan harga pasar untuk melunasi untang penyewa.”
Pasal 285 :
(1) Apabila harga jual objek ijarah muntahiyah bitamlik melebihi sisa utang, maka
pihak yang menyewakan harus mengembalikan sisanya kepada penyewa.
(2) Apabila harga jual objek ijarah muntahiyah bitamlik lebih kecil dari sisa utang,
maka sisa utang tetap wajib dibayar oleh penyewa.
(3) Apabila peminjam sebagaimana dalam ayat (2) tidak dapat melunasi sisa
utangnya, pengadilan dapat membebaskannya atas izin pihak yang menyewakan.

Anda mungkin juga menyukai