FILSAFAT PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
5172121011
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat Nyalah,
sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan CJR dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
Irma DeboraSimatupang
Cover ..............................................................................................................
A. Pendahuluan ..............................................................................................
B. Ringkasan ..................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
2. Penulis : Ikhsanudin
B. Latar Belakang
BAB II
RINGKASAN DAN PEMBAHASAN REVIEW JURNAL
A. Pendahuluan
B. Ringkasan
Oleh karena itu, para pendidik ( ahli pendidikan ) progresivis membebaskan para
peserta didik menentukan pengalaman belajar mereka. Guru dalam kelas berfungsi sebagai
fasilitator untuk membantu para peserta didik mempelajari hal – hal yang di anggap penting bagi
mereka alih – alih menjejalkan kebenaran – kebenaran yang diyakini guru. Para peserta didik
mengalami keseharian sebanyak mungkin dengan bekerja secara kooperatif dalam kelompok
dalam memecahkan masalah – masalah yang mereka anggap penting, bukan yang di anggap
penting oleh pendidik.
Pendidikan progresivisme di dasari oleh filsafat narulisme romantic Jean Jaques
Rousseau dan pragmatism John Dewey. Filsafat Rousseau yang menjadi dasar pendidikan
progresivisme adalah pandangan tentang hakikat manusia. Sementara itu, pandangan – pandangan
Dewey yang menjadi pijakan pendidikan progresivisme di antaranya adalah pandangan tentang
minat dan kebebasan dalam teori pengetahuan.
Jika ditelusuri dari awal, linguistik modern telah sangat dekat dengan pemikiran
filsafat pendidikan progresivisme. Betapa tidak ? Linguistik modern memandang bahasa sebagai
sarana komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi berbahasa, baik secara implisit maupun
eksplisit, mensyaratkan pemahaman kehidupan manusia, sebagai individu, sebagai anggota
masyarakat, dan sebagai makhluk yang berbudaya. Komunikasi selalu terjadi dalam konteks
tertentu. Hakikat bahas selalu berkembang atau berubah sesuai kemajuan zaman dan pola
kehidupan manusia menambah kentalnya hubungan antara progresivisme dengan dunia bahasa.
Aksioma – aksioma yang muncul, mengalir, dipakai, dan dikembangkan dalam pemikiran filosofis
mengenai bahasa tersebut pada gilirannya mempengaruh pemikiran dan praktik pengajaran bahasa.
BAB III
ANALISIS JURNAL
Menurut saya kelebihan dari jurnal ini yaitu terletak pada bagian tentang
meninggalkannya pengajaran bahasa dari Grammar Translation Method ( GTM ) ke Series Method
dan Direct Method dikarenakan Grammar Translation Method sangat dipengaruhi tata cara bahasa
tradisional,Grammar Translation Method ditinggalkan karena tidak efektif untuk belajar
berkomunikasi. GTM juga masih sangat jauh dari pembelajaran progresivisme. Metode klasik
tersebut terus ditinggalkan dan banyak metode baru ditemukan. Sebagian metode sangat dekat
denga progresivisme tetapi sebagian lagi memiliki keterkaitan yang tidak begitu erat. Di bagian
jurnal ini juga ada tentang berbagai prinsip aliran pendidikan progresivisme yang sebagaimana
akibatnya di jurnal tersebut tertera “ Aliran progresivisme juga sangat mendukung pendidikan,
contohnya adalah adanya berbagai laboratorium, workshop, atau fasilitas lainnya untuk menunjang
pembelajaran di bidang pendidikan. “
Menurut saya kekurangan dari isi jurnal ini yaitu kurangnya pembahasan tentang
Aliran Progresivisme, karena di dalam jurnal tersebut kebanyak di bahas tentang pengajarn bahasa,
oleh karena hal itu sangat di sayangkan, juga terletak pada berbagai rumusan dan metodenya yang
menurut saya masih kurang. Selebihnya menurut saya sudah cukup baik.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran saya terhadap pembaca adalah bahwa aliran pendidikan progresivisme itu
sangat mendukung berbagai tunjangan pendidikan. Menurut saya tidak ada salahnya jika negara
kita mencoba untuk memakai aliran pendidikan progresivisme, karena menurut saya aliran
pendidikan ini sangat cocok di terapkan di Indonesia agar setiap sekolah harus memiliki fasilitas
untuk menunjang pembelajaran, apalagi terhadap saudara kita di daerah timur sana, jangankan
laboratorium, komputer, dan jaringan internet, air dan listrik aja susah ditemukan di sana. Kata
orang negara kita ini kaya, memang negara kita ini kaya tetapi hanya untuk sebagian orang saja
atau bisa di bilang para penjahat berdasi di pusat sana. Kata orang ekonomi negara kita baik,
memang iya tapi hanya di ibukota saja, sedangkan daerah yang lain jangankan gedung tinggi atau
bangunan mewah, jalan aspal aja susah ditemukan dan masih banyak lagi contohnya yang tidak
mungkin bisa saya ketik. Jadi menurut saya fasilitas belajar di sekolah itu harus dibuat merata
jangan hanya sebagian sekolah atau daerah saja karena kita ini adalah bukan satu orang, bukan
satu agama, bukan satu suku, bukan satu ras, tetapi kita ini adalah INDONESIA di mana
BHINEKA TUNGGAL IKA ( Berbeda – beda Tetapi Tetap Satu ) berlaku sampai mati.
C. Daftar Pustaka
Black, Daniel L. 200. “ Progressive Education Means Business. “ Dalam Education Week.
11/29/2000, vol. 20 Issue 13, hlm. 36, 2 hlm. Dimuat ulang dalam EBSCOhost. ISSN : 0277 –
4232.
Bloomfiled, Leonard Languange. New York: Holt, Rinehart & Winston. 1993
Cremin, Lawrence A. 1959. “ John Dewey and the Progressive Education Movement, 1915
– 1952, “ The School Review, vol. 67, no. 2 ( Summer ). Hlm. 160 – 173
Dewey, John. 1899. The School and Society. Chicago : University of Chicago Press
Dewey, John. 1916. Democracy and Education. New York: Crowell – Collier and
Macmillan, Inc.
Dewey, John. 1967. “ Thinking in Education “. Dalam Raths, Pancella, dan van Ness. 1967.
Hlm. 96 – 104
Gall, Meredith D, Joyce P. Gall, dan Walter R. Bobg. 2003. Educational Research Boston:
Allyn and Bacon. Edisi ke – 7.
Grice, Paul. “ Logic and conversation”. Dalam Cole. P. and Morgan. J. ( eds. ) Syntax and
semantics, vol 3. New York: Academic Press. 1975
Kilpatrik, William H. 1933. The educational Frontier. New York: Appleton – Century –
Crofts
Mayhew, K.C. dan A.C. Edwards. 1936. The Dewey School. New York: Appleton –
Century – Crofts
Raths, James, John R. Pancella, dan James S. van Ness. 1967. Studying Teaching.
Englewood Cliffs. N.J. : Printice Hall, Inc.
Richards, Jack C. dan Theodore S. Rodgers. 2001. Approaches and Methods in Languange
Teaching ( New York: Cambridge University Press ). Edisi ke – 2
Searle, John. “ Indirect speech acts. “ Dalam Syntax and Semantics, 3: Speech Acts, ed. P
. Cole & J. L. Morgan, pp. 59 – 82. New York: Academic Press. ( 1975 ). Dimuat ulang dalam
Pragmatic: A Reader, ed. S. Davis, pp. 265 – 277. Oxford: Oxford University Press. ( 1991 )
Searle, John. Speech Acts, Cambridge University Press 1969, ISBN 0 – 521 – 09626-X
Wilds, Elmer Harrison and Kenneth V. Lottich. 1970. The Foundation of Modern
Education. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. ( Edisi ke – 4 )