Pembimbing:
dr. Een Hendarsih, SpPD, KHOM, FINASIM
Disusun oleh:
Rosi Arly Fadila
201510401011023
1
LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI
Responsi ini telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas dalam rangka
menyelesaikan studi program pendidikan profesi dokter di bagian Ilmu Penyakit
Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang dilakukan
di RSU Haji Surabaya.
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkat dan rahmatnya
Penyakit Dalam.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, rekan sejawat, dan terutama dr. Een Hendarsih, SpPD, KHOM, FINASIM
Penulis menyadari bahwa responsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
kritik dan saran demi memperbaiki kekurangan atau kekeliruan dalam responsi.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
1.2 Anamnesis.................................................................................................1
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kelenjar Getah Bening Leher dan Daerah Drainasenya ......................34
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kelainan Morfologi Eritrosit ....................................................................25
6
BAB I
PRESENTASI KASUS
1. Nama : Tn Y
2. Umur : 50 tahun
5. Agama : Islam
6. Suku : Jawa
7. Pendidikan : S1
8. Pekerjaan : Wiraswasta
membesar, teraba lunak, kaku, nyeri (-). Pasien belum minum obat untuk
mengurangi benjolan.
7
Pasien juga mengeluh badan terasa lemas. Keluhan dirasakan 1
- Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, saat ini MRS
yang kedua kalinya. MRS 2 minggu yang lalu dan ditransfusi PRC 3
- Riwayat Diabetes mellitus (+) sudah 6 tahun, rutin suntik lantus 10-0-0
8
5. Riwayat Penyakit Sosial (RPsos)
GCS : 456
B. Vital Sign
C. Kepala - Leher
Mata cowong (-), anemis (+), ikterus (-), dispneu (-), sianosis (-)
Benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm,
mobile terbatas
Deviasi trakea (-), vena jugularis dan tiroid dalam batas normal
9
D. Thoraks
Paru :
ekspirasi (-)
Palpasi: nyeri tekan (-), ekspansi dinding dada simetris, stem fremitus
simetris
Jantung :
E. Abdomen
nyeri tekan - - -
- - -
- - -
10
F. Ekstremitas:
A. Laboratorium (15/6/2016)
Darah Lengkap:
Hb : 5,5 g/dL
MCV : 81,1 fL
MCH : 25,9 pg
RDW-SD : 54,2 fL
RDW-CV : 19,8 %
Diff count
o Eo : 2,2%
o Baso : 0,4 %
o Neut : 56,1 %
o Lymph : 10,9 %
o Mono : 30,4 %
Hematokrit : 17,2 %
11
Kimia klinik
BUN : 18 mg/dl
SGOT : 28 U/l
SGPT : 34 U/l
K : 4,2 mmol/L
Na : 130 mmol/L
Cl : 94 mmol/L
Hematologi
- Retikulosit : 4,3 %
anisositosis
Dd malignant lymphoma
12
Metastase undifferentiated
B. Laboratorium (16/6/2016)
C. Laboratorium (17/6/2016)
Darah Lengkap:
Hb : 7,7 g/dL
MCV : 85,2 fL
MCH : 27,1 pg
RDW-SD : 56,1 fL
RDW-CV : 18,7 %
Diff count
o Eo : 0,0 %
o Baso : 0,0 %
o Neut : 90,4 %
o Lymph : 5,6 %
o Mono : 4,0 %
Hematokrit : 24,2 %
Kimia klinik
13
1.5 Diagnosis
DM Tipe 2
1.6 Planning
A. Diagnosis
USG Abdomen
Biopsi
Foto thorak PA
EKG
Konsul bedah
Konsul jantung
Konsul anestesi
B. Terapi
Infus PZ 21 tpm
Transfusi WE 2 pack
RCS 3 x 4 unit sc
Metilprednisolon 3 x 16 mg
C. Monitoring
Keadaan umum
Keluhan pasien
DL serial
Reaksi transfusi
14
GDP, G2PP
D. Edukasi
mungkin terjadi).
15
16
1.8 Resume
sebelum MRS. Benjolan di rahang bawah kanan dan di bawah dagu. Benjolan
muncul tiba-tiba, cepat membesar, teraba lunak, kaku, nyeri (-). Pasien belum
dalam 1 bulan ini, BAK lancar, warna kuning pucat, nyeri (-), BAB lancar,
- Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, saat ini MRS yang
kedua kalinya. MRS 2 minggu yang lalu dan ditransfusi PRC 3 pack muncul
demam. Sebelum MRS pasien mengeluh demam sudah 1 bulan dan ada
riwayat gigi berlubang. Riwayat Diabetes mellitus (+) sudah 6 tahun, rutin
suntik lantus 10-0-0, riwayat Hipertensi (-), riwayat PJK (-), riwayat asma (-),
- Keluarga tidak pernah sakit seperti ini, riwayat Hipertensi (+), riwayat
Diabetes mellitus (+), riwayat PJK (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-)
bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-), benjolan di
17
bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas dan
81,1 fl, MCH 25,9 pg dan MCHC 32,0 g/dl) dan pada pemeriksaan hapusan
leukosit kesan jumlah normal, tidak tampak sel muda, trombosit kesan jumlah
- Pasien membawa hasil FNAB dari laboratorium klinik luar rumah sakit
minggu sebelum MRS, di rahang bawah kanan dan di bawah dagu, muncul
tiba-tiba, cepat membesar, teraba lunak, kaku, tidak nyeri; pemeriksaan fisik
massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-), benjolan di bawah
dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas dan hasil
biopsi dari laboratorium klinik luar rumah sakit dengan kesimpulan nodul
18
undifferentiated maka diagnosis pasien ini adalah limfadenopati colli dengan
karena pada anamnesis didapatkan gejala umum anemia yaitu badan terasa
- Pasien ini juga didiagnosis dengan DM Tipe 2 karena pasien punya riwayat
Infus RL 14 tpm
Transfusi WE 2 pack
RCS 3 x 4 unit sc
Metilprednisolon 3 x 62,5 mg
- Pasien diplanning untuk biopsi namun KU dan gula darah pasien belum
Darah Lengkap:
Hb : 7,7 g/dL
MCV : 85,2 fL
MCH : 27,1 pg
19
MCHC : 31,8 g/dL
RDW-SD : 56,1 fL
RDW-CV : 18,7 %
Diff count
o Eo : 0,0 %
o Baso : 0,0 %
o Neut : 90,4 %
o Lymph : 5,6 %
o Mono : 4,0 %
Hematokrit : 24,2 %
Kimia klinik
mengecil dan keluhan umum anemia tidak ada. Keadaan umum pasien stabil
- Hb : 8,3 g/dL
Hematokrit : 25,7 %
MCV : 86,0 fL
20
MCH : 27,8 pg
RDW-SD : 58,2 fL
RDW-CV : 19,5 %
Diff count
Eo : 0,0 %
Baso : 0,0 %
Neut : 89,7 %
Lymph : 6,8 %
Mono : 3,5 %
Permasalahan:
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Umur sel darah merah normal adalah 120 hari setelah dikeluarkan dari
sumsum tulang. Apabila tidak ada suatu proses penyakit sel darah merahakan
dikeluarkan dari sirkulasi melalui proses fagositosis dalam limpa dan hati.
hemolitik terjadi apabila sebelum mencapai usia tersebut eritrosit menjadi rusak
2.1.2 Etiologi
Penyebab intrakorpuskular
kongenital)
Penyebab ekstrakorpuskular
2. Penyakit sistemik
22
3. obat-obatan, bahan kimia, racun tumbuh-tumbuhan
a. Anamnesis
kepala, berdebar, nyeri dada, keluhan gagal jantung dan iskemia dari susunan
apabila pada bayi atau anak-anak mengidap anemia yang refrakter dengan
diatas penderita anemia yang tanpa disertai perdarahan patut dicurigai anemia
b. Pemeriksaan fisik
1. Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia timbul karena
penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia
setelah penurunan kadar hemoglobin sampai kadar tertentu (Hb < 7 g/dl).
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendengung
dispepsia. Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada
Sindrom anemia bersifat tidak spesifik karena dapat ditimbulkan oleh penyakit
23
di luar anemia dan tidak sensitif karena timbul setelah penurunan hemoglobin
2. Ikterus
ikterus bersifat acholuric jaundice bahwa dalam urine tidak dijumpai bilirubin.
Ikterus dapat hanya ringan tetapi dapat juga berat terutama pada anemia
hemolitik pada bayi baru lahir sehingga dapat menimbulkan kern icterus.
3. Spleenomegali
herediter kecuali pada anemia sel sabit (sickle cell disease) dimana limpa
Ulkus pada kaki dapat dijumpai pada anemia sel sabit dan sferositosis herediter
dapat juga dijumpai pada anemia hemolitik kronik familier-herediter yang lain.
Pada anemia sel sabit prevalensinya sekitar 5%. Ulkus terjadi di sebelah
5. Gejala klinik akibat penyakit dasar (leukemia, limfoma, SLE) (Bakta, 2009).
1. Anemia
Penurunan kadar Hb > 1g/dl dalam waktu seminggu tanpa disertai perdarahan
2. Retikulosit
24
Hitung retikulosit merupakan pemeriksaan untuk menunjukkan peningkatan
tetapi angka normal yang lebih teliti adalah 0,3-2,5% pada pria dan 0,8-4,1%
hemolisis.
3. Hiperbilirubinemia indirek
25
Skhistosit Segitiga, bentuk Anemia
helmet, fragmentasi mikroangiopatik, uremia,
atau sel terdistorsi, hipertensi maligna,
kecil-kecil aliran darah mengalami
turbulensi
eritrosit. Tes ini cukup reliable tetapi sekitar 2-5% kasus AIHA tidak disertai
titernya sangat rendah. Pada penderita AIDS tes coombs positif pada 34%
warm antibody menunjukkan DAT positif terhadap igG dan negatif terhadap
C3, sekitar 20% menunjukkan positif IgG dan positif terhadap C3 dan 10%
2009).
maka tidak ada cara lain yang sistematis kecuali harus melakukan semua
Elektroforesis Hb
Pemeriksaan G6PD
26
Apabila dengan pemeriksaan tersebut diatas belum dapat ditentukan juga
enzim-enzim eritrosit atau penderita dengan AIHA yang DAT nya negatif
(Askandar, 2015).
2. Anemia dan ikterus (eritropoesis yang tidak efektif dan perdarahan dalam
jaringan)
2.1.5 Terapi
yang kondisi dari sel eritrositnya masih baik dan timbulnya anemia akibat
herediter.
hemolitik autoimun
27
4. Pada anemia hemolitik autoimun yang kronis kadang diperlukan
hemolitik
6. Apabila terdapat anemia infeksi, bahan kimia, bahan fisika yang diduga
(Askandar, 2015).
2.2.1 Definisi
dengan ukuran berapa pun dan terabanya kelenjar epitroklear dengan ukuran
2.2.2 Etiologi
28
Sarkoma Kaposi - Lesi kulit karakteristik Biopsi lesi
29
hematologi
Lain-lain/kondisi tak-
lazim•
- Penyakit Kawasaki Perubahan kulit, Kriteria klinis
dispnea, adenopati
hilar
Iatrogenik•
- Serum sickness Limfadenopati Klinis, kadar
Obat - asimptomatik komplemen
Penghentian obat
2.2.3 Diagnosis
Anamnesis
neonatal dan sebagian besar anak sehat mempunyai kelenjar getah bening
limfadenopati pada anak adalah infeksi atau penyebab yang bersifat jinak.
30
ditemukan pada 79% penderita berusia kurang dari 30 tahun, 59% penderita
0,4%. Limfadenopati yang berlangsung kurang dari 2 minggu atau lebih dari
• Pajanan
leher, atau kanker kulit. Pajanan silikon dan berilium dapat menimbulkan
31
Hodgkin, B symptom didapatkan pada 8% penderita stadium I dan 68%
Pemeriksaan Fisik
nekrotik atau tekanan dari kapsul kelenjar karena ekspansi tumor yang cepat
(Bazemore, 2002).
Tidak ada ketentuan pasti mengenai batas ukuran kelenjar yang menjadi
32
• Lokasi limfadenopati
Kelenjar getah bening servikal teraba pada sebagian besar anak, tetapi
servikal adalah infeksi; pada anak, umumnya berupa infeksi virus akut yang
2010).
2010). Kelenjar getah bening servikal yang keras, terutama pada orang usia
yang paling sering (63-77% kasus), disebut skrofula. Kelainan ini dapat juga
bening daerah leher dapat dibagi menjadi 6 level. Pembagian ini berguna
33
untuk memperkirakan sumber keganasan primer yang mungkin
Kelompok kelenjar getah bening leher dan daerah drainasenya dapat dilihat
pada gambar 1.
Pembagian level kelenjar getah bening dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar
2.
34
Gambar 2. Level Kelenjar Getah Bening Leher
(Robbins dkk, 2002)
35
asesorius spinalis
Sublevel IIB Terletak di bagian anterior nervus
asesorius spinalis
36
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut pembahasannya :
entity) yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dasar (underlying disease).
Hal ini penting diperhatikan dalam diagnosis anemia. Kita tidak cukup hanya
sampai pada diagnosis anemia, tetapi sedapat mungkin kita harus dapat
37
pemeriksaan fisik mata berkunang-kunang,
2009).
(Bakta, 2009).
38
kesan jumlah normositik, atau
hypochrom berdasarkan
- Trombosit : 2012).
39
indirek (bilirubin indirek patut dicurigai anemia
hiperbilirubinemia
40
lainnya karena pasien ditentukan juga
kemungkinan besar
penyebabnya adalah
kekurangan enzim-enzim
dengan pemberian
prednisone (Askandar,
2015).
membranopati dan
hemoglobinopati bersifat
2009).
41
minggu) biasanya
disebabkan oleh
2009).
Pemberian Kortikosteroid
2015)
Sehingga dari teori tersebut penulis menduga anemia hemolitik Tn. Y dikarenakan
limfadenitis TB. Pada lebih dari 50 % kasus AIHA dapat disebabkan oleh
Lymphoma (Mihir dkk, 2013). Anemia adalah komplikasi tersering dari penderita
42
Klinis pasien Non Hodgkin’s Limfadenitis TB
Lymphoma
rahang bawah kanan dan abdomen dan pelvis. Juga pada kelenjar limfe
43
padat kenyal, uk o 3 cm,
kesimpulan nodul
sinistra dd malignant
undifferentiated
Pasien juga mengeluh ada Demam, keringat malam, Demam, keringat malam,
keringat malam hari dan dan penurunan berat penurunan berat badan,
2002).
biopsi.
44
DAFTAR PUSTAKA
2016.
2. Askandar T, Setiawan PB, Effendi C, Santoso D, Soegiarto G. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Ed2. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. RS Pendidikan Dr. Seotomo Surabaya.
Hal 367-368
3. Bakta, I Made. 2009. Anemia Hemolitik dalam Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC. Hal
50-70
Farm Physician;66:2103-10
Farm Physician;58:1315
http://www.hematologyandoncology.net/files/2013/05/ho0412_feng3.pdf. tanggal
28 Juni 2016.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
2016.
45
10. Robbins KT, Clayman G, Levine PA, Medina J, Sessions R. 2002. Neck
dissetion classification update Revision proposed by the American Head and Neck
11. Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Penerbit Buku
12. Sudoyo AW, Setiohadi B, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. Tesis. Universitas Sumatra Utara.
Juni 2016
46