Anda di halaman 1dari 4

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai

kehidupan yang dicita-citakan

filsafat pancasila adalah kumpulan nilai-nilai dan norma-norma yang dibentuk berdasarkan pemikiran yang
dalam dan proses yang panjang untuk dijadikan dasar dan pedoman Indonesia dalam bernegara secara sebenar-
benarnya. Konsep filsafat pancasila dibuat berdasarkan konsep kemanusiaan dalam bersosialisasi dan beretika
sehingga terbentuk negara yang berketuhanan, adil, beradab, kebijaksanaan dan bersatu

inti dari Filsafat Pancasila pada tahun 1945 adalah sebuah konsep yang diadaptasi dari filsafat negara barat.
Pada saat itu tokoh Indonesia yang terlibat dalam penyusunan Pancasila banyak yang merupakan lulusan dari
Universitas-universitas di Eropa. Filsafat Pancasila adalah gabungan dari beberapa konsep-konsep seperti
rasionalisme, sosiodemokrasi, demokrasi humanisme, dan nasionalisme. Pada tahun 1955, Filsafat Pancasila
pernah dikembangkan oleh Soekarno. Sedangkan pada masa pemerintahan Soeharto, Pancasila mengalami
perubahan. Segala pengaruh negara barat dalam konsep Pancasila di tiadakan.

Hakikat
sila 1 :Inti sila ketuhanan yang maha esa adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara dengan hakikat Tuhan.
Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-akibat. Maka dalam segala aspek penyelenggaraan Negara Indonesia
harus sesuai dengan hakikat nila-nilai yang berasal dari tuhan, yaitu nila-nilai agama. Telah dijelaskan di muka
bahwa pendukung pokok dalam penyelenggaraan Negara adalah manusia, sedangkan hakikat kedudukan kodrat
manusia adalah sebagai makhluk berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan

sila 2 :Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka konsekuensinya dalam setiap
aspek penyelengaraan Negara antara lain hakikat Negara, bentuk Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara,
moral Negara dan para penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakikat
manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga masyarakat yang terdiri atas manusia-manusia,
dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan mempunyai suatu tujuan bersama untuk manusia pula

sila3 :persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang
merdeka dan berdaulat, persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia

sila4 :Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia dalam suatu wilayah tertentu
kerakyatan dalam hubungan dengan sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat.

sila5 :sila ke V berarti bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,
politik, social, ekonomi dan kebudayaan.
aliran etika pancasila

Naturalisme : Yang menjadi ukuran (kriteria) baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran etika
naturalism, ialah perbuatan yang sesuai dengan fitrah (naluri) manusia itu sendiri,

Hedonisme :Adapun yang menjadi ukuran baiknya suatu perbuatan menurut aliran Hedonisme
ialah perbuatan yang menimbulkan “hedone” (kenikmatan atau kelezatan). Menurut
pandangan aliran ini, manusia selalu menginginkan kelezatan (hedone)

Utilitarisme: Sesuai dengan nama aliran ini, maka yang menjadi prinsip baginya ialah kegunaan (utility) dari
perbuatan teesebut

Idealisme : Tokoh utama aliran ini ialah Immanuel Kant (1725-1804). Pokok-pokok
pandangannya adalah sebagai berikut :
Wujud yang paling dalam dari kenyataan (hakikat) ialah kerohanian. Seseorang berbuat baik pada prinsipnya
bukan karena dianjurkan orang lain melainkan atas dasar kemauan sendiri atau rasaa kewajiban.

vitalisme : berpendirian bahwa yang menjadi baik buruknya perbuatan manusia harus diukur ada tidaknya daya
hidup (vitalitas)yang maksimum yang mengendalikan perbuatan itu

Theologis: Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik buruknya perbuatan
manusia, didasarkan atas dasar ajaran Tuhan

etika pancasila :Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk. Ranah
pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafat atas moralitas secara normatif. Kajian praktis
menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan didasarkan pada norma-norma masyarakat.
Adapun refleksi filsafat mengajarkan bagaimana tentang moral filsafat dapat dijawab secara rasional dan
bertanggungjawab.

pancasila sebagai solusi problem :Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila di
implikasikan di dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita namanya
ketidak adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam pancasila sudah tercemin semuanya
norma-norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara. menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.
sejarah IP :
Kebudayaan manusia ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat yang
merupakan akibat peran serta pengaruh dari pemikiran filsafat Barat. Pada awal perkembangannya, yakni zaman
Yunani Kuno, filsafat diidentikkan dengan ilmu pengetahuan. Pada abad Pertengahan, filsafat menjadi identik
dengan agama. Pada abad ke-15 muncullah Renaissans kemudian disusul oleh Aufklaerung pada abad ke-18
yang membawa perubahan pandangan terhadap filsafat. Filsafat zaman modern tetap sekuler seperti zaman
Renaissans, yang membedakan adalah pada zaman ini ilmu pengetahuan berpisah dari filsafat dan mulai
berkembang menjadi beberapa cabang yang terjadi dengan cepat. pada abad ke-20, ilmu pengetahuan, mulai
berkembang menjadi berbagai spesialisasi dan sub-spesialisasi.

Pada abad ke-20 dan menjelang abad ke-21, ilmu telah menjadi sesuatu yang substantif yang menguasai
kehidupan manusia.

Perkembangan filsafat Barat dibagi menjadi beberapa periodesasi yang didasarkan atas ciri yang dominan pada
zaman tersebut. Periode-periode tersebut adalah :

1. Zaman Yunani Kuno (Abad 6SM-6M)


Ciri pemikirannya adalah kosmosentris, yakni mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya
2. Zaman Pertengahan (6-16M)
Ciri pemikiran pada zaman ini ialah teosentris yang menggunakan pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma
agama Kristiani.
3. Zaman Renaissans (14-16M)

Merupakan suatu zaman yang menaruh perhatian dalam bidang seni, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Zaman Modern (17-19M)
Filsafat zaman ini bercorak antroposentris, yang menjadikan manusia sebagai pusat perhatian penyelidikan
filsafati. Selain itu, yang menjadi topik utama ialah persoalan epistemologi.

5. Zaman Kontemporer (Abad ke-20 dan seterusnya)


Pokok pemikirannya dikenal dengan istilah logosentris, yakni teks menjadi tema sentral diskursus para filosof.
Hal ini dikarenakan ungkapan-ungkapan filsafat cenderung membingungkan dan sulit untuk dimengerti.
Nilai dalam sila sebagai dasar pengembangan IP :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan, perimbangan
antara rasional dan irrasional antara akal. Berdasarkan sila pertama ini ilmu pengetahuan tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan
keuntungan manusia dan sekitarnya.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
perkembangan ilmu pengetahuan haruslah secara beradab. Ilmu pengetahuan adalah bagian dari proses budaya
manusia yang beradab dan bermoral.
3. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme
bangsa Indonesia akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan
terpelihara. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat
internasional.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, mendasari
ilmu pengetahuan secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan ilmunya
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan ilmu
pengetahuan haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan

filsafat Pancasila adalah pemikiran yang bersumber dari agama, pemikiran kosmologis, ontologis, dan
antropologis yang berasal dari sub kebudayaan Indonesia, pemikiran yang berasal dari ilmu pengetahuan
filssafat barat sebagai hasil pendidikan

Anda mungkin juga menyukai