Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit campak atau juga disebut morbili adalah penyakit infeksi akut
yangdisebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai
denganpanas.Batuk pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik's
spot),diikuti dengan erupsi makulopapula.Virus ini merupakan virus RNA,
termasukdalam genus morbilivirus dan famili paramyxovirus. Penularan virus morbili
terjadisecara droplet, maupun kontak langsung.lorbili ditandai oleh tiga stadium
yaitu: (1) stadium prodromal/kataral, (2)stadium erupsi dan (3) stadium konvalensi.
Penyakit morbili di Indonesia sampai saat ini masih merupakan
masalahkesehatan yang perlu ditangani, karena kasus morbili masih tinggi dan
hampir disemua daerah masih melaporkan adanyawabah dengan angka kesakitan dan
kematian
yang cukup tinggi. Di Indonesia, menurut survei kesehatan rumah tangga
campakmenduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi
dan padaanak umur 1-4 tahun. Morbili merupakan penyakit endemis terutama di
Negara sedang berkembang.Di Indonesia campak sudah dikenal sejak lama
danepidemiologinya terjadi tidak teratur.Wabah rentan terjadi pada anak yang
memilikistatus gizi kurang baik.1,2
Morbili bersifat self limiting disease sehingga pengobatannya hanya
bersifatsimptomatik, yaitu untuk mengurangi gejala yang muncul dan mencegah
komplikasiyang dapat terjadi. Pengobatan yang bersifat supportif itu seperti istirahat
yang cukup,
pemberian makanan dan minuman yang bergizi, antipiretik seperti paracetamol,
sertavitamin A. Komplikasi dapat terjadi pada morbili adalah
bronkopneumonia,gastroenteritis, ensefalitis, otitis media, mastoiditis, laringitis akut
dan SSPE.
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013
terjadi145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia (berkisar

1
400kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian besar anak
kurangdari 5 tahun. Sebelum era vaksinasi, lebih dari 90% anak di bawah 15 tahun
pernahmengalami morbili. Tahun 2011, Indonesia memiliki cakupan vaksinasi
campaksebesar 93,4% dan terdapat kasus campak sebesar 21.893 kasus dengan
Sembilan kasus meninggal.4
Berdasarkan laporan DirJen PP&PL DepKes RI tahun 2014, masih
banyakkasus campak di Indonesia dengan jumlah kasus yang dilaporkan mencapai
12.222kasus.Frekuensi KLB sebanyak 173 kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian
besarkasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia SD. Selama periode
4tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun
(3591kasus) dan pada kelompok umur 1-4 tahun (3383 kasus).3
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 hingga minggu ke 52jumlah Penemuan
kasus suspek campak sebanyak 1168 termasuk kasus saat Kejadian Luar Biasa (KLB)
suspek campak dan kasus diluar KLB suspek campak. Distribusi penemuan
kasussuspek campak di provinsi Sulawesi tengah pada tahun 2015 kabupaten yang
palingbanyak menemukan kasus yaitu kabupaten toli-toli dan banggai. Target
penemuankasus suspek campak adalah 10/100000 penduduk, dari penemuan itu
minimal 50%kasus harus di CBMS. Dari 295 suspek campak yang dilakukan CBMS
di dapatkanhasil sebanyak 124 kasus positif campak, 9 positif rubella, 124 negatif
campak dannegatif rubella dan 38 pending ( belum ada hasil dari laboratorium).5

BAB II
KASUS
2.l.Identitas pasien
Nama Pasien : An. R
Umur : 9 tahun

2
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Siswi SD
Alamat : Jl. Elang III
2.2. Anamnesis
Keluhau utama: bintik-bintik merah diseluruh badan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Bintik-bintik merah diseluruh badan dirasakan sejak 3 hari yang lalu.Awalnya
bintik kemerahan tersebut muncul di daerah wajah dan kemudian menyebarke badan,
ke punggung, kedua tangan hingga ke kaki.Bintik merah tersebut tidakterasa gatal,
dan tidak berair.
Pasien mengeluhkan adanya demam yang dirasakan kurang lebih 4
harisebelum bintik merah tersebut muncul.Demam dirasakan naik turun, tidak
adakeluhan mengigil, tidak ada kejang, tidak ada keluhan sakit kepala.Demam
dirasakansemakin tinggi disertai dengan munculnya bintik kemerahan di daerah
wajah. Ibu
pasien juga mengatakan kedua mata pasien merah dan berair serta terasa gatal.
Pasien juga mengalami batuk beringus bersamaan dengan
demam.Batukberlendir, berwarna putih, tidak terdapat darah.Tidak ada keluhan nyeri
tengorokan,tidak ada keluhan sesak napas.Selama sakit nafsu makan pasien
berkurang danpasien tampak loyo serta bibir pasien tampak pecah-pecah.Buang air
kecil tidak adakeluhan, buang air besar tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien tidak pemah mengalami hal serupa sebelumnya
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat-obatan
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yangmenderita penyakit yang sama sebelumnya.
Riwayat pengobatan:
Pasien telah diberikan obat parasetamol sebelumnya untuk menurunkan panas.

3
Riwayat sosial-ekonomi:
Pasien tinggal dirumah kakeknya yang dihuni sebanyak 8 orang, yangdiantaranya
kakek, nenek, ibu,2 orang bibi, serta 1 orang saudara perempuan pasien.

Kakek Nenek

Ayah Ibu bibi1 bibi2

Pasien Adik
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah.Dengan penghasilan
perbulanberkisar sebanyak + Rp 900.000 - 1.200.000. Ibu pasien bekerja sebagai
pembuat nasi
kuning.
Riwayat kebiasaan dan lingkungan:
Rumah pasien berada di dalam lorong, berjarak kurang lebih 300 meter dari
jalan utama.Rumah tersebut sedang dalam renovasi.Terdiri dari kamar tidur, ruang
tamu, ruangkeluarga, dapur, I buah kamar mandi.Ruang tamu, ruang keluarga, dan
dapur.rumah tersebut memiliki pencahayaan dan ventilasi udara yang cukup.Namun
kamar tidur memilikijendela yang tidak memiliki penutup.Semua ruangan berdinding
beton, beratap seng,dan berlantai semen halus namun pada bagian dapur dan kamar
mandi berlantaisemen kasar.
Rumah pasien bagian depan sebagian tertutup oleh rumah tetangga.
Disampingkanan rumah terdapat gudang tempat menyimpan beberapa peralatan yang
tidakdigunakan.Tampak disamping gudang tersebut beberapa tanaman
liar.Disampingkiri rumah berbatasan dengan dinding rumah tetangga.Sedangkan di
bagian belakangrumah berupa halaman yang digunakan untuk menjemur pakaian.

4
Keluarga pasien menggtrnakan kompor gas untuk memasak. Didalam rumah
terdapat beberapa hewan peliharaan. Sumber listrik dari PLN, sampah dibuang
padatempat sampah di halaman depan rumah dan terkadang dibuang ke
tempatpembuangan sampah umum di lingkungan tersebut saat tempat sampah telah
terisi
penuh.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
10 Segi Aspek Kehidupan Keluarga.
1. Hubungan intra dan antar keluarga
Ibu pasien telah berpisah dengan ayah pasien sejak 4 tahun yang lalu.
2. Bimbingan anak
Tugas membimbing anak adalah ibu pasien.Ketika ibu pasien berangkat kerja
pasien dijaga oleh bibinya.
3. Makanan
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan akan tetapi ada beberapamakanan
yang tidak dikonsumsi oleh pasien seperti telur, daging ayam.Kemudian beberapa
jenis ikan seperti ikan cakalang, ikan ekor kuning, ikanlele, ikan mujair.Beberapa
sayuran yang tidak dikonsumsi seperti kacangpanjang, bayam.
4. Pakaian
Pasien mandi dua kali dalam sehari dan mengganti baju dua kali dalam
sehari.Pakaian kotor dicuci setiap dua hari sekali dengan menggunakan air PDAM.
5. Perumahan
Pasien dan ibu pasien tinggal dirumah nenek pasien .Jumlah penghuni dalamrumah
8 orang. Terdiri dari 4 orang dewasa, 2 remaja dat 2 orang anak.Kakek dan nenek
pasien tidak selalu berada dirumah, mereka lebih seringberada di kampung
halaman.
a. Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
1) Langit-langit rumah tidak ada.
2) Dinding rumah terbuat dari beton

5
3) Lantai rumah pasien berupa semen halus.
4) Jendela kamar tidur ada hanya saja belum di pasangi penutup
5) Jendela ruang keluarga ada dua buah.
6)Ventilasi kecil terdapat masing-masing dua buah di setiap ruangan.Berukuran
15 x 15 cm.
7) Saranapembuanganasapdapur ada
8) Pencahayaan di siang hari berasal dari matahari sedangkan pada malamhari
menggunakan lampu.
b. Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
l) Sarana air bersih.
Pasien menggunakan air PDAM untuk masak, mandi, maupun
mencucipakaian.
2) Jamban ( sarana pembuangan kotoran ).
Terdapat jamban jongkok berbentuk leher angsa.
3) Sarana pembuangan air limbah ( SPAL ).
Air hasil pembuangan rumah tangga di salurkan melalui selokan.
4) Sarana pembuangan sampah.
Terdapat dua buah tempat sampah yang berada di belakang rumah dandi
depan rumah.
c. Perilaku
1) Membukajendela kamar tidur
2) Membuka jendela ruang keluarga
3) Membersihkan rumah dan halaman dilakukan dua kali dalam sehariyakni di
waktu pagi hari dan sore hari.
4) Membuang sampah pada tempat sampah.
Pasien membuang sampah di depan rumah pasien yang berupa tanahkosong
semak belukar. Terkadang sampah yang bertumpuk di bakaroleh keluarga
pasien
6. Kesehatan

6
Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
denganpasien. Ibu pasien menderita nyeri di sendi-sendi kecil tangan sejak 3
tahunyang lalu dan rutin memeriksakan diri ke layanan kesehatan.
7. Keuangan
Yang menjadi tulang punggung keluarga adalah ibu pasien.Ibu pasien
bekerjasebagai pembuat nasi kuning dengan penghasilan rata-rata perbulan
berkisarantara 900.000 - 1.200.000.
8. Tatalaksana rumah tangga
Untuk pekerjaan rumah tangga seperti memasak dilakukan oleh ibu
pasien.Sedangkan untuk membersihkan halaman dan rumah dilakukan
secarabergantian oleh angota rumah.
9. Keamanan lahir dan batin
Menurut keterangan ibu pasien, lingkungan di dalam rumah aman.Tidakterdapat
ancaman dari luar maupun dari anggota keluarga lainnya.Lingkungan di sekitar
rumah aman, walaupun terkadang masih terdapat
10. Perencanaan sehat
Semua anggota keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan.Merekamemeriksakan
kesehatan mereka ke puskesmas terdekat hanya apabila adayang menderita sakit.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 26 kg
Tinggi badan : 135 cm
Status Gizi : Gizi Kurang
Tanda vital :
Nadi = 98 x/menit
Respirasi = 22 x/menit

7
Suhu badan = 38,8 0C
Kulit : Ruam kemerahan (+) tampak ruam makulopapupar di bagian
belakang telinga, wajah, leher, dada, punggung, kedua lengan.
Kepala : Normocephal
Mata : konjungtiva hiperemis +/+, sklera ikterik -/-, edema palpebra (-)
Mulut : bibir kering (-)
Faring : hiperemis (+)
Tonsil : T1/T1
Telinga : sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)
Hidung : rhinorrhea (+)
Leher :
Kelenjar getah bening : Pembesaran Kelenjar Limfe (-)
Kelenjar tiroid : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Ekspansi paru simetris, Retraksi subkosta -/-
Palpasi : Fokal fremitus kesan normal, massa (-)
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah halus -/-, Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Denyut iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Denyut iktus kordis teraba pada SIC IV-V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas Jantung normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I&II murni regular, Bunyi tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Kesan datar, tampak
Auskultasi : Peristaltik (+) Kesan Normal
Perkusi : Timpani

8
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak ada teraba hepar, lien, atau massa
Punggung : Kiposis (-), Lordosis (-), Skoliosis (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan.
EkstremitasAtas : Akral hangat +/+, Edema -/-
Ekstermitas Bawah : Akral hangat +/+, Edema -/-

RESUME
Pasien anak perempuan usia 9 tahun, berat badan 26kg, tinggi badan 135
cm,status gizi kurang, datang dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas
naikturun, turun dengan obat penurun panas rurmun naik kembali.Selanjutnya
timbulruam macula papular, awalnya muncul dari bagian wajah, kemudian menjalar
kebagian, leher, badan, punggung dan ke kedua tangan dan kaki. Konjungtivitis (+/
+),Batuk (+), Flu (+), BAB lancer, BAK Tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapat keadaan umum sakit sedang,
kesadarancompos mentis. Pemeriksaan tanda vital nadi 98 x/menit, respirasi 22
x/menit, suhu 38,8"C, dan tekanan darah 100/70 mmHg. Pada kulit tampak ruam
maculaeritematosa pada wajah, leher, perut, punggung, tangan, dan kaki.

DIAGNOSIS : Morbili
DIAGNOSIS BANDING :
1. Rubella
2. Miliaria

TERAPI:
Medikamentosa
- Paracetamol syr 3 x 1 C
- Ambroxol syr3 x 1 C
- Vitamin C tab 3 x 100 mg

9
Non medikamentosa
- Pasien diistirahatkan dirumah dan di isolasi dari saudara pasien untukmencegah
terjadinya penularan
- Menjaga asupan nutrisi pasien agar keaadan umum pasien tetap stabil dantidak
terjadi komplikasi.

BAB III
DISKUSI
1. Aspek Klinis

10
Morbili atau campak merupakan penyakit akut yang sangat menular,
yangterutama menyerang anak.Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak
dankemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh
ibu yangpernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif
(melaluiplasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan
akan berkurangsehingga bayi dapat menderita morbili. Bila ibu belum pernah
menderita morbiliketika hamil I atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan
mengalami abortus, bilaibu menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau
ketiga maka kemungkinanakan terlahir anak dengan kelainan bawaan atau seorang
anak dengan berat badanlahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian
meninggal sebelum usia I tahun.6
Morbili disebabkan oleh virus RNA dari famili Paramixofiridae,
genusMorbilivirus.Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa
prodromal dan
selama waktu singkat sesudah nram tampak, virus ditemukan dalam
sekresinasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-
kurangnya 34 jamdalam suhu kamar.6
Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jarang masa inkubasi dapat sependek 6-
10hari.Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi
dankemudian menuflln selama sekitar 24 jam. Penyakit ini dibagi dalam 3
stadium, yaitu:
1. Stadium Kataral (Prodromal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas
(>38,5oC),malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan
koriza.Menjelangakhir stadium kataral dan24jam sebelum timbul enantema, timbul
bercak koplikyang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang
dijumpai.Bercak koplikberwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi
oleh eritema.Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar

11
bawah.Jarangditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang
terdapat macula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.
Gambaran darah tepiialah limfositosis dan leukopenia.Secara klinis, gambaran
penyakit menyerupaiinfluenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis
perkiraan yangbesar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pemah
kontak denganpenderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.6,7
2. Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah.Timbul enantema atau titik merah
dipalatum durum dan palatum mole.Kadang-kadang terlihat pula bercak
koplik.Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya
suhubadan.Diantara makula terdapat kulit yang normal.Mula-mula eritema timbul
dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagianbelakang bawah.Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada
kulit.Rasagatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga
dan akanmenghilang dengan urutan seperti terjadinya. Tidak jarang disertai diare
danmuntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah "black measles", yaitu
morbiliyang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus.1,4,5
3. StadiumKonvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaaan akan hilang sendiri.
Selainhiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan ditemukan kutlit
yangbersisik.Hiperpigmentas ini merupakan penyakitpatognomonil untuk
morbili.Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam
kulitmenghilang bila komplikasi.6
Penularan terjadi secara droplet dai, l-2 hari sebelum timbul gejala.
Virusmasuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel
mononuclear dan menuju kelenjar getah bening lokal.Disini virus memperbanyak
diri denganperlahan dan menyebar ke sel jaringan limforetikuler.Sel mononuklear

12
yangterinfeksi menyebabkan terbentukny sel raksasa berinti banyak dan limfosit T
aktifmembelah. Pada hari ke 5-6 infeksi masuk ke dalam pembuluh darah dan
menyebarke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung
kemih dan usus.1,2
Pada hari ke -9 dan ke-10, fokus infeksi berada di epitel saluran napas
dankonjungtiva sehingga muncul gejala seperti common cold dan selaput
konjungtivatampak hiperemis. Proses peradangan diikuti dengan demam tinggi.
Tampak suatu
ulseratif kecil pada mukosa pipi, yang disebut bercak koplik yang merupakan knda
pasti penegakan diagnosis. Pada hari ke 14 akan mulai muncul ruam
makulopapularselanjutnya daya tahan tubuh menurun. Daerah epitel nasofaring
yang mengalaminekrosis akan mudah terjadi infeksi sekunder sehingga
dapatmemberikan komplikasiberupa bronchopneumonia dan otitis media. 8
Penegakan diagnosis pada kasus ini didasarkan pada anamnesis
danpemeriksaan fisik. Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan panas sejak 4
harisebelum masuk rumah sakit dan saat pasien datang berobat telah timbul ruam
merahpada belakang telinga, wajah, leher, dada, perut, punggung, tangan dan kaki.
Pasienjuga mengeluhkan mata berair dan pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanyakonjungtivayanghiperemis. Pasien juga mengeluhkan batuk berlendir dan
flu.7
Berdasarkan kepustakaan, morbili diawali dengan timbulnya demam
yangmendadak, diikuti dengan batuk, coryza, konjungtiva hiperemis, anoreksia,
danadanya bercak koplik pada mukosa bukalis yang merupakan tanda
patognomonik darimorbili.6
Pada kasus ini, pasien datang sudah pada stadium erupsi karena ruam sudah
timbul. Tidak tampak adanya bercak koplik yang merupakan tanda
patognomonikmorbili, yang biasanya didapatkan pada akhir stadium prodromal
dan menghilang
dalam waktu 24 jam sampai haike-2 timbulnya rash. 6

13
Pengobatan morbili hanya bersifat simptomatik, yaitu untuk
mengurangigejala yang muncul dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
Antipiretikdiberikan untuk menunrnkan demam dan antibiotik diberikan untuk
mengobati dan
mencegah infeksi sekunder, terapi suportif dengan hidrasi yang baik
danmenggantikan cairan yang hilang bila diare. Diberikan mukolitik atau
ekspektoran
untuk mengurangi batuk.
Pasien yang memiliki komplikasi merupakan indikasi perawatan rumah
sakitmisalnya superinfeksi bakteri, pneumonia dan dehidrasi akibat diare.Infeksi
sekunderotitis media atau pneumonia perlu diberikan antibiotik.Penatalaksanaan
demam dapatdiberikan antipiretik untuk menurunkan demam dan antibiotik untuk
mencegahinfeksi sekunder.Diberikan mukolitik atau ekspektoran untuk
mengurangi batuk.Diberikan Vitamin A dosis tunggal untuk mencegah terjadinya
gangguanophtalmologi.Suplemen vitamin A dapat mencegah kerusakan mata dan
kebutaan.Dosis vitamin A untuk kurang dart 6 bulan 50.000 IU, usia 6 bulan-l
tahun 100.000IU,usia I tahun-5 tahun 200/000.\
2. Aspek Kesehatan Masyarakat
a. Factor host
1. Umur
Pada sebagian besar masyarakat, maternal antibody akan melindungi
bayiterhadap campak selama 6 bulan dan penyakit tersebut akan
dimodifikasioleh tingkat matemal antibody yang tersisa sampai bagian
pertama daritahun kedua kehidupan. Sisa antibody yang diterima dari ibu
melaluiplasenta merupakan factor yang penting untuk menentukan
umurimunisasi campak dapat diberikan pada balita.Maternal antibody
tersebutdapat memperngaruhi respon imun terhadap vaksin campak hidup
danpemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu menghasilkan
imunitasatau kekebalan yang lebih kuat.

14
2. Status Gizi
Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi
malnutrisi,tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap
kegawatanpenyakit campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak
terhadapnutrisi yang dikarenakan penunrnan selera makan dan kemampuan
untukmencerna makanan.
Dari sebuah studi dinyatakan bahwa elemen nutisi utama
yangmenyebabkan kegawatan campak bukanlah protein dan kalori
tetapivitamin A. ketika terjadi defisinesi vitamin A, kematian atau
kebutaanmenyertai penyakit campak.Apapun urutan kejadianny4 kematian
yangberhubungan dengan penyakit campak mencapai tingkat yang
trggibiasanya lebih dari l0%terladi pada keadaan malnutrisi.
b. Factor sosial-ekonomi
Dalam lingkungan sosio-ekonomi yang buruk, anak-anak lebih
mudatrmengalami infeksi silang.Kemiskinan bertanggungiawab terhadappenyakit
yang ditemukan pada anak. Hal ini karena kemiskinanmengurangi kapasitas
orangtua anak untuk perwatankesehatan yang ememdai pada anak , cenderung
memiliki hygiene yangkurang, nutrisi yang kurang, pendidikan yang tidak
memadai. Frekuensirelative anak dari orangtua yang berpenghasilan rendatr 3 kali
besarmemiliki resiko imunisasi terlarnbat dan 4 kali lebih tinggr
menyebabkankematian anak dibanding anak yang orangtuanya berpenghasilan
cukup.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seorang anakbertindak
dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yangberpendidikan lebih
tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Olehkarena itu orang yang
berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasanbaru. Pendidikan juga
mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan rasionalterhadap adat kebiasaan, dengan
pendidikan lebih tinggi orang dapat lebihmudah untuk menerima idea atau masalah

15
baru.Pendidikan terakhir ibu pasien adalah Sekolah Menengah Atas.Dalamkeluarga
pasien masih terdapat stigma bahwa penyakit campak merupakanpenyakit sarampa
yang dapat menghilang hanya apabila penderitadiberikan air kelapa. Selain itu
keluarga juga mempercayai apabila pasiendibawa ke pelayanan kesehatan akan
mendapatkan suntikan yang dapatmenyebabkan kaki pasien menjadi lumpuh. Hal
ini timbul dikarenakanterdapat keluarga pasien yang mengalami hal tersebut.
d. Factor pelayanan kesehatan
Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan berasaldari
berbagai strain campak yang diisolasi. Vaksin dapat melindungi tubuhdari infeksi
dan memiliki efek penting dalam epidemiologis penyakit yaitumengubah distribusi
relative umur kasus dan terjadi pergeseran ke umuryang lebih tua. Pemberian
imunisasi pada masa bayi akan menurunkanpenularan agen infeksi dan mengurangi
peluang seseorang yang rentanuntuk terpajan pada agen tersebut. Anak yang belum
diimunisasi akantumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan
ageninfeksi tersebut. Pada campak, manifestasi klinis yang paling beratbiasanya
terjadi padaanakberumur 3 tahun.Pemberian imunisasi pada umur 9 bulan
diprediksi dapatmenimbulkan serokonvenksi pada sekurang-kurangnya 85% bayi
dandapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian.Dengan pemberiansatu
dosis vaksin campak, insidens campak dapat diturunkan lebih dari90%. Namun
karena campak merupakan penyakit yang sangat menular,masih dapat terjadi wabah
pada anak usia sekolah meskipun 85-90% anaksudah mempunyai imunitas.
Pada kasus ini anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sehinggapenyakit
yang diderita pasien kemungkinan akibat adarrya paparan dariteman sekolah pasien
yang menderita hal yang sama sebelumnya.Kejadian ini mungkin disebabkan
kualitas vaksin yang tidak memadai;bisa disebabkan oleh cara penyimpanan (antara
20C dm +80C) yangtidak baik, cara penyuntikan yang salah (harus subcutan) atau
kondisianak yang tidak baik (adanya infeksi akut atau defisiensi imunologik).

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Widagdo.20ll. Mafalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:


Sagung Seto
2. Hasan, R. 2006. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta
3. Halim, R. 2016. Campakpada Anak. Cermin Dunia Kedokteran 238. Volume
43 Nomor 3. Diakses Februari 2017 melalui
http:www.kalbemed.com/Portals/6/09_23 8Campak%20pada%20Anak.pdf
4. WHO. 2015. Measless. Diakses Februrari 2017 dari http://www.
who.int/mediacentre/factsheets/fs2 8 6/en/s
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2015. Diakses Februari melalui http://www.dinkes.
sultengprov. go.id
6. Soedarmo, S.P., Garnq A., Hadinegoro, S. R., dan Satan, H. I. 2015. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infelai & Pediatri Tropis. IDAI: Jakarta
7. Tampengan, T. H., dan Laurent, I. R. 2007. Penyakit Infeksi Tropis Pada Anak
EGC: Jakarta
8.
E Arvin, Behrman, Kliegman. Nelson llmu Kesehatan Anak Volume 2 Edisi
15. EGC: Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai