Heating Perineum
Heating Perineum
Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya.
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah
perdarahan sehingga dapat diatasi.
Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan uterus. Perdarahan
dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteril
atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat
dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau spekulum.
Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan persalinan. Jika
perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika perlukaan tersebut idak
mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam dimana
jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah
memerlukan suatu penjahitan.
Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah :
1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi, proses
penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan
jaringan.
2. Untuk menghentikan perdarahan
Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.
Derajat Satu:
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
Derajat dua :
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
Derajat Tiga :
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot sfingter ani
Derajat Empat :
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot sfingter ani
• Dinding depan rektum
Tak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik. Jahit menggunakan teknik yang
dijelaskan pada Lampiran 4. Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi
perineum derajat tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan
Gambar 1 : Derajat Laserasi Perineum
Sumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3
Langkah-langkah pejahitan robekan perineum
A. Persiapan Alat
1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
- Wadah berisi :
Sarung tnagna, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet
- Kapas DTT
- Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT
- Patahkan ampul lidokain
2. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
3. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
4. Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu
5. Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengeliar
6. Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
7. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan
letakkan kembali ke dalam wadah DTT
8. Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri
9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke
perineum
10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya
merupakan derajat satu atau dua.
B. Anestesi Lokal
1. Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan
2. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa vulva.
3. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa
vagina
6. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
C. Penjahitan Laserasi pada Perineum
1. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat
ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin
himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum
4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak
ototnya.
5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan
menggunakan jahitan subkutikuler
6. Pidahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk
diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya
7. Masukkan jari ke dalam rektum
8. Periksa ulang kembali pasa luka
9. Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang
diinginkan