................................................................
.................................................................
Disusun oleh:
NIM: 1602460016
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada
ibu pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus nifas fisiologis.
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas
fisiologis.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu nifas
fisiologis.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa
dan masalah pada ibu nifas fisiologis.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
a) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai
proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan
sebelum hamil.
Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan
decidua atau endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat
implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat
serta perubahantempat uterus, wana dan jumlah lochia.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus
dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus
relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
2) Atrofi jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon
estrogen saat pelepasan plasenta.
3) Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
terjadi di dalam otot uterin. Enzim proteolitik akan
memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar
dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan
sebagai pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi
yang berlebihan, hal ini disebabkan karena penurunan
hormon estrogen dan progesteron.
4) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses
ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.
(Marmi. 2015:85)
2. Adaptasi Psikologis
1. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
a. Fase Taking-In
Fase taking ini merupakan periode ketergantungan, periode
ini berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua.Pada fase ini,
ibu sedang fokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang
kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhir. Ketidak nyamanan fisik yang dialami seorang ibu
pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur
dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.Hal
ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya.Gangguan psikologis yang mungkin dialami ibu.
a) Kekecewaan karenan tidak mendapatkan apa yang dia inginkan
tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis
rambut dll.
b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang
dialami seorang ibu misalnya rasa mules karena rahim
berkontraksi langsung untuk kembali pada keadaan semula,
payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan
merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan
hanya tanggung jawab ibu semata.
b. Fase taking hold
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari. Pada fase ini
ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat
sensitif sehingga mudah tersinggung dan mudah marah. Kita perlu
berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril
sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi
petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik
untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan
yang diperlukan ibu nifas. Tugas kita adalah mengajarkan cara
merawat bayi,cara menyusui yang benar,cara merawat luka
jahitan,senam nifas,memberikan pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri dll.
c. Letting Go
Yaitu periode menerima tamnggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga
untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat
diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih
percaya diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan
yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi
ibu.Ibu lebih mandiri dalam memenuhu kebutuhan diri dan
bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih sangat dibutuhkan
ibu.Suami dan keluarga dapat membantu merawat kebutuhan bayi,
mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu
terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga
mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat
bayinya.
2. Post Partum Blues
Biasanya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan
berakhir setelah 10-14 hari. Kunci untuk mendukung wanita dalam
melalui periode ini adalah berikan perhatian dan dukungan yang baik
bagi bayinya
3. Kesedihan dan duka cita
Istilah “berduka” yang diartikan sebagai respon psikologis
terhadap kehilangan. “kehilangan” dapat memiliki makna, mulai dari
pembatalan kegiatan sampai kematian orang yang dicintai. Seberapa
berat kehilangan tergantung dari persepsi individu yang menderita
kehilangan. Derajat kehilangan pada individu direfleksikan dalam
respon terhadap kehilangan.
Kehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita
yang mengalami infertilitas (wanita yang tidak mampu hamil atau
yang tidak mampu mempertahankan kehamilannya), yang
mendapatkan bayinya hidup, tapi kemudian kehilangan harapan
(prematuritas atau kecacatan kongenital), dan kehilangan yang
dibahas sebagai penyebab post partum blues (kehilangan keintiman
internaldengan bayinya dan hilangnya perhatian). Kehilangan lain
yang penting, tapi sering dilupakan adalah perubahan hubungan
eksklusif antara suami dan istri menjadi kelompok 3 orang, ayah-ibu-
anak.
(Sulistyawati, Ari. 2015 :87-91)
3. Kebutuhan Dasar
1. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapatka
tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk
memproduksi ASI untuk aktivitas ibu sendiri.Selama menyusui, ibu
dengan status gizi baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800 cc
yang mengandunng sekitar 600 kkal, sedangkan pada ibu dengan
status gizi kurang biasanya memproduksi kurang dari itu.
Energy yang diperlukan selama 3 bulan pertama pasca partum
mencapai 500 kkal.Sedangkan protein selama ibu menyusui
membutuhkan tambahan proteinsebesar 20 gram per hari.Selain itu
ibu juga dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung asam
lemak Omega 3, minum air putih yang banyak untuk mencukupi
kebutuhan cairan dalam tubuhnya.
(Ari,Sulistyawati. 2015: 73)
2. Ambulasi
Ambulasi setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena
itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini
(early amulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post
partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah
melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring
kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh buruk,
tidak menyebabkan perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi maupun luka di perut, serta tidak
memperbesar kemungkinan prolapsus uteri. Early ambulation tidak
dianjurkan pada ibu post partum dengan penyulit, seperti anemia,
penyakit jantung, penyakit peru-paru, demam, dan sebagainya.
(Nugroho, Taufan, dkk. 2014 : 139-140)
3. Eliminasi: BAB dan BAK
Miksi/BAK
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi
normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat
disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan, atau
dikarenakan oedem kandung kemih selama persalinan. Lakukan
kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.
Defekasi/BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur, cukup
cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat
rangsangan per oral atau per rektal atau lakukan klisma bilamana
perlu.
(Marmi. 2011:148)
4. Kebersihan diri
a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
4. Tanda Bahaya
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada nifas adalah:
a. Demam tinggi melebihi 380
b. Perdarahan vagina luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2x dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang
besar-besar dan berbau busuk.
c. Nyeri perut hebat atau rasa sakit dibagian bawah abdomen atau
punggung, serta ulu hati.
d. Sakit kepala parah atau terus menerus dan pandangan nanar atau
masalah penglihatan.
e. Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan.
f. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki.
g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam.
h. Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk
menyusui.
i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat lebih
atau nafas terengah-engah.
j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
k. Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
buang air kecil.
l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri
sendiri.
m. Depresi pada masa nifas.
(Purwoastuti, Endang, dan Elisabeth Siwi Walyani. 2015:147)
E. Penatalaksanaan
Katagori Kegiatan
A. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/
pertanyaan kepada ibu hamil
Nama
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Telepon dan alamat
2) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini :
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan oleh ibu.
Lamanya mengalami gangguan tersebut.
Keluhan yang dirasakan oleh ibu trimester II :
- After pains/keram perut
- Pembengkakan payudara
- Nyeri perineum
- Konstipasi
- Haemoroid
- Diuresis
- Cemas
3) Riwayat Menstruasi
HPHT (Periode menstruasi terakhir)
Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus Neagel :
tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)
4) Riwayat Kehamilan saat ini
Riwayat kehamilan sekarang digunakan untuk mendeteksi adanya
komplikasi, ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang
dialami wanita sejak HPHT nya.
5) Pola kesehatan ibu yang meliputi :
Pola aktivitas sehari-hari
Pola eliminasi
Pola makan dan minum
6) Riwayat mengikuti Program Keluarga Berencana.
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas
Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
Cara persalinan.
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
Berat badan lahir.
Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
8) Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Diabetes Mellitus, hipertensi atau hamil kembar
Kelainan bawaan
Kanker
9) Riwayat penyakit ibu
Penyakit yang pernah diderita
DM, HDK, ISK
Jantung
Infeksi Virus Berbahaya
Alergi obat atau makanan tertentu
Pernah mendapat transfusi darah dan insdikasi tindakan tersebut
Inkompatibilitas Rhesus
Paparan sinar-X/Rontgen
10) Riwayat Sosial
11) Riwayat Keadaan Psikososial
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Tanda vital :
- TD : 120/80 mmHg (normal)
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.4-37.4o C
- RR : 16-20 x/mnt
Berat Badan : Berat badan berkurang 5-6 kg pada waktu melahirkan dan
berkurang 3-5 kg selama minggu pertama masa
Tinggi Badan : >145 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Mata
Hiegene mulut dan gigi
Leher
Dada
Axilla
Sistem respiratori
Sistem kardio
Pinggang
Ekstermitas atas dan bawah
3) Pemeriksaan khusus
Abdomen
Inspeksi : apakah pernah SC atau operasi lain
TFU
Kontraksi uterus
Diastesis rectus abdomonis
Kandung kemih
Vulva Vagina
Luka jalan lahir
4) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : >12, 5 g/dl
Protein :-
Reduksi :-
Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada
beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai
dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana
pelayanan komprehensif.
Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau
diagnosa lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini
penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan
guna keamanan pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan
dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.
Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/
identifikasi kebutuhan segera
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan
prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian
untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap
dilakukan.
1) Pemeriksaan Fisik
Mata
Hiegene mulut dan gigi
Leher
Dada
Axilla
Sistem respiratori
Sistem kardio
Pinggang
Ekstermitas atas dan bawah
2) Pemeriksaan khusus
Abdomen
Inspeksi : apakah pernah SC atau operasi lain
TFU
Kontraksi uterus
Diastesis rectus abdomonis
Kandung kemih
Vulva Vagina
Luka jalan lahir
3) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : >12, 5 g/dl
Protein :-
Reduksi :-
A : Analisa/Assessment
G..P....Uk...minggu normal
Dx janin : janin tunggal hidup,intra uteri
P : Penatalaksanaan
1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu nifas
Ibu mengerti dan memberikan respon yang baik
2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya
Ibu mengerti dan memahami
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan
Ibu mengerti dan memahami
4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan
Ibu mengerti dan mampu melakukan cara tersebut
5. Mengajari dan mendorong perilaku yang sehat ( cara hidup sehat
bagi ibu nifas, nutrisi, mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas)
Ibu mengerti dan mampu melakukan cara tersebut
6. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayinya.
Ibu mengerti dan memahami
7. Mengajari ibu tentang teknik menyusui dan membersihkan payudara
yang benar
Ibu mengerti dan mampu melakukan cara tersebut
8. Menimbang BB, mengukur TD, tablet besi
Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan tersebut
9. Menentukan tinggi fundus, kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (Tanya ibu tentang gejala-gejala pre eklampsia,pantau
TD,evaluasi edema,periksa urine untuk mengetahui proteinuria)
Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan tersebut
10. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
11. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan.
C. Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian secara SOAP
Subjektif
Data
Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi masalah
potensial
Assessment
Menetapkan kebutuhan
segera untuk
konsultasi/kolaborasi
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.3 DAFTAR PUSTAKA