Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri


bidang.Struktur geologi yang membentuk struktur bidang antara lain:
perlapisan batuan, perlipatan, kekar, bidangsesar, ketidak selarasan,
urat(vein), dan lain- lain, dalam struktur bidang ada beberapa macam
istilah,yaitu :
1. Jurus (strike) :arah garis horisontal yang dibentuk oleh
perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang bantu
horisontal, dimana besarnya jurus atau strike diukur dari arah utara.
2. Kemiringan (dip) :besarnya sudut kemiringan terbesar yang
dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang
horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus atau strike.
3. Kemiringansemu:sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan
(apparent dip) dengan bidang horisontal dan pengukuran dengan
arah tidak tegak lurus jurus.
4. Arah kemiringan:arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah
(dip direction) miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dar
iarah utara.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari praktikum ni adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui unsur- unsur pada struktur bidang.
2. Agar dapat menggambarkan geometri struktur bidang
3. Agar dapat menentukan kedudukan garis potong dari struktur
bidang.

1
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Kertas millimeter
2. Penggaris
3. Pensil
4. Busur
5. Penghapus

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Pendahuluan Geologi
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi.
Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada
batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum
pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur
lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti
perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang
merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik
dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih
besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
Berdasarkan kejadiannya,struktur geologi dapat dibedakan :
1. Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat
pembentukan batuan . misalnya struktur sedimen, struktur kekar dan
struktur perlapisan.
2. Struktur sekunder adalh struktur geologi yang mempelajari dan
membahas bentuk–bentuk deformasikerak bumi dan gejala- gejala
penyebab pembentuknya.
Secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang
– bidang dan garis-garis . Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang
batas dari suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau
satuan batuan. Didalam prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah
unsur yang mempunyai kedudukan ( attude ) atau orientasi yang pasti

3
didalam ruang, dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan.
Dalam hal ini, suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen
kedudukan, yang pada umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah
( bearing atau azimuth), dan kecondongan (inclination ) .
Secara geometris, unsur struktur geologi dapat dibedakan menjadi
:
1. Kedudukan Sruktur bidang , kedudukan sebuah struktur bidang
dapat diwakili oleh sepasang angka. Terdapat dua cara penulisan
yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang angka . Terdapat
dua cara penlisan yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang
angka tersebut, yaitu : Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan
(dip) dan cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip
direction).
2. Kedudukan Struktur garis, seperti halnya struktur garis dibedakan
menjadi: struktur garis rill dan struktur garis semu.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah-istilah “arah
penunjaman” (trend), “penunjaman “ (plunge), “arah kelurusan” (bearing),
dan “rake” atau “pitch”. Definisi istilah-istilah dalam struktur garis :
1. Trend adalah jurus bidang vertikal yang melalui garis menunjukan
arah penunjaman garis tersebut.
2. Bearing merupakan jurus dari bidang vertikal yang melalui garis ,
tetapi tidak menunjukkan penunjaman garis terebut.
3. Pitc merupakan besar sudut antar garis dengan garis horizontal, yang
diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat.

B. Unsur-Unsur Struktur Geologi

Secara umum dalam geologi ada tiga jenis struktur geologi yang
terobservasi dari lapangan yaitu bidang kontak, struktur primer dan struktur
sekunder.

4
1. Bidang kontak
Bidang kontak adalah batas antara jenis batuan yang mencerminkan
suatu proses geologi bidang kontak ini yang berupa kontak sedimentasi
(normal),ketidakselarasan,kontak intrusi,kontak tektonik berupa bidang sesar
atau zona sesar atau shear zone.
a. Struktur Primer
Struktur primer adalah struktur dalam batuan yang berkembang
pada saat atau bersamaan dengan proses pembentukkannya tersebut.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder adalah adalah struktur yang terbentuk akibat gaya
(force) setelah proses pembentukkan batuan tersebut baik itu batuan
beku,batuan sedimen maupun batuan metamorf.
Struktur sekunder terdiri dari frantures antara lain joint, shear fracture
(kekar gerus), suckenliaes (gores-garis) vein, fault (sesar), fold (perlipatan),
cleavage, foliasi, dan lineasi. Struktur sekunder bidang kekar, bidang sesar,
bidang sayap lipatan atau biasa disebut dengan istilah jurus yaitu strike dan
kemiringan (dip).

C. Struktur Bidang

Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka.


Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang
angka tersebut, yaitu :

1. Cara penulisan jurus (strikedan kemiringan dip).

2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip


direction).

Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu
struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal
imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua

5
buah bidang adalah sebuah garis). (Penuntun Pratikum Geologi struktur Halaman
4).

Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara


langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang.
Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing merupakan garis
jurus pada permukaan tebing tersebut.

Gambar 2.1. Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal) dan


permukaan tebing adalah garis pantai. Garis pantai ini dapat mewakili garis jurus
pada permukaan tebing tersebut. Tebing A memiliki jurus N-S, Tebing B
memiliki jurus NE-SW, and Tebing C memiliki jurus E-W*.
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus
dengan utara sebenarnya dengan kata lain jurus adalah sudut antara garis
horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya.Jurus merupakan
besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (o) dengan menggunakan kompas
disebut arah (bearing atau azimuth). (Penuntun Geologi Struktur Halaman 5).
Arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing-
masing kuadran memiliki besar 90o (Gambar 2.1), dan jurus ditentukan dengan
memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah barat
atau timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh
penentuan dan penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut :

6
a. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 00 E atau N 00 W, dan dibaca
"north nol derajat east" atau "north nol derajatwest".
b. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 450 W atau S 450 E dan dibaca
"north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat east".
c. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 45o E atau S 450 W dan dibaca
"north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat west".
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan
jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama
dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan.
Hal ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik
ujung dari sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus
digunakan, telah menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis
dan menyebut jurus dengan mengacu terhadap arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan
arah utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600(Gambar 2.2). Karena
pengukuran jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam),
maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya dapat dideskripsikan
secarakeseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan singkatan mata angin.
Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan pengukuran besaran
lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi azimuth
singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai contoh :
a. Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N 0o E atau N 180
o
E.
b. Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N 900 E atau N
2700 E.
c. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N 1350 E atau
N 315o E.

7
d. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N 45O E atau
N 2250 E.
e. Kemiringan DIP
Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara
struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang
vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang
tepattegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3). Pada sebuah struktur bidang,
kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar,
dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus.
Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng
(downslope).

Gambar 2.3. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan. (a)
Kemiringan sebenarnya(δ), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan.
(b) kemiringan semu (α).Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak
tegak lurus garis jurusdisebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar
2.3b). Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan
sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang
mengandung garis jurus adalah nol derajat (00). (Penuntun Geologi Struktur
Halaman 6-7).

2.5 Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu

Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah struktur


bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat
diukur. Sebagai contoh, Gambar 2.4 memperlihatkan daerah penambangan
(quarry) di mana korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal.

8
Sudut yang dibentuk oleh korok dan garis horizontal pada bidang penambangan
yangtidak tegak lurus jurus merupakan kemiringan semu. Jika bidang
penambangansejajar dengan jurus korok, maka kemiringan semu = 00.

Gambar 2.4. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding


penambangan. Jurus koroktidak tegak lurus dinding penambangan, karena itu
sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korokpada dinding penambangan dengan
garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalahkemiringan sebenarnya, μ
adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, danδ adalah
kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.

BAB III
PEMBAHASAN

9
Soal:
1. Dengan menggunakan geometri deskriptif, tentukan kemiringan sebenarnya
dari sebuah bidang perlapisan jika diketahui jurus bidang perlapisan = 3300
dan kemiringan semu pada arah 2600 = 250.
2. Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur bidang.
Kemiringan semu pertama berarah 2400 dengan besar 250, kemiringan semu
kedua berarah 1700 dengan besar 200. Tentukan jurus dan kemiringan
struktur bidang tersebut.
3. Pada bidang perlapisan dengan kedudukan N450W/300SW, tentukan
kemiringan semu pada arah N800W.
4. Titik A, B, dan C merupakan batas suatu lapisan batuan dengan ketinggian
masing-masing titik 100, 50 dan 25 meter. Koordinat geografis ketiga titik
ini sudah diukur dan yang diketahui. Tentukan kedudukan bidang lapisan
batuan tersebut.
5. Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur bidang.
Kemiringan semu pertama berarah 700 dengan besar 400, kemiringan semu
kedua berarah 1650 dengan besar 350. Tentukan jurus dan kemiringan
struktur bidang tersebut.

BAB IV
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan dapat daya simpulakan
bahwa sanya yaitu :
a. Azimuth adalah putaran arah derajat 3600 dari utara hingga kembali
keutara
b. Kuadran adalah arah putaran yang dimulai dari sudut 00 sampai dengan 900
yang mana patokannya dari arah utara dan selatan
c. Nilai dari azimuth berbanding terbalik terhadap nilai kadran begitu pula
dengan arah penyebaran yang saling bergantung satu sama lain.
B. Saran
Sebaiknya asisten dosen, membimbing setiap kelompok yang sudah di
bagi, agar praktek dapat berjalan dengan efisien, sehingga semua peserta dapat
mengerti dengan baik praktikum yang dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

11
http://petrografi.blogspot.com/2015/06/bab-i-struktur-garis-1.html

http://newblogagusturino.blogspot.com/2015/05/laporan-geologi-struktur.html

12

Anda mungkin juga menyukai