Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN

PASIR DAN ABU MERAPI UNTUK PEMBUATAN BATA BETON


(CONBLOCK)

SEMINAR INDUSTRI

Oleh :
CHANDRA MARULITUA.P
NIM :710015004

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

PEMANFAATAN
PASIR DAN ABU MERAPI UNTUK PEMBUATAN BATA BETON
(CONBLOCK)

SEMINAR INDUSTRI

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Seminar Industri
Pada Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta

Oleh :
CHANDRA MARULITUA.P
NIM : 710015004

Yogyakarta, 07 Oktober 2018


Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing

(Dr. R. Andy Erwin Wijaya, ST,MT) (Ir. Hendro Purnomo, M.T.)


NIK : 19730227 NIK : 19730227

ii
SARI

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Seminar Industri ini dengan baik. Penyusunan seminar
industri ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum semester
VII pada Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta.
2. Bapak Dr. R. Andy Erwin Wijaya, ST,MT selaku Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta
3. Bapak Ir. Hendro Purnomo, M.T. dan selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingannya dan dorongan semangat
selama saya menyusun seminar industri ini.
4. Orang tua yang selalu memberi dorongan dan motivasi baik secara
moril atau materi.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa seminar industri ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan guna untuk memperbaiki penulisan-penulisan
selanjutnya. Semoga seminar industri ini bermanfaat bagi kita.

Yogyakarta, 07 Oktober 2018

Penuli

iv
DAFTAR ISI

v
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta yang terjadi pada
tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.00 WIB sampai saat ini masih berdampak pada
wilayah sekitarnya dengan adanya banjir lahar dingin yang menimbulkan kerugian
materiil bagi masyarakat sekitar area tersebut. Kondisi ini di perparah dengan semakin
terbatasnya daya tampung beberapa sungai di daerah pengaliran karena mengalami
pendangkalan akibat pengendapan/sedimentasi dari lahar tersebut (Paripurno, 2011).
Banyaknya material hasil erupsi gunung berapi yang tertahan di badan gunung
ditambah dengan derasnya hujan akan menjadi ancaman terjadinya aliran lahar dingin
(Pramono, 2014) hal tersebut dapat juga mengakibatkan pendangkalan sungai disekitar
yang dilaluinya, kemudian hasil dari erupsi gunung merapi itu berupa pasir dan abu
merapi dalam jangka panjangnya diupayakan untuk kegiatan infrastruktur di wilayah
tersebut serta peningkatan ekonomi masyarakat untuk kemajuan perekonomian warga
tersebut.

Salah satu pemanfaatan dari hasil erupsi gunung merapi berupa pasir dan
abu merapi ialah untuk pembuatan bata beton. Umumnya bata beton digunakan untuk
perkerasan jalan, pedestrian dan trotoar, selain itu juga dapat digunakan pada area
khusus seperti pelabuhan peti kemas, lahan parkir, area terbuka dan area industry.
Keunggulan dari bata beton, memilki daya serap air yang baik melalui pemasangan
bata beton dapat menjaga keseimbangan air tanah. Definisi menurut (SNI 03-0691-
1996) bata beton adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran
sement Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau
tanpa bahan lainnya. Mengamati dari kata “bata beton” maka unsur menyusun beton
adalah air, semen dan agregat, yaitu agregat halus umumnya pasir dan agregat kasar
umumnya berupa kerikil dan batu pecah (split). Untuk meningkatkan mutu bata beton,

-1-
diantaranya dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan tambah yang dapat
meningkatkan kuat tekan bata beton. Abu batu dapat digunakan sebagai bahan tambah
untuk pembuatan agregat buatan dalam pencampuran beton, bahan tambahan bata
beton, mortar, batako dan beton ringan.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah pada pemanfataan pasir
dan abu merapi untuk pembuatan bata beton (Conblock)

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang dibahas dalam penulisan ini hanya terbatas pada
pemanfataan pasir dan abu merapi untuk pembuatan bata beton (Conblock).

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana proses pemanfaatan pasir dan abu merapi untuk


pembuatan bata beton (Conblock)

2. Mengetahui Genesa Pembentukan Pasir dan Abu Merapi.

3. Mengetahui karakteristik Pasir Dan Abu Merapi

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan ini, penulis menggabungkan antara data-data
literatur dengan mengkaitkan data-data sekunder berdasarkan permasalahan
yang diteliti. Tahapan metodologi yang dilakukan dalam melakukan penulisan
ini adalah:

1. Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka
yang menunjang, yang diperoleh dari :

-2-
a. Instansi yang terkait dalam permasalahan berupa beberapa
industri pertambangan
b. Perpustakaan berupa buku dan modul

c. Internet berupa web-s

2. Kompilasi bahan pustaka


Kompilasi bahan pustaka bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan bahan pustaka dan mengelompokkannya
untuk memudahkan dalam penyusunan draft nantinya.

b. Memilah nilai karakteristik bahan pustaka yang mewakili


obyek pembahasan.

c. Mengetahui keakuratan bahan pustaka, sehingga kerja menjadi


lebih efisien.

3. Tahap pengolahan bahan pustaka


Pengolahan data dilakukan dengan penulisan draft secara deskriptif
dan menggunakan perhitungan-perhitungan serta penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik atau rangkaian
perhitungan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu. Analisis hasil
pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh kesimpulan
sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara tersebut akan diolah lebih
lanjut dalam bagian pembahasan.

4. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan pembahasan dan koreksi
antara analisa hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan suatu hasil akhir dari
semua aspek dari semua yang telah dibahas.

-3-
1.6 Manfaat Penulisan
Hasil yang diharapkan dalam penulisan ini mengenai Bata Beton
(Conblock) adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pemanfataan pasir dan abu merapi untuk pembuatan bata


beton (conblock)

2. Mengetahui karakteristik pasir dan abu merapi

3. Dapat memberikan pengetahuan tentang ganesa pembentukan pasir dan


abu merapi

-4-
DIAGRAM ALIR PENELITIAN

-5-
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Klasifikasi Bahan Galian


Berdasarkan pada peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, Pasal 2, ayat
2, maka komoditas tambang dikelompokkan menjadi 5 golongan, yaitu meliputi :

a. Mineral Radioaktif meliputi :


Radium, Thorium, Uranium, Monasit, dan Bahan Galian Radioaktif lainnya.
b. Mineral Logam meliputi :
Litium, Berilium, Magnesium, Kalium, Kalsium, Emas, Tembaga, Perak, Timbal,
Seng, Timah, Nikel, Mangaan, Platina, Bismuth, Molibdenum, Bauksit, Air Raksa,
Wolfram, Titanium, Barit, Vanadium, Kromit, Antimoni, Kobalt, Tantalum,
Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Magnetit, Besi, Galena, Alumina,
Niobium, Zirkonium, Ilmenit, Khrom, Erbium, Ytterbium, Dysprosium, Thorium,
Cesium, Lanthanum, Niobium, Neodymium, Hafnium, Scandium, Aluminium,
Palladium, Rhodium, Osmium, Ruthenium, Iridium, Selenium, Telluride,
Stronium, Germanium, dan Zenotin.
c . Mineral Bukan Logam meliputi :
Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Pasir Kuarsa, Fluorspar, Kriolit, Yodium, Brom,
Klor, Belerang, Fosfat, Halit, Asbes, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker,
Fluorit, Ball Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Dolomit,
Kalsit, Rijang, Pirofilit, Kuarsit, Zirkon, Wolastonit, Tawas, Batu Kuarsa, Perlit,
Garam Batu, Clay, Dan Batu Gamping Untuk Semen.
d . Batuan meliputi :
Pumice, Tras, Toseki, Obsidian, Marmer, Perlit, Tanah Diatome, Tanah Serap
(Fullers Earth), Slate, Granit, Granodiorit, Andesit, Gabro, Peridotit, Basalt,
Trakhit, Leusit, Tanah Liat, Tanah Urug, Batu Apung, Opal, Kalsedon, Chert,

-6-
Kristal Kuarsa, Jasper, Krisoprase, Kayu Terkersikan, Gamet, Giok, Agat, Diorit,
Topas, Batu Gunung Quarry Besar, Kerikil Galian dari Bukit, Kerikil Sungai,
Batu Kali, Kerikil Sungai Ayak Tanpa Pasir, Pasir Urug, Pasir Pasang, Kerikil
Berpasir Alami (Sirtu), Bahan Timbunan Pilihan (Tanah), Urukan Tanah Setempat,
Tanah Merah (Laterit), Batu Gamping, Onik, Pasir Laut, dan Pasir yang tidak
mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah
yang berarti ditinjau dari segi ekonomi Pertambangan, dan
e . Batubara meliputi :
Bitumen Padat, Batuan Aspal, Batubara, dan Gambut.

2.2 Lempeng Tektonik


Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi
yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh aktivitas
konvergensi relative ketiga lempeng tektonik, yaitu lempeng indo-Australia, lempeng
Eurasia, dan lempeng pasifik (Triya Fachriyeni, 2009). Lempeng Indo-Australia relatif
bergerak dari selatan ke utara. Lempeng pasifik bergerak dari timur ke Barat Daya dan
lempeng Eurasia relatif bergerak dari arah utara ke arah selatan tenggara. Pergerakan
relatif ketiga lempeng ini merupakan generator utama aktivitas gempa bumi di
Indonesia. Pengaruh lain dari aktifitas ketiga lempeng tersebut yaitu banyak terdapat
sesar atau patahan lokal aktif, lipatan dan aktivitas gunung api. Tatanan tektonik yang
sedemikian rupa menyebabkan wilayah Indonesia wilayah Indonesia menjadi wilayah
yang mempunyai aktifitas seismik yang tinggi, karena sumber gempa biasanya terletak
pada batas antara dua lempeng yang bergerak relative satu dengan yang lain. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika Indonesia sering terjadi gempa bumi dan Gunung
berapi.

-7-
(sumber : www. yukepo.com, tangal 08 juli 2017)

Gambar 2.1 Sebaran Lempeng di Indonesia

-8-
a

Anda mungkin juga menyukai