SOSIOLOGI
Oleh :
Kelas C
Kelompok 5
SYIFA MAULIDIANA 200110170048
NANDIA OKTAVIANY 200110170055
INQITHA ZATU KHINZI 200110170067
DAFA RIFQI SARIFUDIN 200110170224
ADHI MARSA MAHARDIKA 200110170231
TUBAGUS RANA 200110170238
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
IPENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
IIPEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
IIIKESIMPULAN ....................................................................................................... 24
iii
1
I
PENDAHULUAN
II
PEMBAHASAN
taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau menganut
Kejawen, sedangkan kaum priayi adalah kaum bangsawan.
Dampak Positif
Dampak Negatif
Konflik ini terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai, kondisi
atau adat lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.
Contohnya sistem musayawarh yang mulai luntur, sopan santun yang sudah
berkurang.
14
a. Jenis Kelamin
Pada sebagian masyarakat indonesia, kedudukan laki-klaki dinilai
lebih tinggi daripada kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala
keluarga/rumah tangga dihormati oleh istri dan anak-anak mereka.
b. Senioritas
Senioritas disini dapat berarti senioritas, usia maupun generasi. orang
yang lebih tua memilki kedudukan yang lebih tinggi daripada yang
muda.
c. Keturunan
Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan
rakyat jelata.
untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi
mereka yang tidak beruntung jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di
bawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang
lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan
pembangunan masyarakat daripada sistem yang tertutup.
Sistem kasta di india telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Istilah
untuk kasta dalam bahasaindia adalah yati, sedangkan sistemnya disebut
varna. Menurut kitab Rig-Vedadan kitab-kitab Brahmana, dalam masyarakat
india kuno dijumpai empat varna yang tersusun dari atas kebawah. Masing-
masing adalah kasta brahmana, ksatria, vaicya, dan sebagai lapisan
tertinggi.Ksatria merupakan kasta orang-orang bangsawan dan tentara
dipandang Sebagailapisan kedua. Kasta vaicya merupakan kasta para
pedagang yang dianggap Sebago lapisan menengah (ketiga) dan sudra adalah
kasta orang-orang biasa (rakyat jelata). Mereka yang tak berkasta adalah
golongan paria. Susunan kasta tersebut sangat kompleks dan hingga kini
masih dipertahankan dengan kuat, walaupun orang-orang india sendiri
kadangkala tidak mengakuinya.
sistem kasta semacam di India juga dijumpai di Amerika Serikat, di
mana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan
golongan kulit hitam. Sistem tersebut dikenal dengan segregation yang
sebenarnya tak berbeda jauh dengan sistem apartheid yang memisahkan
golongan kulit putih dengan golongan asli pribumi di Uni Afrika Selatan.
Sistem lapisan yang tertutup, dalam batas-batas tertentu, juga dijumpai
pada masyarakat Bali. Menurut kitab-kitab suci orang Bali, masyarakat
terbagi dalamempat lapisan, yaitu brahmana, satria, vesia, dan sudra. Ketiga
lapisan pertama biasa disebut triwangsa, sedangkan lapisan terakhir disebut
jaba yan merupakan lapisan dengan jumlah warga terbanyak.Keempat
lapisan tersebut terbagi lagi dalam lapisan-lapisan khusus. Biasanya orang-
orang mengetahui dari gelar seseorang, kedalam kasta mana dia tergolong.
18
belum tentu tergolong ke dalam lapisan sosial tertinggi karena hal itu paling
tidak juga tergantung pada gaya dan tingkah laku hidupnya.
Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan dapat
dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:
1. Besar jumlah anggota-anggotanya
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban warganya
3. Kelanggengan
4. Tanda/lamnbang-lambang yang merupakan ciri khas
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok lain)
6. Antagonisme tertentu
Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas memberikan
fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu (life-chances) bagi anggotanya.
Misalnya, keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup
yang tinggi, dan sebagainya, yang dalam arti-arti tertentu tidak dipunyai oleh
para warga kelas-kelas lainnya. Selain itu, kelas juga, memengaruhi gaya dan
tingkah laku hidup masing-masing warganya (life style) karena kelas-kelas
yang ada dalam masyarakat mempunyai perbenaan dalamkesempatan-
kesempatan menjalani jenis pendidikan atau rekreasi tertentu. Misalnya, ada
perbedaan dalamapa yang telah dipelajari warga-warganya, perilakunya, dan
sebagainya. Dalam masyarakat indonesia terutama di kota-kota besar pernah
dikenal pembedaan antara golongan yang pernah mengalami pendidikan barat
(misalnya pendidikan belanda) dengan golongan yang tidak pernah. Di dalam
mendidik anak-anak, golongan-golongan tersebut mengembangkan pola
sosialisasi yang berbeda.
21
4. Teori Marxian
Menekankan pemilikan kekayaan pribadi sebagi penentu struktur
stratifikasi.
5. Teori Weberian
Menekankan pentingnya dimensi stratifikasi tidak berlandaskan dalam
hubungan pemilikan modal.
Dengan demikian, ada 5 teori yang harus kita ketahui dalam stratifikasi
sosial, diantaranya teori Evolusioner-Fungsionalis yang mengarah kepada
kecenderungan perkembangan masyarakat, teori Surplus Lenski yang
mengarah kepada egoisme, teori Kelangkaan yang mengarah kepada tekanan
23
III
KESIMPULAN