Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

SISTEM TANAM PADI MODEL LEGOWO, TEGALAN, DAN SRI


(SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)

Disusun Oleh:
Rifky Hermawan 20170210100
Dedy Yahya 20170210101
Novan Agung Handoko 20170210102
Zana Yoshi Yolanda 20170210103
Kridha Widi Yuwana 20170210104

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah
menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi
merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk yang besar, menghadapi berbagai tantangan dalam
memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan
menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian, padi juga merupakan tanaman
pangan yang setelah melalui berbagai proses akan menghasilkan beras. Beras
merupakan bahan pangan pokok yang vital bagi semua orang
Banyak kendala dan tantangan yang dihadapi dalam sektor pertanian yang
dimana kendala dan tantangan tersebut berupa dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional dalam bidang pertanian yang dimana dalam mengatasi kendala dan tantangan
tersebut dengan memanfaatkan air dan berbagai sumber-sumber daya alam pada lahan
pertanian. Konversi lahan pertanian untuk kegiatan non pertanian terutama di Jawa
menyebabkan produksi pertanian semakin sempit. Dalam hal ini, sektor pertanian
menghadapi tantangan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya lahan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatan
efisiensi pertanaman melalui pengaturan sistem tanam dan mengefisienkan umur bibit
di lahan persemaian. Pengaturan sistem tanam dan umur bibit yang tepat, serta
penggunaan varietas unggul padi selain efektif dalam pertumbuhan tanaman juga
efisien dalam waktu dan mendapatkan produktivitas yang optimal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi
sawah adalah dengan menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal untuk setiap fase
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada beberapa cara dalam pengoptimalisasi
lingkungan tumbuh bagi tanaman padi, yaitu: Jajar Legowo, Tegelan, dan SRI (System
Of Rice Intensification).
II. PEMBAHASAN
A. Sistem Tanam Padi (Jajar Legowo)
Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua
atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah
Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan
”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah
yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.
Penerapan Jajar Legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu
menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara disekeliling tanaman pingir
sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik. Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang
lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas
25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang
berguna dalam proses fotosintesis
Penerapan sistem tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25x25) cm
antar rumpun dalam baris, 12,5 cm jarak dalam baris, dan 50 cm sebagai jarak antar
barisan/lorong atau ditulis (25x12,5x50) cm. Hindarkan penggunaan jarak tanam yang
sangat rapat, misalnya (20x20) cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat
sempit. Ada 2 tipe jajar legowo yaitu 2:1 dan 4:1 tipe 1 dan tipe 2.
1. Legowo 2:1
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha
sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola
tanam tegel (25x25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini,
seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
https://debbyeka.blogspot.co.id/2015/05/cara-bercocok-tanam-padi-dengan-sistem.html
2. Legowo 4:1
Tipe 1
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan
baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang
kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha
dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25)cm.

https://debbyeka.blogspot.co.id/2015/05/cara-bercocok-tanam-padi-dengan-
sistem.html
Tipe 2
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan
tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman
192.712 ± 4260 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20,44%
dibanding pola tegel (25x25)cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat
kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak,
tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan
selama pertumbuhan.

https://debbyeka.blogspot.co.id/2015/05/cara-bercocok-tanam-padi-dengan-
sistem.html

B. Sistem Tanam Padi (Tegel)


Sistem Tanam Tegel yaitu pola tanam yang sudah lama dilakukan oleh
masyarakat. Pola tanam tegel berbentuk seperti ubinan dan memiliki jarak yang sama
untuk setiap lubang. Perbedaan mendasar dari sistem tanam jajar legowo dengan sistem
tanam tegel adalah jarak tanam yang digunakan. Jarak tanam pada tegel memiliki jarak
yang sama yaitu 25 cm x 25 cm sedangkan pada sistem tanam jajar legowo pada baris
paling pinggir memiliki jarak 12,5 cm dan pada baris tengah memiliki jarak tanam 25
cm, selain itu terdapat jarak 50 cm untuk barisan paling pinggir.

http://jogjatani.16mb.com/2013/07/perbanyak-populasi-tanaman-padi-dengan-tanam-
jajar-legowo/
3. Sistem Tanam Padi (S.R.I)
SRI(System of Rice Intensification) adalah teknik budidaya padi yang mampu
meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah,
air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50%
,bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara
tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang
lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya,
metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de
Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama
System of Rice Intensification disingkat SRI.
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak
subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh
hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan
ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat
dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang
terbuka untuk menerimametode baru dan kemauan untuk bereksperimen.

http://jurnal-tani.blogspot.co.id/2011/04/teknik-budidaya-padi-dengan-sri.html
Cara Penanaman:
1 Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika
bibit masih berdaun 2 helai.
2 Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih
jarang.
3 Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-
hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal .
4 Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu
dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus
5 Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10
hari.
6 Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau).

Teknik Budidaya Padi Metode SRI


1) Persiapan Benih
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang
cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur
akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam
dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam dalam air biasa selama
24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media
tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti).
Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam.
2) Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan cara
pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk
mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman, terhidardari gulma.
Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan menggunakan traktor
tangan, sampai terbentuk struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk memperm
udah mengontrol dan mengendalikan air.
3) Perlakuan Pemupukan
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan
penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan
pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah10 ton per
hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah
membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk
bisa menyatu dengan tanah.
4) Pemeliharaan
Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus,
cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk
mempermudah pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik
dapat dilakukan sebagai berikut; pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan
ketinggian air rata-rata 1cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Sete
lah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih
membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman
digenang. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang
susu tanaman tidak digenangi kembali sampai panen. Untuk mencegah hama dan
penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi dilakukan pencengahan dan
apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida nabati dan atau digunakan
pengendalian secara fisik dan mekanik.
DAFTAR PUSTAKA
Fitta Anggraini, Agus Suryanto, Nurul Aini, 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit
Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.)Varietas Inpari 13. Malang:
Jurnal Produksi Tanaman. Vol.1, No.2.

Jenal Mutakin. Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of Rice
Intensification)
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/images/publikasi/panduan-teknis/Sistem-Tanam-
LEGOWO.pdf

Dewi Puspitasari Hasanah. 2014. Analisi Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi


Sistem Tanaman Jajar Legowo Dengan Sistem Tegel.

Anda mungkin juga menyukai