Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi unsur hara di dalam tanah, baik bentuk, konsentrasi dan kesetimbangannya dengan
unsur hara lainnya dalam tanah dapat/mudah dikendalikan, sehingga sesuai dengan kebutuhan
untuk pertumbuhan tanaman dan menjagakualitas tanah atau lingkungan. Unsur hara di dalam
tanaman yang mempunyai fungsi spesifik dan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas
tanaman tersebut disebut unsur hara esensial (Hardjowigeno, 1993). Tanah yang unsur haranya
sangat minim maka tanah tersebut sangat diperlukan pengolahan, salah satunya dengan cara
pemupukan, namun dalam proses pemupukan tidak dapat semua jenis unsur hara dimasukkan ke
dalam tanah, namun harus sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang ada dan sesuai dengan
unsur hara yang dibutuhkan.

Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan dinamika
hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan efisien. Pemupukan
berimbang tidak harus memberikan semua unsur makro atau mikro yang dibutuhkan, tetapi
memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia untuk tanaman. Penambahan hara yang
sudah cukup tersedia justru menyebabkan masalah pencemaran lingkungan (tanah dan
perairan), terlebih bila status hara tanah sudah sangat tinggi. Sebagai contoh pemupukan P
terus menerus pada sawah intensivikasi menyebabkan kejenuhan P dan ketidak seimbangan hara
didalam tanah. Pemupukan P tidak lagi memberikan peningkatan hasil tanaman yang nyata.
Efisiensi pemupukan menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara lain seperti Zn menjadi
tidak tersedia (Leiwakabessy, 2002).

PUTK adalah suatu alat untuk menganalisis kadar hara tanah lahan kering yang dapat
digunakan di lapangan dengan cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. PUTK dirancang untuk
mengukur kadar hara P, K, C-organik, pH, dan kebutuhan kapur, kecuali hara N. Prinsip kerja
PUTK adalah mengukur hara P dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi
kuantatif. Penetapan P, K, pH, dan kebutuhan kapur dengan metode pewarnaan (kolorimetri)
(Hamdani, 2015).

Sama halnya dengan PUTK yaitu PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) juga dapat digunakan
untuk penentuan rekomendasi pupuk pada lahan sawah. Menurut Setyorini et al. (2007) cit Syahri,
2013, PUTS diharapkan mampu membantu petani meningkatkan ketepatan pemberian pupuk N,
P, dan K untuk padi sawah, alat ini dapat menentukan status hara tanah sawah di lapangan dan
menentukan rekomendasi pupuk sesuai yang dibutuhkan tanaman.

Tanah merupakan suatu lapisan atas permukaan bumi yang terdiri atas campuran dari
pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Akibat pengaruh
cuaca tersebut sehingga jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk dan mineral-mineralnya
terurai sehingga kemudian membentuk tanah yang subur (Saridevi, 2013). Dalam hal ini untuk
mengetahui kadar hara dalam tanah yang tepat dan akurat dapat dilakukan dengan menggunakan
PUTK dan PUTS, sehingga petani dapat memberikan rekomendasi pupuk pada lahan secara tepat.
Rekomendasi pemupukan berimbang harus sesuai dengan penilaian status hara yang berada
di dalam tanah serta kebutuhan tanaman terhadap suatu unsur hara agar pemupukan dapat efektif
dan efisien. Pemupukan yang berimbang tidak harus memberikan semua unsur hara makro
maupun unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, akan tetapi memberikan
unsur hara tertentu yang jumlah atau keberadaannya di tanah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tanaman. Jika pemberian pupuk yang terlalu berlebihan dan diberikan pada tanaman
yang sebenarnya ketersediaan haranya sudah cukup justru akan membaut tanaman mati. Sehingga
karena hal tersebut Penerapan pemupukan yang berimbang berdasarkan uji tanah dengan
menggunakan perangkat uji tanah kering maupun puts sangat penting untuk diterapkan
METODOLOGI

Praktikum Kesuburan, Pemupukan dan Kesehatan Tanah yang berjudul PUTK dan PUTS
dilakukan pada hari Jum’at, 17 November 2017 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang dibutuhkan
adalah seperangkat perangkat uji tanah sawah (PUTS) dan perangkat uji tanah kering (PUTK).
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah.

Cara kerja pada praktikum kali ini yaitu :


1. PUTS
a. Penetapan status N tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan Dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 2 ml pereaksi N-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca. Ditambahkan lagi 2 ml pereaksi N-2, dikocok sampai rata. Ditambahkan
lagi 3 tetes pereaksi N-3 dikocok sampai rata. Kemudian tambahkan 5-10 butir
peraksi N-4 dikocok sampai rata. Didiamkan selama 10 menit kemudian bandingkan
warna larutan dengan bagan warna N.
b. Penetapan status P tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 3 ml pereaksi P-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca.. Kemudian tambahkan 5-10 butir peraksi P-2 dikocok selama satu
menit. Didiamkan selama 10 menit kemudian bandingkan warna larutan dengan bagan
warna P.
c. Penetapan status K tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 2 ml pereaksi K-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca. Ditambahkan lagi 1 tetes pereaksi K-2, dikocok selama 1 menit.
Ditambahkan lagi 1 tetes pereaksi K-3 dikocok sampai rata. Didiamkan sselama 10
menit kemudian bandingkan warna larutan dengan bagan warna K.
d. Penetapan pH tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 2 ml pereaksi pH-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca. Ditambahkan lagi 2 ml pereaksi pH-1 dikocok sampai rata. Lalu
didiamkan selama 3 menit. Kemudian ditambahkan lagi 1-2 tetes pereaksi pH-2
Didiamkan selama 10 menit kemudian bandingkan warna larutan dengan bagan warna
pH.

2. PUTK
a. Penetapan status P tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 3 ml pereaksi P-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca.. Kemudian tambahkan 5-10 butir peraksi P-2 dikocok selama satu
menit. Didiamkan selama 10 menit kemudian bandingkan warna larutan dengan bagan
warna P.
b. Penetapan status K tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 4 ml pereaksi K-1 kemudian diaduk hingga homogen
dengan pengaduk kaca dan didiamkan selama 5 menit. Ditambahkan lagi 2 tetes
pereaksi K-2, dikocok dan didiamkan 5 menit lagi. Ditambahkan lagi 2 ml pereaksi K-3
secara perlahan melalui dinding tabung dan dibiarkan sebentar lalu amati endapan putih
yang terbentuk.
c. Penetapan C-Organik tanah
Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji diambil dengan spet dimasukkan dalam
tabung reaksi. Lalu ditambah 1 ml pereaksi C-1 kemudian diaduk hingga homogen dengan
pengaduk kaca. Ditambahkan lagi 3 tetes pereaksi C-2 setelah itu jangan diaduk. Setelah
10 menit amati ketinggian busa yang terbentuk di lapisan atas
PEMBAHASAN

PUTK adalah suatu alat untuk menganalisis kadar hara tanah lahan kering yang dapat
digunakan di lapangan dengan cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. PUTK dirancang untuk
mengukur kadar hara P, K, C-organik, pH, dan kebutuhan kapur, kecuali hara N. Prinsip kerja
PUTK adalah mengukur hara P dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi
kuantatif. Penetapan P, K, pH, dan kebutuhan kapur dengan metode pewarnaan (kolorimetri).

PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.


Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapat dalam bentuk
tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan).
Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi
pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo. Satu Unit
Perangkat Uji Tanah Kering terdiri dari: (1) satu paket bahan kimia dan alat untuk penetapan P,
K, bahan organik, pH, dan kebutuhan kapur, (2) bagan warna P dan pH tanah; bagan K,
kebutuhan kapur dan C-organik tanah, (3) Buku Petunjuk Penggunaan PUTK serta rekomendasi
pupuk untuk jagung, kedelai dan padi gogo.

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan alat untuk analisis kadar hara tanah
secara langsung di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. PUTS
ini dirancang untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah. Satu Unit Perangkat Uji Tanah
Sawah itu terdiri dari : (1) satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH,
(2) bagan warna untuk penetapan kadar pH, N, P, dan K, (3) Buku Petunjuk Penggunaan serta
Rekomendasi Pupuk untuk padi sawah, dan (4) Bagan Warna Daun (BWD). Rekomendasi
pemupukan pada berbagai kelas status hara tanah yang diberikan mengacu pada hasil kalibrasi uji
tanah.

Perangkat Uji Tanah Sawah ini bermanfaat antara lain untuk menguji kadar hara N, P, K
dan pH tanah, kemudian menetapkan kadar hara N, P, dan K tanah dikelompokkan menjadi
3 kelas status yaitu rendah (R), sedang (S), tinggi (T), menentukan dosis rekomendasi
pemupukan N, P, K untuk padi sawah berdasarkan kelas status hara tanah, memilih jenis pupuk N
yang sesuai dengan kondisi kemasaman tanah, memberi gambaran penambahan unsur-unsur
serta cara pengelolaan lahan yang tepat sesuai kondisi sawah, serta teknologi untuk mengatasi
keracunan besi (Fe) yang umumnya terjadi di lahan sawah bukaan baru

Parangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan uji cepat kandungan hara di dalam tanah, selain
praktis alat- alat ini juga tidak memakan biaya dan waktu yang banyak dalam penggunaannya.
Namun menurut kelompok kami penerapan PUTK dan PUTS di kalangan petani masih sedikit
sulit. Hal ini disebabkan karena kebanyakan petani di Indonesia sudah berumur lanjut dan sudah
tertinggal dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Sehingga jika alat- alat ini diterapkan
pada petani mungkin akan membutuhkan tenaga ekstra. Selain itu alat- alat ini juga banyak terdiri
dari bahan- bahan kimia yang secara umum masih sangat awam dikalangan petani. Untuk
mengatasi hal tersebut salah satu jalan yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan penyuluhan
atau sosialisasi mengenai PUTK dan PUTS namun penyuluhan atau sosialisasi harus dilakukan
secara berkelanjutan sampai petani paham tentang PUTK dan PUTS.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani., K. K. 2015. Pemupukan tanaman ubikayu berdasarkan metode perangkat uji tanah
kering dalam meningkatkan produksi. Jurnal Agros 17(1) : 81-87
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta
Leiwakabessy, F., dan O. Koswara. 2002. Penetapan uji P tersedia dalam tanah sawah.
Communicationes Agricultureae 3 : 31-39
Saridevi, G. A. A. R., I. W. D. Atmaja, Dan I. Made Mega. 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah
Pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Di Tanah Andisol, Inceptisol, Dan Vertisol,
Agroekoteknologi Tropika, 2(4) : 1-2.
Syahri dan R.U. Somantri. 2013. Respon pertumbuhan tanaman padi terhadap rekomendasi
pemupukan PUTS dan KATAM hasil litbang pertanian di lahan Rawa Lebak Sumatera
Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal 2(2) : 171-180

Anda mungkin juga menyukai