Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Banyak sekali penyakit kulit yang timbul akhir-akhir ini akibat dari pola hidup dan
lingkungan yang tidak kondusif di sekitar kita. Banyak penyakit seperti acne, tumor, dan
kanker kulit yang dapat timbul pada setiap manusia. Hampir sedikit yang mengetahui
penatalakasanaannya agar tidak terjadi komplikasi.
Oleh karena itu, penulis mencoba membuat sebuah makalah yang akan membahas
tentang melanoma maligna yang merupakan salah satu dari penyakit kulit.

2. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Dasar Medis dan Konsep Dasar Keperawatan dari Melanoma
Maligna
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan dari Melanoma Maligna.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan dari Melanoma Maligna.
c. Mengetahui intervensi keperawatan dari Melanoma Maligna.

3. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis
 Sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
 Sebagai bahan materi untuk menambah wawasan berfikir dan sebagai bahan pengembangan
ilmu pengetahuan bagi penulis dalam dunia kesehatan.
b. Bagi Institusi
 Untuk menambah bahan bacaan diperpustakaan Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti
Kerinci mengenai Melanoma Maligna.
c. Bagi Pembaca
 Memperkaya ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya mengenai Melanoma
Maligna.

4. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
BAB II Konsep Dasar Medis
BAB III Konsep Dasar Keperawatan
BAB IV Penutup
Daftar Pustaka

BAB 2
KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi

Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah keganasan yang terjadi
pada melanosit, sel penghasil melanin, yang biasanya berlokasi di kulit tetapi juga ditemukan
di mata, telinga, traktus GI, leptomeninges, dan oral dan membran mukus genitalia. Karena
sebagian besar sel melanoma masih menghasilakn melanin, maka melanoma seringkali
berwarna coklat atau hitam.

2. Etiologi

Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun peran sinar ultraviolet matahari sangat
berperan.

3. Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya melanoma maligna belum diketahui dengan jelas. Diperkirakan


terjadinya perubahan melanosit normal menjadi sel melanoma (melanomagenesis) melibatkan
proses rumit yang secara progresif mengakibatkan mutasi genetik melalui percepatan
terhadap proliferasi, diferensiasi dan kematian serta pengaruh efek karsinogenik radiasi
ultraviolet.

4. Manifestasi Klinis
Secara Klinis, melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

1. Lentigo Maligna Melanoma


Biasanya terjadi pada permukaan tubuh yang telanjang pada orang tua(65-70 tahun). Mereka
adalah lesi-lesi yang berukuran besar(3-5 cm), datar, seperti bintik-bintik dengan permukaan
berwarna-warni yang terdiri dari daerah-daerah coklat tua, atau hitam.

2. Superfisial Spreding Melanoma


Lebih kecil dari lentigo maligna melanoma (2-3 cm), dan timbul pada kelompok usia yang
agak lebih muda (50-60 tahun). Permukaanya datar atau agak menonjol dengan tepi ireguler
dan bertakuk.

3. Nodular Melanoma
Cenderung timbul pada usia lebih muda (30-60 tahun). Ukurannya lebih kecil dari pada 2
jenis lainnya dan menonjol di atas permukaan kulit sekitarnya. Warnanya hampir selalu
coklat tua atau hitam yang sama rata.
4. Acral Lentigineous Melanoma
Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72% dari kasus
melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya buruk.Sering disebut
sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau
sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau
dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita longitudinal
berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama dengan benign
junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke arah
laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk
melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak
mengandung pigmen.
Kapan memikirkan suatu Nevus mungkin menjadi ganas:
a.Nevus yang berubah:

Membesar

Warna bertambah hitam

Timbul satelitosis

Terasa gatal

Mudah berdarah

Timbul ulkus

Rambutnya rontok

b.Nevus yang berlokasi di:

Telapak tangan/kaki

Bawah kuku

Belakang telinga

Vulva

5. Klasifikasi
Klasifikasi Menurut Clark
I. Sel melanoma berada di dalam epidermis tetapi tidak menembus membran basal
II. Melanoma sampai ke stratum papilare
III. Melanoma masuk antara di dermis papilare dan dermis retikulare
IV. Melanoma masuk ke dalam dermis retikulare
V. Melanoma masuk ke dalam jaringan subkutis
Sedangkan National Comprehensive Cancer Network menggunakan klasifikasi yang
merupakan variasi dari sistem TNM.2

 Stage 0
melanoma in situ,yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis dan belum menyebar ke
dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.
 Stage 1
melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch. Dalam klasifikasi
Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.
 Satge I-II
melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut klasifikasi Clark sesuai dengan
tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat ini masih terlokalisasi di kulit dan belum
ditemukan penyebaran pada kelenjar limfe atau organ lain yang jauh.
 Stage III
melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam klasifikasi Clark, sesuai dengan
tingkat V dan atau nodul melanoma ditemukan dalam 2 cm dari tumor utama. Atau
melanoma telah menyebar ke kelenjar limfe terdekat, tapi masih belum ada penyebaran jauh.
 Stage IV
melanoma telah menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-paru, hati,
otak, dll.

6. Komplikasi

a. Metastasis dapat terjadi pada local (di dalam atau sekitar lesi primer), pada limfonodi, atau
pada:
 Kulit yang jauh dari lesi primer
 Limfonodi yang jauh
 Organ-organ dalam
 Tulang
b. Metastasis dapat berlangsung cepat secara hematogen maupun limfogen.
c. ulkus mudah berdarah.

7. Pemeriksaan penunjang

a. pemeriksaan laboratorium
b. pemeriksaan histopatologi dan
c. pemeriksaan radiologi.
d. Akhir-akhir ini di luar negeri juga dikembangkan pemeriksaan dengan epiluminescence
microscopy. Dengan tehnik ini, lesi yang berpigmen tersebut diperiksa secara in situ dengan
minyak emersi dengan menggunakan dermatoskop.

8. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama dari melanoma maligna, yang hampir 100% efektif
pada masa-masa awal tumor. Pembedahan ini, dilakukan dengan cara eksisi luas dan dalam
dengan pinggir sayatan
b. Terapi Adjuvant
Karena pengobatan definitive dari melanoma kulit adalah dengan pembedahan, maka terapi
medikamentosa diberikan sebagai terapi tambahan dan penatalaksanaan pada pasien
melanoma stadium lanjut. Pasien yang memiliki melanoma dengan tebal lebih dari 4 mm atau
metastase ke limfonodi dengan pemberian terapi adjuvant dapat meningkatkan angka
ketahanan hidup. Studi di berbagai center kesehatan menunjukkan pemberian interferon alpha
2b (IFN) menambah lamanya ketahanan hidup dan ketahanan terhadap terjadinya rekurensi
Melanoma,
Terapi adjuvan lain selain IFN yaitu Kemoterapi dengan macamnya yaitu:

 Dacarbazine (DTIC), baik diberikan sendiri maupun kombinasi bersama Carmustine


(BCNU) dan Cisplastin.

 Cisplastin, vinblastin, dan DTIC

 Temozolomide merupakan obat baru yang mekanisme kerjanya mirip DTIC, tetapi bisa
diberikan per oral.

 Melphalan juga dapat diberikan pada melanoma dengan prosedur tertentu.

Terapi-terapi adjuvan yang lainnya diantaranya yaitu dengan biokemoterapi, yaitu merupakan
kombinasi terapi antara kemoterapi dan imunoterapi, imunoterapi sendiri dan gen terapi.

BAB 3

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identias Klien
2. RKS
3. RKD
4. RKK
5. Pemeriksaan Fisik
Yang perlu dilakukan saat pemeriksaan fisik ini yaitu memperhatikan lebih detail dengan
inspeksi, palpasi dan bila perlu inspeksi dengan bantuan kaca pembesar. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui ukuran, bentuk, warna dan tekstur dari nevus tersangka dan mencari
adanya perdarahan atau ulserasi. Pemeriksaan terhadap kelenjar limfe yang berada dekat
dengan lesi juga perlu dilakukan. Adanya pembengkakan atau biasa disebut dengan
limfadenopati menunjukkankemungkinan adanya penyebaran melanoma.
Pemeriksaan ditempat tubuh yang lain dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan atau untuk
evaluasi dari pemeriksaan yang lalu pada individu dengan faktor resiko. Di luar negeri,
evaluasi terhadap seluruh tubuh sudah dilakukan, yaitu dengan cara mendokumentasikan
nevus-nevus yang ada di seluruh tubuh. Dengan demikian, perubahan akan lebih cepat
terdeteksi dengan membandingkannya dengan dokumentasi terdahulu.
Pemeriksaan di tempat yang menjadi predileksi pada macam-macam bentuk klinis melanoma
juga perlu dilakukan. Misalnya pada melanoma superfisial dan melanoma nodular yang
biasanya berada di trunkus tubuh dan tungkai, sedangkan melanoma maligna bentuk lentigo
lebih banyak muncul di telapak tangan, telapak kaki dan dibawah kuku.
6. Pemeriksaan Penunjang
 pemeriksaan laboratorium
 pemeriksaan histopatologi dan
 pemeriksaan radiologi.
 Akhir-akhir ini di luar negeri juga dikembangkan pemeriksaan dengan epiluminescence
microscopy. Dengan tehnik ini, lesi yang berpigmen tersebut diperiksa secara in situ dengan
minyak emersi dengan menggunakan dermatoskop.

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang mungkin timbul pada melanoma maligna adalah:


1. Kerusakan Integritas Kulit B/D Keruskan Permukaan Kulit Karena Destruksi
Lapisan Kulit
2. Nyeri B/D Kerusakan Jaringan Kulit
3. Resiko Tinggi Infeksi B/D Kerusakan Perlindungan Kulit
4. Gangguan Citra Tubuh B/D Krisis Situasi, Kecacatan
N No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
o dx
1. Kerusakan Integritas Kulit 1. Kaji kondisi kulit 1. Memberikan data dasar
B/D Keruskan Permukaan 1. Beri perawatan kulit dan kontrol
2. Menyiapkan jaringan untuk
Kulit Karena Destruksi infeksi penanaman dan menurunkan
Lapisan Kulit resiko infeksi
3. Mencegah terjadinya infeksi
2. Ganti perban jika pasca operatif

1. Menentukan derajat nyeri


2. Mengalihkan perhatian agar

1. Kaji tingkat nyeri dapat menghilangkan nyeri


3. Mengurangi nyeri
Nyeri B/D Kerusakan
2. Berikan teknik nafas dalam
Jaringan Kulit
1. Mencegah kontaminasi silang
2.
2. Melihat keadaan umum pasien
3. Menurunkan resiko infeksi

1. Meningkatkan perilaku positif


dan memberikan kesempatan
3. Berikan analgetik sesuai prosedur
untuk menyusun tujuan dan
rencana untuk masa depan
berdasarkan realitas
Resiko Tinggi Infeksi B/D 1. Tekankan pentingnya teknik cuci 2. Kata-kata penguatan dapat
Kerusakan Perlindungan tangan yang baik setelah kontak mendukung terjadinya perilaku
Kulit dengan pasien koping positif
3. 3. Meningkatkan kepercayaan

2. Awasi tanda-tanda vital dan mengadakan hubungan


antara pasien dan perawat

3. Jauhkan pasien dari hal-hal yang


dapat menyebabkan infeksi
Gangguan Citra Tubuh B/D
Krisis Situasi, Kecacatan

1. Berikan harapan dalam parameter


situasi individu dan jangan
4. memberikan keyakinan yang salah
2. Beri penguatan positif terhadap
kemajuan

3. Bersikap realistis dan positif selama


pengobatan

C. Intervensi Keperawatan

BAB 4
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Melanoma maligna
adalah lesi berpigmen atau tidak yang tumbuh dengan cepat yang berasal dari jenis sel nevus
jenis dermoepidermal.

2. Saran

Dalam penatalaksanaannya, melanoma maligna harus benar-benar memperhatikan resiko


infeksi terutama pada saat melakukan pembedahan. Menghindari sinar ultraviolet untuk
beberapa saat sangat di anjurkan.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Lyndon dr.2002.Kapita selekta kedokteran jilid 1. Batam:Binarupa Aksara. Hal 164-
165.
Sjamsuhidayat, R, Wim de Jong. 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah-Ed.2.Jakarta: EGC. Hal 695
Stephen J. Marx, M.D. “Hyperparathyroid And Hypoparathyroid Disorders”. The New
England Journal of Medicine. Volume 343:1863-1875. December 21, 2000

Anda mungkin juga menyukai