Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-

jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-

berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu

sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah

besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur

tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang

disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh

buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding

berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.

Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.


Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa

mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan

kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang

tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh

pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan

sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi

menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;

haustoria dapat menembus jaringan substrat.


Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat

heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan

multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat

membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur,

ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.

1
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a. Devisi Myxomycota
b. Devisi Oomycota
c. Devisi Zygomycota
d. Devisi Ascomycota
e. Devisi Basidiomycota
f. Devisi Deuteromycota
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi jamur Deuteromycota ?
2. Bagaimana karakteristik jamur Deuteromycota ?
3. Apakah peranan jamur Deuteromycota ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui definisi jamur Deuteromycota


2. Mengetahui karakteristik jamur Deuteromycota
3. Mengetahui peranan jamur Deuteromycota

1.4. Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Jamur Deuteromycota

Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua

atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas

dua atau jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas

dari jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang

hanya diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun cara

perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan atau belum

diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas" seperti itu masuk ke Deuteromycota.

Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli

2
mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota

ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan

adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota

berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili

atau genus.

Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia

dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium

sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota.

Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna

(jamur imperfeksi). Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak

sempurna.Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang

tidak termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum

diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota

hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan

berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya

kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan

reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota

menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari

divisi ini.

2.2 Karakteristik Deuteromycota

Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Hifa bersekat

2. Tubuh berukuran mikroskopis

3
3. Bersifat multiseluler

4. Tidak berklorofil

5. Eukariotik

6. Heterotrof

7. Dinding sel tersusun atas zat kitin

8. Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada

tanaman budidaya dan manusia.

9. Merupakan fungi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.

10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-

sisa makanan

11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui

12. Hidup didaratan dan tempat lembab.

Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian

yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman

budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia,

yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada

kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur

oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari

bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa

makanan, tongkol jagung, pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar,

konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.

4
Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia,

blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan

benang hifa). Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan

Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila telah ditemukan cara

reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain

sesuai dengan cara reproduksi seksualnya.

2.3 Peranan Jamur Deuteromycota

Beberapa contoh dari jamur deuteromycotina dan peranannya bagi

kehidupan adalah antara lain sebagai berikut:

1. Peranan yang Menguntungkan

a. Monilia sitophila digunakan untuk pembuatan oncom.

b. Penicillium chrysogenum dan berperan dalam industri antibiotic

c. Penicillium notatum penghasil antibiotik penisilin

d. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan dalam

pembuatan keju.

e. Aspergillus niger untuk menjernihkan sari buah

f. Aspergillus oryzae digunakan untuk melunakkan adonan roti

g. Aspergillus wentii digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam

oksalat.

2. Peran yang Merugikan

a. Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.

5
b. Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panu pada manusia.

c. Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia.

d. Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.

e. Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta

menyerang daun dan buah tanaman budi daya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua

atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas

dua atau jamur yang tidak sempurna. Jamur Deuteromycota adalah jamur yang

berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak

ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur

Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota

merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).

6
Jamur Deuteromycota mempunyai karakteristik ; hifa bersekat, tubuh berukuran

mikroskopis, bersifat multiseluler, tidak berklorofil, eukariotik, heterotrof, dinding

sel tersusun atas zat kitin, tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak

menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya dan manusia, merupakan fungi

yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium,bersifat parasit pada

ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan,

reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui, hidup

didaratan dan tempat lembab.

Beberapa contoh dari jamur deuteromycotina dan peranannya bagi

kehidupan adalah antara lain sebagai berikut: Peranan yang Menguntungkan

misalnya Monilia sitophila digunakan untuk pembuatan oncom dan masih banyak

lagi peran jamur yang menguntungkan. Sedangkan peran jamur deuteromycotina

yang merugikan misalnya pada Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu

air.

3.2 Saran
1. Untuk penulis agar dapat menyusun makalah dengan lebih baik

lagi
2. Untuk masyarakat, kiranya makalah ini dapat berguna untuk

menambah wawasan tentang botani tumbuhan rendah


3. Untuk mahasiswa, kiranya makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan ilmu dalam perkuliahan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa

Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK

8
Tjitrosoepomo, gembong.2005. TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
(Schizophyta. Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah
mada university press.

Anda mungkin juga menyukai