Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMSESTER

BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)

OLEH
RAHMI YULIA ANGRAINI
NIM:17033109

DOSEN PENGAMPUH

Drs.Asmidir Ilyas,M.pd,kons

JUERUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
1. Jelaskan 5(lima) alasan mengapa guru mata pelajaran, wali kelas dan pimpinan
sekolah perlu mengenal/memahami bimbingan dan konseling!

Jawab:
a. Guru Mata Pelajaran
 Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa
 Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa
yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor
 Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut
guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.

b. Wali Kelas
 Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
 Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
 Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas
yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau
kegiatan bimbingan dan konseling;
 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi
kasus; dan
 Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing/konselor.
c. Kepala Sekolah
 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
 Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
 Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat
mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai
kegiatan pengembangan profesi.

2. Jelaskan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling (BK) di sekolah saat
kini dan di masa yang akan datang?
Jawab: menurut prayitno,2004 menyatakan bahwa latar belakang perlunya
bimbingan dan konseling ialah:
1. Latar Belakang Psikologis
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah laku
individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah
atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu,
peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses
perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan
atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta masalah belajar.

2. Latar Belakang Sosial Budaya


Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu makhluk biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi
tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya di mana individu itu tinggal, tuntutan
budaya itu dilakukan agar segala dampak modrenisasi dapat di filter oleh individu tersebut
secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai
dengan budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan tersebut.
Untuk mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan
sebuah bimbingan.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya mengatakan
tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling
dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti
Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan latar belakang berlandaskan
semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan
dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara
nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
3. Latar Belakang Agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah
sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali
bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti: dekadensi
moral, budaya hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar
setiap individu mampu memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus
kearah negative, sehingga kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
4. Latar Belakang Pendidikan

Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat


meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing individu
memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya kesempatan
dan kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat
diperlukan untuk membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam
berbagai bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui
berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar
dengan adanya bimbingan dan konseling.
5. Latar Belakang Perkembangan IPTEK

Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat, oleh karena
itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak
positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling,
individu diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada
penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-
jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan antar individu.
Dengan teknologi jaringan tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa
memanfaatkan teknologi tinggi, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar
termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan
teknologi.
Terkait sasaran layanan makin kompleks, diperlukan pelayanan BK yang profesional.
Salah satu syarat pekerjaan profesional itu adanya komitmen menerapkan keahlian.
Lembaga ataupun sekolah harus selalu menyiapkan guru BK yang adaptif dengan
perubahan iptek sehingga teori yang dipelajari relevan dengan tugas BK.

3. Jelaskan dengan contoh beberapa kesalahan pahaman tentang bimbingan dan konseling
yang terjadi di sekolah asal (SLTA) sdr. dulunya? Dan upaya apa yang dapat Sdr. Lakukan
untuk menyikapi kesalahfahaman itu saat ini?
Jawab:
1) bimbingan dan konseling dipisahkan sama sekali dari pendidikan, dianggap bukan guru. Sering
orang menganggap bahwa guru BK bukanlah guru, hanya konselor di sekolah saja.
2) Bimbingan dan konseling dianggap polisi sekolah, hal ini menjadi menarik untuk ditelisik lebih
jauh, karena kebanyakan siswa menganggap guru bimbingan dan konseling sebagai polisis, yang
tugasnya untuk menangkap penjahat, namun guru bimbingan dan konseling menangkap siswa yang
perlu dibina. Karena dalam kacamata beberapa orang atau siswa, guru bimbingan konseling hanya
memberikan layanan bantuan pada siswa yang bermasalah, padahal guru bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensinya. 3) Bimbingan dan konseling
dianggap sebagai proses pemberian nasihat, sesungguhnya bimbingan dan konseling bukan hanya
memberikan nasihat namun juga membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangannya
meliputi aspek pribadi, sosial, akdemik, spiritual, karir. Maka tak heran jika bimbingan dan
konseling sering memantau keadaan siswa dan siswinya dalam lingkup pergaulan, seperti guru
bimbingan dan konseling juga ikut bersosmed, seperti twitter, path, instagram dan lain sebagainya,
sebai wujud untuk mengetahui keadaaan dan perkembangan siswa sehingga bisa memberikan
layanan dan bantuan secara maksimal.
4) Bimbingan dan konseling menangani “orang sakit” atau “kurang normal”. Biasa diistilahkan
siswa yang masuk ruangan bimbingan dan konseling adalah anak nakal, anak kurang normal atau
bahkan anak sakit. Beberapa siswa merasa bangga dengan julukan anak nakal, karena merasa
dirinya mampu bersosialiasi dan hidup dalam kelompok, tapi ketika siswa yang masuk dalam
ruangan bimbingan dan konseling disebut sebagai anak kurang normal menjadi momok dan trauma
tersendiri pada siswa. Padahal dalam istilah bimbingan dan konseling tidak menggunakan istilah
pasien, namun menggunakan istilah klien. Karena pasien adalah orang yang pasif dan menunggu
kesembuhan, namun dalam bimbingan dan konseling klien adalah orang yang aktif juga
memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas hidup, artinya antara kedua pihak ada usaha
yang saling bersinergi.
4. Apa tujuan bimbingan dan konseling di sekolah? Dan contohnya!
Jawab: Pada dasarnya tujuan bimbingan dan konseling dan tujuan pendidikan memang
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling
merupakan salah satu bentuk pendidikan sehingga tujuan bimbingan dan konseling
memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang program pendidikan secara menyeluruh.

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
keperibadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Dengan memperhatikan butir tujuan BK sebangaimana tercantum diatas, maka dapat
dikatakan salah satu tujuan dari BK di sekolah adalah untuk membantu peserta didik
memperkuat dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan prestasi
yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya), latar belakang dirinya
sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti (2004:114) mengemukakan bahwa:Tujuan umum
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara
optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti:
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar
belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan,
interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri
sendiri dan lingkungannya.
Dalam rangka pengembangan diri dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa maka layanan bimbingan
konseling di sekolah membantu peserta didik mengenal dmenerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif dan dinamis, serta mampu memiliki, mengambil keputusan,
mengarahkan dan mewujudkan dirinya secara efektif dan produktif sesuai dengan tuntutan
peranannya di masa depan.
Sedangkan secara khusus tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah,
diuraikan H.M. Umar,dkk dalam Anas Salahudin (2010: 23) sebagai berikut:

1. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan


kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
2. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam
belajar,sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
3. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan keterlebitan diri dalam proses pendidikan.
4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian
diri secara maksimum terhadap masyarakat .
5. Membantu siswa-siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam
berbagai aspek fisik, mental, dan social.

Oleh karena itu jelas bahwa bimbingan dan konseling dapat menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman bagi setiap individu dalam menentukan pilihan-pilihan dalam
kegiatan yang akan dijalaninya.
Winkel (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya orang-
perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas
perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu
dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai.

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai
tujuan – tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karir. Oleh
karena itu berdasarkan penjelalasan – penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah ialah membantu individu (siswa) untuk mengenal
dirinya dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai potensi yang berkembang dalam
diri individu agar mampu merencanakan masa depan sehingga menghasilkan insan
indonesia yang diharapkan.

5. Jelaskan dan analisis salah satu pengertian/definisi bimbingan dan konseling serta unsur-
unsur apa yang ada dalam pengertian yang Sdr. Maksudkan itu?
Jawab: Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat
mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Bimbingan
dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk
mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Jadi disini saya simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya

6. Jelaskan 3 asas pokok atau asas kunci dalam BK!


Jawab: menurut prayitno,2004 mengemukakan bahwa asas pokok terdiri dari 3 asas
pokok diantaranya:

a.Asas kerahasiaan, yaitu asas BK yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
BK/Konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiannya benar-benar terjamin. Contoh: konseli memiliki masalah telah
diperkosa, rahasia ini harus dijaga oleh konselor dan tidak boleh sampai bocor.

b. asas kesukarelaan, yaitu asas BK yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (konseli) mengikuti/menjalankan layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya. Dalam hal ini guru BK/Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu. Contoh: konseli sakit hati karena dikirim oleh waka kesiswaan ke
bk, dalam hal ini konseli masih dalam keadaan terpaksa, dan sebisa mungkin sebelum
proses konseling konseli ini harus sukarela dulu mau di konseling, ridak boleh terpaksa.
Konselornya pun harus sukarela.

c. asas keterbukaan, yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini
guru BK/Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (Konseli).
Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta
didik dapat terbuka, guru BK/Konselor terlebih dahulu harus bersikap terbukadan tidak
berpura-pura. contoh: konseli yang punya masalah teraniaya harus jujur mengatakan
bahwa dia teraniaya tidak berbohong mengalami masalah lain

d. Asas kegiatan, yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan/kegiatan BK. Dalam hal ini guru BK perlu mendorong peserta didik untuk aktif
dalam setiap layanan/kegiatan BK yang diperuntukkan baginya. Contoh: konseli aktif
menjawab pertanyaan dari konselor, melaksanakan konseling dengan aktif, dan konseli
melaksanakan hasil konseling

e. Asas kemandirian, yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK, yaitu: peseta
didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri
dengan ciriciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru BK hendaknya mampu
mengarahkan layanan BK yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik. Contoh: konseli yang mengalami masalah broken home, setelah proses
konseling dapat mengatasi masalahnya sendiri, bisa mengambil keputusan, apa yang harus
dia lakukan, dapat mengenal lingkungan, dst.

f. Asas kekiknian, yaitu asas bimbinga menghendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah
permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan
dengan masa depan atau kondisi masa lampau dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan
kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang. Contoh: misal konseli saat ini
mengalami masalah kesulitan belajar, ya masalah konseli sekaranglah yang
dibadas(kesulitan belajar) bukan menyelesaikan masalah konseli yang telah lampau.

g. Asas kedinamisan, yaitu asas BK yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu. Contoh: konseli yang mengalami masalah sering tidut saat pelajaran,
setelah proses konseling, konseli dapat berubah kearah yang lebih baik. (tidak lagi tidur di
kelas)

h. asas keterpaduan, yaitu asas BK yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
BK, baik yang dilakukan oleh guru BK/Konselor maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis dan terpadukan. Untuk inikerjasama antara guru BK dan pihakpihak yang
berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan BK perlu terus dikembangkan. Koordinasi
segenap layanan/kegiatan BK itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Contoh: memadukan lingkungan, keluarga, pergaulan konseli dengan masalah konseli.

i. Asas kenormatifan, yaitu asas BK yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma
yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Layanan dan kegiatan BK harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma tersebut. Contoh: jika dilingkungan konseli tidak melarang
berboncengan dengan lawan jenis, maka pelayanan bimbingan konseling tidak boleh
melarang hal itu.

j. Asas keahlian, yaitu asas BK yang menghendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Keprofesionalan guru BK harus
terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan BK. Contoh:
konselor adalah konselor ahli(lulusan s1, s2, s3 bimbingan konseling)

k. Asas alih tangan, yaitu asas BK yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta
didik (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
BK/Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli
lain, selain juga dapat mengalihtanagankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan
ahli-ahli lain. Contoh: seseorang yang mengalami masalah kriminal, ya diserahkan ke
kepolisian tidak dibina oleh konselor lagi.

l. Asas tut wuri handayani, yaitu asas BK yang menghendaki agar pelayanan BK secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik (konseli) untuk maju. Segenap asas perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu yang satu tidak perlu didahulukan atau
dikemudiankan dari yang lain. Contoh: konselor dimata pihak sekolah adalah contoh
teladan yang baik, yang bisa ditiru oleh siswa.
7. jelaskan dengan contoh masalah siswa yang pengentasannya perlu dialihtangankan ke
pihak lain yang lebih berwenang?
Jawab: seperti kedapatanya ada siswa yang mengkonsumsi obat obatan terlarang dan juga
memperjuak belikannya, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib seperti keluarga
dan polisi serta memasukkannya ke pusat rehabilitas.
8. jelaskan mengapa dalam layanan bimbingan keputusan terakhir terletak pada
klien/konseli?
Jawab: iya karena semuanya dikembalikan kepada klien lagi, apakah sudah bias atau
merasa terselesaikankah maslah yang dihadapinya tersebut dan konseli menyimpulkan ang
terkait dengan :bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama mengenai
kecemasan memantapkan rencana klien,pemahaman baru k l i e n d a n p o k o k - p o k o k
y a n g a k a n d i b i c a r a k a n s e l a n j u t n y a p a d a s e s i berikutnya. jika dipandang masih perlu
dilakukan konseling lanjutan

9. 3 ciri dari masalah dan tanda-tanda siswa dikatakan bermasalah!


Jawab:
1. Kehilangan Motivasi
2. Menunjukkan sikap negatif dalam belajar
3. Menunjukkan gejala gangguan emosional
4. Prestasi tidak optimal

10. contohkan masalah belajar yang dialami siswa dan bentuk layanan apa yang dapat
diberikan sebgai calon guru mata pelajaran untuk mengentaskan masalah siswa tersebut!

Jawab: Layanan yang akan saya berikan kepada siswa jika mengakai masalah
belajar adalah layanan kelompok. Saya mengadaka ulangan harian fisika, jika nilai yang di
dapat peserta didik tidak mencukupi batas kkm maka ia akan melakukan remedial dan jika
nilainya melewati batas kkm ia akan diberikan pengayaan. Jika peserta didik yang
melakukan remedial memiliki kesulitan yang sama, saya akan membentuk sebuah
kelompok yang mana isinya siswa yang memiliki kesulitan yan sama, dan saya akan
memberikan materi sesuai dengan kesulitan yang mereka alami biar lebih efekti, dan juga
bias memanfaatkan tutor sebaya jika layanan ini kurang efektif.
KEPUSTAKAAN

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.

Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

Tohirin. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2013

Anda mungkin juga menyukai