Magang 2
Magang 2
PENDAHULUAN
Seperti yang kita kerahui bahwa pada jaman sekarang ini persaingan
dalam dunia kerja akan semakin ketat dan semakin tinggi, tidak terkecuali
pada bidang design interior maupun design furniture. Persaingan akan
dunia global tersebut membuat pribadi setiap individu dipaksa agar
berkembang dan mengikuti tuntutan perkembangan jama dan menguasai
berbagai keahlian. Namun pada jama yang sudah semakin berkembang ini
sudah semakin jarang menemukan pekerja yang mampu dan berkompeten
dikarenakan ketidak siapannya dalam menghadapi dunia kerja yang begitu
kompleks dan permasalahannya yang sangat beragam. Ketidak siapan
tersebut diakibatkan oleh perbedaan yang jauh dari dunia perkuliahan dan
dunia kerja dimana permasalahan yang tidak perna dijumpai dalam dunia
perkuliahan harus dihadapi pertama kali dalam dunia kerja. melalui
permasalahan tersebut maka saat masa perkuliahan para mahasiswa
sebelum dapat terjun dalam dunia kerja yang sesungguhnya melawati
dahulu masa kerja praktek guna untuk lebih mengetahui seperti apa dunia
kerja tersebut dan mengetahui cara dalam mengatasi masalah-masalah
yang timbul saat kerja praktek tersebut berlangsung.
1
beradaptasi pada lingkungan kerja yang baru dan pengalaman ba ru karena
dapat terjun langsung untuk melakukan praktek pada dunia kerja tersebut
yang berguna sebagai bekal saat memasuki dunia profesional. Jenis dari
praktek yang sudah disebut tersebut adalah serti bagaimana cara
menghadapai keinginan dan memnuhi keinginan dari klien tersebut,
bagaimana cara mendesign sebuah proyek dengan pertimbangan biaya,
cara bekerja saat dalam tekanan seperti deadline, bekerja dalam sistem,
berkomunikasi dalam sebuah perusahaan agar mempertahankan kinerja
kerja yang baik dan teratur.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
3
- terbiasa untuk bekerja secara efektif dan efesien.
Reserch
Problem
Site Visit
4
Organize
Gambar Kerja
Dalam masa kerja praktek cepat atau lambat pastinya setiap individu
akan menemukan masalah yang harus dihadapi saat terjun pada dunia kerja
yang sesungguhnya.
5
- Perubahan-perubahan design yang dikarenakan
ketidakhadiran pimpinan di kantor menyebabkan pekerjaan
terpaksa diubah.
- Obervasi / Pengamatan
6
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan kerja
praktek.
7
BAB II
DATA PERUSAHAAN
8
2.2 Latar Belakang Perusahaan
Dimulai dari proyek yang beliau dapat saat berada dalam sebuah
perkumpulan para arsitek indonesia, ia telah mengerjakan banyak proyek
mulai dari restaurant, rumah tinggal, vihara hingga meubel seperti
kitchen set hingga latar untuk sembayang. Semenjak proyek pertamanya
beliau telah dipercaya untuk mengerjakan banyak proyek dengan
profesional yang menjanjikan ketelitian, kualitas serta ketepatan waktu
pengerjaan, mulai dari konsep, gambar, model, detail, hingga tahap
pengerjaan hingga selsesai.
9
2.2.2 Visi dan Misi Perusahaan
N Lokasi Nama
Foto Proyek
o Proyek Proyek
1 Permata Rumah
. Hijau Tinggal
10
Vihara
Bandar
2
lampung Thay Hin
Bo
Rumah
3 Fatmawati
Tinggal
Darma Rumah
4
Wangsa,
.
Bekasi Tinggal
11
5 Magelang Restorant
6 Cafe
12
2.3 Struktur Organisasi
1. Head of Companies
13
2. Head of Production
3. Head of Carving
4. Head of Finishing
Salah satu cara dalam mendapatkan proyek berawal dari masa - masa
dalam mengerjakan proyek arsitek yang didapat selama berada dalam
perkumpulan arsitek indonesia. Klien dengan proyek -proyek yang sudah
14
beliau tangani biasanya melakukan repeat order karena sudah mengetahui
cara kerja dan kemampuan beliau sehingga membuat klien-klien percaya
dan berani memperkenalkan beliau pada proyek lainnya hingga saat ini.
Berawal dari mengerjakan proyek arsitek kemudian berlanjut p ada proyek
interior seperti restorant dan rumah tinggal hingga pada akhirnya terjun
pada bidang meubel. Proyek-proyek yang sekarang berjalan pun didapat
dari klien yang sudah perna menggunakan jasa perusahaan tersebut.
15
1. Rapat dengan Klien.
2. Site Survey.
3. Presentasi Design.
Setelah mendapat ukuran yang tepat, info yang cukup serta design
yang diinginkan maka tahap selanjutnya adalah perancangan design yang
dilakukan oleh pemilik perusahaan. Setelah melakukan perancangan maka
selanjutnya adalah melakukan presentasi design sesuai dengan permintaan
klien. Design yang telah dirancang tersebut maka akan dilakukan revisi
hingga klien setuju dengan hasilnya.
4. Pembahasan Anggaran.
16
5. Produksi
6. Packaging
7. Site Assemble
Pada tahap ini Barang yang sudah jadi dibawa untuk dipasang
langsung pada site. Setelah pemasangan dilakukan cek terakhir agar
memastikan semua sesuai pada tempatnya dan tidak ada kesaahan.
17
BAB III
TINJAUAN UMUM
18
Praktikan juga diberikan tanggung jawab dalam merevisi serta
mengawasi proses produksi sehingga berjalan sesuai dengan rencana dan
sesuai dengan lembar kerja yang telah dibuat. dengan bantuan dan rahan
dari kepala devisi masing-masing, praktikan juga belajar cara membuat
furniture mulai dari bahan mentah hingga finishing hingga saat eksekusi
pemasangan pada lapangan.
- Produksi
- Membuat ukiran
- Finishing
19
Pada Proyek kali ini PT.KARYA INDAH MEUBEL diminta untuk
membuat sebuah furniture dengan tema klasik yang simple namun dan
tidak terlalu banyak ornament. Praktikan diberikan tugas untuk
menghandle pada tahap produksi proyek tersebut hingga hasil akhir
packaging dengan dibantu oleh bimbingan kepala dari setiap bagiannya.
Praktikan juga ikut campur tangan dalam pembuatan mulai dari pengerjaan
bentuk meja hingga ornament serta ukiran-ukiran hingga proses finishing
meja tersebut.
- Finishing
- Packaging
20
3.2.3 Kediaman Bpk. Sun Faugt
- Packaging
- Shipping
- Produksi
- Membuat ukiran
- Revisi
- Site assemble
21
Pada proyek tersbut client meminta sebuah meja yang terdiri dari 4
bagian yaitu 2 kaki 1 meja dan 1 aksesoris. Pada kesempatan kali ini
praktikan diberikn kepercayaan dalam membuat bagian kaki dan meja
yang dibantu oleh tukang. Kesulitan dalam proyek tersebut cukup sulit
karena kayu yang digunakan memiliki kekerasan yang cukup keras
sehingga harus menggunakan mesin meja gergaji yang belum cukup
dikuasai oleh praktikan. Joint yang digunakan juga dibuat dengan
menggunakan cara manual sehingga harus sangat teliti dan berhati -hati
agar tidak melakukan kesalahan. pada proyek ini Ketelitian dan
pengalaman sangat dibutuhkan oleh praktikan saat mengerjakan proyek
tersebut.
- Produksi
- Revisi
22
BAB IV
23
(Gambar 2. Hasil akhir Proyek)
Pada foto diatas adalah hasil akhir dari proyek tersebut. Proyek
dimulai dari pembuatan kaki meja kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan bagian dasar, laci, kemudian top table.
24
karena dibutuhkan rongga untuk pemasangan triplek sebagai penutup
belakangnya.
25
yang kurang baik sehingga hasil menjadi tidak mulus dan harus dilakukan
pendempulan kembali.
26
4.1.2 Toko Cendana
27
finishing yang digunakan hanya menggunakan gloss hpl saja. setelah base
telah dibuat maka selanjunya adalah membuat bagian atasnya.
28
4.1.3 . Kediaman Bpk. Sun Faugt
29
(Gambar 7. Proses pemotongan granit)
30
Setelah kedua proyek selesai maka selanjutnya adalah packaging.
proses packaging cukup memakan waktu karena harus menyesuaikan
seluruh ukuran kayu palet dengan produk yang akan dikirim. aksesoris
yang sudah dikerjakan serta laci tersebut dibungkus dengan st erofoam dan
karton packaging agar mengindari lecet saat terjadi pengiriman, serta
diikat ke palet agar tidak bergerak dan tergoncang dalam perjalanan. Hasil
pacakaging tersebut seperti foto tersebut.
Pada proyek kali ini cukup mudah karena furni yang diminta berupa
sebuah meja yang terdiri dari 4 bagian yaitu 2 kaki kanan dan kiri dengan
laci dan top tablenya serta 1 lagi bagian penambah pada bagian atas
sebagai penghias pada meja tersebut.
31
Proses pengerjaan tidaklah terlalu rumit karena dibantu oleh
beberapa tukang dan kepala produksi. proses pengerjaan dimulai dari
pembuatan kaki terdahulu. pemotongan pertama dilakukan oleh praktikan
dengan kepala produksi, kemudian beberapa hiasan seperti ukiran-ukiran
dikerjakan oleh tukang ukir. Setelah diberi hiasan proses selanjutnya
adalah pengrataan dengan menggunakan dempul. Seletal selesai pada
proses pendempulan maka selanjutnya adalah pengamplasan.
Seperti pada foto di atas terjadi sedikit masalah pada bagian kakinya
dikarenakan saat pemasangan pada bagian bawah tidak pas sehingga
menyebabkan kaki menjadi miring dan harus didempul agar tidak berlobang.
Setelah bagian kaki sudah selesai maka diserahkan pada bagian finishing dengan
diberi finishing doff. Selagi menunggu bagian kaki kering praktikan berserta
beberapa tukang membuat bagian top serta hiasan atasnya.
32
(Gambar 11. Hasil Cetakan Ukiran)
Seperti pada foto diatas dikarenakan proses pembuatan laci serta top table yang
tidak terlalu rumit sehingga praktikan disuruh untuk membuat bagian ukiran-ukiran
seperti pada foto diatas. Karena dikerjar deadline sehingga proses yang digunakan saat
pembuatan ukiran tersebut adalah dengan menggunakan cetakan dari campuran resin
serta beberapa bahan kimia lainnya. walaupun proses pencetakan tersebut memakan
waktu kurang lebih 2 hari untuk proses tersebut selesai dengan sempurna namun karena
menggunakan cetakan cukup menghemat waktu sangat banyak. Biasanya proses
pengerjaan ukiran tersebut dapat memakan waktu kurang lebih 1 minggu namun
dengan proses tersebut dapat menghemat waktu sangat banyak. Setelah proses
pencetakan tersebut selesai maka tahap selanjutnya adalah finishing ( merapikan bagian
yang cacat, bolong, tidak rata, dan lainnya). Bukan hanya dirapikan namun setelah
dirapikan hasil cetakan juga disemprot agar lebih tahan lama.
33
Seperti pada proyek lainnya setelah ukiran selesai dikerjakan dan sudah difinishing
dengan benar maka ukiran tersebut dipasang pada laci dengan menggunakan resin dan
paku tembak, serta ditutup dengan kaca. Setelah proses tersebut selesai maka lanjut
pada pemasangan ukiran pada bagian atas. Ukiran tersebut tidak perlu lagi di pahat atau
di cetak karena ukiran-ukiran tersebut sudah di stock dn siap dipakai kapan saja.
Setelah seluruh bagian telah dipasang maka yang tersisa adalah tahap akhir yaitu
revisi.Bagian-bagian yang sudah dibuat kemudian dipasang dan dicek kembali oleh
kepala produksi bersama pemilik perusahaan agar sesuai dengan keinginan client.
Setelah memastikan tidak ada bagian yang cacat atau tidak sesuai maka selanjutnya
dipacking seperti pada foto tersebut untuk dipasangkan pada rumah client.
34
(Gambar 12. Foto rumah Client)
35
4.1.5 Kediaman Bpk. Balinin
Untuk peroyek yang terakhir ini skala ukurannya berbeda dengan proyek lainnya
karena proyek tersebut tergolong sebagai proyek yang cukup besar bagi perusahaan.
Seperti pada proyek sebelumnya praktikan disuruh dalam membantu serta merancang
furni sesuai dengan keinginan klien. Pada proyek ini client meminta untuk tidak diberi
emas seperti ukiran lainnya serta tidak ingin terlihat terlalu mewah seperti proyek
sebelumnya. Atas dasar permintaan tersebut maka design hasil akhir serta lamanya
pembutan berkurang sangat banyak dan dapat dikerjakan dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
Setelah gambar kerja sudah jadi maka selanjutnya adalah tahap produksi. Karena
client meminta agak ukiran pada laci berbeda dari umumnya sehingga pemilik beserta
kepala ukiran harus membuat baru dan proses tersebut adalah proses yang memakan
waktu paling lama dalam pengerjaannya. Proses pertama yang dibuat terlebih dalahulu
adalah pembuatan bagian laci karena membutuhkan ukuran serta agar hasil laci dapat
langsung dipaskan pada tempatnya.
Tugas praktikan dalam proyek tersebut adalah dalam membuat kaki, memastikan
ukuran sesuai serta merevisi hasil akhir pada proyek ini. Seperti proyek sebelumnya
kaki meja tersebut dibuat dengan sistem knockdown. Pertama kayu dipotong sesuai
ukuran pada gambar kerja, kemudian pada bagian luar diberi profil sebagai penghias.
Agar memastikan kaki tidak miring dan rata maka pada bagian paling bawah kaki
dipasang triplek agar memastikan rata serta guna untuk mengukur ketinggian dari kaki
tersebut.
36
(Gambar 14. Hasil Pembuatan Kaki )
Setelah kaki selesai dibuat maka tahap selanjutnya adalah finishing. Namun pada
bagian finishing tersebut praktikan tidak ikut campur dalam mengurusinya dikarenakan
praktikan bersama beberapa tukang disuruh untuk membuat frame top table tersebut.
Dikarenakan top tablenya tidak menggunakan kayu namun menggunakan granit
sehingga saat pemasangan dan pembuatannya berbeda dengan cara yang biasanya,
ditambah dengan beratnya granit sehingga pemotongan dan penempelan granit harus
dilakukan di rumah client agar menghindari kejadian yang tidak diinginkan saat
pemasangan nanti.
Setelah selesai dalam pembuatan frame maka selanjutnya frame diberi finishing
bersama dengan bagian-bagian lainnya. Setelah seluruh komponennya sudah kering
maka tahap selanjutnya adalah melakukan revisi, Seluruh bagiannya dipasang untuk
melihat apakah ada hal yang tidak sesuai dengan rancangan awal. Saat revisi terlihat
bahwa terdapat sebuah masalah pada furni tersebut, yaitu terdapat gap pada bagian kaki
kiri sehingga tidak dapat terpasang dengan tepat. Seperti dilihat pada foto kaki tersebut
miring sehingga pada saat pemasangan frame menjadi tidak bisa tepat. Untuk
menghadapi masalah tersebut karena tidak mungkin untuk menambah kayu dan tidak
memungkinkan untuk menggunakan dempul sehingga colusi terakhir adalah dengan
37
meratakan bagian yang tidak rata dengan menggunakan gerenda pada ke 2 kaki kanan
dan kiri.
38
a
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
40
unik untuk merasakan bagaimana berkerja pada suatu bidang yang jarang ditemui
di pasaran.
5.2 Saran
41
B. Saran bagi Universitas.
43