Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

(CBR)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


KARYA : Dra.Desmita,M.Si

DISUSUN OLEH :

Risma Yoseppa Sihaloho


7173344050

JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan rahmatNya
lah saya bisa menyusun CBR mata kuliah Perkembangan peserta didik .

Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
tentang Teori Perkembangan peserta didik

Saya menyadari menyadari CBR ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran bapak untuk menjadikan CBR ini lebih
baik.

Risma Yoseppa S

Penulis
Daftar Isi

Bab I Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik


Pada bab ini membahas tentang pengertian psikologi perkembangan,tujuan psikologi
perkembangan,dan manfaat psikologi perkembangan.
Bab II Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Pada bab ini membahas hakikat perkembangan,hukum-hukum perkembangan,fase-
fase perkembangan,faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan,aspek-aspek
perkembangan,dan karakteristik umum perkembangan peserta didik.
Bab III Variasi Individual Peserta Didik
Pada bab ini membahas pengertian peserta didik,teori-teori psikologi tentang hakikat
peserta didik,peserta didik sebagai makhluk individual,perbedaan individual peserta
didik,dan karakteristik serta implikainya terhadap pendidikan.
Bab IV Kebutuhan Peserta Didik
Pada bab ini teori kebutuhan,kebutuhan dasar manusia,dan kebutuhan peseta didik
serta implikasinya terhadap pendidikan.
Bab V Perkembangan Fisik Peserta
Pada bab ini membahas tentang perkembangan fisik,karakteristik perkembangan
fisik peserta didik,isu-isu dalam perkembangan fisik,implikasi genetik dan lingkungan
terhadap pendidikan,perkembangan otak,dan implikasi perkembangan otak terhadap
pendidikan.
Bab VI Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Pada bab ini membahas perkembangan kognitif,perkembangan kognitif menurut
Piaget karakteristik perkembangan kognitif peserta didik,ketidak dewasaan pikiran
remaja,dan implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pendidikan.
Bab VII Perkembangan Proses Kognitif
Pada bab ini membahas tentang persepsi,atensi dan implikasi perkembangan proses
kognitif terhadap pendidikan.
Bab VIII Perkembangan Keterampilan Kognitif
Pada bab ini membahas tentang pengertian metakognisi,strategi kognitif,implikasi
perkembangan keerampilan kognitif dalam pendidikan,gaya kognitif,dan pemikiran
kritis.
Bab IX Perkembangan Konsep Diri
Pada bab ini membahas tentang pengertian konsep diri,dimensi konsep diri,konsep
diri dan perilaku, konsep diri dan prestasi belajar,karakteristik perkembangan konsep
diri peserta didik,dan implikai perkembangan konsep diri peserta didik terhadap
pendidikan.
Bab X Perkembangan Kemandirian Dan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Pada bab ini membahas tentang pengertian kemandirian dan penyesuaian diri.
Bab XI Perkembangan Resiliensi Peserta Didik
Pada bab ini membahas tentang asal usul konsep resiliensi,pengertian resiliensi,ciri-
ciri dan faktor resiliensi,dan upaya pengembangan resiliensi peserta didik dan
implikasinya pada pendidikan.
Bab XII Perkembangan Hubungan Interpersonal Peserta Didik
Pada bab ini membahas hubunga dengan keluarga,hubungan dengan teman sebaya,
dan persahabatan.
Bab XIII Perkembangan Tingkah Laku Prososial Pesrta Didik
Pada bab ini membahas pengertian tinkah laku prososial,sumber tingkah laku
prososial,perkembangan tingkah laku prososial,faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan tingkah laku prososial,dan implikasinya terhadap pendidikan.
Bab XIV Perkembangan Moral dan Spritual Peserta Didik
Pada bab ini membahas perkembangan moral,perkembangan spiritual,wacana
spiritual dalam psikologi kontemporer,spiritulitas dalam psikologis
humanistik,spiritual dalam psikologis transpersonal,dan dimensi-dimensi spiritualitas.
Bab XV Problem Stres Sekolah Dalam Perkembangan Peserta Didik
Pada bab ini membahas fenomena sters disekolah dalam perkembangan peserta didik
dan upaya problem stres sekolah yang dialami peserta didik
IdentitasBuku

Judul : PsikologiPerkembanganPesertaDidik
Penulis :Dra.Desmita,M.Si
Penerbit :PT.RemajaRosdakarya
Kota Terbit : Bandung
TahunTerbit : 2009
ISBN : 979-692-950-3

Identitas Buku Pembanding

Judul buku : Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya


Penulis : F.J. Monks, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono
Tahun terbit : 2006
Tempat terbit : Yogyakarta
Penerbit : Gadjah Mada University Press
jumlah halaman : 425
Isbn : 979-420-440-4

Judul buku : perkembangan peserta didik


Penulis : Kemali Syarif
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Unimed Press
Jumlah halaman : 191
Isbn : 978-602-7938-39-7
BAB I

PENDAHULUAN

Psikologi perkembangan peserta didik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan
dan moral setiap peserta didik.Teori-teori psikologi telah digunakan untuk mengimplikasikan
berbagai kehidupan dilapangan,seperti ekonomi,kesehatan,pendidikan,industry,politik dan
kesehatan.Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang terjadi pada orang-
orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi tertentu,dimana tingkah laku tersebut
adalah tingkah laku seseorang dalam situasi belajar atau pendidikan.Sedangakan tingkah laku
khusus yamg terjadi karena orang tersebut mempunyai kondisi tertentu,dimana tingkah laku
seseorang yang abnormal.misalnya seseoramg yang memilki sikap lemah mental atau kondisi
kejiwaannya mengalami kegangguan.

Tujuan

Tujuan penulis dalam menulis buku ini agar mayarakat atau pun calon guru mengetahui peran
penting seorang guru.Penulis mendeskripsikan ternyata tidak mudah menjadi seorang guru
karena menjadi guru merupakan pekerjaan yang teramat sulit dan butuh pengorbanan.Guru
juga akan mempertanggung jawabkan pekerjaanya kepada masyarakat,bangsa,negara,bahkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.Guru harus menguasai dan mendalami psikologi
perkembangan pesrta didik dan harus membahas karakteristik dan aspek perkembangan
pesrta didik.Guru juga harus mengetahui konsep-konsep,karakter,dan faktor-faktor dalam
perkembangan peserta didik.Memberi pembelajaran terhadap peserta didik bagaimana cara
mengatasi perkembangan dengan baik.

Mengapa psikologi dbutukan pada setiap perkembangan peserta didik dan apakah
dietarapkan psikologi dalam kehidupan sekolah?

Manfaat

1. Dengan adanya pengetahuan tentang perkembangan peserta didik,seorang dapat


memberikan harapan yang realitis terhadap remaja.
2. Memberikan pengetahuan tentang bagaiman merespon setiap tingkah laku dalam
perilaku setiap anak
3. Pengetahuan perkembangan pesrta didik membantu guru mengenali kapan
perkembangan normal yang sesunguhnya dimulainya
4. Dengan mengertahui pola normal perkembangan,memungkinkan para guru untuk
sebelumnya mempersiapkan anak mengahadapi perubahan yang terjadi pada tubuh
mereka
5. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan
bimbingan belajar yang tepat pada anak
6. Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri kita sendiri
BAB II

Isi Buku

Bab 1

Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Psikologi salah suatu gambaran yang ada dalam diri setiap individu dalam melakukan
aktifitas.Psikologi dibagi menjadi duacabang, yaitu psikologi steoretis dan psikologi sterapan.
Psikologi khusus ini terdiri dari:

1. Psikologi pengembangan,mengkaji perkembangan tingkah laku dan mental manusia.


2. Psikologisocial,mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitanya dengan situasi
social.
3. Psikologi kepribadian ,mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai kesatuan utuh
4. Psikologi abnormal,mengkaji aktivitas mental individu tergolong abnormal
5. Psikologi diferensial,menguraikan tentang perbedaan-perbedaan indivudu

Bab 2

Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik

Defenisi perkembangan menurut Seifert & Hoffnung adalah suatu perubahan suatu
kesinambungan dan progresif dalam organisme,pertumbuhan,perubahan dalam bentuk dan
integrasi bagian-bagian jasmaniah dan fungsional,kedewasaan dan kemunculan pola-pola
asasi dari tingkah laku yang tidak pelajari.Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
perkembangan pertumbuhan yang semakin besar,memiliki sifat dan fungsi-fungsi masing-
masing.Dalam konsep ini membahas tentang kematangan remaja tersebut memiliki hukum-
hukum dalam perkembangan ,terbagiatas:

 Hukum kesatuan organis


 Hukum tempo perkembangan
 Hukum irama perkembangan
 Hukum masa peka
 Hukum rekaptiluasi
 Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri hokum predistinasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan,yaitu:

 Faktor-faktor yang berasal dari dalam dirii ndividu


 Faktor-faktor yang berasaldari luar individu
Aspek-aspek perkembangan peserta didik terbagitiga,yaitu:

 Perkembangan aspek fisik,meliputi pertumbuhan secara biologis,perubahan


tubuh,systemsaraf,dan organ-organ lainnya.
 Perkembangan aspek kogniktif,prosespsikologi sind ividu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya
 Perkembangan aspek psikososial,perubahan-perubahan kemampuan peserta didik
dalam menyesuakan diri

Karakteristik umum perkembangan peserta didik

1. Karakteristik anak usia sekolah dasar (SD),pada umumnya berumur 6 tahun


sampai 12 tahun.Dalam hal ini anak mengalami dua masa perkembangan ,yaitu
masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masak anak-kanak akhir (10-12 tahun).
2. Karakteristik anak usia menengah (SMP),pada tahap ini usia anakberumur 10-14
tahun dan anak mengalami masapurbertas.
3. Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA),pada saat ini remaja berumur 12-21
tahun

Bab 3

Variasi Individual Peserta Didik

Karakteristik peserta didik sebagaiberikut:

 Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
 Peserta didik adalah individu yang optimal
 Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual
 Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

Perbedaan individual peserta didik yaitu:

 Perbedaan fisikmotorik,seperti bentuk,tinggi,warna kulit,jenis kelamin,nada


suara,dan aspek fisik lainnya.
 Perbedaan inteligensi,salah satu kemampuan mental,pikiran atau intelektual pada
proses-proses tingkat tinggi.
 Perbedaan kecakapan bahasa,kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikiran dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang jelas.
 Perbedaan psikologis,dalam aspek ini dilihat dari psikologi snya seperti anak
tersenyum,gampang marah,egois,cengeng,pemurung,dan rajin.

Dalam karakteristik individu terbagi tiga bagian,yaitu:

 Karakteristik yang berkenan dengan kemampuan awal atau skill


 Karakteristik yang berhubungan denganlatar belakang status sosio-kultural
BAB 4

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Setiap individu mempunyai kebutuhan – kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam


memenuhi kebutuhan – kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan prilaku
yang berbeda satu sama lain.

Dalam kajian – kajian psikologi, kebutuhan mendapat perhatian bagi sejumlah ahli
psikologi. Menurut maslow, manusia mempunyai kencenderunganb – kecenderungan untuk
mencapai kebutuhan – kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan.

Ciri – ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, antara lain :

1. Menyenangi situasi dimana ia memikul tanggung jawab pribadi atas segala


perbuatannya.
2. Menyenangi adanya umpan balik yang cepat, nyata dan efesien atas segala
perbuatannya
3. Dalam menentukan tujuan prestasinya, ia lebih memiliki resiko yang moderat
daripada resiko yang kecil.
4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif.
5. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Lima tingkatan kebutuhan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

1. kebutuhan – kebutuhan fisiologis


2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan
3. Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki
4. Kebutuhan akan rasa harga diri
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIK

Kebutuhan – kebutuhan peserta didik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan


kebutuhan – kebutuhan manusia pada umumnya. berikut beberapa kebutuhan peserta didik
yang perlu mendapat perhatian guru yaitu :

a. Kebutuhan jasmaniah
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan akan kasih sayang
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Kebutuhan akan rasa bebas
BAB 5

PERKEMBANGAN FISIK PESERTA

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan pserta didik yang
sangat penting dan mempengaruhi aspek – aspek perkembangan lainnya. Secara garis besar
perumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap yaitu tahap
setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap anak – anak hingga masa prapubbertas ( 3-10
tahun), tahap pubertas ( 10-14 tahun ).

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK

Dilihat dari segi pertumbuhan dan perkembangan fisik, pada usia sekolah dasar ini
merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragamnsampai mulai terjadi
perubahan – perubahan pubertas, kira – kira 2 tahun menjelang anak menajdi matang secara
seksual pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat.

KEADAAN BERAT BADAN DAN TINGGI PADA ANAK USIA SEKOLAH

Anggota -anggota badan relatif masih pendek, keepala dan perut relatif masih besar. Selama
masa akhir anak anak , tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6% dan berat bertambah sekitar
10% setiap tahun.

Pertumbuhan fisik selama masa ini, memberikan kemampuan bagi anak anak untuk
berpartisipasi dalam berbagai Aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan permasalahan
dan kesulitan secara fisik dan psikologis bagi mereka.

MASA PUBERTAS (10-14 TAHUN )

Masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian proses perkembangan


seorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang jelas. Waktu datang nya masa pubertas
tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak anak yang memulai masa pubertasnya pada usia
yang lebih awal dan ada pula yang lebih belakangan.

PERUBAHAN FISIK

Pada masa pubertas ini terjadi perubahan fisik secara dramatis atau apa yang disebut
dengan percepatan pertumbuhan. Perubahan – perubahan fisik dalam masa pubertas
disebabkan oleh matangnya kelenjar pituitari yaitu kelenjar endoktrin yang berhubungan
dengan otak , tepat dibawah hipotalamus.
PROPORSI TUBUH

Perubahan dalam proporsi tubuh selama masa pubertas, juga terlihat pada perubahan
ciri ciri wajah, dimana wajah anak anak mulai hilang, seperri dahi yang semula sempit
sekarang menajdi lebih luas, mulut melebar dan bibir menjadi penuh.

KEMATANGAN SEKSUAL

Suatu rangkaian dari perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas yang ditandai
dengan perubahan pada ciri seks primer dan ciri seks sekunder.

CIRI SEKS PRIMER

Ciri ciri seks primmer berbeda antara anak laki laki dan anak perempuan. Bagi anak
laki laki ciri seks primer yang sangat penting ditunjukan dengan pertumbuhan yang cepat dari
batang kemaluan dan kantung kemaluan yanh mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan
berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum.

Pada anak perempuan perubahan ciri ceks primer ditandai dengan munculnua periode
menstruasi, menstruasi pertama kali terjadi memberi oetunjuk bahwa mekanisme reproduksi
anak perempuan telah matang. Sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan
melahirkan anak.

CIRI SEKS SEKUNDER

Tanda tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi,
tetapi merupakan tanda tanda yang membedakan antara laki laki dan perempuan. Tanda
jasmaniah ini muncul srbagai kondekuensi dari berfungsinya hormon hormon.

PERKEMBANGAN OTAK

Salah satu aspek perkembangan fisik, peserta didik yang sangat penting dipelajari dan
dipahami oleh orang tua, guru atau calon guru.otak adalah sebuah sistem biologis manusia
untum mengindra dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya.

Otak merupakan sentral dari semua aktivitas manusia,baik aktivitas organ yang ada
didalam maupun aktivitas pancaindra yang ada diluar maka perkembangN otak jelas
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap semua aspek perkembangan lainnya.
BAB 6

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Kognitif meruapakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang
berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka
disekolah.semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, mempeekirakan, menilai, dan memikirkan
lingkungannya.

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PLAGET

1. Tahap sensorimotor
2. Tahap pra-operasional ( 0-2 tahun )
3. Tahao pra operasional (2-7 tahin )
4. Tahap pra operasional ( 7-11 tahun )
5. Tahap pra operasional ( 11 tahun – dewasa )

IMPLIKASI TEORI PERKEMBBANGAN KOGNITIF PLAGET TERHADAP


PENDIDIKAN

Teori teori kognitif yang diajukan piaget sebanarnya hanya bermaksud menerangkan
dan memberi satu pemahaman yang lebih baik.liaget tidak banyak menulis tentang
pendidikan dan secara langsung tidak bermaksud membberikan semacam sugesti kepada para
guru serta penerapan teori teorinya di dalam rungan riangan kelas.

Bab 7

Perkembangan proses kognitif

Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan sistem pemerosesan


informasi sebagai alternative terhadap teorikognitif Piaget. Berbeda dengan piaget,para
pakae psikologi pemerosesan informasi tidak menggambarkan perkembangan kognitifdalam
tahap-tahap atau serangkain subtahap tertentu. Berdasarkan pada asumsi-asumsi di atas,dapat
dipahami bahwa teori pemerosesan informasi lebi menekankan pada bagaimana individu
memproses informasi tentang dunia mereka,bagaimana informasi disimpan dan disebarkan
dan bagaimana informasi diambil kembali untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang
kompleks,seperti memecahkan masalah dan berfikir.

Rebort Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik utama dari pendekatan pemersesan
informasi,yaitu (1) proses berpikir, (2) mekanisme pengubah,dan (3) modefikasi diri. Para
teori pemerosesan informasi menolak pandangan Piaget tentang tahap-tahap perkembangan
kognitif yang memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam uraian berikut akan dikemukakan
kecederungan perkembangan beberapa kemampuan kognitif anak,seperti persepssi atensi,dan
memori.

Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting,yang
memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Demikian juga
halnya dengan kehadiran peserta didik di sekolah,tidak akan mendapatkan menfaatan yng
berarti dari malah menyesatkan,tanpa adanya peersepsi merupakan proses yang menyangkut
masuknya informasi ke dalam otak manusia. Dalam proses inim,manusia tidak seperti sebuah
mesin,yang dapat memberikan respons terhadap setiap seperti sebuh otomotif.
Sebaliknya,bagi manusia setiap informasi atau stimulus harus erlebih dahulu melewati
serangkaian proses kognitif yang kompleks,yang melibatkan hamper seluruh dimensi
kepribadiannya.

Persepsi merupakan sebuah istilah sudah sangat familiar didengar dalam percakapan sehari-
hari. Sebagai sebuah kontruks psikologi yangkompleks,persepsi sulit dirumuskan secara
utuh. Oleh karena itum,para ahli berbed-beda dalam memberikan difinisi tentang persepsi ini.
Dari pengertian di atas,dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan
pengetahuan yabg telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulasi
(rangsangan) yang diterima oleh system alat indra manusia. Jadi,persepsi pada dasarnya
menyangkut hubunganmanusia dengan lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan
yang dimiliki.

Mekanisme persepsi

Persepsi adalah proses kognitif yang kompleks untuk menghasilkan suatu gambaran yang
unik tentang realitas yang barangkali sangat berbeda dengn kenyataan sesungguhnya.

Perssepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen
utama,yauitu: seleksi,penyusunan,dan penafsiran.

1.Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap stimulus

2.Penyusunan adalah proses mereduksi,mengorganisasikan,menata,atau menyederhanakan


informasi yang kompeleks ke dalam suatu pola yang bermakna.

3.penafsiran adalah proses menerjemahkan atau menginterprestasikan informasi atau


stimuluske dalam bentuk tingkah laku sebagai respons.

Memori(ingatan)

Memori mrupakan unsur inti dari perkembangan kognitif,sebab segala bentuk bbelajar dari
individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu.
Tanpa memori,individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiei,karena pemahaman
diri sangat bergantun,yang hanya pada suatu kesadaran yang berkesinambungan,yang hanya
dapat terlakasana dengan adanya memori. Demikian besarnya peranan memori bagi
kehidupan manusia,maka tidak berlebihn kalau sejumlah besar ahli psikologi menempatkan
manusia.

Tipe-tipe system memori

Memori Sensoris. Stimulant lingkungan secara terus-menurus membombardir redeptor kita.


Reseptor adalah komponen-komponen system indrawi untuk
melihat,mendengar,merasakan,dan mencium.

Memori jangka pendek. Memori jangka pendek merupakan system memori berkapasits
terbatas di mana informasi hanya dapat dipertahankan sekitar 30 detik,kecuali informasi
tersebut diulangi atau diproses lebih lanjut sehingga dapat bertahan lebih lama.

Perkembangan memori

Selama tahun-tahun usia sekolah,anak-anak menunjukkan perubahan-perubahan penting


dalam bagaimana mereka mengorganisasi dan mengingat informasi. Dalam studi tentang
perkembangan memori,dilaporkan bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan
bertambahnya usia.

Atensi (perhatian)

Atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek perkembangan kognitif yangpenting
dalam perspektif pemrosesan informasi. Atensi merupakan sebuah konsep multi-dimensional
yang menggunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespon
dalamm system kognitif. Atensi pada anak telah berkembang sejak masa bayi .

Implikasi perkembangan proses kognitif terhadp pendidikan

Dalam perspektifpemrosesan informasi,pembelajaran dipandang sebagai proses memasukkan


informasi ke dalam memori,mempertahankan,dan kemudian mengungakapakan kembli untuk
tujuan tertentu di kemudianhari. Bagaimana peserta didik menyimpandan menyebarkan
informasi bagaimana ia mengambil kembali informasi untuk melaksanakan aktovitas-
aktivitas belajar yang kompleks.

Bab 8

Perkembangan keterampilan kognitif

Metagonitif

Dalam beberapa decade belakangan ini,metakognis telah mendapat perhatian yang besar bagi
sejumlah ahli psikologi. Metakognis merupakan sebuah kontruks psikologi yng kompleks.
Dari defenisi diatas dapat dipahami bahwa metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran
tebtang proses kognisi,atau pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi,atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya.

Perkembangan metagonatif
Kemamoan metagonitif untuk dan menggunakan memonitor kemajuan sendiri dan
menggunakan strategi yang berbeda untuk belajar dan mengingat,mengalami perkembangan
sesuai dengan pertambahan usia.

Starategi kognitif

Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting dikuasai oleh
seseorang peserta didik dalam belajar atau memecahka masalah. Startegi kognitif merupakan
kemampuan tertinggi dari dominan kognitif,setelah analisis,sintesis,dan evaluasi.

Implikasi perkembangan keterampilan kognitif terhadap pendidikan

Kemampuan metakognisi,keterampilan menggunakan strategi kognitif,merupakan aspek-


aspek kognitif yang pnting dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah.
Kemampuan metakognisi dan strategi kognitif ini merupakan strategi kognitif yang efektif.

Gaya kognitif

Gaya kognitif merupakan salah satu ide varu dalam kasian psikologi perkembangan dan
pendidikan. Ide ini berkembang pada penelitian mengenai bagaimana individu menerima
dan mengorganissikan informasi dar lingungan sekitarnya.

Pemikiran kritis

Pemikiran kritis telah didefinisikan secara beragam oleh para ahli. Menurut Santrock (1998)
pemikiran kritis adalah: ‘kemampuan untuk berfikir secara logis,reflektif,dn produktif yang
diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.

Bab 9

Perkembangan konsep seseorang pada suatu waktu.

Pengertian konsep diri

Konsep diri dapat digambarkan sebagai system operasi yang menjalankan computer mental
yang memengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Setelahter-install,konsep diri akan masuk
ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang maka
akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Menurut Burns (1982),konsep diri adalah
hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri,. Sedangkan
Pemily,mendifisikan konsep diri sebagai sistemyang dinamis termasuk
sikap,perasaan,persepsi,nilai-nilai dan tigkah laku yang unik dari individuatersebuat.

Dimensi konsep diri

Para ahli psikologi juga berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi konsep diri.
Namun,secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri. Pengetahuan.
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau
penjelasan ‘sip saya’ yng akan memberi gambaran tentang diri sendiri atau saya.
Konsep diri dan perilaku

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkahlaku seseorng


memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya. Menurut Falker (1974)
,terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang.

Konsep diri danprestasi belajar

Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi
belajarmempunyai hubungn yang erat. Untuk mengethui hubungan antara konsepdiri dan
prestasi belajar,Fink melakukan penelitian denga melibatkan sejumlah siswa laki-lki dan
perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkat inteligensi mereka.

Karakteristik perkembangan konsep diri peserta didik

Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Kita dilahirkn dengan konsep diri
tertentu. Dengan demikian,konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung
sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.

Karakteristik konsep diri anak usia sekolah

Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan fisik,kognitif,dan kemampuan social,anak usia


sekolah dasar juga mengalami perubahan dalam pandangan terhadap dirinya sendiri.
Sejumlah ahli psikologi perkembangan diri,pengambilan perspektif memahami pemikiran
dan perasaan-perasaan –meminkan peranan yangpenting.

BAB 10

PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK

Kemandirian

Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan


manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik,
yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional,kognitif yang medasari
tingkah laku ,serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orangtua dan
aktivitas individu.Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri
pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri.

Pengertian Kemandirian

Dalam konsep Carl Rongers disebut dengan istilah self, karena diri itu merupakan inti dari
kemandirian.Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara
relative bebas dari pengaruh penilaian,pendapat dan keyakinan orang lain.menurut Chaplin
(2002) otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan
yang biasa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri.
Bentuk-Bentuk Kemandirian

Robert Havighurst (1972) membedakan kemandirian dalam beberapa bentuk kemandirian,


yaitu :

 Kemandirian emosi, cara mengontrol emosi sendiri dan tidak bergantungnya


kebutuhan emosi pada orang lain.
 Kemandirian ekonomi, kemampuan nmengatur ekonomi sendiri
 Kemandirian intelektual, kamampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi
 Kemandirian sosial, kemampuan untuk mengakan interaksi dengan orang lain dan
tidak tergantung pada aksi oirang lain.

Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian

Lovinger (dalam sunaryo Kartadinata, 1988) mengemukakan tingkatan kemandirian dan


karakteristiknya, yaitu :

1. Tingkat impulsif dan melindungi diri


2. Tingkat konformistik
3. Tingkat sadar diri
4. Tingkat saksama (conscientious)
5. Tingkat individualitas
6. Tingkat mandiri

Pentingnya kemandirian Bagi Peserta Didik

Pentingnya kemandirian bagi peserta didik, dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan
dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan peserta
didik.

Perkembangan Kemandirian Peserta didik dan implikasinya bagi pendidikan

Kemandirian adalah kecakapan yang berkembangan sepanjang rentang kehidupan individu,


yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman dan pendidikan.

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta
melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari
dalam diri individu itu sendiri. Individu adalah makhluk yang unik dan dinamik, tumbuh dan
berkembang, serta memiliki keragaman kebutuhan, baik dalam jenis, tataran (level), maupun
intensitasnya.dapat dipahami bahwa kualitas penyesuaian yang penting adalah dinamisme
atau potensi untuk berubah. Penyesuaian terjadi kapan saja individu menghadapi kondisi-
kondisi lingkungan baru yang membutuhkan sesuatu respons. Penyesuaian juga tampilan
dalam bentuk menyesuaikan kebutuhan psikologis seseorang dengan norma-norma budaya.
Menurut Baum (1985) tingkah laku penyesuaian diri diawali dengan stress, yaitu sesuatu
keadaan dimana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan atau kesejahteraan
atau kenyamanan diri seseorang.

Aspek-Aspek Penyesuaian Diri yang Sehat

Penyesuaian diri yang sehat lebih merujuk pada konsep “sehat”nya kehidupan pribadi
seseorang, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan orang lain, maupun dengan
lingkungannya. Maka secara garis besarnya penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari
empat aspek kepribadian, yaitu : 1). Kematangan emosional; 2).kematangan
intelektual;3).kematangan sosial; dan 4).tanggung jawab.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari dilihat dari konsep psikogenik dan
sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa penyesuaian diri di pengaruhi oleh riwayat
kehidupan sosial individu,terutama pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan
latar belakang kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek :

1. Hubungan orangtua-anak,
2. Iklim intelektual keluarga
3. Iklim emosional keluarga

BAB 11

PERKEMBANGAN RESILIENSI PESERTA DIDIK

Asal Usul Konsep Resiliensi

Resiliensi pada prinsipnya adalah sebuah konsep yang relative baru dalam khasanah
psikologi. Paradigm resiliensi didasari oleh psikologgi, dan sosiologi tentang
bagaimana anak, siswa dan orang dewasa dapat bangkit kembali dan bertahan dari
kondisi stress, trauma dan resiko dalam kehidupan mereka .Resiliensi dianggap
sebagai kekuatan dasar yang menjadi fondasi dari semua karakter positif dalam
membangun kekuatan emosional dan psikologi seseorang.
Resiliensi (daya lentur, ketahanan) adalah kemampuan atau kapasitas inasni yang
dimiliki seseorang kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk
,menghadapi , mencegah dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang
merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan
yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
Menurut Emmy E.Werner (2003) sejumlah ahli tingkah laku menggunakan istilah
resiliensi untuk mengambarkan tiga fenomena :
1.perkembangan positif yang dihasilkan oleh anak yang hidup dalam kontaks “resiko
tinggi”
2.kompetensi yang dimungkinkan munculnya di bawah tekanan yang berkepanjangan
3.kesembuhan dari trauma, seperti ketakutan dari peristiwa perang saudara dan kamps
konsentrasi.

Ciri-Ciri dan Faktor-Faktor Resiliensi

Seorang yang resilien biasanya memiliki empat sifat-sifat umum, yaitu :


1.social competence (kompetensi sosial) : kemampuan untuk memunculkan respon
yang positif dari otang lain , artinya berhubungan dengan orang dewasa dan sebaya.
2.problem-solving skill/metacognition (keterampilan pemecahan
masalah/metakognitif): perencanaan yang memudahkan untuk mengendalikan diri
sendiri dan memanfaatkan akal sehatna untuk mencari bantuan dari orang lain.
3.Autonomy(otonomi): sesuatu kesadaran tentang identitas dari sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara independen serta nmelakukan pengontrolan
terhadap lingkungan.
4.kesadaran akan tujuan dan masa depan : seperti aspirasi pendidikan,ketentuan
pengharapan dan kesadaran akan sesuatu masa depan yang cermelang.

Wolins (1993) mengajukan beberapa karakteristik internal sebagai tipe orang yang
resilien, yaitu:
 Inisiatif
 Indenpenden
 Berwawasan
 Hubungan
 Humor

Upaya pengembangan Resiliensi Peserta Didik dan Implikasinya terhadap pendidikan

Memandang resilien sebagai sesuatu proses ketimbang sebagai suatu sifat.ini berarti bahwa
resiliensi merupakan kapasitas individu yang diperoleh melalui proses belajar dan
pengalaman lingkungan. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, yang sangat
memungkinkan membatu siswa mengembangkan resiliensi.

BAB 12

PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK

Hubungan interpersonal dapat di artikan sebagai hubungan antar pribadi. peserta didik
sebagai pribadi yang unik adalah makhluk individu, sekalian makhluk sosial. sebagai
makhluk sosial, peserta didik senantiasa melakukan interaksi sosial dengan orang lain.
interaksi sosial menjadi faktor utama dalam hubungan interpersonal antara dua orang atau
lebih yang saling memengaruhi.
Hubungan dengan keluarga

Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil yang memiliki peranan penting dan menjadi
dasar bagi perkembangan psikososial anak dalam konteks sosial yang lebih luas.

 Karakteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Keluarga


Hubungan orang tua dan anak akan berkembang dengan baik apabila kedua pihak
saling memupuk keterbukaan. Sesuai dengan perkembangan kognitifnya yang
semakin matang, maka pada usia sekolah, anak secaraa berangsur-angsur lebih
banyak mempelajari mengenai sikap sikap dan motivasi orangtuanya, serta
memahami aturan aturan keluarga sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk
mengendalikan tingkah lakunya. pada periode ini, orang tua dan anak anak telah
memiliki sekumpulan pengalaman masa lalu bersama, dan pengalaman ini membuat
hubungan keluarga menjadi bertambah unik dan penuh arti.

 Karakteristik Hubungan Remaja dengan Keluarga


Beberapa peneliti perkembangan anak remaja menyatakan bahwa pencapaian otonomi
psikologis merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting dari masa remaja.
akan tetapi, terdapat perbedaan mengenai tipe lingkungan keluarga yang lebih
kondusif bagi perkembangan otonomi ini. begitu pentingnya faktor keterkaitan yang
kuat antara orang tua dan reaja dalam menentukan arah perkembangan remaja, maka
orangtua senantiasa harus menjaga dan mempertahankan keterikataan ini. untuk
mempertahankan kedekatan orang tua dengan anak remaja mereka, orangtua harus
membiarkan mereka bebas untuk berkembang.

Hubungan dengan Teman Sebaya

Teman bisa memberikan ketenangan ketika mengalami kekhawatiran. tidak jarang


terjadi seorang anak yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani berkat temen
sebaya.

 Karakteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Teman Sebaya


Barker dan Wright mencatat bahwa anak anak usia 2 tahun menghabiskan 10%
dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.pada usia 4 tahun
berinteraksi dengan temen sebaya meningkat menjadi 20%. Usia 7-11 tahun
makin meningkat menjadi 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
 Pembentukan kelompok
Kelompok terbentuk secara spontan. ketika anak berusia 9 tahun, kelompok-
kelompok menjadi lebih formal. sekarang anak-anak berkumpul menurut minat
yang sama dan merencanakan perlombaan-perlombaan. mereka membentuk klub
atau perkumpulan dengan aturan-aruran tertentu.
 Popularitas, penerimaan sosial, dan penolakan
Populeritas seorang anak ditentukan oleh berbagai kualitas pribadi yang
dimilikinya. popularitas juga dihubungkan dengan IQ dan prestasi akademik.
Anak-anak yang ditolak kemungkinan untuk memperlihatkan perilaku agresif,
hiperaktif, kurang perhatian atau ketidakdewasaan, sehingga sering bermasalah
dalam perilaku dan akademis disekolah.

 Persahabatan
Perkembangan merupakan salah satu fenomena interaksi sosial yang paling
penting bagi anak usia sekolah. Karakteristik lain dari pola hubungan anak usia
sekolah temen sebaya adalah munculnya keinginan untuk menjalin hubungan
pertemanan yang lebih akrab atau yang dalam kajian psikologi perkembangan
disebut dengan friendship (persahabatan). karakteristik yang paling umum dari
persahabtan adalah keakraban dan kesamaan.

 Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya


perkembangan kehidupan sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya
pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. hubungan teman sebaya lebih
didasarkan pada hubungan persahabatan. mereka percaya bahwa temen sebaya
akan memahami perasaan-perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan
dengan orang-orang dewasa.

 Hubungan dengan Sekolah


Sekolah merupakan lingkungan artifal yang sengaja dibentuk guna mendididk dan
membina generasi muda kerahtujuan tertentu, terutama untuk membekali anak
dengan pengetahuan dan kecakapan hidup yang dibutuhkan dikemudian hari.
sekolah memengaruhi perkembangan anak, terutama perkembangan identitas,
melalui dua kurikulum, yaitukurikulum informal dan kurikulum informan. bagi
kebanyakan anak dan remaja guru disekolah masih merupakan sumber identifikasi
dan simbol otoritas yanng mampu menciptakan iklim kelas dan kondisi=kondisi
interaksi diantara siswa-siswa.

BAB 13

PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK

Pengertian Tingkah Laku Prososial

Tingkah laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang menguntungkan
atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lebih baik, yang dilakukan atas dasar
sukarela tanpa mengharapkan rewards eksternal. dalam penelitian ini tingkah laku
tersebut meliputi membantu/menolong, berbagi, dan menyumbang.
Sumber Tingkah Laku Prososial

Salah satu sumber tingkah laku prososial adalah berasal dari dalam diri seseorang
yang disebut sebagai sumber endosentri. sumber endosentri adalah keinginan mengubah diri
tersebut sebagai suatu carameningkatkan self-image positif yang berfokus kepada aspek self-
image.

Perkembangan Tingkah Laku Prososial

1. Comliance& concrete, defined reinforcement


Tingkah laku menolong karena permintaan atau perintah yang disertai
terlebih dahulu dengan reward atau punish-ment
2. Compliance
Melakukan tingkah laku menolong karena tunduk pada otoritas.
3. Internal initiative & concrete reward
Menolong karna tergantung pada penerimaan reward yang diterima.
4. Normative Behavior
Monolong orang lain untuk memahami tuntutan masyarakat.
5. Generalized Reciprocity
Tingkah laku menolong disadari oleh prinsip-prinsip universal dari
pertukaran.
6. Altruistic Behavior
melakukan tindakan menolong secara sukarela.

Keputusan Tingkah Laku Seseorang


1. Kesadaran
2. Proses pertimbangan
3. Tanggung Jawab pribadi
4. Mempertitungkan Untung Rugi

Faktor-Faktor Memengaruhi perkembangan tingkah laku prososial

1. Orang Tua
2. Guru
3. Teman Sebaya
4. Televisi

Selain sosialissi seperti yang telah disebut diatas, perkembangan tingkah laku prososial juga
berkaitan erat dengan moral dan agama.

Implikasi Perkembangan Tingkah Laku Prososial terhadap pendidikan.


1. Mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial dan strategi pemecahan
masalah sosial.
2. Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
3. Memberikan lebel perilaku yang pantas.
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dan kelemahan Buku utama

1. Dari buku yang telah kami baca bahwa penjelasan sangatlah padat dan implikasi di
dalam buku tersebut lengkap.
2. Pemahaman tentang karakteristik individu peserta didik dan informasi mengenai
karakteristik individual peserta didik ini akan sangat berguna dalam memilih dan
menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik atau lebih tepat,yang dapat
menjamin keudahan belajar bagi setiap peserta didik.
3. Adanyan tabel yang membuat pembaca mudah mengerti apa yang dibahas dalam
bukut ersebut.
4. Pembahasan dalam buku ini sangat bagus dan lengkap sebab dalam buku lain tidak
ada.

Kelemahan:

Setelah kami membaca bahwa terdapat kata-kata yang salah,seperti tanda baca dan
menggunakan kata yang berulang. Teori dalam buku banyak menggunakan bahasa inggris
misalnya pada bab 10 Dalam buku ini tidak ada contoh yang dibuat dalam kehidupan sehari-
hari sehingga pembaca sulit mengetahui penerapannya. Didalam bab 13 terdapat banyak
kata-kata yang kurang dimengerti seperti tanda-tanda symbol atau lambang

Kelebihan dan kelemahan Buku pembanding

Kelebihan Buku
Buku ini sangat lengkap dalam pembahasannya mengenai psikologi perkembangan.
Adanya petunjuk atau disertai gambar dalam mengaplikasikan contoh-contohnya.
Dilengkapi rangkuman setiap akhir bab, sehingga dapat mengingat kembali apa yang telah
dibahas pada bab itu.

Kekurangan Buku
Terdapat kalimat yang susah difahami oleh orang umum .
Ada beberapa kata yang sulit untuk dipahami sehingga diperlukan pengertian terhadap kata
tersebut.
BAB IV

PENTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapatditarikadalahperkembanganpertumbuhan yang


semakinbesar,memilikisifatdanfungsi-fungsimasing-
masing.Dalamkonsepinimembahastentangkematanganremajatersebutmemilikihukum-
hukumdalamperkembangan ,terbagiatas:

 Hukumkesatuanorganis
 Hukum tempo perkembangan
 Hukumiramaperkembangan
 Hukummasapeka
 Hukumrekaptiluasi
 Hukummempertahankandanmengembangkandirihukumpredistinasi

Faktor-faktor yang mempengaruhiperkembangan,yaitu:

 Faktor-faktor yang berasaldaridalamdiriindividu


 Faktor-faktor yang berasaldariluarindividu

Saran

Agar peserta didik dapat melakukan interaksi sebaiknya guru member didikan bagaiman cara
menghadapi perkembangan pesertadidik. Sebaiknya pada setiap penuliasan harus
memperhatikan setiap kata agar mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai