SISTEM ENDOKRIN
HEBRIANTI : P201601063
RISNI : P201601085
JUMARIA :P201601101
MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Endokrin.Dalam makalah ini
kami membahas tentang”Asuhan Keperawatan Penyakit Sirosis Hepar.”
Dalam menyusun makalah ini jauh dari sempurna,untuk itu penulis membuka diri
untuk menerima berbagai saran masukan dan kritikan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
H ALAMAN JUDUL………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR
ISI……………………………………….………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A.Latar Belakang……………………………………………………………..…….
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………..……
C.Tujuan Penulisan…………………………………………………………...…….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…
A. Defenisi …………………………………………………........................……
B. Etiologi……………………………………………………………………….
C. Manifestasi Klinis…………………………………………………………….
D. Komplikasi……………………………………………………………………
E. Patofisiologi ……………………………………………….............................
G. Penatalaksanaan (Sutiadi,2003)………………………………………….........
J.Discharge Planning………………………………………………………………..
A.Kesimpulan………………………………………………………………………
B.Saran……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut organisasi kesehatan dunia ( WHO ) ,Pada tahun 2006 sekitar 170 juta
umat manusia terinfeksi sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3% dari seluruh
populasi manusia didunia dan setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4
juta orang .
1 . Tujuan umum
1 . Tujuan khususs
C . Manfaat Penulisan
1 . Bagi penulis
2 . Bagi Pembaca
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Sirosis hepatis (sirosis hati) adalah penyakit hati kronis yang tidak di ketahui
penyebabnya dengan pasti.sirosis hepatis(sirosis hati)adalah penyakit hati menahun yang
difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat di sertai nodul.dimulai dari
proses peradangan ,jaringat ikat dan usaha regenerasi nodul.
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan
menahunpada hati,diikuti dengan proliferasi jaringan ikat,degenerasi dan regenerasi sel-
sel hati,sehingga timbul kekacauandalam susunan parenkhim hati.(Arief Mansjoer,1999).
Sirosis hepatis adalah stadium akhir dari penyakit hati,yang menahun dimanasecra
anatomis didapatkan proses fibrosisdengan pembentukan nodul regenerasi dan
nekrosis.(Smeltzer dan Bare,2001).
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel dan
fibrosis(jaringan parut)dan jaringan hepatik.
B. Etiologi
1. Sirosis Laennec (disebut juga sirosis alkoholik, portal, dan sirosis gizi), dimana
jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis
kronis
2. Sirosis Pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
3. Sirosis Biliaris, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
C. Manifestasi Klinis
1. Keluhan pasien:
-pruritis
2. Tanda klasik:
-Ensefelopati hepatitis dengan hepatitis fulminan akut dapat terjadi dalam waktu
singkat dan pasien akan merasa mengantuk, delirium,kejang, dan koma dalam waktu 24
jam
-Onset enselopati hepatitis dengan gagal hati kronik dengan lambat dan lemah
(Yuliana elin,2009)
D. Komplikasi
E. Patofisiologi
Hati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian. Kejadian tersebut
dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis atau perlukaan
hati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alcohol aktif. Hal ini kemudian
membuat hati merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk estra selular matris
yang mengandung kolagen, bliko protein, dan proteoglikans dimana sel yang berperan
dalam proses pembentukan ini adalah sel stellata. Pada cedera yang akut sel stelata
membentuk kembali ekstra selular matriks ini dimana akan memacu timbulnya jarungan
parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel hati sehingga ditemukan
pembekakan pada hati.
Peningkatan deposisi kolagen pada perisi nusoidal dan berkurangnya ukuran dari
fenestra endotel hepatic menyebabkan kapilerisasi (ukuran pori seperti endotel kapiler)
dari sinusoid. Sel stellata dalam memproduksi kolage mengalami kontraksi yang cukup
besar untuk menekan daerah perisinusoidal. Adanya kapilarisasi dan kontrak tilitas sel
stelata inilah yang menyebabkan penekanan pada banyak vena dihati sehingga
mengganggu proses aliran darah kesel hati dan pada akhirnya sel hati mati. Kemaian
hepatocites dalam jumlah yang besar akan menyebabkan banyaknya fungsi hati yang
rusak sehingga memenyembabkan gejala klinis. Kompresi dari vena pada hati akan dapat
menyembabkan hipertensi portal yang merupakan keadaan utama penyebab terjadinya
manifestasi klinis.
-Peningkatan alkalin fosfat serum, ALT, dan AST (akibat dari destruksi jaringan
hepar)
2. Biopsi hepar dapat memastikan diagnosis bila pemeriksaan serum dan pemeriksaan
radiologis tak dapat menyimpulkan
3. Scan CT, atau MRI dilakukan untuk mengkaji ukuran hepar, derajat obstruksi dan
aliran darah hepatik
1. Simtomatis
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya: cukup kalori , protein
1gr/kgBB /hari dan vitamin
c. Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus
Hepatitis C dapat dicoba dengan interferon.
3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi
komplikasi seperti:
a. Asites
c. Hepatorenal syndrome
-Major: penyakit hati kronis dengan asites, glomerular fitration rate yang rendah,
serum creatin > 1,5 mg/dl, Creatine clearance (24 hour) < 4,0 ml/minute, tidak ada syok,
infeksi berat, kehilangan cairan dan obat-obatan Nephrotoxic, Proteinuria, < 500mg/hari,
tidak ada peningkatan ekspansi volume plasma.
-Minor: volume urin < 1 liter/hari, sodium urin < 10 mmol/liter, osmolaritas urin >
osmolaritas plasma, kensentrasi sodium serum < 13 mmol/liter.
-Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini mempunyai banyak sekali kegunaannya
yaitu: untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es, pemberian obat-obatan, dan
evaluasi perdarahan.
e. Ensefalophaty hepatic
Suatu syndrome neuropsikiatri yang di dapatkan pada penderita penyakit hati menahun,
mulai dari gangguan ritme tidur, perubahan kepribadian, gelisah sampai ke pre koma dan
koma. Faktor pencetus antara lain: infeksi, perdarahan gastrointestinal, obat-obat yang
hepatotoxic. Prinsip penanganan ada 3 sasaran:
-Intervensi untuk menurunkan produksi dan absorpsi amoniak serta toxin-toxin yang
berasal dari usus dengan jalan: Diet rendah protein, pemberian antibiotic (neomisin),
pemberian lactulose /lactikol.
-Obat-obat yang memodifikasi Balance Neutronsmiter: Secara langsung
(Bromocriptin, Flumazemil) dan tak langsung (pemberian AARS).
Gejajala terjadi akibat morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang
terjadi dari pada etiologinya. Gejala disebabkan oleh satu / lebih macam gagal, yaitu:
b.Hipertensi portal
c. Enchelopalophaty
d. Ascites
Keluhan subyektif :
a.Tidak ada nafsu makan , mual , perut terasa tidak enak , cepat lelah.
Keluhan Obyektif :
- Eritema Palmaris
- Haemoroid
- Mimisan
J.Discharge Planning
2. Diet rendah protein.bila ada asites diberikan diet rendah garam II,dan bila proses tidak
aktif,diperlukan diet tinggi ptotein.
Nyeri
Peradangan sel hati akut
Nekrosis hati
Hipertensi porta
Kelemahan fisik
Intoleransi
aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
c. Riwayat kesehatan dahulu: adanya riwayat penyakit sirosis hepatis, atau penyakit-
penyakit lain yang ada kaitanya dengan penyakit hati misalnya hepatitis.
d. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat adanya factor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, missal riwayat dari keluarga alcholi, memiliki riwayat terkena sakit kuning.
Dan sebagainya.
f. Kaji terhadapat mani festasi sirosis hepatis : ikterus ( penguningan ), asites , edema
di ektrimitas, hipertensi portal, hepatomegali.
B. Diangnosa Keperawatan
C. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa Tujuan & criteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume -Fluit balance - Pertahankan catatan
cairan berhubungan - Elektrolitand acid base intake dan output yang
dengan gangguan balance setelah di lakukan akurat.
mekanisme regulasi. tindakan keperawatan - Pasang urin kateter jika
diharapkan masalah diperlukan.
kelebuhan volume cairan -Monitor hasil hb yang
dapat berkurang / hilang sesuai dgn retensi cairan.
dengan criteria hasil : -Monitor fitalsik
- Terbebas dari edema, - Monitor indikasi retensi/
efusi, anas skara. kelebihan cairan.
- Bunyi nafas bersih, - Kaji lokasi dan luas
dyspeneu/ortopneu edema.
- Terbebas dari kelelahan, - Monitor masukan
kecemasan atau makanan / cairan
kebingungan. -Monitor status nutrisi
2 Nyeri akut berhubungan -Pain level -Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen cedera - Pain control secara komprehensif
biologis -Comfor level setelah termaksud lokasi,
dilakukan tindakan karteristik, durasi,
keperawatan diharapkan frekuensi, kualita dan
masalah nyeri akut factor presipitasi
berkurang atau hilang - Opserfasi reaksi non
dengan criteria hasil : ferbal dari ketidak
- Mampu mengotrol nyei nyamanan
- Melaporkan bahwa -Gunakan komunikasi
nyeri berkurang dengan terapepeutik untuk
menggunakan mana mengetahui pengelaman
jemen nyeri nyeri pasien
- Mampu mengenali -Kontrol lingkungan yang
nyeri dapat mempengaruhi nyeri
- Menyatakan nyaman seperti suhu, ruangan,
setelah nyei berkurang pencahyaa, dan kebisingan,
-Kurangi factor presipitasi
nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
- Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
interfensi
- Ajakan teknik non
farmakologi
- Evaluasi control nyeri
-Aktifiti tolerance -
3. Intoleransi aktifitas -Selcare : ADLs setelah - Kolaborasi dengan tenaga
berhubungan dengan dilakukan tindakna rehabilitas medic dalam
imobilitas keperawatan di harapkan merencanakan program
masalha ntpleransi yang tepat
aktifitas dapat berkurang - Bantu pasien untuk
atau hilang dengan criteria mengidentifikasi aktifitas
hasil: yang mampu dilakukan
- Berpartisipasi dalam - Bantu untuk memilih
aktivitas fisik tampa aktifitas konsisten yang
disertai peningkatan sesuai dengan kemampuan
tekanan darah, nadi, dan fisik , psikologi dan social
RR - Bantu untuk mendapatkan
-Mampu melakukan alat bantuan seperti kursi
aktifitas seharu-hari ( roda
ADLs) secara mandiri - Bantu pasien untuk
-Tanda-tanda fital normal. membuat jadwal latihan
-Mmanpu berpida dengan diwaktu luang
atau tampa bantua alat - Bantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktifitas
- Motifasi keluarga untuk
dapat membantu memenuhi
setiap kebutuhan yang
diperlukan pasien.
BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Salah satu penyebab sirosis hepatisadalah infeksi virus hepatitis B . Virus ini
dapat masuk ke dalam tubuh melalui penggunaan jarum yang tidak sterilyang dipakai
bersama-sama orang lain . Kebiasaan bekerja di malam harri tanpamenghiraukan
kebutuhan untuk istrahat dan tidur juga merupakan salah satuperilaku yang dapat
memperberat kerja hati . Kebiasaanseperti ini banyak terjadi di masyarakat perkotaan .
Pemberian AARC dalam bentuk putih telur pada Bp. L dapat meningkatkan nilai
albumin, mencegah malnutrisi, dan mencegah terjadinya ensefalopati hepatikum.
B . SARAN
Saran yang dapat penulis berikan sebagai masukan dalam penatalaksanaan pasien
sirosis hepatis, yaitu :
1. saran untuk perawat atau tenaga kesehatan pada pasien sirosis hepatis perlu melakukan
pengkajian secara komprehensif mulai anamnesa dan pemeriksaan fisik, pengkajian tidak
hanya pada aspek biologis tetapi juga pada masalah psikologis.
2. perawat dalam menentukan diagnose keperawatan pasien, prioritas dapat di pilih untuk
masalah yang paling mengganggu pasien dan mengakibatkan timbulnya masalah lain jika
tidak di atasi.
DAFTAR PUSTAKA