Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA SISWA SMA


DI KOTA SEMARANG TAHUN 2016

Bintari Fajar Kurnianingtyas*)Suyatno**)Martha Irene Kartasurya**)


*)mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
**)Dosen Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : bintari.tyas2007@gmail.com

ABSTRAK
Prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan pada dasa warsa
terakhir dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Terdapat
kecenderungan hipertensi pada kelompok umur muda (remaja). Prevalensi
hipertensi pada remaja di Indonesia sebesar 5,3% pada tahun 2013. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko kejadian hipertensi pada siswa
SMA di kota Semarang. Desain penelitian adalah kasus kontrol berpasangan
berdasarkan jenis kelamin dan kelas. Jumlah responden adalah 70 siswa dipilih
dengan teknik purpose sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi
Square dan uji Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 12% (37
dari 308 siswa) di SMA Islam Hidayatullah menderita hipertensi. Faktor risiko
kejadian hipertensi adalah asupan natrium berlebih (OR=6,6; 95%CI=1,33-32,84;
p=0,011), aktivitas fisik ringan (OR=10,074; 95% CI=1,19-85,57; p=0,028) dan
obesitas (OR=28,632; 95% CI=3,52-233,07; p=0,000). Asupan karbohidrat
berlebih (OR=1,000; 95%CI=0,13-7,53; p=1,000) dan asupan lemak berlebih
(OR=1,133; 95%CI=0,43-3,01; p=0,803) bukan merupakan faktor risiko kejadian
hipertensi. Hasil analisis regresi logistik, obesitas (OR= 24,449; 95% CI=2,88-
207,83; p=0,003) dan asupan natrium berlebih (OR=14,752; 95%CI=1,58-137,53;
p=0,018) berhubungan dengan hipertensi. Disarankan untuk Unit Kesehatan
Siswa agar mempromosikan konsumsi makanan rendah garam dan melalkukan
monitoring tekanan darah secara teratur.

KataKunci: Hipertensi, Asupan, Aktifitas Fisik, Obesitas, SMA

PENDAHULUAN penyebab terbesar (39%), diikuti


kanker (27%), sedangkan penyakit
Penyakit tidak menular (PTM) pernafasan kronis, penyakit
menjadi penyebab utama kematian pencernaan dan PTM yang lain
secara global. Data World Health bersama-sama menyebabkan sekitar
Organization (WHO) menunjukkan 30% kematian, serta 4% kematian
bahwa dari 57 juta kematian yang disebabkan diabetes.1
terjadi di dunia pada tahun 2008, Peningkatan tekanan darah,
sebanyak 36 juta atau hampir dua atau yang biasa disebut dengan
pertiganya disebabkan oleh PTM.1 hipertensi merupakan salah satu
Proporsi penyebab kematian PTM faktor risiko yang berperan terhadap
pada orang-orang berusia kurang terjadinya penyakit
2
dari 70 tahun, penyakit kardiovaskular. Hipertensi adalah
kardiovaskular merupakan gangguan pada pembuluh darah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang mengakibatkan suplai oksigen darah. Hipertensi pada remaja lebih


dan zat gizi yang dibawa oleh darah banyak ditemukan pada remaja
terhambat sampai ke jaringan tubuh dengan tingkat sosial ekonomi
yang membutuhkannya.3Hipertensi menengah ke atas.9Hipertensi remaja
sering muncul tanpa gejala dan dipengaruhi oleh zat gizi (karbohidrat,
sering disebut sebagai The Silent lemak, dan natrium), aktivitas fisik,
Killer.3 dan status gizi. Konsumsi makanan
Secara global data WHO tahun tinggi natrium, lemak, dan
2011 menunjukkan, di seluruh dunia makanan/minuman berpemanis akan
sekitar 972 juta orang atau 26,4% mempengaruhi tekanan darah.10
penghuni bumi mengidap hipertensi Peningkatan tekanan darah yang
dengan perbandingan 26,6% pria dan disebabkan natrium terjadi melalui
26,1% wanita. Riset Kesehatan Dasar mekanisme retensi natrium yang
(Riskesdas) 2013, prevalensi berdampak pada penurunan
hipertensi di Indonesia berdasarkan kemampuan pembuluh darah untuk
wawancara terjadi peningkatan dari melakukan vasolidasi.11 Konsumsi
7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 makanan tinggi lemak secara terus
persen tahun 2013.4Berdasarkan profil menerus akan menyebabkan
kesehatan Jawa Tengah tahun 2014, terjadinya kelainan metabolisme
hipertensi masih menempati proporsi lemak sehingga tekanan darah akan
terbesar dari seluruh PTM (penyakit meningkat.11 Konsumsi makanan
tidak menular) yang dilaporkan yaitu minuman berpemanis yang tinggi
sebesar 57,89%. Penyakit tersebut karbohidrat seperti fruktosa dapat
menjadi prioritas utama pengendalian menurunkan ekskresi natrium pada
PTM di Jawa Tengah.5 urin sehingga natrium akan
Hipertensi umumnya terjadi menumpuk pada darah sehingga
pada usia lanjut. Beberapa penelitian tekanan darah meningkat.10Aktivitas
menunjukkan bahwa hipertensi dapat secara teratur dan terukur dapat
muncul sejak remaja dan menghilangkan endapan kolesterol
prevalensinya mengalami peningkatan pada pembuluh darah nadi yang
selama beberapa dekade terakhir, merupakan penyebab
namun banyak yang belum menyadari hipertensi.12Status gizi (IMT/U) juga
sehingga menjadi penyebab berperan penting pada terjadinya
munculnya hipertensi pada usia hipertensi usia remaja. Risiko relatif
dewasa dan lansia.6Pada remaja usia untuk menderita hipertensi pada orang
15-17 tahun di Indonesia mencapai gizi lebih (obesitas) 5 kali lebih tinggi
8,3%.7 Pada analisis hipertensi dibandingkan dengan orang yang gizi
terbatas pada usia 15-17 tahun normal.13
menurut Joint National Comitte (JNC) Undang Undang Republik
VII 2013 didapatkan prevalensi Indonesia Nomor 36 tahun 2009
nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki tentang Kesehatan pasal 141
6,0% dan perempuan 4,7%), menyatakan bahwa perlu dilakukan
perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari peningkatan mutu gizi melalui pola
perkotaan (5,1%).8 konsumsi makanan dan aktivitas fisik
Penelitian di Semarang sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
menunjukkan bahwa hipertensi pada Seimbang (PUGS) agar mencapai
remaja lebih banyak dialami oleh status gizi yang baik agar derajat
remaja yang tinggal di daerah kesehatan masyarakat meningkat.
perkotaan. Selain itu, faktor sosial Kesehatan merupakan hak asasi
ekonomi juga mempengaruhi takanan manusia. Bebas dari penyakit

71
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hipertensi juga termasuk hak asasi menganalisis faktor risiko kejadian


manusia, khususnya masyarakat hipertensi pada siswa SMA Kota
Indonesia.14 Semarang tahun 2016.
Sehingga peneltian dengan
melihat faktor penyebab hipertensi MATERI DAN METODE
pada siswa SMA penting untuk Jenis penelitian yang digunakan
dilakukan agar dapat dilakukan upaya dalam penelitian ini termasuk ke
pencegahan dini. Lokasi yang sesuai dalam penelitian observasional
untuk kepentingan penelitian adalah dengan pendekatan kasus kontrol.
SMA Islam Hidayatullah Kota Populasi dalam penelitian ini adalah
Semarang. SMA ini merupakan semua siswa SMA Islam Hidayatullah
sekolah dengan pendapatan orang Kota Semarang tahun 2016. Sampel
tua sebagian besar menengah ke minimal dalam penelitian ini adalah
atas. Sosial ekonomi di atas rata-rata 30 siswa yang dilebihkan menjadi 35
ini akan menimbulkan gaya hidup siswa kasus (menderita hipertensi)
yang buruk. Siswa mempunyai pola dan 35 siswa sebagai kontrol.
makan yang kurang baik, yaitu asupan Pengambilan sampel menggunakan
makanan pokok berlebih, dan makan pupose sampling dengan
makanan fast food. Hal ini memasangkan kasus dan kontrol
memungkinkan asupan karbohidrat, sesuai jenis kelamin dan kelas.
lemak, dan natrium yang berlebih. Analisis data menggunakan uji chi
Selain itu, sebagian siswa mempunyai square dan uji regresi logistik.
Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 25.
Siswa lebih banyak menghabiskan HASIL DAN PEMBAHASAN
waktunya belajar di kelas, kursus, dan Jumlah siswa SMA Islam
belajar di rumah dari pada olahraga/ Hidayatullah Kota Semarang tahun
beraktivitas fisik. Berdasarkan 2016 adalah 308 siswa. Jumlah
fenomena tersebut peneliti berminat kejadian hipertensi mencapai 12%,
meneliti faktor risiko kejadian yaitu 37 siswa dari 308 siswa.
hipertensi pada siswa SMA Kota Sebanyak 271 siswa mempunyai
Semarang tahun 2016. Tujuan tekanan darah normal.
penelitian ini adalah untuk
Tabel 1. Nilai Rata-rata Karakteristik siswa SMA
Karakteristik Mean±SD Minimum Maksimal
Umur (tahun) 16,12±0,89 15 18
IMT 22,62±5,15 14,13 38,96
Sistol (mmHg) 116,9±13,812 86 164
Diastol (mmHg) 72,57±9,78 44 103

Tabel 1. menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner.15Nilairata


rentang umur siswa yaitu 15 tahun rata IMT siswa SMA Islam
sampai 18 tahun.Remaja merupakan Hidayatullah Kota Semarang adalah
masa dimana faktor risiko terkena 22,62±14,13 dengan nilai maksimal
hipertensi sangat kecil dibanding 38,96 yang termasuk
masa lanjut usia. Beberapa penelitian obesitas.Tekanan darah manusia
menunjukkan prevalensi hipertensi terdiri dari sistolik dan diastolik,
remaja mengalami peningkatan tekanan darah sistolik adalah tekanan
selama beberapa dekade terakhir. darah pada saat terjadi kontraksi otot
Hipertensi pada masa remaja jantung, sedangkan tekanan darah
berperan dalam perkembangan dini diastolik adalah tekanan darah pada

72
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

saat jantung beristirahat (diantara stage 2. Nilai rata rata tekanan darah
ketukan/ detakan). Nilai rata rata diastolik pada siswa adalah
tekanan darah sistolik pada siswa 72,57±9,78 mmHg. Hal ini
adalah 116,9±13,812 mmHg. Hal ini menunjukkan rata-rata tekanan darah
menunjukkan rata-rata tekanan darah diastolik siswa normal, namun angka
sistolik siswa normal, namun angka maksimal/ nilai tertinggi tekanan darah
maksimal/ nilai tertinggi tekanan darah siswa adalah 103 mmHg
siswa adalah 164 mmHg yang yangtermasuk dalam kategori
termasuk dalam kategori hipertensi hipertensi stage 2.16

Analisis Asupan Karbohidrat Berlebih sebagai Faktor Risiko Kejadian


Hipertensi pada Siswa SMA Kota Semarang Tahun 2016
Tabel 2. Analisis Asupan Karbohidrat Berlebih sebagai Faktor Risiko Kejadian
Hipertensi pada Siswa SMA Kota Semarang Tahun 2016
Asupan Makanan Hipertensi Normal OR 95% CI Nilai p
N % N %
Karbohidrat Berlebih
Berlebih (>100%AKG) 2 50 2 50 1,000 0,13- 1,000
Tidak Berlebih 33 50 33 50 7,53
(≤100%AKG)
Lemak Berlebih
Berlebih (>100%AKG) 13 52 12 48 1,333 0,43- 0,803
Tidak Berlebih 22 48,9 23 51,1 3,01
(≤100%AKG)
Natrium Berlebih
Berlebih (>100%AKG) 10 83,3 2 16,7 6,600 1,33- 0,11
Tidak Berlebih 25 43,1 33 56,9 32,84
(≤100%AKG)
Kalium
Kurang (<77% AKG) 34 97,1 34 97,1 1,000 0,06- 1,000
Cukup (≥77% AKG) 1 2,9 1 2,9 16,65
Magnesium
Kurang (<77% AKG) 13 37,1 19 54,3 0,498 0,19- 0,15
Cukup (≥77% AKG) 22 62,9 16 45,7 1,29
Kalsium
Kurang (<77% AKG) 34 97,1 34 97,1 1,000 0,06- 1,000
Cukup (≥77% AKG) 1 2,9 1 2,9 16,65
Aktivitas Fisik
Ringan
Ringan (1,2-1,69 PAL) 34 55,7 27 44,3 10,074 1,19- 0,028
Sedang (1,7-2,4 PAL) 1 11,1 8 88,9 85,57
Obesitas
Obesitas (SD>2) 16 94,1 1 5,9 28,632 3,52- 0,001
Tidak Obesitas (SD≤2) 19 35,8 34 64,2 233,07

Tabel 2. menunjukkan bahwa hipertensi pada siswa SMA Kota


hasil uji statistik fisher’s exact Semarang tahun 2016, variabel ini
didapatkan OR=1,000 (95%CI= 0,13- bersifat netral.
7,53) untuk asupan karbohidrat Penelitian ini sejalan dengan
berlebih, maka dapat disimpulkan penelitian Puspitasari pada remaja
bahwa asupan karbohidrat lebih hipertensi tahun 2009 yang
bukan faktor risiko terhadap kejadian menunjukkan tidak ada hubungan

73
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang bermakna antara asupan bahwa asupan natrium berlebih


karbohidrat terhadap hipertensi merupakan faktor risiko terhadap
remaja dan tidak merupakan faktor kejadian hipertensi pada siswa SMA
risiko (OR=0,55; 95%CI=1,21-1,44; Kota Semarang tahun 2016.Hasil
p=0,330).17Responden penelitian penelitian ini sejalan dengan
banyak mengonsumsi makanan penelitian Destiany (2012) yang
sumber karbohidrat seperti nasi, soto, menunjukkan bahwa asupan tinggi
kentang goreng, pati, cilok, cireng, natrium berhubungan dengan
oats, jagung serut dan tepung tapioka. hipertensi remaja awal, yaitu dengan
Makanan-makanan tersebut nilai p=0,001 dan asupan natrium
merupakan karbohidrat kompleks tinggi mempunyai risiko 7,9 kali lebih
yang bukan merupakan faktor risiko besar untuk mengalami
hipertensi. Karbohidrat sederhana, hipertensi.19Retensi natrium ini akan
seperti minuman bergula, jelly/ puding, meningkatkan cairan dari sel, dimana
susu sapi hanya dikonsumsi oleh air akan bergerak ke arah larutan
beberapa responden. Hal ini elektrolit yang mempunyai konsentrasi
menunjukkan bahwa hasil recall lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan
responden, karbohidat kompleks lebih peningkatan volume plasma darah
banyak dikonsumsi responden dari dan akan meningkatkan curah
pada karbohidrat sederhana sehingga jantung, sehingga tekanan darah
analisis statistik tidak menunjukkan meningkat.Disamping itu, dapat
faktor risiko kejadian hipertensi. mengecilkan diameter dari arteri.
Asupan lemak berlebih Jantung harus memompa lebih keras
mempunyai nilai OR=1,33 (95%CI untuk mendorong volume darah yang
=0,43-3,01), maka dapat disimpulkan meningkat melalui ruang yang sempit
bahwa asupan lemak berlebih bukan akibatnya adalah
20
merupakan faktor risiko terhadap hipertensi. Hubungan natrium dan
kejadian hipertensi pada siswa SMA hipertensi juga berkaitan dengan
Kota Semarang tahun 2016.Penelitian mineral lainnya, seperti kalium,
ini sejalan dengan penelitian magnesium, dan kalsium. Tabel 2.
Puspitasari tahun 2009 yang menunjukkan bahwa asupan kalium,
menunjukkan asupan lemak tidak magnesium, dan kalsium yang kurang
merupakan faktor risiko hipertensi tidak menunjukkan hubungan yang
remaja (OR=1,44; 95%CI=0,44-4,7; bermakna (p≥α=0,05) dan bukan
p=0,764).17 Penelitian Dewi pada merupakan faktor risiko.Penelitian ini
remaja di Indonesia juga menunjukkan tidak ditemukan adanya faktor risiko
asupan lemak tidak merupakan faktor ketiganya dengan tekanan darah.
risiko hipertensi remaja (OR=1,003; Aktivitas fisik ringan mempunyai
95%CI=0,95-1,06; nilai OR=10,074 (95%CI =1,19-85,57),
p=0,927).18Penelitian ini tidak berhasil maka dapat disimpulkan bahwa
membuktikan hipotesis yang ada. aktivitas fisik ringan merupakan faktor
Asupan PUFA, MUFA, dan SFA risiko terhadap kejadian hipertensi
menunjukkan persentase yang jauh pada siswa SMA Kota Semarang
dari klasifikasi cukup. Hal ini tahun 2016.Sejalan dengan penelitian
dikarenakan asupan lemak total Fitriana pada remaja Kota Pekanbaru,
sebagian besar memiliki tingkat menunjukkan bahwa aktivitas fisik
kecukupan lemak kurang. tidak aktif merupakan faktor risiko
Asupan natrium berlebih kejadian hipertensi yaitu 7,86 kali
mempunyai nilai OR = 6,600 (95%CI berisiko hipertensi dari pada remaja
=1,3-32,8), maka dapat disimpulkan dengan aktivitas fisik aktif.21Pada

74
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

remaja dengan tingkat aktivitas fisik Fitriana 2013 juga menunjukkan ada
ringan, terjadi peningkatan kadar hubungan yang bermakna antara
insulin sehingga tubuh akan menjadi obesitas dengan kejadian hipertensi
cepat lapar. Hal ini disebabkan karena pada remaja Kota Pekanbaru (p=
insulin berfungsi sebagai pengatur 0,001) dengan faktor risiko 12,3 dari
nafsu makan. Selain itu, insulin juga pada remaja tidak obesitas.21Berbeda
berfungsi dalam transportasi glukosa, dengan penelitian Sulastri 2011 yang
dan memiliki efek anabolik pada menunjukkan bahwa tidak ada
penyimpanan lemak di dalam satu sel. hubungan antara obesitas dengan
Sensitifitas insulin inilah yang hipertensi pada siswa SMU Kota
merupakan mekanisme terdapatnya Padang (p=0,054).22Pada remaja
hubungan antara IMT dan aktivitas yang obesitas terjadi peningkatan
fisik dengan tekanan darah.22 curah jantung ketika istirahat. Hal
Faktor risiko obesitas tersebut disertai dengan
mempunyai nilai OR = 28,6 (95%CI meningkatnya volume darah yang
=3,52-233,07), maka dapat dipompakan setiap denyut (stroke
disimpulkan bahwa obesitas volume). Selain itu, dinding arteri
merupakan faktor risiko terhadap karotid juga menebal (plak) pada
kejadian hipertensi pada iswa SMA remaja obesitas, oleh karena itulah
Kota Semarang tahun 2016.Penelitian tekanan darah meningkat.76,77

Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Siswa SMA Kota Semarang Tahun
2016 secara Bersama
Tabel 3.Analisis Faktor Risiko Hipertensi secara Bersama
Faktor Risiko OR 95% CI Nilai p
Obesitas 24,449 2,88-207-83 0,003
Asupan Natrium Berlebih 14,752 1,58-137,53 0,018
Aktivitas Fisik Ringan 12,769 0,84-194,42 0,067

Tabel 3. menunjukkan bahwa SMA Kota Semarang tahun 2016 dan


analisis uji regresi logistik metode merupakan faktor risiko terjadinya
backward, Faktor risiko yang hipertensi.
berhubungan dengan kejadian Disarankan UKS
hipertensi pada siswa SMA Kota mempromosikan agar mengonsumsi
Semarang tahun 2016 adalah variabel makanan rendah natrium dan
obesitas dan asupan natrium berlebih. monitoring tekanan darah secara
Siswa dengan obesitas mempunyai berkala.
risiko 24,449 kali menderita hipertensi
dari pada siswa tidak obesitas. Siswa DAFTAR PUSTAKA
dengan asupan natrium berlebih 1. Departemen Kesehatan RI. Profil
mempunyai risiko 14,752 kali Kesehatan Indonesia 2008.
menderita hipertensi dari pada siswa Jakarta: Depkes RI. 2009.
tidak berlebih asupan natrium. 2. Din-Dzietham, Rebecca et al. High
Blood Pressure Trends in Children
SIMPULAN DAN SARAN and Adolescents in National
Jumlah kejadian hipertensi Survers, 1963 to 2002. Journal of
mencapai 12%, yaitu 37 siswa dari the American Heart Association.
308 siswa. Obesitas dan asupan 2007.
natrium berlebih memiliki hubungan
erat dengan kejadian hipertensi siswa

75
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Lanny Sustrani. Vita Health 12. Anies. Waspada Ancaman


Hipertenso. Jakarta: PT. Gramedia Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Pustaka Utama.2004. PT. Elek Media Komputindo. 2007.
4. Kementerian Kesehatan Republik 13. Zamorano, Lusia Maria et al. Body
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Mass Index Associated with
Tahun 2013. Jakarta: Badan Elevated Blood Pressure in
Penelitian dan Pengembangan Mexican School-Aged
Kesehatan, Kementerian Adolescents. Preventive Medicini
Kesehatan RI. 2013. 48: 543-548. 2009.
5. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa 14. Undang Undang Republik
Tengah. Profil Kesehatan Jawa Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tengah 2014. Semarang: Dinas 15. Varda NM, Gregoric A. A
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. diagnostic approach for the child
2015. with hipertension. Pediatr Nephrol
6. Chen Xiaoli dan Youfa Wang. 2005; 20:499-506. 2006.
Tracking Blood Pressure From 16. Pediatri, Sari. Hipertensi pada
Childhood to Adulthood: A Remaja. Medan: Bagian Ilmu
Systematic Review and Meta Kesehatan Anak FK USU RS
Regression Analysis. Journal of Adam Malik. 2005.
the American Heart Association 17. Puspitasari, Bunga. Asupan Zat
117:3171-3180. 2008 Gizi Mikro dan Makro pada
7. Departemen Kesehatan. Laporan Remaja Hipertensi. Semarang:
Hasil Riset Kesehatan Dasar Fakultas Kedokteran Universitas
Tahun 2007. Jakarta: Depkes RI. Diponegoro. 2009.
2008 18. Dewi, Ratna Arsita. Analisis Faktor
8. JNC VII. The Sevent Report of the Risiko Hipertensi pada Remaja
Joint National Committeeon Usia 15-17 tahun di Indonesia
Prevention, Detection, Evaluation, Tahun 2007. Skripsi. Depok:
and Treatment of High Blood Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pressure. JAMA 2892560-2571. Universitas Indonesia. 2012.
2013. 19. Destiany, Vindy. Asupan Tianggi
9. Elkenans, Wendy Oktreea. Faktor Natrium dan Lama Menonton TV
Determinan Gizi yang sebagai Faktor Risiko Hipertensi
Mempengaruhi Tekanan Darah Obesitik pada Remaja Awal.
Remaja di Wilayah Perkotaan dan Semarang: Fakultas Kedokteran
Pinggiran (Studi diSMA Negeri 1 Universitas Diponegoro. 2012
Semarang dan SMA Negeri 12 20. Horacio JA., Nicolaos EM.
Gunung Pati. Artikel Penelitian. Mechanism of Disease. Sodium
Semarang: Fakultas Kedokteran and Potassium in the
Universitas Diponegoro.2009. Pathogenesis of Hypertension.
10. Nguyen, Stephanie et al. Sugar- London: The New England Journal
Sweetened Beverages, Serum of Medicine. 2007.
Uric Acid, and Blood Pressure in 21. Fitriana, Renny. Dkk. Faktor Risiko
Adolescents vol. 154:807-813. Kejadian Hipertensi pada Remaja
2009. di Wilayah Kerja Puskesmas
11. Drummond, Karen Eich dan Lisa Rawat Inap Sindomulyo Kota
Brefere. Nutrition for Foodservice Pekanbaru. Jurnal Kesehatan
and Culinary Professionals. New Masyarakat. 2013.
Jersey: John Wiley dan Sons, Inc. 22. Koagow, Eden Monalisa.
2007. Hubungan antara Konsumsi

76
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Alkohol dan Obesitas dengan Majalah Kedokteran Andalas No.2


Kejadian Hipertensi pada Laki Laki Vol.35. 2011.
Usia Dewasa di Wilayah Kerja 24. Torrance, Brian. Overweight,
Puskesmas Modoinding Physical Activity and High Blood
Kabupaten Minahasa Selatan. Pressure in Children: A Review of
Minahasa: Jurnal Kesehatan the Literature. Vascular Health and
Masyarakat. 2014 Risk Management.2007.
23. Sulastri, Delmi. Faktor Risiko 25. Sorof, Jonathan dan Stephen
Hipertensi pada Siswa SMU Daniels. Obesity Hypertension in
Adabiah Kota Padang. Padang: Children: A Problem of Epidemic
Proportions. Hypertension. 2002.

77

Anda mungkin juga menyukai